Anda di halaman 1dari 31

Nama : An.

AN
o Umur : 11 tahun 6 bulan
o Agama : Islam
o Pekerjaan : Tidak bekerja
o Tanggal pemeriksaan : 19 Januari
2016
o No. RM : 065843
o

Pemeriksaan

Hasil

NILAI RUJUKAN

Hemoglobin

13.7 gr/dl

(10.5-13.5 g/dl)

Leukosit

9.900 /ul

(6-18.10/ul)

Trombosit

164.000 /ul

150-400.10/ul

Hematokrit

38.4 %

36-52%

SGOT

34 u/l

7-25

SGPT

18 u/l

7-29

Ureum

39 mg/dl

10-50

Creatinin

0.7 mg/dl

P. 0.6-1. W 0.5-0.9

GDS

618 mg/dl

70-115

Total protein

10.7

6-8

Albumin

5.7

3.5-5

Globulin

5.0

1.5-3.0

Klinis pasien sesak nafas, kusmau, somnolen


gejala klasik DM adalah pentingKAD
pernapasan cepat dan dalam (Kussmaul),
berbagai derajat dehidrasi (turgor kulit
berkurang, lidah dan bibir kering), kadang
disertai hipovolemi sampai syok. keluhan
poliuri dan polidipsi sering kali mendahului
KAD serta didapatkan riwayat berhenti
menyuntik insulin, demam, atau infeksi.
Muntah-muntah ,nyeri perut
gastroparesis-dilatasi lambung.

KGDS 618 (KAD) defisiensi insulin absolut atau relative dan


peningkatan hormone kontra regulator seperti glucagon, katekolamin,
kortisol dan hormone pertumbuhan. produksi glukosa hati
meningkat dan utilisasi glukosa oleh sel tubuh menurun
hiperglikemia
Tatalaksana
IVFD NaCl 30 tpm, diruangan infus pump 120cc/jam koreksi cairan
Langkah-langkah penghitungan
kebutuhan cairan KAD seperti dibawah ini.
- Tentukan derajat dehidrasi : % (A)
- Tentukan defisit cairan : (A x BB (kg) x 1000 = B mL)
- Hitung kebutuhan rumatan dalam 48 jam : C mL
- Hitung kebutuhan total dalam 48 jam : (B+C mL)
- Hitung tetesan perjam : (B+C)/48 jam = mL/jam

Inj. Novomix 28-18-15 IU Jenis insulin yang


diberikan adalah insulin reguler dengan dosis 0,1
unit/kgBB/jam (contoh pengenceran 5 unit insulin
reguler dalam 50 mL NaCl 0,9%, 1 mL = 0,1 unit
insulin)
Inj. Ceftriaxon 1 g/12 jam mencegah sekunder
infeksi
Inj. Ranitidin 40 mg/8 jam Ranitidin efektif untuk
mengatasi gejala akibat sekresi asam lambung yang
berlebihan dan efektif untuk mengatasi gejala akut
tukak duodenum, tukak lambung
Pasang Cateter (Observasi urin output)

Definisi
DM tipe-1 kelainan sistemik akibat
terjadinya gangguan metabolisme glukosa
yang ditandai oleh hiperglikemia kronik.
Keadaan ini diakibatkan oleh kerusakan sel pankreas baik oleh proses autoimun
maupun idioptaik sehingga produksi insulin
berkurang bahkan terhenti

kriteria sebagai berikut:


1. Ditemukannya gejala klinis poliuria,
polidpsia, polifagia, berat badan yang
menurun, dan kadar glukasa darah sewaktu
>200 mg/ dL (11.1 mmol/L).
2. Pada penderita yang asimtomatis
ditemukan kadar glukosa darah sewaktu
>200 mg/dL atau kadar glukosa darah puasa
lebih tinggi dari normal dengan tes toleransi
glukosa yang terganggu pada lebih dari satu
kali pemeriksaan.

DEFINISI
KAD kondisi akut dan mengancam jiwa
akibat komplikasi diabetes mellitus (DM)
dengan ditemukannya penanda biokimia
berupa trias hiperglikemia (gula darah >11
mmol/L; >200 mg/dL), asidosis (pH vena <7,3
atau bikarbonat <15 mEq/L) dan adanya
ketonemia/ketonuria

Mortalitas dan morbiditas


Mortalitas DMT1 diakibatkan oleh
komplikasi KAD.
Amerika Serikat sebesar 0,15%, Kanada
0,18 - 0,25%, dan Inggris sebesar 0,31%.5
Salah satu komplikasi terberatnya adalah
edema serebri yang terjadi pada sekitar 0,50,9% kasus KAD.

