Kerentanan
• Vulnerability atau kerentanan dapat
didefinisikan sebagai ketidakmampuan
Bencana dapat terjadi jika terdapat 2 (dua) kondisi, yaitu masyarakat, struktur, pelayanan atau kondisi
sesuatu yang mengancam dan merusak (bahaya/hazard) geografi wilayah untuk mengurangi dampak
dan kerentanan (vulnerability) masyarakat. kerusakan atau gangguan dari ancaman bahaya.
• Terdapat bahaya + masyarakat rentan => • Asian Disaster Preparedness Center (ADPC,
menimbulkan bencana. 2006) mengelompokkan kerentanan ke dalam
• Terdapat bahaya + masyarakat tidak rentan => beberapa jenis, yaitu physical vulnerability, socio
masyarakat dapat mengatasi peristiwa yang vulnerability, economy vulnerability,
mengancam. environmental vulnerability, dan institutional
• Tidak terdapat bahaya + masyarakat rentan => vulnerability.
tidak akan terjadi bencana.
SIKLUS KESIAPSIAGAAN
DEFINISI
• Kesiapsiagaan bencana nerupakan tindakan
kolaboratif integral dari berbagai lembaga seperti
rumah sakit, otoritas kesehatan setempat,
pertahanan sipil, dan lainnya (Naser & Saleem, 2018).
• Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna (UU 24/2007)
• Kesiapsiagaan adalah upaya untuk memperkirakan
kebutuhan dalam rangka menghadapi situasi
kedaruratan dan mengidentifikasi kebutuhan sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini
bertujuan agar masyarkat mempunyai persiapan yang
lebih baik untuk menghadapi bencana (IDEP, 2007)
• International Strategy of Disaster Reduction (2010), 1. Pengukuran awal
• Melakukan pengukuran awal terhadap Risiko
mendefinisikan kesiapsiagaan sebagai pengetahuan
Bencana (bahaya dan kerentanan)
dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah,
• Membuat sumber data yang fokus pada bahaya
lembaga-lembaga profesional dalam bidang respons
potensial yang mungkin memberikan pengaruh
dan pemulihan, serta masyarakat dan perorangan • Mengantisipasi kebutuhan yang munvul dan
dalam mengantisipasi, merespons dan pulih secara sumber daya yang tersedia
efektif dari dampak-dampak peristiwa atau kondisi 2. Perencanaan
ancaman bahaya yang mungkin ada, akan segera ada • Untuk memperjelas tujuan dan arah aktivitas
atau saat ini ada. kesiapsiagaan
• International Strategy of Disaster Reduction (2010), • Melibatkan organisasi yang ada di masyarakat
mendefinisikan kesiapsiagaan sebagai pengetahuan (grassroots), LSM, pemerintahan lokal maupun
dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah, nasional, lembaga donor yang memiliki
lembaga-lembaga profesional dalam bidang respons komitmen jangka panjang di area yang rentan
dan pemulihan, serta masyarakat dan perorangan tersebut.
3. Rencana Institusional
dalam mengantisipasi, merespons dan pulih secara
• Berupa koordinasi baik secara vertical maupun
efektif dari dampak-dampak peristiwa atau kondisi
horizontal antara masyarakat dan lembaga untuk
ancaman bahaya yang mungkin ada, akan segera ada
saling bekerjasama dalam mengembangkan
atau saat ini ada. jaringan dan sistem.
4. Sistem Informasi
TUJUAN KESIAPSIAGAAN
• Mengkoordinasikan peralatan yang dapat
Menurut UNDP (1992), tujuan kesiapsiagaan adalah:
mengumpulkan sekaligus menyebarluaskan
Meminimalis pengaruh-pengaruh yang peringatan awal mengenai bencana dan hasil
merugikan dari satu bahaya lewat tindakan- pengukuran terhadap kerentanan yang ada baik
tindakan berjaga-jaga yang efektif, dan di dalam lembaga maupun antar organisasi yang
menjamin secara tepat, organisasi yang tepat terlibat kepada masyarakat luas.
dan efisien serta pengiriman respon emergensi 5. Pusat Sumber Daya
• Melakukan antisipasi terhadap bantuan
pemulihan yang dibutuhkan secara terbuka dan KESIAPSIAGAAN BENCANA DI MASYARAKAT
menggunakan pengaturan yang spesifik. Pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana →
• Hal ini dilakukan untuk memastikan terkait: pemahaman tentang ancaman bencana, dampak, dan
Dana bantuan bencana sikap/kepedulian terhadap risiko bencana
Perencanaan dana bencana Kebijakan → upaya konkrit pelaksanaan kegiatan
Mekanisme koordinasi peralatan yang ada
kesiapsiagaan bencana
Penyimpanan
Rencana tanggap darurat bencana → evakuasi
6. Sistem Peringatan
• Sistem peringatan harus didesain agar dapat dan simulasi
secara efektif menyampaikan peringatan kepada Sistem peringatan dini bencana
masyarakat luas khususnya yang berada di Kemampuan mobilisasi sumberdaya
wilayah rentan bencana.
