Anda di halaman 1dari 40

KERACUNAN KIMIA

(ASAM DAN BASA KUAT)

Disusun Oleh
Novi Purnamasari 16360093

Pembimbing :
dr. Agustinus Sitepu, M.Ked (For), Sp. F
PENDAHULUAN

Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan


oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh
dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu,
seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya.
Di masa kini sering terjadi masalah keracunan mulai
dari kecelakaan wisata, kecelakaan kerja atau
kecelakaan rumah tangga sampai usaha bunuh
diri, pembunuhan perorangan bahkan pembunuhan
massal. Salah satunya adalah racun korosif yaitu
golongan racun yang bersifat merusak atau
menghancurkan jaringan tubuh. Asam kuat dan basa
kuat merupakan bahan kimia yang merupakan bagian
dari racun korosif.
KLASIFIKASI KERACUNAN
1. menurut cara terjadinya keracunan
Self Poisoning Meracuni diri sendiri
Attempted Suicide Usaha bunuh diri
Accidental Poisoning Tidak disengaja
Homicidal Poisoning Akibat pembunuhan

2. menurut mula terjadinya keracunan


 Keracunan Akut
 Keracunan Kronis
PREVALENSI TOKSISITAS

 1,7 % - 9,6 % terjadi pada anak-anak (tertelan


secara tak sengaja) penyimpanan sisa bahan-
bahan toksik, tempat penyimpanan bahan tanpa
label.
 Pada orang dewasa toksisitas bahan korosif sering
berhubungan dengan usaha bunuh diri.
PEMAPARAN ZAT KOROSIF DAPAT
MELALUI :
 Saluran pencernaan
(tertelan)
 kulit (kontak dengan

kulit)
 Melalui saluran

Pernafasan (terhirup)

 Okular/ mata
Asam
Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu
denfan ktaacidus yang artinya masam. Menurut
Arrhenius, Asam adalah senyawa yang menghasilkan
ion hydrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan
asam ditentukan oleh banyak sedikitnya ion hydrogen
yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang
dihasilkan semakin kuat sifat asamnya.
Suatu zat dikatakan asam bila memiliki sifat
sebagai berikut :
 Memiliki rasa asam/masam/kecut bila dikecap.
 Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
 Memiliki pH kurang dari 7.
 Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat
pada logam.
 Bereaksi dengan logam, menghasilkan gas
hydrogen.
Asam Digolongkan menjadi :
 Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion
yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi
sempurna dalam larutannya). Contohnya : HCl (Asam
Klorida), HNO3 (Asam Nitrat), H2SO4 (Asam Sulfat), HBr
(Asam Bromida), HI (Asam Iodida), HClO3 (Asam
Klorat), HClO4 (Asam Perklorat), dan lain-lain.
 Asam lemah yaitu asam yang sedikit menghasilkan ion
yang ada di dalam larutannya (hanya terionisasi
sebagian). Contohnya : CH3COOH, C2H5COOH, HCN,
HCOOH, H2C2O4, H2S2, H2CO3, HF dan lain-lain.
Asam Klorida (HCl)
Sifat- sifat
Tidak berwarna, bau sangat merangsang dan larut sempurna dalam
air.
Gejala- gejala
 Asam ini lebih ringan dibandingkan akibat asam sulfat dan asam nitrat,
sehingga gejala dan tanda yang ditimbulkan juga lebih ringan.
 Pakaian yang berwarna gelap akan menjadi merah kecoklatan jika
terkena asam ini. Kulit dan membran mukosa tidak mengalami perubahan
warna.
 Pada beberapa kasus pernah diamati terjadinya salivasi, konvulsi, delirium
dan paralisis anggota badan.
 Keracunan kronis terjadi karena sering menghirup asap dari HCL. Pasien
keracunan kronis ini akan mengalami coryza, konjungtivitis, faringitis dan
bronkitis.
Dosis fatal
Biasanya 15- 20 ml asam pekat
Periode fatal : 24- 36 jam.
Aspek medikolegal
Pada umumnya jarang terjadi keracunan
karena asam ini. Pernah ada kasus karena
kecelakaan atau upaya bunuh diri.
Gambaran Post mortem
 Tidak ada perubahan warna pada kulit dan membran
mukosa.
 Kulit menjadi keras dan mengalami parchmentasi.
 Membran mukosa pada lambung berwarna putih
kelabu, disertai dengan adanya beberapa tempat
yang mengalami korosi dan berwarna hitam.
 Jarang ditemukan adanya perforasi. Biasanya tampak
gambaran berupa gastritik akut.
 Paru- paru mengalami edema dan kongesti jika
kasusnya karena menghirup uap asam.
Asam Nitrat (HNO3)

Sifat- sifat
Asam nitrat pekat merupakan cairan bening dan
tidak berwarna, di mana jika bereaksi dengan
udara akan mengeluarkan asap yang tidak
berwarna. Asam nitrat yang berwarna merah
kekuningan adalah asam nitrat yang terdapat di
pasaran yang mengandung nitrogen oksida.
Gejala- gejala dan tanda- tanda khusus
 Bibir, lidah dan gigi menjadi kuning karena perubahan protein tubuh
menjadi xantho- protein. Email gigi yang mengalami kerusakan
akan membuat gigi menjadi berwarna kuning.
 Kulit dan pakaian yang terkena asam akan berwarna kuning.
 Bahan yang dimuntahkan berwarna kuning kecoklatan.
 Abdomen mengalami distensi karena pembentukan gas.
 Mungkin ditemukan adanya oliguri atau anuria. Pada urin bisa
dijumpai adanya albumin dan endapan protein.
 Kejang mulut dan insensibilitas dapat dijumpai pada beberapa
kasus.
Dosis fatal
Jumlah sebanyak 10 ml atau lebih bisa berakibat fatal, tergantung
dari usia dan besarnya kerusakan yang disebabkan oleh asam.
Periode fatal
Lamanya 12- 24 jam.
Gambaran post- mortem
 Kulit dan membran mukosa pada sistem pencernaan tampak
berwarna kuing.
 Jarang terjadi perforasi. Tanda korosi tampak pada lambung dan
mukosa duodenum.
 Jika kematian terjadi karena inhalasi asap dari asam tersebut,
pada laring, trakea dan saluran bronkus akan tampak mengalami
kongesti dan oedema.
Aspek medikolegal
Keracunan asam ini jarang terjadi. Biasanya karena
kecelakaan atau upaya bunuh diri.
Asam Sulfat (H2SO4)

Sifat- sifat
Asam sulfat murni merupakan cairan tidak berwarna
dan pekat. Cairan ini tidak mudah terbakar pada
udara terbuka. Jika ditambahkan air akan
menghasilkan panas. Jika mengenai benda yang
bersifat organik, kulit atau tekstil akan menyebabkan
perubahan warna menjadi hitam dan seperti terbakar.
Gejala- gejala
 Asam sulfat mempunyai afinitas yang tinggi terhadap air (efek
higroskopis) sehingga jaringan akan mengalami dehidrasi. Karena
kenaikan temperatur yang sangat tinggi akan menyebabkan luka
bakar.
 Lidah bengkak dan ditutupi selaput yang putih. Kadang- kadang
karena derajat keasaman yang tinggi bisa mengakibatkan
berbentuk seperti suatu massa jaringan.
 Gigi berwarna putih seperti putih kapur dan tidak berkilat.
 Bibir bengkak dan mengalami ekskoriasi .
 Asam menetes dari sudut bibir menuju dagu, sehingga bekas tetesan
akan berwarna hitam.
 Air liur sangat berlebihan dalam beberapa hari.
 Urine mungkin akan berwarna biru.
Dosis fatal
Dosis fatal dewasa untuk asam sulfat pekat adalah 5- 20 ml,
anak- anak 2 ml.
Periode fatal
18 jam – 24 jam, Kematian mendadak pernah terjadi pada
anak- anak karena kesulitan bernafas.
Gambaran Post Mortem
Pemeriksaan luar :
 Terdapat tanda- tanda korosi seperti halnya korosi yang
ditimbulkan oleh racun- racun lain. Warna” luka bakar
”pada keracunan asam sulfat mula- mula berwarna abu-
abu putih, yang degan cepat berubah menjadi coklat atau
hitam.
 Kulit yang terbakar tersebut kemudian akan menjadi keras
seperti perkamen, sehingga perlu dibedakan dengan luka
lecet.
 Dan oleh karena terjadi reaksi peradangan yang hebat,
dapat terjadi pembengkakan pada bibir dan mulut.
Pemeriksaan dalam :
 Selama asam sulfat ini bekerja hanya secara lokal, maka kelainan pada
pemeriksaan dalam hanya terbatas pada traktus digestivus bagian atas
saja dan traktus respiratorius.
 Pada traktus digestivus, mulai dari mulut sampai dengan lambung dapat
ditemukan reaksi peradangan yang hebat, oedema disertai perdarahan-
perdarahan interstitial yang hebat. Mukosa atau seluruh dinding lambung
menebal, pada daerah- daerah yang terkena akan berwarna coklat atau
hitam dan pada perabaan rapuh. Perforasi lambung sering terjadi, dan ini
akan menimbulkan komplikasi chemical peritonitis.
 Pada muntahan mungkin didapatkan mukosa- mukosa lambung yang rusak.
 Pada traktus respiratorius, pada laring dan trakhea terdapat tanda- tanda
korosi atau peradangan yang hebat.
Pemeriksaan kimia
Pemisahan bahan organik dari asam dilakukan
dengan cara filtrasi atau dialysis. Barium nitrat
ditambahkan sehingga membentuk barium sulfat dan
akan tampak berupa endapan berwarna putih.
Aspek medikolegal
 Kebanyakan kasus merupakan upaya bunuh diri.
 Kadang- kadang digunakan sebagai racun untuk
membunuh anak- anak dan pada pasien yang tidak
sadar.
Mekanisme Umum Toksisitas Asam

