Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PENANGANAN BENCANA”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Disaster Nursing

Dosen pengampu : Rus Andraini,A.KP., MPH.

Disusun oleh

Kelompok 2 :

Amalia : P07220118063

Inafatul Hamidah : P0722011

Mahesa Chandra : P072201180

Mardiyana : P072201

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PRODI D-III KEPERAWATAN
KELAS BALIKPAPAN
2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang “Siklus
Penanganan Bencana” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas
mata kuliah Disaster Nursing

Terimakasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu


dalam proses penyusunan makalah ini, baik yang terlibat secara langsung maupun
yang tidak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan agar terciptanya makalah
yang lebih baik lagi.

Balikpapan, 13 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................iii

A. Latar Belakang......................................................................................................iv

B. Rumusan Masalah.................................................................................................iv

C. Tujuan...................................................................................................................iv

BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................

A. Assesment atau Pengkajian Assesment..................................................................1

B. Perumusan Masalah...............................................................................................11

C. Perencanaan Masalah.............................................................................................11

D. Evaluasi ................................................................................................................12

BAB III PENUTUP........................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................13

B Saran ...................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ada beberapa cara penelitian cepat yang dikembangkan WHO untuk


menjawab beberapa data yang perlu penjelasan ‘mengapa dan bagaimana’.
RAP merupakan cara pengkajian cepat yang sering digunakan dalam bidang
kesehatan. Merupakan cara penilaian yang digolongkan dalam penelitian
kualitatif tetapi dalam perkembangannya menjadi Rapid Assessment
Prosedures yang luas dan menambahkan metode kuantitatif dalam
pentahapannya seperti Survai Cepat. Pelaksanaannya disertai beberapa
Informasi yang lengkap, akurat dan terkini dibutuhkan untuk perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan penilaian keberhasilan kegiatan atau program
kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Assesment/pengkajian : Rapid Assesment ?
2. Bagaimana perumusan masalah ?
3. Bagaimana perencanaan masalah ?
4. Bagaimana evaluasi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bagaimana Assesment/pengkajian : Rapid
Assesment
2. Mengetahui dan memahami bagaimana perumusan masalah
3. Mengetahui dan memahami perencanaan masalah
4. Mengetahui dan memahami evaluasi

iv
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Assesment atau Pengkajian Rapid Assesment


1. Pengertian Assesment
Assesment adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
medapatkan informasi dan data yang berguna untuk melakukan tindakan
intervensi. Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap, assessment
dilakukan di setiap tahap dalam siklus bencana: sebelum kejadian (fase
preparedness), pasca kejadian (fase tanggap darurat) dan pada fase recovery.
Pada setiap fase, assessment dapat dilakukan beberapa kali dan dalam bentuk
yang bisa berbeda sesuai kebutuhan, untuk menangkap informasi yang terus
berkembang.
Menurut kamus bahasa Inggris, Rapid artinya cepat dan Assessment
berarti pengkajian sedangkan Procedures adalah cara, sehingga Rapid
Assessment Procedure diterjemahkan sebagai cara penilaian atau pengkajian
yang cepat. Rapid Assesment Procedures (RAP) adalah cara penilaian cepat
yang dikenalkan Schrimshaw SCM & Hurtado (1992) untuk memperoleh
informasi yang mendalam ten apa saja yang melatar belakangi perilaku
kesehatan masyarakat termasuk faktor sosia dalam waktu yang relatif singkat
Assessment dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal:

a. Jenis informasi yang dibutuhkan (asas kemanfaatan), yang


didukung asas Kecepatan Keakuratan dan kekinian
b. Jenis intervensi yang mungkin/mampu dilakukan (asas
kemampuan)
c. Keamanan assessor (asas keamanan)
d. Sumber informasi assessment dapat berasal dari
1) Sumber sekunder, misalnya Laporan Instansi / Lembaga
terkait, media massa, masyarakat dan internet
2) Sumber primer, misalnya survey lapangan