7. Mekanisme Respon
• Respon yang akan muncul terhadap terjadinya MANAJEMEN TANGGAP DARURAT BENCANA
bencana akan sangat banyak dan datang dari
daerah yang luas cakupannya sehingga harus MASA DARURAT
dipertimbangkan serta disesuaikan dengan
rencana kesiapsiagaan.
• Komunikasi kepada masyarakat juga diperlukan
dalam koordinasi dan berpartisipasi pada saat
muncul bahaya.
8. Pelatihan dan Pendidikan Terhadap Masyarakat
• Fasilitator program pelatihan dan Pendidikan
sistem peringatan harus mempelajari kebiasaan
serta permasalahan yang ada di masyarakat
setempat serta kemungkinan munculnya
perbedaan/pertentangan yang terjadi dalam
penerapan rencana.
9. Praktek atau Simulasi
Kegiatan mempraktikan hal-hal yang sudah
dipersiapkan dalam rencana kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencana dibutuhkan untuk
menekankan kembali instruksi-instruksi yang
tercakup dalam program, mengidentifikasi KONSEP TANGGAP DARURAT
kesenjangan yang mungkin muncul dalam Merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan segera
rencana kesiapsiagaan, dan pemerolehan sesudah kejadian bencana oleh lembaga pemerintah
informasi tambahan yang berhubungan dengan dan non pemerintah.
perbaikan rencana tersebut. Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan.
KESIAPSIAGAAN DILAKUKAN MELALUI:
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian
a. Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kedaruratan bencana; kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
b. pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem yang ditimbulkan meliputi kegiatan penyelamatan
peringatan dini; dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
c. penyediaan dan penyiapan barang pasokan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan
pemenuhan kebutuhan dasar; pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana
d. pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi dan sarana.
tentang mekanisme tanggap darurat;
e. penyiapan lokasi evakuasi; • Tanggap darurat berkaitan dengan jenis bencana yang
f. penyusunan data akurat, informasi, dan digolongkan berdasarkan kecepatan kejadiannya,
pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat yaitu rapid disaster/sudden onset dan slow
bencana; dan disaster/slow onset.
• Rapid disaster, yaitu bencana yang terjadi secara tiba-
g. penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan
tiba atau sudden-onset disaster yang terjadi dengan
peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana
sedikit atau tanpa peringatan dini dan biasanya
dan sarana. memiliki efek menghancurkan selama berjam-jam
atau berhari-hari. Contoh: gempa bumi, tsunami, Dilakukan setelah pengkajian cepat.
gunung berapi, longsor, badai tornado, dan banjir. Penentuan status dilakukan oleh pemerintah
• Slow disaster, adalah jenis bencana yang terjadi setelah berkoordinasi dengan tim pengkaji.
secara lambat bahkan tidak terlihat gejalanya atau Status kedaruratan dibagi menjadi tiga, yaitu:
slow onset disaster. Gejala bencana baru terlihat 1) Darurat nasional
setelah terjadi kerusakan penderitaan dalam jumlah 2) Darurat propinsi
yang proporsional dan membutuhkan tindakan 3) Darurat kabupaten/kota
kegawatdaruratan yang massif. Contoh: kelaparan, Setelah status ditetapkan, BNPB kemudian
kekeringan, tanah menjadi gurun (desertification), membentuk satuan komando tanggap darurat
penyakit epidemi. yang dipimpin kepala BNPB atau BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah).
TUJUAN 4. Search and Rescue (SAR)
Memastikan keselamatan sebanyak mungkin Merupakan proses mengidentifikasikan lokasi
korban dan menjaga mereka dalam kondisi korban bencana yang terjebak atau terisolasi dan
kesehatan sebaik mungkin. membawa mereka kembali pada kondisi aman
Menyediakan kembali kecukupan diri dan serta pemberian perawatan medis.
pelayanan-pelayanan dasar secepat mungkin SAR dilakukan baik dengan membawa korban ke
bagi semua kelompok populasi, dengan tempat aman atau memberikan makanan dan
perhatian khusus bagi mereka yang paling pertolongan pertama lebih dahulu hingga korban
membutuhkan, seperti masyarakat kelompok dapat dievakuasi.
rentan baik segi umur, jenis kelamin, maupun 5. Pencarian, Penyelamatan, dan Evakuasi (PPE)
keadaan fisiknya. Evakuasi melibatkan pemindahan
Meminimalkan kerugian material. warga/masyarakat dari zona berisiko bencana ke
Memperbaiki infrastruktur yang rusak atau lokasi yang lebih aman.
hilang dan menggerakkan kembali aktivitas Perhatian utamanya adalah perlindungan
ekonomi yang paling mudah. kehidupan masyarakat dan perawatan segera
bagi mereka yang cedera.