 Kerusakan korosif disebabkan oleh reaksi kimia langsung


dengan jaringan. Asam dapat merusak jaringan dengan
cara menguraikan protein.

 Akibat : lesi → sel mati dan ditandai dengan


penggumpalan jaringan nekrosis → kulit akan menjadi
keras, kasar sehingga absorpsi sistemik menurun.
Karakteristik Keracunan

Setelah asam masuk kedalam saluran


pencernaan, kerusakan korosif yang intens
pada mukosa mulut dan esofagus dapat
terjadi tetapi secara signifikan kerusakan
terjadi didaerah duapertiga lambung bagian
bawah.
Karakteristik Keracunan
Bagian yang terkena asam → coklat/hitam
(a coffee grounds)
Sifat : tidak dapat diperbaharui tetapi jaringan
yang rusak dapat diganti oleh lapisan epitel baru
yang tipis.
Jika masuk ke dalam saluran pencernaan dapat
mengakibatkan perforasi.
Kerusakan dipengaruhi jumlah makanan/ isi
lambung.
Tindakan Penanganan Keracunan Asam
Melalui Mulut

 Menghindari penggunaan emetikum atau menguras lambung


untuk mencegah asam mengenai jaringan lain.
 Setelah beberapa detik keracunan, korban segera diberi air putih
sebanyak-banyaknya atau minum susu.
 Bila terjadi perforasi lambung/esofagus, jangan diberi apa-apa
secara oral sebelum di endoskopi.
 Bila keracunan terjadi melalui inhalasi, kurangi penyempitan
esofagus dengan prednisolon 2 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
selama 10 hari. (Mungkin pula memerlukan dilatasi).
Penanganan Keracunan Asam yang Kontak
Melalui Mata atau Kulit

Cuci mata atau kulit dengan air biasa sebanyak-


banyaknya, ± 15 – 20 menit.
Pakaian, perhiasan atau lensa kontak yang
terkontaminasi harus segera di lepas.
Cuci dengan larutan sabun yang ringan untuk
menetralisasi asam.
Jangan menggunakan antidot bahan kimia.
Atasi rasa sakit dengan obat analgetika dan atasi
kerusakan kulit seperti pada luka bakar.
Basa

Dan basa menurut Arrherius adalah senyawa yang


terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida
(OH-). Semakin banyaknya jumlah OH- yang dihasilkan maka
semakin kuatlah sifat basanya. Basa juga dapat
menetralisasikan H+ dan menghasilkan air (H2O).
Basa memiliki sifat sebagai berikut :
 Rasanya pahit dan terasa licin pada kulit.
 Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan
menghasilkan ion OH-
 Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
 Bersifat elektrolit.
 Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan
memberikan hasil warna biru.
Basa dibagi menjadi :
 Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH- dalam
jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah
kausatik. Contohnya : NaOH (Natrium hidroksida), KOH
(Kalium hidroksida), Ca(OH)2 (Kalsium hidroksida), dan lain-
lain.
 Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH-
dalam jumlah kecil. Contohnya : NH3(NH4OH) (Gas amoniak),
Fe(OH)2 (Besi(II) hidroksida), NH4OH(Amonium hidroksida),
Al(OH)2 (Aluminium hidroksida), dan lain-lain.
Natrium Hidroksida dan Kalium Hidroksida
( NaOH dan KOH)

