PROPOSAL
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi
Oleh :
DOAN LESMANA
J120191180
2020
HUBUNGAN AKTIVITAS MENGETIK TERHADAP KELUHAN CARPAL
TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEGAWAI BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KANTOR CABANG KOTA
PADANGSIDIMPUAN
PROPOSAL
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi
Oleh :
DOAN LESMANA
J120191180
2020
i
PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL
Disusun Oleh:
Doan Lesmana
J120191180
Pembimbing
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Berjudul:
HUBUNGAN AKTIVITAS MENGETIK TERHADAP KELUHAN CARPAL
TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEGAWAI BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KANTOR CABANG KOTA
PADANGSIDIMPUAN
Oleh:
Doan Lesmana
J120191180
Pembimbing
Penguji:
1. Arif Pristianto, SST. FT., Ftr., M.Fis (……………………….)
2. … (……………………….)
Mengetahui,
Dekan FIK UMS
iii
KATA PENGANTAR
Nya yang tiada terbatas. Hanya karena rahmat, taufik serta hidayah-Nya semata
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lupa kiranya penulis mengucapkan banyak
1. Bapak Prof. .Dr. Sofyan Anif, M.Si. Selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Ibu Dr. Mutalazimah, S.KM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
3. Ibu Isnaini Herawati, S.Fis, Ftr., M.Sc, selaku ketua prodi Fisioterapi Fakultas
4. Bapak Arif Pristianto, SSt. FT., Ftr., M.Fis, selaku dosen pembimbing yang telah
penulis.
iv
5. Bapak / Ibu dosen Progrram Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta
tempat penelitian ini dilakukan yang telah memberikan kesempatan saya untuk
7. Kepada kedua orang tua dan segenap keluarga yang selalu mendoakan dan
8. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
Penulis sangat menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Demikianlah ucapan terimakasih yang saya ucapkan. Mohon maaf apabila
proposal skirpsi ini masih terdapat banyak kesalahan maka dari itu, penulis sangat
proposal skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan
bagi pembaca.
Doan Lesmana
v
DAFTAR ISI
vi
H. Metode Pengumpulan Data....................................................................................35
I. Teknik Analisis Data...............................................................................................36
DATAR PUSTAKA...................................................................................................37
LAMPIRAN...............................................................................................................40
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai aktivitas yang banyak menggunakan tangan dalam waktu yang lama
sering dihubungkan dengan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS), salah satunya
adalah mengetik di komputer atau laptop secara terus menerus dengan waktu yang
lama. CTS biasanya sering sekali terjadi secara bertahap di daerah pergelangan
tangan, telapak tangan, ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan separuh sisi luar jari
manis (Nissa et al., 2015). Dalam bidang kesehatan dikenal istilah CTD (Cumulative
trauma disorder) yang adalah cidera muskuloskeletal dan sistem saraf yang
disebabkan pekerjaan yang berulang, pengerahan tenaga yang terlalu kuat, getaran,
kompresi mekanik, ataupun akibat posisi yang salah saat beraktivitas. CTD
merupakan salah satu penyakit akibat kerja (Occupational disease). Pekerjaan yang
Carpal tunnel syndrome (CTS) seperti mengetik dan memegang mouse dalam waktu
yang lama dapat mempengaruhi gejala timbulnya CTS (Ken et al., 2017). Apa lagi
meningkat akibat tuntutan dari pekerjaan atau tugas-tugas sekolah dan orang-orang
1
2
Secara spesifik, dalam pasal 107 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
mendukung proses monitoring dan audit; dan memenuhi kebutuhan akses informasi
membuat suatu laporan ataupun dalam mengakses data. Pegawai yang bekerja di
BPJS Kesehatan harus mengimput data di depan komputer dan melakukan tugas
lainnya di depan komputer selain itu pegawai juga melakukan aktivitas mengetik
yang dimana dilakukan secara statik dan berulang-ulang (repetitive) selama berjam-
jam lamanya dan ditambah dengan kerja lembur para pegawai BPJS Kesehatan yang
menambah jam kerja menjadi lebih lama dan masa kerja pegawai yang bertahun-
jaringan disekitar terowongan karpal menjadi stress sehingga dapat menjadi salah
3
satu factor resiko terjadinya carpal tunnel syndrome (CTS). Gerakan berulang pada
pergelangan tangan tersebut banyak dijumpai pada pekerja kantoran yang pekerjaan
utamanya adalah duduk di depan komputer, dimana tangan menjadi salah satu organ
tubuh yang digunakan dalam jangka waktu lama (seperti memegang mouse dan
gerakan pada jari-jari dan tangan, selama periode waktu yang lama, dapat menjadi
salah satu alasan mengapa keluhan Carpal Tunnel Syndrome kini mulai banyak
diderita oleh pekerja kantoran.(Aizid., 2011). Pendapat tersebut dipertegas oleh Biro
absen terpanjang dari pekerjaan pada tahun 2015, dan adanya bukti kuat hubungan
positif antara kerja berulang dengan faktor-faktor pekerjaan lain dengan CTS.
