Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PEMBUATAN RAPID AND NEED ASSESSMENT


(RNA)
TENTANG BENCANA DI DAERAH

Mata kuliah : Manajemen Kebencanaan

Dosen : Dr. Herlina J, El- Matury, ST, M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 12

Tamaralina Karona 21.15.007


Elvy Ansyahri Purba 21.15.016
Sasmita Mayasari 21.15.048
Dewi Sartika br.Sembiring 21.15.051
Meri Christiana Lubis 21.15.126
Sri Fitriani 21.15.048
Dwi Merry Yoesika 21.15.046
Ayustina Lita 21.15.137
Betti Erlina 21.15.078
Mei Linda Hutagalung 21.15.099
Riadussalihin 21.15.125

ANGKATAN 10
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan yang efektif dan efisien dalam merespon bencana mutlak
ditopang oleh informasi yang didapat oleh pihak pengambil keputusan. Jika informasi
tidak benar, bisa dipastikan keputusan akan salah dan intervensi yang dilakukan juga
tidak tepat (tidak efektif), juga sangat dimungkinkan menghambur-hamburkan
sumberdaya dan sumberdana (tidak efisien).
Selain kebenaran dan ketepatan, informasi harus up to date. Pengambil keputusan
harus menggunakan informasi terbaru dan real-time. Jika informasinya using, juga
bisa dipastikan keputusan akan salah dan intervensi yang dilakukan juga tidak tepat
(tidak efektif), juga sangat dimungkinkan menghambur-hamburkan sumberdaya dan
sumberdana (tidak efisien).

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pedoman Standar Operasional Prosedur ini dimaksud menjadi panduan dalam
melakukan assessment kebencanaan, khususnya pada fase tanggap darurat.
Assesment pada fase sebelum kejadian dan setelah fase tanggap darurat akan
dibuat dalam pedoman yang terpisah.
2. Tujuan
a. Tersedianya buku panduan Standar Operasional Prosedur Assesment
TanggapDarurat Bencana.
b. Tersedianya panduan tata laksana kegiatan masing masing unit kerja dan
kerelawanan dalam rangka meningkatkan koordinasi, pengendalian,
pemantauan dan evaluasi kegiatan penanganan Tanggap Darurat Bencana.

C. Pengertian Istilah
1. Assesment: serangkaian kegiatan dilakukan untuk medapatkan informasi dan data
yang berguna untuk melakukan tindakan intervensi.
2. Assessor: seseorang atau sekelompok orang yang melakukan assessment.
3. Rapid Assessment: Assesment yang dilakukan secara cepat, kurang dari 1 pekan
setelah kejadian, sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan segera.
4. Detiled Assessment: Assessment yang dilakukan untuk medapatkan data yang
lebih detil.
5. Continual Assessment: Assessment yang dilakukan secara berkelanjutan untuk
mendapatkan gambaran perubahan yang terjadi.
6. Assesment Tanggap Darurat Bencana: Assessment yang dilakukan selama fase
tanggap darurat bencana.

D. Ruang Lingkup
1. Pedoman Standar Operasi Prosedur ini membahas Assesment Tanggap Darurat
Bencana
2. Pedoman Standar Operasi Prosedur berlaku bagi LPB - MDMC Daerah / wilayah
dalam melakukan assessment Tanggap Darurat Bencana, serta dijadikan acuan
bagi Pimpinan Daerah/Wilayah untuk berpartisipasi dalam penanganan Tanggap
Darurat Bencana.
BAB II
Landasan Konseptual

A. Tahap-tahap Assessment
Assesment adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk medapatkan informasi
dan data yang berguna untuk melakukan tindakan intervensi. Untuk mendapatkan
gambaran yang lengkap, assessment dilakukan di setiap tahap dalam siklus bencana:
sebelum kejadian (fase preparedness), pasca kejadian (fase tanggap darurat) dan pada
fase recovery. Pada setiap fase, assessment dapat dilakukan beberapa kali dan dalam
bentuk yang bisa berbeda sesuai kebutuhan, untuk menangkap informasi yang terus
berkembang. (Pedoman ini hanya akanmembatasi bahasan pada assessment tanggap
darurat).