Bervariasimenyerupai pneumonia, asma,


bronkiolitis atau akut abdomen.
Biasanya nyeri perut, mual, muntah, dehidrasi,
dan hiperpnea.
Nyeri perut dapat menyerupai gejala klinis
apendisitis, perforasi usus, dan pankreatitis.
Polidipsi, poliuri, nokturia, enuresis serta
penurunan berat badan
Pernapasan Kussmaul tampak pada asidosis.
napas berbau keton.
Berat penurunan kesadaran dan kejang. faktor
pemicu KAD.

Prinsip tata laksana KAD meliputi:

1. Diagnosis KAD

2. Koreksi cairan

3. Pemberian insulin

4. Koreksi asidosis dan elektrolit

5. Pemantauan

Trias hiperglikemia, ketonemia/ketonuria,


dan asidosis
Derajat KAD perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan laboratorium seperti
pemeriksaan gula darah, analisisgas darah
dan pemeriksaan keton darah (bhidroksibutirat

Langkah-langkah penghitungan
kebutuhan cairan KAD seperti dibawah ini.
- Tentukan derajat dehidrasi : % (A)
- Tentukan defisit cairan : (A x BB (kg) x 1000
= B mL)
- Hitung kebutuhan rumatan dalam 48 jam : C
mL
- Hitung kebutuhan total dalam 48 jam : (B+C
mL)
- Hitung tetesan perjam : (B+C)/48 jam =
mL/jam

Jenis insulin yang diberikan adalah insulin


reguler dengan dosis 0,1 unit/kgBB/jam
(contoh pengenceran 5 unit insulin reguler
dalam 50 mL NaCl 0,9%, 1 mL = 0,1 unit
insulin)
Pemberian insulin bolus tidak dianjurkan
karena akan meningkatkan risiko terjadinya
edema serebri.
Pada penderita yang sensitif terhadap insulin
maka dapat diberikan dosis yang lebih rendah
yaitu sebesar 0,05 unit/kgBB/jam

Koreksi elektrolit yang terpenting adalah


natrium, kalium dan fosfat.
Pada KAD sering terjadi pseudohiponatremiaa,
hiperkalemi dan hiperfosfatemia

Selama fase akut pemantauan tanda vital dilakukan


setiap jam. Pemeriksaan gula darah sewaktu
dilakukan setiap jam dan bisa dikonfirmasi dengan
pemeriksaan gula darah vena jika terdapat
penurunan gula darah yang terlalu drastis.
Analisis gas darah dilakukan setiap 2 jam dalam 12
jam pertama dan selanjutnya dilakukan setiap 4 jam.
Keton darah (b-hidroksibutirat) atau keton urin
dilakukan setiap 2 jam.
Pemeriksaan status neurologis dilakukan setiap jam
dan jika diperlukan tiap 20-30 menit terutama jika
didapatkan edema serebri.

Sebagian besar kematian pada DMT1


disebabkan oleh komplikasi KAD.
Angka kematian di negara maju seperti
Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris
bervariasi antara 0,15-0,31%. Edema
serebri menjadi penyebab kematian
terbesar sekitar 21-24%.

Pendidikan : Dilakukan kepada pasien dan keluarga untuk


membantu proses penyembuhan dan pemulihan serta untuk
mencegah kekambuhan KAD pada pasien. Perlu dijelaskan kepada
pasien dan keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien. Pasien
harus diberi pemahaman bahwa ia sangat tergantung dengan terapi
suntikan insulin. Oleh karena itu pasien harus dimotivasi untuk patuh
dalam pengobatan, terutama dalam terapi insulin.
Pasien perlu diberikan edukasi mengenai gejala KAD, factor yang
memicu KAD, dan manajemen diabetes pada pasien jika factor
tersebut muncul. Jika factor yang dapat memicu KAD muncul pada
pasien maka perlu dilakukan : 1) pemeriksaan glukosa darah kapiler
lebih sering, 2) meningkatkan asupan cairan untuk mempertahankan
hidrasi, 3) tetap melanjutkan pemberian insulin atau
meningkatkannya jika dibutuhkan, 4) segera mencari pertolongan
medis jika dehidrasi, muntah terus-menerus atau kondisi
hiperglikemia tidak terkontrol. Dengan strategi ini, KAD awal dapat
dicegah atau dideteksi lebih awal dan diterapi dengan segera.
Konsultasi : Pasien dikonsultasikan ke spesialis anak

Anda mungkin juga menyukai