ton tekanan pada jari per hari (Alam et al., 2017). Terjadinya kelumpuhan pada
tangan dapat menjadi masalah besar bagi manusia, karena sebagian besar kegiatan
yang dilakukan oleh manusia adalah dengan menggunakan tangan. Pada pegawai
meningkat baik dalam dunia industri maupun lainnya. Tahun 2018, kurang lebih
terdapat 260.000 operasi carpal tunnel tiap tahun, dimana 47% dari kasus tersebut
4
populasi dunia antara 2,7% - 5,8%. Frekuensi carpal tunnel syndrome pada pengguna
komputer serupa dengan prevalensi pada populasi umum (Guan et al., 2018). Di
Indonesia, prevalensi CTS dalam masalah kerja belum diketahui karena sangat sedikit
diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan. Pada pekerjaan dengan risiko tinggi
di pergelangan tangan dan tangan mendapatkan prevalensi CTS antara 5,6% - 14,8%
(Nissa et al., 2015). Prevalensi kejadian carpal tunnel syndrome di Amerika Serikat
adalah 1:20 pada orang usia 45-60 tahun. Artikel dari media Medika Indonesia yang
Indonesia Wilayah Jawa Tengah melaporkan di Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang
pada pegawai kantoran dengan kelompok umur 41-50 tahun (38,2%) dan 51-60 tahun
(38,2%) (Sathiyasekaran, 2015). Selain itu melihat hubungan status pekerjaan dengan
tingkat insiden carpal tunnel syndrome, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
kejadian rata-rata carpal tunnel syndrome lebih tinggi pada pekerja yaitu 75% pada
pria dan 67% pada perempuan dari pada individu yang menganggur.
Selain itu salah satu penelitian tentang Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja
Pekerja Data Entry Di Arsip Nasional Republik Indonesia, dimana didapatkan hasil
bahwa keluhan subyektif yang paling banyak dialami responden adalah pegal pada
5
lengan, pergelangan dan jari-jari saat bekerja atau setelah bekerja yaitu sebanyak
54,2%, yang diikuti dengan adanya keluhan nyeri dari tangan sampai bahu dan tidak
kuat menggenggam tangan dalam jumlah yang sama sebanyak 29,2%., sedangkan
keluhan yang tidak pernah dirasakan adalah bengkak pada jari-jari tangan dan tangan
Faktor resiko dari CTS yang paling berpengaruh berasal dari lingkungan
postur tubuh dalam keadaan fleksi dan ekstensi yang terlalu ekstrim, penggunaan otot
fleksi yang terlalu repetitif, dan tereksposnya tubuh terhada getaran dalam jangka
waktu lama.Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah tekanan neuropati pada nervus
medianus yang melewati terowongan karpal (carpal tunnel) yang dapat terjadi akibat
pekerjaan yang repetitive atau berulang-ulang dengan waktu yang sangat lama dan
akibat kesalahan posisi ergonomis yang terjadi dalam jangka waktu yang lama
misalnya pada pengguna komputer dan saat mengetik. Patofisiologi dari CTS ialah
kelainan pada jaringan sinuvial yang berada pada tendon yang terletak di terowongan
karpal yaitu berupa penebalan jaringan sinuvial akibat kegiatan tangan yang
yang sering timbul akibat terjadinya Carpal Tunnel Syndrome adalah nyeri,
kesemutan, atau mati rasa pada jari-jari tangan, terutama ibu jari, telunjuk, dan jari
tengah. Gejala tadi memburuk pada malam hari ataupun sesudah fleksi yang lama.