B. Tujuan Assessment Tiap Tahap


Pada assessment sebelum kejadian (event), assessment ditujukan untuk
menggambarkan potensi bahaya, status masyarakat, ketersediaan kemampuan dan
sumbar daya untuk menghadapi kejadian dan lain sebagainya
Assessment setelah kejadian, pada fase tanggap darurat, ditujukan untuk
menggambarkan kerusakan yang terjadi, perubahan fungsi sosial masyarakat
dan kebutuhan masyarakat terdampak (needs [kesenjangan antara yang
diperlukan dan yang tersedia]).
Assessment berikutnya dapat dilakukan beberapa kali selama proses tanggap darurat
dan berlanjut selama proses recovery (rehabilitasi dan rekonstruksi). Ini dilakukan
untuk menangkap gambaran kondisi masyarakat terdampak yang terus berproses

C. Pertimbangan dalam assessment


Assessment dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal:
a. Jenis informasi yang dibutuhkan (asas kemanfaatan), yang didukung asas
KecepatanKeakuratan dan kekinian
b. Jenis intervensi yang mungkin/mampu dilakukan (asas kemampuan)
c. Keamanan assessor (asas keamanan)

D. Sumber informasi assessment dapat berasal dari


a. Sumber sekunder, misalnya Laporan Instansi / Lembaga terkait, media massa,
masyarakat dan internet
b. Sumber primer, misalnya survey lapangan.

E. Hal yang dinilai/diassess


Pada dasarnya, bencana adalah Gangguan serius atas keberfungsian masyarakat,
yang menyebabkan kerugian manusia, material maupun lingkungan1. Gangguan yang
terjadi mungkin menimbulkan kebutuhan (needs- kesenjangan antara yang diperlukan
dan yang tersedia). Atas dasar pemahaman ini, maka assessment harus dapat
menghasilkan gambaran nyata:
1. Bentuk-bentuk gangguan atas keberfungsian masyarakat tersebut: baik pada
ranah keamanan, kesehatan, ekonomi, sosial, politik, pendidikan,
kebertinggalan dan lain sebagainya,
2. Kesenjangan antara keperluan masyarakat pasca kejadian dengan ketersediaan
sumber daya.
3. Intervensi yang perlu dilakukan.

1
Disaster is: a serious disruption of the functioning of a society, causing widespread human,
material, and/or environmental losses, which exceed the ability of an affected society to cope
using only its own resources. (WADEM2010, WHO)
BAB III
ASSESSMENT TANGGAP DARURAT BENCANA

A. Pengertian
Assessment Tanggap Darurat Bencana adalah Assessment yang dilakukan selama fase
tanggap darurat bencana. Assessment dapat menggunakan teknik Rapid Assessment
dan Detiled Assessment yang dilanjutkan dengan Continual Assessmen.

B. Unit kerja Assesment


Pelaksanaan Assessment adalah tugas dan tanggungjawab Unit kerja Assesment yang
merupakan bagian integral dari tugas pokok Tim Tanggap Darurat.
Unit kerja Assesmen dipimpin oleh Koordinator yang ditunjuk dan disepakati ketua
Tanggap Darurat Bencana yang beranggotakan orang – orang / relawan yang
mempunyai keahlian pemetaan, analisa medis, dan mengerti kondisi lingkungan serta
karakter wilayah yang terkena bencana. Koordinator tim assesmen bertanggung jawab
langsung kepada Ketua Tanggap darurat bencana

C. Tugas dan Tanggung Jawab


Unit kerja Assesmen bertugas dan bertanggungjawab :
1. Melakukan Assessment
2. Melaporkan hasil assessment kepada Ketua Tanggap darurat bencana
3. Bekerjasama dengan unit lain dalam tim tanggap darurat dalam melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya
4. Mencari dan berkomunikasi dengan Pimpinan Wilayah / Daerah / Cabang dan
ranting sesuai dengan jenis dan lokasi bencana yang terjadi untuk mendukung
tugas assesmen dan penanganan tanggap darurat bencana.

D. Tahap Pelaksanaan Assessment


1. Menyusun perencanaan kegiatan assessment
2. Mengumpulkan data primer dan/atau sekunder
3. Membuat pemetaan lokasi kejadian bencana dan peta camp pengungsian
4. Membuat kajian dan analisis kondisi lokasi bencana secara tepat dan cepat
5. Menetukan titik lokasi pendampingan dan menentukan jenis bantuan yang
akan diberikan
6. Melaporkan hasil assessment kepada Ketua Tanggap darurat bencana
7. Mempersiapkan assessment berikutnya jika diperlukan.

