Anda di halaman 1dari 21

Abdul Hakim N

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
 Racun serangga yang banyak dipakai dalam
pertanian, perkebunan dan dalam rumah tangga
 Keracunan terjadi  kecelakaan, percobaan bunuh
diri, pembunuhan (jarang)

 Golongan:
1. Hidrokarbon terkhlorinasi  DDT, aldrin,
dieldrin, endrin, metoksiklor, klordane, lindane
2. Inhibitor kolinesterase  organofosfat, karbamat
3. Lain-lain: tumbuh-tumbuhan  derris, pyrethum,
nikotin
 Zat kimia sintetik stabil beberapa minggu sampai
beberapa bulan setelah penggunaan

DDT (Dikloro difenil


trikloroetana = klorofenotan)
Absorbsi melalui
DDT dalam
kulit, pernafasan.
jumlah besar Degradasi DDT
Absorbsi lambat
ditimbun dalam  DDA
melalui saluran
lemak
cerna

Ekskresi klorin
organik lewat sal
DDA diekskresi
kemih meningkat
melalui urin
dan memuncak
dalam 24 jam
FARMAKODINAMIK

 Stimulator SSP kuat dengan efek eksitasi langsung pada


neuron  kejang-kejang
 Kejang epileptiform dengan interval makin meningkat
 Sensitivitas miokardium meningkat
 Kematian  depresi pernafasan atau akibat fibrilasi
ventrikel, anoreksia kegagalan hepar (keracunan kronis)
 Takaran toksik DDT pada manusia 1 gram dan
takaran fatal 30 gram
 Konsentrasi dalam makanan yang masih diijinkan  7 ppm
TANDA DAN GEJALA KERACUNAN

Manifestasi • Muntah-muntah, tremor


utama dan kejang-kejang

• Merasa lelah, berat, dan nyeri tungkai;


Keracunan ringan sakit kepala, parestesia pada lidah, bibir
dan muka; gelisah dan lesu mental

• Pusing, gangguan keseimbangan,


bingung, rasa tebal pada jari-jari, tremor,
Keracunan berat mual, muntah, midriasis, kejang tonik-
klonik, koma
PERMERIKSAAN FORENSIK

 Diagnosis keracunan:
1. Anamnesis  kontak dengan insektisida (kerja sebagai
penyemprot hama), gejala keracunan
2. Pemeriksaan lab  darah dan urin
 Keracunan kronik:
1. Biopsi lemak tubuh minimal 50 gram  normal bila < 15
ppm; toksik > 15 ppm
PENGOBATAN

 Keracunan akut:
 Darurat:
1) Bilas lambung dengan air hangat 2 – 4 liter
2) Emetika; sirup ipekak 15 ml; lalu minum air, susu atau
sari buah. Bila dalam 15 menit tidak timbul muntah 
ulangi
3) Cuci dengan air dan sabun pada kulit yang terkontaminasi
4) Beri nafas buatan O2 bila ada gangguan pernafasan
 Tindakan umum:
1) Luminal 100 mg sk per jam sampai kejang teratasi atau
pemberian luminal hingga 500 mg sk
2) Kejang hebat  Na pentobarbital 100 – 500 mg iv,
disusul 100 mg luminal sk
 Keracunan kronik:
 Pindahkan korban dari lingkungan kerja yang terpapar
racun
 Diet tinggi KH, vitamin, Ca  cegah nekrosis hati
 Bila tremor  luminal po
 Antibiotik bila perlu
INHIBITOR KOLINESTERASE

Golongan fosfat organik dan karbamat

Mengikat enzim asetilkolinesterase


FARMAKOKINETIK

Absorbsi secara cepat dan efektif


melalui mulut, inhalasi, mukosa dan
kulit

Sebagian besar diekskresikan


dalam bentuk metabolit
dalam urin

Metabolit dan senyawa asli Enzim hidrolitik dan oksidatif


dalam darah dan jaringan terlibat dalam metab
terikat protein senyawa organofosfat
FARMAKODINAMIK