PROSES TANGGAP DARURAT Evakuasi yang efektif dapat dilakukan jika:
Proses tanggap darurat meliputi: Terdapat sistem peringatan yang tepat waktu
1. Siaga darurat dan akurat
Dilakukan setelah ada peringatan darurat bahwa Terdapat identifikasi jalur evakuasi yang jelas
bencana akan segera terjadi. dan aman
Peringatan diberikan secara cepat kepada Terdapat identifikasi data dasar tentang
institusi-institusi pemerintah, lembaga-lembaga, penduduk
dan masyarakat yang berada di wilayah yang Terdapat kebijakan/peraturan yang
berisiko sehingga tindakan-tindakan siaga memerintahkan semua orang melakukan
darurat dapat diambil, baik mengevakuasi atau evakuasi ketika perintah diberikan.
menyelamatkan hal-hal penting untuk segera Terdapat program Pendidikan publik yang
diamankan. membuat masyarakat sadar tentang rencana
2. Pengkajian cepat evakuasi.
Tujuan utamanya adalah menyediakan 6. Respon dan Bantuan (response and relief)
gambaran situasi paska bencana yang jelas dan Merupakan proses pengadaan bantuan
akurat. kemanusiaan berupa material dan perawatan
Sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan- medis yang dibtuhkan untuk menyelatkan dan
kebutuhan seketika serta dapat menjaga keberlangungan hidup korban bencana.
mengembangkan strategi penyelamatan jiwa 7. Pengkajian untuk rehabilitasi dan rekonstruksi
dan pemulihan dini. Dilakukan pengkajian yang lebih mendalam
Kajian cepat pada umumnya dilakukan dengan tentang kondisi masyarakat korban bencana
menggunakan beberapa indikator, diantaranya: setelah beberapa minggu sesudah
a) Jumlah korban meninggal dunia dan luka- berlangsungnya tanggap darurat
luka Berkaitan dengan identifikasi kebutuhan
b) Tingkat kerusakan infrastruktur pemulihan masyarakat
c) Tingkat ketidak berfungsian pelayanan- Fokus pengkajian bergeser ke hal-hal yang
pelayanan dasar dibutuhkan masyarakat supaya mereka mampu
d) Cakupan wilayah bencana melakukan kegiatan sehari-hari secara normal.
e) Kapasitas pemerintah setempat dalam Sudah mendekat pada fase pemulihan bencana.
merespon bencana yang terjadi
3. Penentuan status kedaruratan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA TANGGAP organisasi yang lain, melainkan
DARURAT mengidentifikasikan kompetensi yang berbeda-
1. Logistik dan suplai beda dari berbagai aktor.
2. Manajemen informasi dan komunikasi • Dalam hal tidak memihak, maksudnya adalah
3. Respon dan Kemampuan Korban pemberian bantuan pada tanggap darurat hanya
4. Keamanan berdasarkan kebutuhan tanpa memandang ras,
agama, afiliasi politik, gender, atau usia.
HAMBATAN-HAMBATAN DALAM TANGGAP DARURAT 3. Transparan
• Informasi tidak akurat atau tidak lengkap dan • Koordinasi membutuhkan kepercayaan dan
cenderung membingungkan kepercayaan membutuhkan transparansi.
• Terputusnya komunikasi dan transportasi 4. Berguna
sedangkan pemulihan/fasilitas komunikasi dan • Proses koordinasi harus menghasilkan produk,
transportasi darurat tidak bisa segera dilakukan proses, dan hasil yang berguna.
• Sesaran/target pemberian bantuan yang tidak • Hal ini dapat meliputi sebuah landasan bersama
jelas bagi pengambilan keputusan, kesempatan
• Hambatan politis dan administrates/birokrasi menggunakan sumber daya bersama, sebuah
yang lambat tempat untuk pengakuan dan dukungan pemberi
• Tidak seimbangnya kebutuhan/permintaan dari dana, atau sebuah tempat yang nyaman untuk
lapangan dan persediaan bantuan. berbagi rasa frustasi dan mencoba ide-ide baru.
• Keterbatasan sumber daya manusia yang
bertugas pada proses tanggap darurat bencana PASCA BENCANA: REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI