Anda di halaman 1dari 27

ANEMIA

APLASTIK PEMBIMBING:
D R . D Y A H K U R N I AT I , S P. A

OLEH:
M E R I S S A A RV I A N A H
11.2015.299
KOA S A N A K P E R I O D E 3 A P R I L 1 0 J U N I 2 0 1 7
ANEMIA APLASTIK
Gangguan hematopoisis yang ditandai oleh penurunan
produksi eritroid, mieloid, dan megakariosit dalam
sumsum tulang dengan akibat adanya pansitopenia pada
darah tepi, serta tidak dijumpai adanya keganasan sistem
hematopoitik ataupun kanker metastatik yang menekan
sumsum tulang.
ANEMIA APLASTIK
Menurut The International Agranulocytosis and Aplastic Anemia Study
(IAAS) disebut anemia aplastik bila didapatkan hasil pemeriksaan
kadar hemoglobin < 10 g/dl atau hematokrit < 30; hitung
trombosit < 50.000/mm3; hitung leukosit < 3.500/mm3 atau
granulosit < 1.5x109/l.
EPIDEMIOLOGI
Ditemukan lebih dari 70% anak-anak menderita anemia aplastik derajat
berat pada saat didiagnosis.

Penyakit ini termasuk penyakit yang jarang dijumpai di negara barat


dengan insiden 1-3 per 1 juta pertahun.
EPIDEMIOLOGI (2)
Namun di negara Timur seperti Thailand, negara Asia lainnya
termasuk Indonesia, Taiwan Cina, insidensnya jauh lebih tinggi.

Perbedan insidens ini diperkirakan oleh karena adanya faktor


lingkungan seperti pemakaian obat-obat yang tidak pada
tempatnya, pemakaian pestisida serta insidens virus hepatitis yang
lebih tinggi.
ETIOLOGI
ANEMIA APLASTIK YANG DIDAPAT ANEMIA APLASTIK HEREDITER

ANEMIA APLASTIK SEKUNDER ANEMIA FANCONI

RADIASI
ANEMIA APLASTIK IDIOPATIK
KEHAMILAN

BAHAN-BAHAN KIMIA

PENYAKIT-PENYAKIT IMUN

VIRUS ( VIRUS EPSTEIN-BARR,VIRUS


HEPATITIS), PARVOVIRUS, HIV
ANEMIA FANCONI
DISKERATOSIS
KONGENITA

SINDROM SHWACHMAN- DISGENESIS RETICULAR


DIAMOND

SINDROMA NON AMEGAKARIOSITIK


HEMATOLOGI TROMBOSITOPENIA

ANEMIA APLASTIK FAMILIAL PRELEUKIMIA


ANEMIA APLASTIK HEREDITER

SINDROM FANCONI/ANEMIA FANCONI


DISKERATOSIS KONGENITAL
KLASIFIKASI
Berdasarkan Penyebab:
Berdasarkan Tingkat Keparahan:
IDIOPATIK
ANEMIA APLASTIK BUKAN BERAT
SEKUNDER

ANEMIA APLASTIK BERAT


KONSTITUSIONAL

ANEMIA APLASTIK SANGAT BERAT


Tidak memenuhi kriteria anemia
aplastik berat atau sangat berat;
Seluraritas sumsum tulang <25% atau 25-50% dengan sumsum tulang yang
dengan <30% sel hematopoietik residu hiposelular

& & &

Dua dari tiga kriteria berikut : Dua dari tiga kriteria berikut
Neutrofil < 0,5x109/l Neutrofil <0,2x109/l Dua dari tiga kriteria berikut :
Trombosit <20x109 /l Trombosit <20x109 /l Neutrofil < 1,5x109/l
Retikulosit < 20x109 /l Retikulosit < 20x109 /l Trombosit < 100x109/l
Hemoglobin <10 g/dl