E. Alat dan Perlengkapan


1. Formulir Rapid Assessment, Detiled Assessment dan Continual Assessment
2. Buku Pedoman Assessment
3. Komunikasi: telpon, telpon satelit, mesin fax, radio komunikasi (jarak dekat
dan jarak jauh)
4. Seperangkat computer dan multimedia: Laptop, desk top, printer, website, e-
mail
5. Televisi, radio
6. Alat transportasi: mobil, motor, perahu karet
7. Alat tulis kantor
8. Meja kursi kantor
9. Media presentasi: LCD projector
10. Papan data dan informasi
11. Peta Induk kegiatan PosKo
12. Peta lokasi geografi, peta wilayah topografi
13. Data logistic: perncanaan, ketersediaan, distribusi, dan stok barang
14. Data personil / relawan
15. Data Peralatan
16. Jadwal tugas dan lokasi masing – masing anggota unit
Lampiran
Rapid Assessment Korban, Kerusakan dan Kebutuhan
Nama Assessor Lembaga:
Tgl Survey
Tgl Kejadian
Lokasi Kejadian
Jenis Kejadian 1. Banjir 5. Kebakaran
2. Angin Topan 6. Lain-lain
3. Gempa Bumi
4. Erupsi
Jenis Bahaya yang 1. Api 5.Lain-lain
ada di tempat 2. Bahan kimia, Biologi, Radiasi,
kejadian 3. Bangunan Runtuh

A.Wilayah yang terkena bencana(gambarkan peta lokasi dalam lampiran)


Kabupaten
Kecamatan
Desa
Dusun

B. Kerusakan umum
Angka Kematian Jumlah Kerusakan Alam/Lingkungan
Dewasa Anak-anak
Meninggal Rumah Hancur
Hilang Rumah Rusak Berat
Terluka Berat Rumah rusak ringan
Ringan
Mengungsi
Kehilangan Rumah
C. Kesehatan
Pos Kesehatan 1. Ada Type 1. Rumah
Sakit
Pemerintah 2. Tidak 2. Pusat Kesehatan
3. Lain-lain
Jumlah Tempat
tidur
Posko Kesehatan 1. Ya Type 1. Rumah
Sakit
Lapangan 2. Tidak 2. Pusat Kesehatan
3. Lain-lain
Ketersediaan Tenaga 1. Ya Jika Ya, sebutkan Tenaga Jumlah
Kesehatan
2. Tidak 1. Dokter
2, Perawat
3.Relawan
Ketersediaan Obat 1.Ada Cara 1. Gratis
2.Tidak Mendapatkan 2. Bayar
Jenis Penyakit Jumlah Catatan
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dst
Kebutuhan SDM, Obat dan alat kesehatan
D. Air
Ketersediaan air dalam jumlah cukup 1. Ya Sumber air
2. Tidak

E. Sanitasi
Saluran Drainase 1. Hancur 2.Tersumbat Wilayah Tergenang 1 Ya 2. Tidak
Ketersediaan 1. Ada Jika ada, Pembuangan 1. Ada
Jamban 2. Tidak berapa sampah 2. Tidak
jumlahnya

F. Listrik
Ketersediaan 1. Ada Sumber
2. Tidak

G. Pendidikan
Jumlah sekolahan yang hancur SD catatan
SMP
SMA
Jumlah sekolahan yang rusak SD catatan
SMP
SMA
Jumlah Siswa yang kesulitan SD catatan
sekolah SMP
SMA

H. Pertanian
KerusakanTanaman 1.Ringan 2. Sedang 3. Parah
Jumlah Ternak yang mati/hilang
Ketersediaan bahan makanan 1.Cukup Tersedia 2. Kurang. 3. Tidak
I. Alat Transportasi
Akses kendaraan darat 1. Bisa Alat untuk mengakses 1. Mobil
2. Tidak 2. Truck
3. Motor
Jalur lain yang dapat di akses 1. Kapal
2. Udara

J. Lembaga yang ada di wilayah bencana tersebut


Nama Bergerak di bidang Contact Person

H. Rekomendasi: Intervensi yang mungkin dilakukan dll


Contoh Pelaporan Kasus Bencana:

