1. Trauma kimia
Trauma kimia sebenarnya hanya merupakan efek korosi dari asam kuat
dan basa kuat. Ciri-ciri luka akibat zat kimia korosif amat tergantung dari
golongan zat kimia tersebut. Asam kuat sifatnya mengkoagulasikan protein
sehingga menimbukan luka korosi yang kering, keras seperti kertas perkamen,
sedangkan basa kuat menyebabkan nekrosis liquefaktif dan saponifikasi dari
lemak sehingga menyebabkan kerusakan barier yang lebih parah dan
menimbulkan luka yang basah, licin dan kerusakan yang lebih berat dan dalam
daripada yang ditimbukan karena asam.1,2
3. Pemeriksaan fisik
Jika ditelan, periksa tanda-tanda kerusakan pada faring (luka bakar pada
mukosa, drooling), kerusakan pada system pernapasan (disfonia, batuk, stridor,
wheezing), dan kerusakan lambung (muntah, nyeri pada epigastrik).4 Semua
substansi korosif memiliki beberapa ciri-ciri yang mirip, yaitu:5
- Dapat ditemukan tumpahan cairan pada sekitar tubuh korban yang juga
dapat menimbulkan luka pada kulit korban yang dapat memberikan
petunjuk mengenai postur dan posisi korban ketika meminum substansi.
- Dapat ditemukan luka bakar pada bibir, luka bakar akibat mengalirnya
cairan yang dapat mencapai dagu, leher dan dada.
- Gambaran luka bakar pada mulut kadang dapat menunjukkan bentuk
tempat cairan yang digunakan ketika korban meminum cairan korosif
tersebut. Cairan yang diminum dengan mengunakan gelas mungkin akan
menimbulkan tanda yang mencapai pipi, sedangkan apabila korban
menggunakan botol, akan menimbulkan tanda yang hanya terdapat pada
mulut.
- Luka yang ditemukan pada korban juga dapat menetukan posisi korban
saat meminum zat korosif tersebut. Apabila korban meminum dengan
posisi duduk atau berdiri, maka mungkin akan didapatkan luka pada kulit
sesuai mengalirnya bahan cair yang mencapai dagu, leher, dan abdomen.
Sedangkan apabila korban meminum dengan posisi berbaring, maka
mungkin akan didapatkan luka pada kulit wajah, pipi dan mencapai bagian
belakang dari leher.
- Dapat ditemukan erosi pada mulut, faring, laring, dan esofagus. Bengkak
pada lidah dan glotis.
- Zat korosif yang mencapai laring dan saluran pernapasan juga
menyebabkan mukosa saluran napas menjadi rusak, dan aspirasi cairan
yang mencapai paru-paru dapat menyebabkan edema paru yang cepat dan
perdarahan.
- Esofagus bagian bawah dan lambung juga dapat rusak dengan cepat. Akan
terjadi perubahan warna, deskuamasi dan kadang perforasi.
Gambar 2. Konsumsi zat asam. A. luka bakar sedang pada intraoral pada
mukosa mulut bagian dalam dan lidah. B. lluka bakar pada lidah4
4. Pemeriksaan laboratorium
Untuk konsumsi yang disengaja, atau yang berasal dari asam atau alkali
yang kuat, evaluasi laboratorium harus mencakup gas darah vena atau arteri, panel
elektrolit, profil hepatik, hitung darah lengkap, profil koagulasi, laktat, dan jenis
dan skrining darah. Tertelan kaustik dapat menyebabkan asidosis celah anion
berdasarkan produksi laktat karena cedera jaringan langsung atau syok. Konsumsi
asam kuat dapat dikaitkan dengan kesenjangan anion yang parah (mis., Asam
sulfat) dan asidosis nongap (mis., Asam hidroklorat). Dapatkan kadar
acetaminophen dan salisilat untuk menyaring calon coingestan pada pasien yang
ingin bunuh diri. EKG diindikasikan mengikuti paparan asam hidrofluorik untuk
memeriksa perpanjangan interval QT dari hipokalsemia.4
5. Endoskopi
Endoskopi merupakan gold standar untuk mengevaluasi lokasi dan
keparahan kerusakan dari esophagus, lambung, dan duodenum setelah
mengkonsumsi zat tersebut. Endoskopi disarankan segera dilakukan setelah pasien
dewasa dan anak-anak dicurigai telah mengkonsumsi zat korosif kimia dengan
tanda dan gejala yang menunjukkan kerusakan yang parah seperti stridor atau luka
bakar pada orofaringeal yang signifikan dan /atau muntah, drooling, atau menolak
untuk makan, dengan atau tanpa luka bakar pada orofaringeal.4
Kerapuhan jaringan setelah luka bakar kaustik meningkat secara signifikan
pada 24 hingga 48 jam setelah cedera dan maksimal antara hari ke 5 dan 14.
Kebanyakan ahli sepakat bahwa endoskopi harus dilakukan lebih awal setelah
konsumsi, idealnya <12 jam dan tidak> 24 jam setelah konsumsi untuk
menghindari iatrogenik. perforasi.4
Golongan asam
Gambar 2. Korosif pada laring. a. esophagus dan b. lambung pada kasus bunuh diri akibat
menelan asam hiroklorida bercampur dengan dengan alkohol.5
d. Sodium hidroksida dalam bentuk terkonsentrasi, namun lembut, jika
dilihat seperti lendir yang licin.5
Warna putih kotor hingga abu-abu.5
- Asam organic, yaitu: asam oksalat, asam formiat dan asam asetat.2
- Garam mineral, yaitu: AgNO3, Zinc Chlorida.2
- Halogen, yaitu: F, Cl, Ba dan J.2
Golongan Basa
tersebut.1
Gambar 3. Luka akibat alkali4
DAFTAR PUSTAKA