6
Kegiatan mengetik dapat menimbulkan cidera urat tangan, lengan dan bahu.
Beribu kali jari-jari tangan mengulang gerakan menekan tuts keyboard ketika
mengetik, dengan tangan yang mencengkram dan menggeser mouse sehinga tanpa
itu sangat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menimbulkan bermacam- macam
penyakit yang mungkin membahayakan jiwa. Allah Yang Maha Pengasih kepada
dengan sabda Nabi Muhammad yang berkaitan dengan konteks kesehatan fisik yang
berbunyi “sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu” dalam sabda tersebut
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan sama halnya dengan orang yang
melakukan pekerjaan yang berlebihan seperti mengetik secara intens dalam waktu
yang lama dan terus menerus melakukan gerakan berulang yang berlebihan dapat
pergelangan tangan dalam waktu lama dan tanpa istirahat, akan meningkatkan
carpal tunnel syndrome (CTS) pada pegawai BPJS kesehatan kantor cabang kota
Padangisidmpuan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah apakah ada Hubungan Aktivitas
Mengetik Terhadap Keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai BPJS
C. Tujuan
Keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai BPJS kesehatan kantor
2. Tujuan Khusus
keluhan terhadap Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai BPJS kesehatan
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
a. Manfaat Institusi
b. Bagi Masyarakat
carpal tunnel syndrome (CTS) pada pegawai BPJS kesehatan kantor cabang
kota Padangisidimpuan.
A. Tinjauan Pustaka
tujuan sebagai bahan perbandingan. Berikut merupakan table road map yang terdiri
9
10
B. Tinjauan Teori
a. Mengetik
Mengetik adalah sebuah proses dimana teks atau angka dimasukkan pada
alat seperti mesin ketik. komputer atau kalkulator dengan menekan tombol
dilakukan secara terus menerus dengan postur kerja statis dan posisi kerja
Pada gerakan tangan saat mengetik meliputi gerakan yang repetitif atau
abduksi adduksi dan gerakan dorsi fleksi pergelangan tangan yang melibatkan
longus. dan extensor indicis. Gerakan yang terjadi secara terus-menerus dan
ligamen carpal yang melintang dan tulang capal yang paling sering dikenal
lahan akibat gerakan pada pergelangan tangan yaitu fleksi-ekstensi dan radial-
lancar. Hal ini akan menyebabkan penumpukan asam laktat dan dan zat-zat
kimia seperti bradikinin dan histamin. Dengan adanya penumpukan dari zat-
zat tersebut maka akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris atau nosiseptor
rasa nyeri. Dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan kelemahan otot
ini masih belum jelas hingga saat ini diduga salah satu penyebabnya adalah
2019).
b. Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara
ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di
(Gopalan, 2014).
14
menimbulkan rasa nyeri mati rasa dan lain lain. Jika hal ini dilakukan secara
terus menerus dan dilakukan secara static maka akan berdampak buruk dan
Untuk mencegah hal tersebut maka posisi ergonomic tangan saat mengetik
a. Definisi
kompresi dan traksi saraf median ditingkat terowongan karpal, dibatasi oleh
karpal tulang dan oleh ligamentum karpal transversal (FR). Bukti fisiologis
Syndrome sebagai sindroma yang ditandai dengan nyeri, parestesia, dan sakit
pada area distribusi nervus medianus pada tangan, terjadi karena tekanan pada
salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada
dinding bagian bawah, kanan, dan kiri yang dibentuk oleh tulang-tulang
karpal sedangkan bagian atas dibentuk oleh jalinan ligamen yang lebar dan
16
menyalurkan sensori ke ibu jari, telunjuk dan jari manis serta mempersarafi
fungsi otot-otot dasar sisi dari ibu jari (otot tenar). Selain saraf medianus, di
membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan
b. Anatomy
17
di dalam canalis carpi yang dikelilingi dan dibentuk oleh tiga sisi dari tulang-
pergerakan pada jari-jari tangan. Jari tangan dan otot-otot fleksor pada
tangan dan jempol. Canalis carpi berukuran hampir sebesar ruas jari jempol
18
dan terletak di bagian distal lekukan dalam pergelangan tangan dan berlanjut
ke bagian lengan bawah di regio cubiti sekitar 3 cm. Pada terowongan carpal,
abductor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan bagian atas dari m. flexor
dari N. Medianus memberikan cabang jari kedua, ketiga, dan sisi radial jari
2014).