ANEMIA APLASTIK BERAT ANEMIA APLASTIK SANGAT BERAT ANEMIA APLASTIK BUKAN BERAT
PALPITASI

Gejala IKTERUS
ANEMIA LEMAH
Klinis

SPLENOMEGALI TIDAK HEPATOMEGALI


DITEMUKAN
SESAK

LIMFADENOPATI
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
Apusan darah tepi
Laju endap darah
Faal Hemostasis
Biopsi sumsum tulang
Pemeriksaan Virologi
Tes Ham atau tes hemolisis sukrosa
Pemeriksaan kromosom
Pemeriksaan defisiensi imun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologis

Nuclear Magnetic Resonance Imaging

Radionuclide Bone Marrow Imaging (Bone Marrow Scanning)


DIAGNOSIS

Demam, pucat, perdarahan, tanpa adanya organomegali


(hepato splenomegali)

Gambaran darah tepi menunjukkan pansitopenia dan limfositosis relatif.

Diagnosis pasti ditentukan dengan pemeriksaan biopsi sumsum tulang


Dapat muncul tiba tiba dalam hitungan hari atau secara
KAPAN ?
perlahan (berminggu minggu hingga berbulan bulan)

TROMBOSITOPENIA Pasien mudah mengalami memar dan perdarahan mukosa

NEUTROPENIA Meningkatkan kerentanan terhadap infeksi

PENEGAKKAN Pemeriksaan darah lengkap dengan hitung jenis leukosit,


DIAGNOSIS hitung retikulosit, dan aspirasi serta biopsi sumsum tulang
PENDARAHAN
KELUHAN PASIEN PUSING
ANEMIA APLASTIK
JANTUNG BERDEBAR

DEMAM

BADAN LEMAH

NAFSU MAKAN BERKURANG

PUCAT

SESAK NAPAS

PENGLIHATAN KABUR

TELINGA BERDENGUNG
PENATALAKSANAAN (TERAPI SUPORTIF)
Pengobatan terhadap infeksi
Transfusi darah
Transplantasi sumsum tulang
PROGNOSIS
Gambaran sumsum tulang hiposeluler atau aseluler.

Kadar Hb F yang lebih dari 200mg% memperlihatkan prognosis yang lebih


baik.

Jumlah granulosit lebih dari 2000/mm3 menunjukkan prognosis yang lebih


baik.

Pencegahan infeksi sekunder, terutama di Indonesia karena kejadian infeksi


masih tinggi.
Remisi anemia aplastik biasanya terjadi beberapa bulan setelah
pengobatan (dengan oksimetolon setelah 2-3 bulan)

Untuk melihat adanya remisi hendaknya diperhatikan jumlah retikulosit,


granulosit/leukosit dengan hitung jenisnya dan jumlah trombosit.

Pemeriksaan sumsum tulang sebulan sekali merupakan indikator


terbaik untuk menilai keadaan remisi ini.

Sebaiknya pasien dibolehkan pulang dari rumah sakit setelah hitung


trombosit mencapai 50.000 100.000/mm3.
PROGNOSIS BURUK

INFEKSI

KEGANASAN SEKUNDER AKIBAT PENGGUNAAN IMUNOSUPRESIF

PENDARAHAN OTAK ATAU ABDOMEN


VIDEO
KESIMPULAN

Anemia aplastik merupakan jenis anemia yang ditandai dengan kegagalan


sumsum tulang dengan penurunan sel sel hematopoietik dan
penggantiannya oleh lemak, menyebabkan pansitopenia, dan sering
disertai dengan granulositopenia dan trombositopenia.

Secara etiologik, anemia aplastik dibagi menjadi dua, yaitu anemia aplastik
herediter dan anemia aplastik didapat.
Gejala gejala klinik yang tampak pada tubuh seorang pasien anemia
aplastik berupa tampak pucat, adanya tanda tanda perdarahan dan disertai
dengan demam.

Pemberian terapi secara suportif pada pasien anemia aplastik berupa


pengobatan infeksi, pemberian transfusi darah dan tindakan transplantasi
sumsum tulang dengan HLA saudara kandung yang cocok.

Anda mungkin juga menyukai