Disusun oleh :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena limpahan berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari
Agama Islam II dengan tepat waktu. Materi yang kami bahas yaitu “PERSONAL
HYGIENE DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN DALAM PANDANGAN
AGAMA ISLAM”.
Harapan kami, semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan
manfaat kepada penulis, pembaca, atau masyarakat secara luas lainnya. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karenanya, kami
mengharapkan kritik dan saran yang positif dari semua pihak atau kalangan
sehingga dapat membangun semangat dan melatih kesempurnaan pada makalah
kami selanjutnya.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Agama Islam merupakan agama yang mengajarkan segala hal dalam aspek
kehidupan secara menyeluruh hingga hal-hal terkecil. Ajaran Agama Islam
menjelaskan hingga detail dan rinci setiap hal salah satunya mengenai kebersihan
dan kesucian. Salah satu sabda Rasulullah SAW menyebutkan bahwa kesucian
merupakan sebagian dari iman yang artinya dalam Agama Islam kebersihan dan
kesucian sangat lekat dan penting. Kebersihan yang dimaksud harus selalu dijaga
dan dikelola baik secara jiwa/rohani maupun fisik/badani. Pengelolaan kebersihan
berkaitan dengan pengelolaan kesehatan diri. Mengelola kebersihan diri dan
lingkungan maka kesehatan diri akan senantiasa mengikuti. Diri yang sehat akan
memudahkan dalam melaksanakan segala kegiatan baik sosial dan spiritual.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Personal Hygiene secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yaitu personal
yang berarti perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Personal Hygiene
merupakan metode perawatan terhadap diri manusia yang memiliki tujuan untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan individu. Pemeliharaan kebersihan individu
sangat diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan juga kesehatan.
Menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012) pengertian Personal Hygiene berasal
dari Yunani yang berarti personal adalah perorangan dan hygiene adalah sehat.
Sehingga dapat disimpulkan Personal Hygiene merupakan suatu tindakan untuk
memelihara kesehatan seseorang dengan tujuan kesejahteraan baik dalam hal fisik
maupun psikis setiap individu.
3
2.2.1 Personal Hygiene di dalam Pandangan Agama Islam
Potongan dari ayat ini memberikan bukti kepada para umat manusia bahwa
kebersihan bukan hanya menjadi kewajiban untuk kesehatan namun juga menjadi
sesuatu yang disukai oleh Allah SWT serta sebagai manusia kita juga harus
menyucikan batin diri kita dengan bertaubat. Setiap umat Agama Islam wajib
menjaga kebersihannya terutama ketika akan beribadah kepada Allah SWT. Dalam
Surah al-Maidah ayat 6, Allah SWT. berfirman:
Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa menyucikan diri dapat dilaksanakan
dengan berwudhu, mandi, dan bertayamum. Menurut Islam, kebersihan dibagi
menjadi tiga (Rahim, 2018), yaitu mensucikan diri dari kotoran dengan mandi
wajib, wudhu, atau bertayamum, membersihkan tubuh, pakaian, atau tempat dari
4
kotoran, dan menghilangkan kotoran yang menumpuk di berbagai bagian dari tubuh
seperti gigi, hidung, dan kuku. Berikut beberapa dalil yang menyerukan mengenai
kebersihan dan kesucian diri:
2. Mencuci tangan
Rasulullah SAW. bersabda:
3. Memotong kuku
Rasulullah SAW. bersabda:
5
“Potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui)
kuku-kuku yang panjang,” (HR. Ahmad).
Dari hadis tersebut, dapat diketahui bahwa kebersihan kuku tangan dan kaki
juga menjadi hal yang penting. Rasulullah SAW. juga menganjurkan untuk tidak
membiarkan kuku tidak dipotong lebih dari 40 malam.
4. Membersihkan gigi
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. dari Ibnu Mas’ud berikut:
“Keluarkanlah sisa makanan yang ada di antara gigi kalian, karena sungguh hal
itu merupakan kebersihan. Dan kebersihan itu dapat mengajak kepada keimanan
beserta saudaranya di surga.” (HR. Imam Thabrani)
َ ٰيبَنِ ْٰٓي ٰادَ َم ُخذُ ْوا ِز ْينَت َ ُك ْم ِع ْندَ ُك ِل َمس ِْج ٍد َّو ُكلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا َو ََل تُس ِْرفُ ْو ۚا اِنَّهٗ ََل يُحِ بُّ ْال ُمس ِْرفِيْن
Artinya: Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Ayat diatas menjelaskan bahwa para umat Islam diharuskan memakai pakaian
yang bersih, rapih, dan tidak berlebihan serta tidak mengenakan pakaian yang
tidak suci seperti pakaian yang digunakan untuk melakukan kemaksiatan atau
penipuan.
“Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong
kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sunnah fitrah merupakan sunnah yang sudah dilaksanakan dari dulu yaitu
fitrah kepada kebersihan dan keindahan. Sunnah fitrah dapat memperindah
6
penampilan, membersihkan badan, menjaga kesucian, dan melaksanakan syariat.
Seorang umat Muslim yang menjalankan sunnah fitrah dapat mendapatkan
manfaat yang banyak secara agama maupun secara dunia.
7
bumi merupakan tugas setiap manusia. Allah mengingatkan tugas manusia di
dunia, yakni sebagai khalifah fi al-ardh (pengelola yang baik dunia ini) bukan
mufsid al-ardh (perusak dunia) apalagi musfik al-dimâ’ (pengobar kekacauan
dan peperangan). Konsep yang berkaitan dengan penyelamatan dan konservasi
lingkungan menyatu dengan konsep keesaan Tuhan (tauhid), syariah, dan
akhlak. Salah satunya dalam Q.S Al-Baqarah Ayat 205, allah berfirman:
Artinya: Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat
kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah
tidak menyukai kerusakan.
Sebagai ajaran kedua, setelah al-Qur’an dalam Islam, as-Sunnah memiliki
fungsi yang pada intinya sejalan dengan al-Qur’an. Keberadaannya tidak dapat
dilepaskan dari adanya berbagai ayat al-Qur’an. Dalam penggalian dan
pengembangan dalam ajaran Islam as Sunnah adalah sumber kedua dalam
ajaran islam setelah al-Qur’an sebagai pedoman, tuntunan, untuk senantiasa
melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan, menjalankan perintah - Nya dan
menjauhi larangan-Nya terutama dalam menjaga dan melakukan penyehatan
lingkungan disekitar kita. berikut yang merupakan hadits yang menjelaskan
tentang kewajiban kita dalam menjaga kebersihan lingkungan yang mana
merupakan sebagian dari iman, serta larangan agar tidak mencemari lingkungan
sekitar kita.
”Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Rasulullah Saw bersabda: Iman itu
mempunyai 71 cabang atau 61 cabang, cabang yang paling utama adalah
ucapan Laa ilaaha illallah, sedangkan yang paling kecil adalah menyingkirkan
duri atau halangan di jalan, dan rasa malu adalah salah satu cabang dari
Iman.”
8
lingkungan sekitarnya, maupun hubungan antara lingkungan itu sendiri
(ekosistem), baik yang berakibat konstruktif (ishlah) maupun yang berakibat
destruktif (ifsad). Dalam agama islam kebersihan menjadi akidah dengan sistem
yang kokoh bagi seorang muslim, bukan semata-mata takut kepada penyakit,
akan tetapi sebagaimana telah kita ketahui bahwa mencegah lebih baik daripada
mengobati.
Lingkungan hidup manusia dapat berubah, bergantung kepada sifat dan niat
pengelolanya. Menjaga dan memelihara lingkungan merupakan tanggungjawab
bersama antara masyarakat dan pemerintah. Islam telah menjamin hak-hak
manusia dengan tidak memperkenankan seseorang membuang kotoran
tubuhnya ke dalam air yang digunakan oleh orang banyak, seperti di sungai atau
di pinggir jalan. Dalam ilmu pencegahan penyakit (preventif disease) dan ilmu
pengetahuan alam diketahui bahwa membiarkan lingkungan kotor atau tidak
membersihkannya dari najis, kotoran atau semua perantara yang menyebabkan
penyebaran wabah, tentu akan memberi dampak buruk yang sangat besar
terhadap manusia, hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, menjaga dan
memelihara lingkungan merupakan prioritas wajib yang harus dilakukan dalam
syari’at.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
3.2 Contoh Kasus Penyehatan Lingkungan
Contoh lainnya pada bidang air minum, dua contoh kasus yang dapat dilihat
adalah kasus di Dusun Sade, NTB dan Desa Trunyan, Bali. Di Dusun Sade
masyarakatnya menggunakan air dari sumber air tanah dengan sumur gali. Mereka
mengkonsumsi air tanpa dimasak terlebih dahulu. Sementara, kondisi perumahan
mereka yang padat menyebabkan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan sumur berasa
berdekatan dengan jarak kurang dari 5 meter. Hasil uji kualitas air memperlihatkan
bahwa kandungan bakteri E-coli dalam air tanah melebihi ambang batas air minum.