1
2. Tujan pengkajian cepat atau Rapid Assesment
Tujuan utama pengkajian adalah menyediakan gambaran situasi paska
bencana yang jelas dan akurat. Dengan pengkajian itu dapat
diidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan seketika serta dapat
mengembangkan strategi penyelamatan jiwa dan pemulihan dini.
Kaji cepat dialkukan pada umumnya dengan menggunakan beberapa
indikator diantaranya adalah :
a. Jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka
b. Tingkat kerusakan infrastruktur
c. Tingkat ketidakberfungsian pelayanan-pelayanan dasar
d. Cakupan wilayah bencana

3. Proses pengkajian cepat


a. Administrasi informasi yang sudah tersedia sebelumnya
Pengkajian cepat harus menggunakan informasi yang berkaitan
denganzona darurat sebelumnya. Informasi bisa bersumber dari
Pusdalops nasional dan daerah. Informasi meliputi: lokasi bencana
dan cakupan wilayah yang terkena dampak.
b. Pengorganisasian pengkajian cepat
Pengkajian cepat membutuhkan sistem kerja yang sudah jelas sebelum
bencana. Sistem kerja meliputi:
1) Metode pengumpulan informasi
2) Subyek informasi kunci (institusi, kelompok, dan individu)
3) Tempat-tempat yang akan dikunjungi
4) Pembagian tanggung jawab anggota tim
5) Sumber daya yang tersedia untuk pengkajian termasuk logistic
6) Ketepatan waktu dan kesempatan informasi
7) Bentuk dan proses analisis informasi
8) Mekanisme komunikasi dan penyebaran hasil

2
c. Pemilihan sumber-sumber informasi
Sumber informasi terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer terdiri dari otoritas setempat, perwakilan masyarakat
dan anggota masyarakat, institusi dan organisasi setempat. Sumber
sekunder terdiri daridatabase, dokumen dan formulir dari institusi dan
organisasi, dan pers(termasuk divisi litbang dari organisasi pers).

d. Pengumpulan informasi/data
Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan berbagai teknik
misalnya wawancara dengan otoritas setempat, observasi lapangan,
wawancara dengan kelompok fokal (focal group misalnya Forum
DRR setempat),kunjungan dari rumah ke rumah, wawancara dengan
subyek informasi kunci, pertemuan- pertemuan, dan tinjauan terhadap
dokumen.

e. Pemrosesan dan validasi informasi


Validasi informasi diawali dari pemilihan sumber informasi dan
menggabungkan nilai tambah dari pengetahuan terhadap situasi pada
tingkat lokal. Validasi juga dilakukan dengan membandingkan
informasi yang dimiliki dengan informasi dari institusi atau organisasi
lain yang juga memiliki informasi tentang kejadian bencana.
Tujuannya untuk mengurangikesenjangan atau ketidakakuratan
informasi.

f. Analisis informasi dan pembuatan laporan


Analisis harus terintegrasi dengan mempertimbangkan tipe dan
besarnya bencana, zona yang terkena dampak, populasi yang terkena
dampak, tingkat kerusakan/kematian/kerugian, respon sosial dan
institusional, tingkat reaksi, kebutuhan, bantuan, kuantitas dan kualitas
pelayanan/penyediaan kebutuhan (kesehatan, air, energi, tempat

3
tinggal, pembuangan sampah), keseimbangan penggunaan layanan,
tawaran dan kebutuhan bantuan
kemanusiaan.
g. Pelaporan atau aliran informasi
Aliran informasi yang kuat dan sebuah sistem informasi dari berbagai
tingkat, misalnya lokal, propinsi, dan nasional sangatlah penting.
Informasi yang penting untuk menindaklanjuti kejadian bencana harus
berkelanjutan dan dinamis pada hari-hari sesudah bencana.