Sifat- sifat
Bahan kimia ini adalah bahan alkali yang
mengikis.
Gejala- gejala
 rasa sakit seperti terbakar di mulut, kerongkongan dan esofagus.
 abdomen terasa sakit yang hebat.
 kesukaran menelan.
 bahagian bibir dan kulit disekitar mulut kelihatan berwarna
kecoklatan karena luka terbakar akibat alkali pengikis ini
 muntah dan bau muntah seakan – akan racun lisol.
 warna muntah hitam akibat bercampur dengan darah.
 kesukaran bernafas dan rasa tercekik sangat sering dijumpai
karena bagian glotis terkikis.
 pingsan dijumpai dalam beberapa jam akibat kegagalan
kardiovaskuler dan pernafasan jika yang diminum banyak.
 jika yang diminum sedikit akan mengalami pneumonia dan jika
sembuh dijumpai pengerutan jaringan dalam esofagus.
Gambaran Post Mortem
Pemeriksaan dalam :
 mukosa lambung lunak, sembab dan basah.
 mucosa berwarna merah atau coklat.
 pada perabaan memberi kesan seakan meraba
sabun, oleh karena terjadi proses penyabunan.
Dosis Fatal
Dosis yang menyebabkan kematian ialah kurang
lebih 10- 15 g.
Mekanisme Toksisitas Basa

Senyawa alkali dengan protein akan membentuk


proteinat dan dengan lemak akan membentuk sabun
(saponification).

Dengan demikian, bila senyawa alkali kontak dengan


jaringan  jaringan menjadi lunak, nekrosis (liquevactive
necrosis) yang terjadi tidak saja pada permukaan epitel
tetapi juga berpenetrasi ke dinding mukosa dibawahnya.
Karakteristik Keracunan Basa

A. Tahap awal, Fase akut


1. Manifestasi kurang dari 3-5 hari
2. Kerusakan intramukosal atau transmular melibatkan jaringan
periesofageal dan struktur mediastinum.
3. Inflamasi, edema, dan kongesti yang terjadi diseluruh dinding esofagus.
4. Pada kasus parah, esofagus mengalami perforasi.

B. Tahap kedua
1. Terjadi sesudah lebih dari 5 hari-12 hari dan ditandai dengan liquevactive
necrosis karena inflamasi dan edema.
2. Jika pada saluran cerna tahap ini bisa saja korban mengalami ulkus,
perdarahan dan perforasi dinding esofagus.

C. Setelah tahap akut selesai, proses penyembuhan dan mulai membentuk


bekas luka. Setelah 3-4 minggu, kontraksi dan penyempitan luka mulai
terlihat.
Penanganan Keracunan Alkali
Melalui Mulut

Encerkan senyawa alkali yang tertelan dengan air


atau susu dan biarkan muntah secara alami
Jangan dilakukan usaha untuk muntah atau
menguras lambung karena akan meningkatkan
resiko perforasi.
Bila diduga terjadi korosi esofaguskopi
Penanganan Keracunan Alkali yang
Kontak dengan Mata atau Kulit

Cuci mata atau kulit dengan air biasa sebanyak-banyaknya,


± 15 – 20 menit, bila parah bisa sampai 8-24 jam.
Bila kontaminasi pada mata parah → tutup mata dengan
kain kasa steril tanpa diberi pengobatan dan segera bawa ke
dokter mata.
Pakaian, perhiasan atau lensa kontak yang terkontaminasi
harus segera di lepas.
Sabun/basa kuat sebaiknya tidak digunakan selama atau
setelah proses pembilasan/pencucian
Pemeriksaan Forensik

Asam
Pada pemeriksaan luar didapatkan
 Tanda kemerahan yang berwarna coklat

kemerahan atau hitam, kering dan keras sesuai


dengan bagian yang terkena.
 Pada pemeriksaan dalam didapatkan :
 Mukosa teriritasi, memberikan gambaran merah
terang atau merah kecoklata, mungkin didapatkan
ulserasi.
 Tanda iritasi pada laring dan edema pada glottis.
 Peradangan yang memberikan gambaran
pseudomembran pada trakea dan bronkus yang
mengakibatkan kerusakan epitel superficial dan
nekrosis yang dapat terjadi sampai lapisan
submukosa.
Basa
Pada pemeriksaan luar didapatkan
 Luka terlihat basah dan edematous berwarna

merah kecoklatan, perabaan lunak dan licin.


Pada pemeriksaan dalam didapatkan
 Membran mukosa lembut, bengkak, edema dan

merah sedikit bintik coklat.

Anda mungkin juga menyukai