c. Pathophysiology
dan teori getaran. Menurut kompresi mekanis teori, gejala CTS disebabkan
oleh kompresi saraf median di terowongan karpal. Kelemahan utama dari teori
dalam waktu lama alat, dan pekerjaan manual yang tidak biasa (Aroori,,
2010).
dalam saraf. Bergantung pada tingkat keparahan cedera, perubahan pada saraf
kesemutan, mati rasa dan akut nyeri, bersamaan dengan hilangnya konduksi
saraf akut dan reversible dianggap sekunder akibat iskemia saraf yang terkena
segmen. Aliran darah pulsatil normal dalam saraf median dipulihkan dalam 1
akan bervariasi sesuai dengan integritasnya suplai darah ke saraf dan tekanan
kompresi iskemik saja dan mungkin tidak selalu disebabkan oleh myelinasi
d. Etiologi
mungkin terkait dengan kelainan wadah atau kandungan. Selain itu, CTS
21
pekerjaan manual.
usia 40 dan 60 tahun; 50–60% dari kasus bilateral (Michelsen and Posner,
kelamin, usia dan genetic dan faktor antropometri (ukuran carpal tunnel)
paparan getaran dan suhu dingin adalah yang paling tidak penting. Faktor
ekstensi dan fleksi (Gelberman et al., 2011). Ekstensi dan fleksi berulang-
ulang gerakan pergelangan tangan, bersama dengan fleksi jari dan supinasi
lengan bawah, telah terlibat dalam hal ini meningkat. Masuknya tubuh
otot dari superfisial dan fleksor jari yang dalam, saat pergelangan tangan
dan jari berada diperpanjang, telah ditemukan di 50% kasus. Khusus ini
22
Bach, 2010).
komputer selama lebih dari 15 jam per minggu (± 2 jam/ hari) telah
b) Paparan getaran
dan akson.
c) Masa Kerja
melakukan gerakan yang berulang pada finger atau jari tangan secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Masa kerja > 2 tahun
Factor-faktor CTS dibagi menjadi faktor individu dan faktor fisik terkait
kekuatan, postur janggal pada pergelangan tangan dalam waktu yang lama,
atau jari-jari adalah suatu faktor risiko CTS yang memiliki pengaruh
a) Diabetes Mellitus
Dapat mengakibatkan komplikasi neuropati perifer yang dapat
mempunyai beberapa bentuk salah satunya neuropati akibat jepitan,
misalnya pada Carpal Tunnel Syndrome dimana diabetes
menyebabkan saraf menjadi sensitif terhadap tekanan.
b) Arthrtitis Rheumatoid
Arthritis Rheumatoid dapat mempersempit terowongan karpal.
Terowongan karpal yang menyempit secara langsung dapat
menyebabkan CTS karena terjadinya penekanan pada saraf medianus.
f. Gejala kilinis CTS
Gejala dini penyakit ini adalah mati rasa dan kesemutan serta nyeri di
ibu jari, telunjuk dan jari tengah yang seringkali membangunkan pasien pada
saat tidur malam. Gangguan sensasi ini akan menyebar ke seluruh tangan dan
25
yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri dan kelumpuhan dari otot otot
(Lubis, 2013).