h. Proses pengambilan keputusan


Pengambilan keputusan merupakan proses kolektif dan individual dari
institusi, departemen, dan lembaga yang terlibat dalam pengkajian. Tiap
lembaga memiliki mekanisme pengambilan keputusan tersendiri dan

4
4. Manfaat Rapid Assesment
a. Sebagai alat untuk menggali gagasan
1)Dengan cara mengamati langsung interaksi antara
masyarakat sasaran dengan produk pelayanan kesehatan,

5
membicarakan kebiasaan atau mendengar bahasa mereka
tentang suatu masalah
2)Mengkaji perilaku kesehatan yang relative belum diketahui
untuk dipelajari melalui penelitian lanjutan
b. Sebagai langkah awal pengembangan penelitian
1) Mengembangkan hipotesa tentang pemikiran dan proses
pengambilan ke masyarakat sasaran tentang kebiasaan atau
masalah kesehatan yang sedang diteliti
2) Merinci informasi pokok yang diperlukan penelitian
3) Mengidentifikasi siapa yang perlu menjadi responden
4) Mengidentifikasi masalah dan rumusnya
c. Sebagai cara untuk memahami hasil penelitian lanjutan
1) Menerangkan, memperluas dan memperjelas data.
2) Memahami penyebab suatu kecenderungan.
3) Menggambarkan faktor yang mempengaruhi perubahan sikap.
d. Sebagai metode pengumpulan data
Beberapa masalah mungkin sulit untuk dijelaskan dengan penelitian
kuantitatif, ma Assessment menjadi pilihan metode untuk
pengumpulan data.

5. Tahap pelaksanaan RAP


a. Menyusun rancangan studi
1) Melakukan studi kepustakaan, menetapkan metode yang
digunakan termasuk pemilihan instrumen untuk pengumpulan
data
2) Menyusun rencana jadwal pelaksanaan termasuk pengumpulan
data, manajemen dan analisa data
3) Memilih dan memanfaatkan informasi yang ada
b. Kesiapan logistik
1) Mengurus ijin pelaksanaan penelitian sebagai salah satu bentuk
etika penelitian

6
2) Surat pemberitahuan pelaksanaan RAP sebagai persiapan di
daerah penelitian, untuk dilakukan
3) Pendeskripsian berkaitan dengan hal apa yang disiapkan dan
menjadi tanggung jawab baik oleh daerah penelitian dan oleh tim
RAP sangat diperlukan sehingga pembagian tugas yang jelas.
6. Penyusunan tim RAP
a. Memilih orang yang tepat yaitu sesuai keahlian dalam metodologi dan
substansi dan sesuai dengan tujuan serta kemampuan dalam kerja tim.
Umumnya terdiri kesehatan masyarakat, sosiolog, antropolog,
psikolog dan keahlian lain yang diperlukan
b. Leadership ketua tim amat penting
c. Supervisor yang peka, mampu dan bijaksana dan dapat melihat
masalah serta mengarahkan.
7. Langkah-langkah dalam analisa data RAP
a. Mendengar ulang kaset rekaman dan atau membaca ulang transkip
tiap diskusi atau wawancara.
b. Mengelompokkan temuan penelitian berdasarkan wilayah bahasan
c. Mengidentifikasi suatu istilah atau kata atau pernyataan yang tetap
dalam tiap bahasan
d. Mempertegas dan memperjelas istilah atau kata atau pernyataan ya
muncul berdasarkan temuan lain

7
8
9
10
B. Perumusan Masalah
1 Mengkaji Menganalisis tingkat ancaman bencana
2 Menganalisis tingkat kerentanan pada daerah yang rawan bencana
3 Menganalisis tingkat kapasitas bencana
4 Menganalisis tingkat risiko bencana
5 Mengkaji manajemen risiko penanggulangan bencan
6 Mengkaji pengendalian mitigasi yang sudah dilakukan terhadap risiko
bencana