Dalam hal ini diperlukan pendekatan masyarakat untuk memberikan kesadaran dan
pengetahuan efek mengkonsumsi air mentah dan bagaimana meletakkan jamban
pada jarak yang aman dari sumber air.
Dalam kasus lain di Desa Trunyan, salah satu sumber air yang mereka
gunakan adalah air Danau Batur. Namun kebiasaan masyarakatnya yang
membuang sampah dan buang air besar di pinggir danau berpengaruh besar
terhadap kualitas air yang memang terbukti tidak memenuhi standar kualitas air
minum. Perilaku masyarakat yang berakibat pada pencemaran lingkungan ini harus
diubah seperti membiasakan masyarakat untuk Buang Air Kecil (BAK) dan Buang
Air Besar (BAB) di jamban dan membuang sampah pada tempatnya. sedangkan
untuk fasilitas seperti MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dipindahkan ke tempat jauh agar
tidak menecamari sumur untuk air minum.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebersihan merupakan bagian dari diri seorang muslim yang tidak dapat
dipisahkan Menjaga kebersihan sangatlah dianjurkan oleh islam dalam memelihara
kesehatan. Salah satunya dengan menerapkan personal hygiene. Dalam beberapa
hadits, Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana seorang muslim
menerapkan personal hygiene, seperti bagaimana menjaga kebersihan meliputi
kebersihan kulit, mata, hidung, telinga, kuku, kaki, dan tangan serta genitalia.
Menerapkan Personal hygiene dalam kehidupan sehari-hari memiliki manfaat yang
besar antara lain memelihara kesehatan diri yang merupakan bentuk rasa syukur
kepada Allah SWT, mencegah dari berbagai macam penyakit, memenuhi syarat
dalam melaksanakan ibadah serta bentuk keimanan dan taqwa seorang muslim
kepada Allah SWT.
Selain kebersihan diri seorang muslim, kesehatan lingkungan tidak kalah
penting. Menjaga kesehatan lingkungan adalah kewajiban bagi setiap muslim serta
sebagai tanda terima kasih kita kepada Allah SWT. Dengan penyehatan lingkungan,
dapat mengendalikan faktor risiko penyakit sehingga baik penyakit yang menular
maupun yang tidak menular dapat dicegah. Kegiatan penyehatan lingkungan yang
dapat kita lakukan dari membuang sampah pada tempatnya, mengelola limbah
rumah, tidak buang air disembarang tempat, dan lain lainya.
4.2 Saran
Sebagai muslim sudah seharusnya lebih peka dalam menjaga kebersihan baik
kebersihan diri maupun lingkungan. Dalam Al-Qur’an maupun Hadits, sudah
banyak dijelaskan pentingnya kebersihan serta bagaimana menerapkan kebersihan
baik personal hygiene maupun penyehatan lingkungan. Kebersihan tidak hanya
semata-mata hanya untuk keindahan serta kewajiban, akan tetapi bentuk
perwujudan keimanan dan taqwa seorang muslim kepada Allah SWT.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahim, S. I., Mansor, S. K. M., Yakob, M. A., & Ismail, N. (2018). Food
safety, sanitation and personal hygiene in food handling: an overview from
Islamic perspective. International Journal of Civil Engineering and
Technology (IJCIET), 9(9), 1524-1530.
Khairunnisa, S.J., Ilham, Nurhasanah, K. D., Nurul, H. S., Heri, & L. W., Tri.
(2019). Kampanye Kebersihan Lingkungan Melalui Program Kerja Bakti
Membangun Desa di Lombok Utara. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian
Masyarakat. 2(2), p-ISSN. 2614-7947.
Khotimah, H., Andayani, S., & Maulidah, R. 2021. Pengalaman Personal Hygiene
Pada Santri Putra Dengan Penyakit Scabies Di Pondok Pesantren Darullughah
Wal Karomah Sidomukti Kraksaan Probolinggo, Jurna; Keperawatan
Profesional, 9(1). DOI: https://doi.org/10.33650/jkp.v9i1.2038
13
Pythagoras, K. C. (2017). Personal hygiene remaja putri ketika menstruasi. Jurnal
Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education,
5(1), 13-26. PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTRI KETIKA
MENSTRUASI | Pythagoras | Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of
Health Promotion and Health Education (unair.ac.id)
14