telunjuk, setengah jari manis tengah dan radial. Pasien mengeluh bahwa
ada yang menjatuhkan barang atau barang yang tergelincir dari jari
2) Nyeri
pergelangan tangan bersama dengan mati rasa dan kesemutan. Nyeri atau
parestesia bisa menjalar ke proksimal lengan bawah, siku, dan bahu atau
distal dan nyeri dikurangi dengan menggosok atau berjabat tangan (Alam
et al., 2017).
untuk genggaman presisi yang melibatkan ibu jari (Alam et al., 2017).
g. Pemeriksaan CTS
diagnosis keluhan subjektif CTS. Salah satu kuisioner baku yang dapat
dengan skala Severity Symtoms Scale (SSS) dengan melakukan uji validitas
dan uji reliabilitas. Validitas adalah suatu indek yan menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Kuisoner sebagai alat ukur harus
mengukur apa yang ingin diukur. Dengan Hasil uji validitas menyatakan
via google form yakni sesuai isi Boston Carpal Tunnel Syndrome Quisionaire,
Severity symtoms scale ini terdapat 11 pertanyaan terkait dengan keluhan yang
dijumlahkan dan dibagi sesuai dengan jumlah pertanyaan yaitu 11. Pembagian
ini akan menghasilkan skor gejala (symtoms score). Skor gejala yang telah
ukur yang digunakan yaitu Tinel test. Tinnel test adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendiagnosa carpal tuennel syndrome. hasil tes positif jika
tingkat saraf median. Sensitivitasnya antara 26 dan 79% dan spesifisitas antara
Aktivitas
GambarMengetik
2.4. Tinel sign
(Buch-Jaeger and Foucher, 2010)
C. Kerangka Berfikir
Terdapat pharestesia, numbness,, pain
pada jari-jari tangan
D. Kerangka Konsep
E. Hipotesis
terhadap keuhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai BPJS Kesehatan
A. Pendekatan Penelitian
penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Peneliti
keluhan terhadap Carpal Tunnel Syndrome (CTS) untuk menentukan ada tidaknya
dengan desain penelitian cross sectional. Menurut Sekaran (2017), cross sectional
adalah penelitian yang dilakukan dimana data dikumpulkan hanya sekali, mungkin
selama beberapa hari, minggu atau bulan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
31
32
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Badan
Padangsidimpaun.
2. Sampel
total sampel yaitu jika sampel dibawah 100 maka menggunakana seluruh sampel
sampel yaitu:
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
D. Variabel
mengetik sedangkan untuk variabel dependen (terikat) yaitu carpal tunnel syndrome
(CTS).
E. Definisi Konseptual
1. Aktivitas Mengetik
Aktivitas mengetik adalah sebuah proses dimana teks atau angka dimasukkan
pada alat seperti, komputer atau kalkulator atau handphone dengan menekan
dengan durasi yang lama dan postur kerja statis serta posisi kerja yang tidak
pergelangan tangan. Gejala dari sindroma ini adalah rasa nyeri dan kesemutan
34
(parasthesia), mati rasa (numbness) atau jari jari seperti terkena aliran listrik
(tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari walaupun kadang-kadang dirasakan
mengenai seluruh jari. Keluhan kesemutan biasanya terjadi pada atau lebih
F. Definisi Operasional
1. Aktivitas mengetik
Aktivitas mengetik pada pegawai BPJS Kesehatan dalam penelitian ini ialah
dilakukan selama minimal 3 jam dalam 1 (satu) hari tanpa adanya istirahat atau
repetitive.
a. Terdapatna salah satu atau lebih gejala kesemutan, nyer/sakit, mati rasa (baal)
pada tangan yang berlangsung sedikitinya 3 hari atau bila tidak terjadi terus
b. Secara objek dijumpai hasil test tinnel (+)/positif pada pemeeriksaan yang akan
dilakukan
pekerjaan yang di sertai dengan kekuatan tangan, dan terjadinya tekanan pada
35
pergelangan atau telapak tangan yang bisa disebut RSI (Repetitive Strain
dengan skala Severity Symtoms Scale (SSS) dan untuk menunjang diagnosa carpal
G. Langkah-langkah Penelitian
Persiapan yang harus dilakukan saat penelitian yaitu menentukan populasi dan
tentang dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Lalu bagi responden yang
bersedia diminta untuk mengisi informed consent sebagai bukti bawah responden
2. Pelaksanaan penelitian
mengisi kuisoner yang telah diberikan sesuai dengan cara pengisian yang telah
dijelaskan sebelumnya.
36
20.0 (SPSS 20.0). Dan menggunakan instrumen dalam penelitian ini adalah berupa
kuisioner via google form. Kuisoner merupakan pertanyaan terstruktur yang diisi
sendiri oleh responden atau disi oleh pewawancara yang membaca pertanyaan dan
kemudian mencatat jawaban yang diberikan oleh responden. Pertanyaan yang akan
diberikan pada kuisoner ini adalah pertanyaan yang sesuai dengan Boston Carpal
Tunnel Syndrome Quisionere (BCTQ) dengan skala Severity Symtoms Scale (SSS)
menyangkut fakta dan pendapat responden terkait carpal tunnel syndrome yang
1. Analisis Univariat
terhadap carpal tunnel syndrome (CTS) yang dibuat dalam bentuk tabel
2. Analisis Bivariat
kemaknaan (alpa) = 0,05 dan 95% confidence interval bila: p value < 0,05 berarti
Ha diterima (p value < α) yaitu adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas
Padangsidimpuan.
DATAR PUSTAKA
Andersen, J. Falletin, N. Mikelsen, S. (2011). Risk factors for neck and upper
extremity disorders among computers users and the effect of interventions: an
overview of systematic reviews., PloS one, 6(5), p. e19691. doi:
10.1371/journal.pone.0019691.
Atroshi, I. Gumesson, C. (2010). Carpal tunnel syndrome and keyboard use at work:
a population-based study., Arthritis and rheumatism. United States, 56(11),
pp. 3620–3625. doi: 10.1002/art.22956.
Keir, P. J. and Bach, J. M. (2012). Flexor muscle incursion into the carpal tunnel: a
mechanism for increased carpal tunnel pressure. Clinical biomechanics
(Bristol, Avon). England, 15(5), pp. 301–305. doi: 10.1016/s0268-
0033(99)00092-3.
Ken, E. Polii, H. Doda, V. (2017). Hubungan Durasi Kerja Dengan Keluhan Carpal
Tunnel Syndrome Pada Juru Ketik Di Kecamatan Malalayang Kota Manado.
Jurnal Kedokteran Klinik, 1(2), pp. 046–052.
Lozano-C. S., Anthony, S. and Ring, D. (2012). The quality and strength of evidence
for etiology: example of carpal tunnel syndrome. The Journal of hand
surgery. United States, 33(4), pp. 525–538. doi: 10.1016/j.jhsa.2008.01.004.
Lubis, H. S. (2013). Sindroma Terowongan Karpal Akibat Kerja, USU digital library,
pp. 199–201.
Nissa, P., Widjasena, B. and Suroto, S. (2015). Hubungan Gerakan Repetitif Dan
Lama Kerja Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Mahasiswa
Teknik Arsitektur. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 3(3), pp. 563–
571.
Thomsen, J. F. (2014). Carpal Tunnel Syndrome and The Use of Computer Mouse
and Keyboard: A Systematic Review. BMC Musculoskeletal Disorders, 9, pp.
1–9. doi: 10.1186/1471-2474-9-134.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
NO HP :
Kota Padangsidimpuan.
(………………………………)
LAMPIRAN 2
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
No HP :
Peneliti Enumerator
(………………….) (……………………….)
Lampiran 3
KUISIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Riwayat penyakit
(Diabetes, Rematik, patah tulang,dll):
B. Daftar Pertanyaan
C. Pemeriksaan Fisik
1. Tinnel Test
Nyeri/sakit
Kesemutan
Mati rasa
Hasil:
(+) / Ya = jika timbul satu atau lebih keluhan yang dirasakan dalam
waktu 1 menit pemeriksaan
(-) / Tidak = jika tidak timbul 1 atau lebih keluhan yang dirasakan
dala 1 menit pemeriksaan