Disusun Oleh :
KELOMPOK 12
ANGKATAN 10
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan yang efektif dan efisien dalam merespon bencana mutlak
ditopang oleh informasi yang didapat oleh pihak pengambil keputusan. Jika informasi
tidak benar, bisa dipastikan keputusan akan salah dan intervensi yang dilakukan juga
tidak tepat (tidak efektif), juga sangat dimungkinkan menghambur-hamburkan
sumberdaya dan sumberdana (tidak efisien).
Selain kebenaran dan ketepatan, informasi harus up to date. Pengambil keputusan
harus menggunakan informasi terbaru dan real-time. Jika informasinya using, juga
bisa dipastikan keputusan akan salah dan intervensi yang dilakukan juga tidak tepat
(tidak efektif), juga sangat dimungkinkan menghambur-hamburkan sumberdaya dan
sumberdana (tidak efisien).
C. Pengertian Istilah
1. Assesment: serangkaian kegiatan dilakukan untuk medapatkan informasi dan data
yang berguna untuk melakukan tindakan intervensi.
2. Assessor: seseorang atau sekelompok orang yang melakukan assessment.
3. Rapid Assessment: Assesment yang dilakukan secara cepat, kurang dari 1 pekan
setelah kejadian, sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan segera.
4. Detiled Assessment: Assessment yang dilakukan untuk medapatkan data yang
lebih detil.
5. Continual Assessment: Assessment yang dilakukan secara berkelanjutan untuk
mendapatkan gambaran perubahan yang terjadi.
6. Assesment Tanggap Darurat Bencana: Assessment yang dilakukan selama fase
tanggap darurat bencana.
D. Ruang Lingkup
1. Pedoman Standar Operasi Prosedur ini membahas Assesment Tanggap Darurat
Bencana
2. Pedoman Standar Operasi Prosedur berlaku bagi LPB - MDMC Daerah / wilayah
dalam melakukan assessment Tanggap Darurat Bencana, serta dijadikan acuan
bagi Pimpinan Daerah/Wilayah untuk berpartisipasi dalam penanganan Tanggap
Darurat Bencana.
BAB II
Landasan Konseptual
A. Tahap-tahap Assessment
Assesment adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk medapatkan informasi
dan data yang berguna untuk melakukan tindakan intervensi. Untuk mendapatkan
gambaran yang lengkap, assessment dilakukan di setiap tahap dalam siklus bencana:
sebelum kejadian (fase preparedness), pasca kejadian (fase tanggap darurat) dan pada
fase recovery. Pada setiap fase, assessment dapat dilakukan beberapa kali dan dalam
bentuk yang bisa berbeda sesuai kebutuhan, untuk menangkap informasi yang terus
berkembang. (Pedoman ini hanya akanmembatasi bahasan pada assessment tanggap
darurat).
1
Disaster is: a serious disruption of the functioning of a society, causing widespread human,
material, and/or environmental losses, which exceed the ability of an affected society to cope
using only its own resources. (WADEM2010, WHO)
BAB III
ASSESSMENT TANGGAP DARURAT BENCANA
A. Pengertian
Assessment Tanggap Darurat Bencana adalah Assessment yang dilakukan selama fase
tanggap darurat bencana. Assessment dapat menggunakan teknik Rapid Assessment
dan Detiled Assessment yang dilanjutkan dengan Continual Assessmen.