• Mengikat enzim asetilkolinesterase (AChE)  AChE inaktif,


akumulasi asetilkolin
• Potensiasi parasimpatik postganglionik oleh asetilkolin 
kontraksi pupil, stimulasi otot saluran cerna, stimulasi saliva
dan kelenjar keringat, kontraksi otot bronkial, kontraksi
kandung kemih; nodus SA dan AV jantung dihambat
• Depolarisasi menetap pada otot-otot rangka: fasikulasi  blok
neuromuskular dan paralisis
• SSP: Stimulasi  depresi sel SSP  blok pusat pernafasan
dan pusat (pengaturan) kejang
• Stimulasi dan blok bervariasi pada ganglion  tensi naik
turun, midriasis atau miosis pupil
• Kematian  gagal nafas dan blok jantung

Gol organofosfat/ karbamat Takaran fatal


Malathion 1–5g
Parathion 10 mg/kg BB
Systox 100 mg
Tetraetilpirofosfat 0.4 mg/kg BB
Aldicarb 0.9 – 1 mg/kg BB
Propoksur 95 mg/kg BB
TANDA DAN GEJALA KERACUNAN

• Gangguan penglihatan, sukar


Manifestasi utama
bernafas dan hiperaktif GI

• Anoreksia, pusing, nyeri kepala,


Keracunan ringan gelisah, tremor lidah dan kelopak
mata, miosis dan penglihatan kabur

• Mual, salivasi, lakrimasi, kejang


Keracunan sedang perut, muntah, banyak keringat,
nadi lambat dan fasikulasi otot

• Diare, pupil pinpoint, sukar nafas,


Keracunan berat edema paru, sianosis, kendali sfingter
hilang, kejang, koma dan blok jantung
Pemeriksaan forensik
• Diagnosa keracunan  anamnesis (kontak dengan racun),
gejala keracunan kompleks dan pemeriksaan lab (TLC,
spektrofotometri, kromatografi gas)
• Keracunan akut  tanda-tanda asfiksia, edema paru,
perbendungan organ tubuh, dapat tercium bau minyak
tanah
Laboratorium
• Sampel  darah, jaringan hati, limpa, paru-paru dan
lemak
• Penentuan kadar AChE dalam darah dan plasma 
tintometer (Edson) dan paper-strip (Acholest)
Dasar cara Edson  perubahan pH darah

AChE

ACh kolin + asam asetat


• Indikator brom-timol-biru
• Warna standar pada comparator disc

% aktivitas AChE darah Interpretasi


75 – 100% dari normal Tidak ada keracunan
50 – 75% dari normal Keracunan ringan
25 – 50% dari normal Keracunan
0 – 25% dari normal Keracunan berat
Cara Acholest:
 Darah korban, kertas Acholest (ACh dan indikator)
 Perubahan warna harus sama dengan perubahan warna
pembanding (serum normal) yaitu warna kuning telur
 Interpretasi:
 < 18 menit  (-)
 20 – 35 menir  keracunan ringan
 35 – 150 menit  keracunan berat
• Sampel: Sisa makanan/ minuman,
muntahan, isi lambung
• Hasil (mikroskop): kristal-kristal
Kristalografi seperti sapu (hidrokarbon terklorinasi),
kristal-kristal tidak seperti sapu
(kemungkinan organofosfat)

• Sampel: Hasil ekstraksi darah atau


Kromatografi jaringan korban
lapisan tipis • Hasil: Warna hitam/ gelap
(TLC) (hidrokarbon terklorinasi), warna hijau
dengan dasar dadu (organofosfat)
PENGOBATAN

 Akut:
 Darurat:
 Beri nafas buatan dan O2
 Bilas lambung atau emetika, bila perlu sirup ipekak
 Laksativa MgSO4 25 gr dalam 1 gelas air
 Sulfas atropin 2 mg i.m., ulang tiap 3 – 6 menit sampai timbul
atropinisasi
 Kolinesterase reaktivator  Pralidoksim 1 gr dalam lar akuades
iv, hanya untuk keracunan organofosfat
 Umum:
 Sekresi jalan nafas dengan postural drainage
 Obat anti konvulsan
 Hindari  morfin, aminofilin, barbiturat, fenotiazin dan obat
lain yang dapat timbul depresi pernafasan
 Kronik:
 Penentuan kadar AChE dalam darah
 Terapi simtomatis
 Bed rest
 Tidak boleh kontak dengan insektisida

Anda mungkin juga menyukai