C. Perencanaan masalah
Perencanaan penangan Assesmen dengan melakukan rehabilitasi adalah
perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat
sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
Rehabilitasi dilakukan melalui kegiatan : perbaikan lingkungan daerah
bencana, perbaikan prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan
perbaikan rumah masyarakat, pemulihan sosial psikologis, pelayanan
kesehatan, rekonsiliasi dan resolusi konflik, pemulihan sosial ekonomi
budaya, pemulihan keamanan dan ketertiban, pemulihan fungsi pemerintahan,
serta pemulihan fungsi pelayanan publik.
Dalam penentuan kebijakan rehabilitasi prinsip dasar yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Menempatkan masyarakat tidak saja sebagai korban bencana, namun juga
sebagai pelaku aktif dalam kegiatan rehabilitasi.
2. Kegiatan rehabilitasi merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dan
terintegrasi dengan kegiatan prabencana, tanggap darurat dan pemulihan
dini serta kegiatan rekonstruksi.

11
Ruang Lingkup Pelaksanaan Rehabilitasi

1. Perbaikan Lingkungan Daerah Bencana


Perbaikan lingkungan fisik meliputi kegiatan : perbaikan lingkungan fisik
untuk kawasan pemukiman, kawasan industri, kawasan usaha dan kawasan
gedung. Indikator yang harus dicapai pada perbaikan lingkungan adalah
kondisi lingkungan yang memenuhi persyaratan teknis, sosial, ekonomi,
dan budaya serta ekosistem.

2. Perbaikan Prasarana dan Sarana Umum


Prasarana dan sarana umum adalah jaringan infrastruktur dan fasilitas fisik
yang menunjang kegiatan kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat.
Prasarana umum atau jaringan infrastruktur fisik disini mencakup :
jaringan jalan/ perhubungan, jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan
komunikasi, jaringan sanitasi dan limbah, dan jaringan irigasi/ pertanian.
Sarana umum atau fasilitas sosial dan umum mencakup : fasilitas
kesehatan, fasilitas perekonomian, fasilitas pendidikan, fasilitas
perkantoran pemerintah, dan fasilitas peribadahan.

3. Pemberian Bantuan Perbaikan Rumah Masyarakat


Yang menjadi target pemberian bantuan adalah masyarakat korban
bencana yang rumah/ lingkungannya mengalami kerusakan struktural
hingga tingkat sedang akibat bencana, dan masyarakat korban
berkehendak untuk tetap tinggal

D. Evaluasi
Tingkat risiko bencana pasti memiliki jenis dan siklus yang Berbeda dalam
suatu wilayah dengan daerah lainnya. Berdasarkan hasil Identifikasi bencana
diperoleh penilaian terhadap kemungkinan dan tingkat Keparahan yang
timbul akibat suatu bencana. Dari hasil identifikasi Bencana tersebut dapat
diketahui tinggi rendahnya tingkat bencana yang Terjadi dalam suatu
wilayah.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Assesment adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
medapatkan informasi dan data yang berguna untuk melakukan tindakan
intervensi. Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap, assessment
dilakukan di setiap tahap dalam siklus bencana: sebelum kejadian (fase
preparedness), pasca kejadian (fase tanggap darurat) dan pada fase
recovery. Pada setiap fase, assessment dapat dilakukan beberapa kali dan
dalam bentuk yang bisa berbeda sesuai kebutuhan, untuk menangkap
informasi yang terus berkembang.
B. Saran
Dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi kelompok
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca

13
14
DAFTAR PUSTAKA

fadlia. (2016). rapid assesment prosedure. jakarta:


https://www.scribd.com/document/395810495/Rapid-Assessment-
Procedures.

lovren, a. (2013). rapid assesment. surabaya:


https://www.academia.edu/6077077/MAKALAH_RAPID.

Muslim. (2009). Rapid Assesment Prosedur. jakarta:


http://healthadvocacy1.blogspot.com/2009/05/blog-post_22.html?m=1.

14
15

Anda mungkin juga menyukai