B. Kerusakan umum
Angka Kematian Jumlah Kerusakan Alam/Lingkungan
Dewasa Anak-anak
Meninggal Rumah Hancur
Hilang Rumah Rusak Berat
Terluka Berat Rumah rusak ringan
Ringan
Mengungsi
Kehilangan Rumah
C. Kesehatan
Pos Kesehatan 1. Ada Type 1. Rumah
Sakit
Pemerintah 2. Tidak 2. Pusat Kesehatan
3. Lain-lain
Jumlah Tempat
tidur
Posko Kesehatan 1. Ya Type 1. Rumah
Sakit
Lapangan 2. Tidak 2. Pusat Kesehatan
3. Lain-lain
Ketersediaan Tenaga 1. Ya Jika Ya, sebutkan Tenaga Jumlah
Kesehatan
2. Tidak 1. Dokter
2, Perawat
3.Relawan
Ketersediaan Obat 1.Ada Cara 1. Gratis
2.Tidak Mendapatkan 2. Bayar
Jenis Penyakit Jumlah Catatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dst
Kebutuhan SDM, Obat dan alat kesehatan
D. Air
Ketersediaan air dalam jumlah cukup 1. Ya Sumber air
2. Tidak
E. Sanitasi
Saluran Drainase 1. Hancur 2.Tersumbat Wilayah Tergenang 1 Ya 2. Tidak
Ketersediaan 1. Ada Jika ada, Pembuangan 1. Ada
Jamban 2. Tidak berapa sampah 2. Tidak
jumlahnya
F. Listrik
Ketersediaan 1. Ada Sumber
2. Tidak
G. Pendidikan
Jumlah sekolahan yang hancur SD catatan
SMP
SMA
Jumlah sekolahan yang rusak SD catatan
SMP
SMA
Jumlah Siswa yang kesulitan SD catatan
sekolah SMP
SMA
H. Pertanian
KerusakanTanaman 1.Ringan 2. Sedang 3. Parah
Jumlah Ternak yang mati/hilang
Ketersediaan bahan makanan 1.Cukup Tersedia 2. Kurang. 3. Tidak
I. Alat Transportasi
Akses kendaraan darat 1. Bisa Alat untuk mengakses 1. Mobil
2. Tidak 2. Truck
3. Motor
Jalur lain yang dapat di akses 1. Kapal
2. Udara
A. Latar belakang
Telah terjadi bencana banjir di daerah Bandung Selatan tepatnya di Bale Endah dan di
Soreang di daerah Perumahan Cincin Permata Indah Desa Ganda Sari, Katapang Kab.
Bandung. Tidak terdapat korban jiwa namun banyak terdapat kerusakan dan kehilangan harta
benda serta terputusnya interaksi sosial antara warga satu dengan warga yang lainnya.
B. Tujuan
1. Menumbuhkan Rasa simpati dan empati terhadap korban banjir Bandung Selatan.
3. Mempraktekkan ilmu pekerjaan sosial.
C. Team asesmen
Pada tanggal 20 November 2012 Pukul 17:00 tim asesmen berangkat menuju lokasi
bencana banjir yang ada di daerah Bale Endah dan Soreang.
LOKASI PERTAMA
Lokasi pengungsian dan asesmen yang kita lakukan dan berada di RW 11 dan RW 13 Untuk
tempatnya berada di kantor kelurahan Baleendah.
Posko
– Posko yang tersedia sampai saat adalah posko pengungsian yang terdapat di Gor dan balai
desa Kelurahan Bale endah dan posko utama yang bertempat di kantor kelurahan.
– Untuk membantu menunjang kinerja dari relawan dan juga memperaktekkan ilmu
pekerjaan sosial sebaiknya di buat suatu posko psikososial untuk anak dan juga posko khusus
agar ibu dapat menyusui bayinya .
Kebutuhan pangan
– Dari hasil assesment yang dilakukan sangat di butuhkan tambahan logistik untuk membantu
memenuhi kebutuhan pengungsi. Seperti contoh :
1. Sayur-sayuran.
2. Daging/ protein hewani.
3. Tempe/Protein Nabati.
4. Susu bayi dan makanan bayi.
5. Air mineral.
6. Buah-buahan , serta makanan dan juga multivitamin yang menjaga ketahanan
tubuh pengungsi.
Pemenuhan kebutuhan pangan diupayakan untuk menyalurkan bantuan permakanan yang
sehat dan tidak direkomendasikan untuk memberikan bantuan makanan berpengawet/instan.
Kebutuhan sandang
– Berdasarkan hasil dari assesment yang dibutuhkan para pengungsi adalah:
1. selimut
2. tikar
3. kasur / Matras.