*Baznas Tanggap Bencana PROV JAWA TIMUR.*


Rumah retak-retak dan jebol dan hampir ambruk akibat banjir sungai citepus
*Lokasi Kejadian : Jl.rama belakang no.2/ blk masjid almuslimin rt.01/rw.02 kelurahan
arjuna kecamatan cicendo Kota Bandung
*Waktu Kejadian: 24 oktober 2016; Pukul 17.00
*Warga Terdampak: 2 kk
*Kerusakan:
Rumah
Rusak berat: 1unit
Rusak Sedang: 1 unit
Rusak Ringan:.....Unit
*Gambaran Situasi :Rumah retak dan jebol hampir runtuh akibat banjir sungai citepus
*Kebutuhan saat ini: Renovasi pondasi , renovasi rumah 5 m x 6 m
*Sumber : Nama (lembaga); No. Telp....
*Dihubungi/telpon oleh : (Nama........)
*Di Informasikan Oleh:

Case Study Banjir Bandung


 Hujan berintensitas tinggi mengguyur kota Bandung, Senin 24-11-2016. jalan-jalan
utama di kota Bandung terendam banjir. Sutopo mengatakan, air merendam jalan
utama setinggi 160 cm sehingga tampak seperti sungai. Banjir tersebut merendam
kendaraan yang melintasi jalan Pasteur. Kawasan parkir mall bandung trade center
yang berada di jalan pasteur juga terendam. Beberapa mobil dijalanan bahkan
terseret banjir. Seperti layaknya diterjang sunami kecil di jalan.
 Selain jl. Pasteur, banjir merendam jalan pagarsih dengan ketinggian air hingga 150
cm serta jalan Nurtanio setinggi 120 cm. banjir mengalir cepat dan semua drainase
perkotaan meluap.
 Berdasarkan laporan awal dari kantor berita statiun TV, banjir tsb menyebabkan
ratusan rumah terendam. Beberapa rumah rusak akibat tergerus banjir di bantaran
kali cilimus. Banjir juga menjebol pagar SMAN 9 Bandung sehingga ruang kelas dan
ruang guru terendam dengan ketinggian air sekitar 90 cm. Dilaporkan terdapat 1
korban jiwa akibat derasnya arus saat terjadi banjir di jl Setia budi
Lampiran:

Laporan Hasil Rapid Need Assessment


Korban Bencana Banjir Bandung Selatan pada November 2012

A. Latar belakang
Telah terjadi bencana banjir di daerah Bandung Selatan tepatnya di Bale Endah dan di
Soreang di daerah Perumahan Cincin Permata Indah Desa Ganda Sari, Katapang Kab.
Bandung. Tidak terdapat korban jiwa namun banyak terdapat kerusakan dan kehilangan harta
benda serta terputusnya interaksi sosial antara warga satu dengan warga yang lainnya.
B. Tujuan
1. Menumbuhkan Rasa simpati dan empati terhadap korban banjir Bandung Selatan.
3. Mempraktekkan ilmu pekerjaan sosial.
C. Team asesmen
Pada tanggal 20 November 2012 Pukul 17:00 tim asesmen berangkat menuju lokasi
bencana banjir yang ada di daerah Bale Endah dan Soreang.