4. alat mandi (odol, sikat gigi, sabun, shampo)
5. alat tulis (buku, pensil, penghapus)
Keterangan
Data sementara Selasa, 20 November 2012 pukul 07.30wib, pengungsi 342 jiwa dengan 88
kepala keluarga dan 51 jiwa balita. Kondisi tempat pengungsian dirasakan kurang mencukupi
karena ditempatkan di dalam gor yang sempit dan jarang terdapat ventilasi para pengungsi
tidur berdempetan dan juga dicampur antara pria dan wanita. Tidak terdapat ruangan khusus
untuk ibu yang menyusui. Untuk anak anak tidak ada yang mengawasi dan di biarkan
bermain tanpa ada pengawasan dari orang dewasa. Hingga saat tim asesmen datang ke lokasi,
belum ada penanganan dari BPBD setempat.
Rekomendasi Tim Asesmen:
1. Memberikan bantuan kebutuhan pangan minimal untuk 5 hari ke depan.
2. Memberikan bantuan Sandang sesuai dengan kebutuhan pengungsi.
3. Sesuai dengan keahlian pekerjaan sosial, direkomendasikan untuk membuka posko
psikososial anak/(misal: pondok anak ceria), karena berdasarkan hasil observasi anak-anak di
pengungsian melakukan aktivitas yang cenderung tidak mendidik dan tidak bermanfaat
seperti bermain kartu remi bersama teman-temannya.
LOKASI KEDUA
Lokasi assesment dan juga pengungsian yang selanjutnya adalah Cincin Permata Indah, desa
Gandasari, Katapang, Kab. Bandung
Posko
– Yang tersedia sampai saat adalah posko pengungsian yang terdapat di mesjid AL-Ikhwan
merupakan posko utama dari pengungsian korban bencana banjir daerah Cingcin permata
indah.
– Untuk membantu menunjang kinerja dari relawan dan juga memperaktekkan ilmu
pekerjaan sosial sebaiknya dibuat suatu posko psikososial untuk relawan, karena relawan
sangat banyak di lokasi ini.
– Namun pada umumnya posko yang trdapat di mesjid Al ikhwan lebih membutuhkan
kebutuhan-kebutuhan kesehatan seperti disinfektan/ dan kebersihan seperti antiseptik.
Kebutuhan pangan
– Dari hasil assesment yang dilakukan sangat dibutuhkan tambahan logistik untuk membantu
memenuhi kebutuhan pengungsi . Seperti contoh:
1. Sayur-sayuran.
2. Daging/ protein hewani.
3. Tempe/ Protein nabati.
4. dll , serta makanan dan juga multivitamin yang menjaga ketahanan tubuh pengungsi
Kebutuhan sandang
– Berdasarkan hasil dari assesment yang dibutuhkan para pengungsi adalah:
1. selimut
2. tikar
3. kasur
4. alat mandi (odol, sikat gigi, sabun, shampo)
5. alat tulis ( buku, pensil, penghapus)
6. Alat bersih-bersih (sapu,lap pel,kanebo,sikat WC) dan disinfektan.
Keterangan
Data sementara selasa , 20 november 2012 pukul 07.30wib.
Berdasarkan asesmen yang dilakukan di daerah Cincin Permata Indah ketua posko di sana
mengatakan mereka kekurangan data jumlah pengungsi dan data korban dikarenakan
bencana banjir tersebut.untuk pemberian atau pemenuhan kebutuhan tidak terlalu urgent
karena telah banyak bantuan dari relawan dan donatur yang lain namun yang lebih
dibutuhkan dari kebutuhan para pengungsi adalah kebutuhan kebersihan dan peralatan
kebersihan.
Kesimpulan Akhir
Berdasarkan hasil asesmen ini, kami tim asesmen merekomendasikan untuk
lebih memfokuskan bantuan dan membuka pos pelayanan sosial di lokasi pertama yaitu
Korban Bencana Banjir Kecamatan Baleendah karena lokasi cingcin permata indah telah
menumpuk bantuan yang diberikan oleh masyarakat sementara untuk lokasi baleendah masih
terdapat kekurangan.