LOKASI PERTAMA
Lokasi pengungsian dan asesmen yang kita lakukan dan berada di RW 11 dan RW 13 Untuk
tempatnya berada di kantor kelurahan Baleendah.
Posko
– Posko yang tersedia sampai saat adalah posko pengungsian yang terdapat di Gor dan balai
desa Kelurahan Bale endah dan posko utama yang bertempat di kantor kelurahan.
– Untuk membantu menunjang kinerja dari relawan dan juga memperaktekkan ilmu
pekerjaan sosial sebaiknya di buat suatu posko psikososial untuk anak dan juga posko khusus
agar ibu dapat menyusui bayinya .
Kebutuhan pangan
– Dari hasil assesment yang dilakukan sangat di butuhkan tambahan logistik untuk membantu
memenuhi kebutuhan pengungsi. Seperti contoh :
1. Sayur-sayuran.
2. Daging/ protein hewani.
3. Tempe/Protein Nabati.
4. Susu bayi dan makanan bayi.
5. Air mineral.
6. Buah-buahan , serta makanan dan juga multivitamin yang menjaga ketahanan
tubuh pengungsi.
Pemenuhan kebutuhan pangan diupayakan untuk menyalurkan bantuan permakanan yang
sehat dan tidak direkomendasikan untuk memberikan bantuan makanan berpengawet/instan.
Kebutuhan sandang
– Berdasarkan hasil dari assesment yang dibutuhkan para pengungsi adalah:
1. selimut
2. tikar
3. kasur / Matras.
4. alat mandi (odol, sikat gigi, sabun, shampo)
5. alat tulis (buku, pensil, penghapus)
Keterangan
Data sementara Selasa, 20 November 2012 pukul 07.30wib, pengungsi 342 jiwa dengan 88
kepala keluarga dan 51 jiwa balita. Kondisi tempat pengungsian dirasakan kurang mencukupi
karena ditempatkan di dalam gor yang sempit dan jarang terdapat ventilasi para pengungsi
tidur berdempetan dan juga dicampur antara pria dan wanita. Tidak terdapat ruangan khusus
untuk ibu yang menyusui. Untuk anak anak tidak ada yang mengawasi dan di biarkan
bermain tanpa ada pengawasan dari orang dewasa. Hingga saat tim asesmen datang ke lokasi,
belum ada penanganan dari BPBD setempat.
Rekomendasi Tim Asesmen:
1. Memberikan bantuan kebutuhan pangan minimal untuk 5 hari ke depan.
2. Memberikan bantuan Sandang sesuai dengan kebutuhan pengungsi.
3. Sesuai dengan keahlian pekerjaan sosial, direkomendasikan untuk membuka posko
psikososial anak/(misal: pondok anak ceria), karena berdasarkan hasil observasi anak-anak di
pengungsian melakukan aktivitas yang cenderung tidak mendidik dan tidak bermanfaat
seperti bermain kartu remi bersama teman-temannya.

LOKASI KEDUA
Lokasi assesment dan juga pengungsian yang selanjutnya adalah Cincin Permata Indah, desa
Gandasari, Katapang, Kab. Bandung
Posko
– Yang tersedia sampai saat adalah posko pengungsian yang terdapat di mesjid AL-Ikhwan
merupakan posko utama dari pengungsian korban bencana banjir daerah Cingcin permata
indah.
– Untuk membantu menunjang kinerja dari relawan dan juga memperaktekkan ilmu
pekerjaan sosial sebaiknya dibuat suatu posko psikososial untuk relawan, karena relawan
sangat banyak di lokasi ini.
– Namun pada umumnya posko yang trdapat di mesjid Al ikhwan lebih membutuhkan
kebutuhan-kebutuhan kesehatan seperti disinfektan/ dan kebersihan seperti antiseptik.
Kebutuhan pangan
– Dari hasil assesment yang dilakukan sangat dibutuhkan tambahan logistik untuk membantu
memenuhi kebutuhan pengungsi . Seperti contoh:
1. Sayur-sayuran.
2. Daging/ protein hewani.
3. Tempe/ Protein nabati.
4. dll , serta makanan dan juga multivitamin yang menjaga ketahanan tubuh pengungsi
Kebutuhan sandang
– Berdasarkan hasil dari assesment yang dibutuhkan para pengungsi adalah:
1. selimut
2. tikar
3. kasur
4. alat mandi (odol, sikat gigi, sabun, shampo)
5. alat tulis ( buku, pensil, penghapus)
6. Alat bersih-bersih (sapu,lap pel,kanebo,sikat WC) dan disinfektan.
Keterangan
Data sementara selasa , 20 november 2012 pukul 07.30wib.
Berdasarkan asesmen yang dilakukan di daerah Cincin Permata Indah ketua posko di sana
mengatakan mereka kekurangan data jumlah pengungsi dan data korban dikarenakan
bencana banjir tersebut.untuk pemberian atau pemenuhan kebutuhan tidak terlalu urgent
karena telah banyak bantuan dari relawan dan donatur yang lain namun yang lebih
dibutuhkan dari kebutuhan para pengungsi adalah kebutuhan kebersihan dan peralatan
kebersihan.
Kesimpulan Akhir
Berdasarkan hasil asesmen ini, kami tim asesmen merekomendasikan untuk
lebih memfokuskan bantuan dan membuka pos pelayanan sosial di lokasi pertama yaitu
Korban Bencana Banjir Kecamatan Baleendah karena lokasi cingcin permata indah telah
menumpuk bantuan yang diberikan oleh masyarakat sementara untuk lokasi baleendah masih
terdapat kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai