Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH MANAJEMEN BENCANA

KONSEP DAN RESUME JURNAL RAPID HEALTH ASSESSMENT

Dosen Pengampu :

Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns, M.Kep

Disusun Oleh :

Rizky Salman Akbar

Reguler B / (P27820721076)

TINGKAT 2 SEMESTER 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AJARAN 2022 / 2023


LEMBAR PENGESAHAN

Judul makalah : Mata Kuliah Manajemen Bencana Konsep dan Resume Rapid Health Asessment

Disusun oleh : Rizky Salman Akbar

Kelas : Reguler B

NIM : P27820721076

Program Studi : Program Pendidikan Ners Jenjang Sarjana Terapan

Jurusan : Keperawatan

Instansi : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Saya yang bertanda tangan di bawah ini me9nyatakan bahwa makalah mengenai makalah
yang saya susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manejemen Bencana benar adanya, Makalah
ini juga disusun untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta memberi manfaat dan
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu di bidang kesehatan yang berkaitan dengan
Konsep dan Resume Rapid Health Assessment

Surabaya, 07 Maret 2023

Penyusun Dosen Pengampu

(Rizky Salman Akbar) (Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns, M.Kep)


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Mata Kuliah Manajemen Bencana Konsep
dan Resume Rapid Health Assessment”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Manajemen Bencana.
Terima kasih kami kepada yang terhormat ibu Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns, M.Kep selaku
dosen pembimbing Mata Kuliah Manajemen Bencana. Makalah yang penulis susun memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah ini.
KONSEP RAPID HEALTH ASSESSMENT (RHA)

1. Pengertian Rapid Health Assessment (RHA)

Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk mengatur
besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang terjadi
maupun yang kemungkinan dapat terjadi terhadap kesehatan, sebarapa besar kerusakan terhadap
sarana permukiman yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi
upaya kesehatan yang tepat dalam penanggulangan selanjutnya. RHA adalah kegiatan pengumpulan
data dan informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar
yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian (WHO). Ketika bencana RHA (Rapid
Health Assessment) dilakukan hari H hingga H+3.

2. Tipe-Tipe Pengkajian Cepat

Beberapa teknik pengkajian cepat , semua teknik diperoleh dari petugas yang di lapangan,
sehingga data atau informasi yang di dapat tepat, akurat dan dapat dilakukan penanganan dan
pencegahan secepatnya. Setelah Informasi atau data yang telah dikumpulkan, akan dilakukan
pelaporan penilaian cepat kejadian krisis kesehatan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penilaian,
dan dapat mengambil intervensi atau perencanaan yang baik, beberapa langkah yang perlu di
perhatikan yaitu :

1. Data Pra Bencana


2. Luas wilayah dan jumlah penduduk, termasuk jumlah populasi kelompok rentan seperti
balita, ibu hamil, lansia
3. Jumlah fasilitas kesehatan (baik yang rusak maupun yang baik) dan jumlah tenaga kesehatan
4. Jenis dan waktu kejadian krisis kesehatan
5. Lokasi dan deskripsi kejadian krisis kesehatan
6. Jumlah korban akibat kejadian
7. Fasilitas umum, kondisi sanitasi lokasi penampungan
8. Ketersediaan sumberdaya seperti obat, sarana pendukung kesehatan, hingga alat komunikasi
9. Upaya yang telah dilakukan
10. Bantuan yang diperlukan
11. Rekomendasi yang sarankan
3. Langkah-Langkah RHA dan Lingkup Pelaksanaan RHA

3.1.1 Langkah-Langkah RHA

a. Apa bencana yang sedang terjadi

b. Siapa / Organisasi Pelaksana

1) Petugas puskesmas

2) Dinas kesehatan kabupaten dan dibantu dinas kesehatan provinsi dan depkes

3) Terdapat tim yang melakukan RHA :

4) Petugas medis

5) Epidemiologist

6) Sanitasi (kesehatan lingkungan)

Dan diharapkan tim RHA :

1) Memiliki kemampuan analisis yang baik dalam bidangnya

2) Dapat bekerjasama dan dapat diterima

3) Memiliki kapasistas untuk mengambil keputusan

c. Dimana / Informasi Yang Mana

1) Area geografi yang terkena bencana.

2) Status sarana transportasi, komunikasi, listrik.

3) Ketersediaan air bersih, pangan, fasilitas sanitasi dan kondisi tempat


pengungsian.

4) Perkiraan jumlah korban (meninggal, luka ).

5) Kondisi SDM kesehatan yang ada.

6) Perkiraan jumlah pengungsi

7) Endemisitas penyakit menular setempat.

8) Kondisi penyakit potensial KLB dan kecenderungannya.

9) Kondisi lingkungan (sebagai ‘risk factors’)


10) Jenis bantuan awal yang diperlukan segera.

11) Kondisi rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya,

d. Kapan RHA dilakukan

1) Dalam situasi yg memerlukan pertimbangan keamanan, waktu pelaksanaan


penilaian dapat dipersingkat

2) Bencana banjir, pengungsian, pengungsian penduduk dalam jumlah besar,


selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian.

3) Kedaruratan mendadak ( gempa bumi, keracunan makanan, kecelakaan


kimiawi, dan lain-lain) perlu dilakukan secepat mungkin atau beberapa jam
setelah kejadian

e. Bagaimana Langkah Penting dalam Mengumpulan Data dan Informasi

a. Sesuaikan dengan tujuan assessment

b. Review information yang lalu dan yang ada

c. Interview tokoh-tokoh kunci

d. Ke lapangan, observasi, interview & dengar

e. Rumuskan berbagai informasi dan

f. Analisis segera dan buat rekomendasi

g. Laporkan segera ke pimpinan

3.1.2 Lingkup Pelaksanaan RHA

Ketika bencana RHA dilakukan hari H hingga H+3, Pelaksanaan RHA ( Rapid
Health Assesment ) atau yang disebut penilaian kesehatan secara cepat, dilakukan untuk
mengatur besanya suatu masalah dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang
terjadi maupun yang kemungkinandapat terjadi terhadap kesehata, serta seberapa besar
kerusakan terhadap sarana pemukinan yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
dan merupakan dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam penganggulangan
selanjtnya. Assesment terhadap kondisi darurat merupakan suatu prosesyang
berkelanjutan, artinya seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu
penilaian yang lebih rinci. Tujuan dari dilakukannya assesment awal secara cepat adalah:
1. Untuk mendapatkan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat
2. Menjadi dasar bagi perencanaan program
3. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta aktivitas-
aktivitas berbasis masyarakat
4. Mengidentifikasi kesenjangan, guna:
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan
kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat
b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat dan
kebutuhan yang perlu direspon direspon secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap darurat
5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
a. Pengendalian penyait menular
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan.

Pelaksanaan RHA saat Bencana :

1. Melapor kepada gubernur dan menginformasikan kepada PKK Depkes tentang


terjadinya bencana atau adanya pengungsi
2. Mengaktifkan Pusdalops penanggulangan bencana tingkat provinsi
3. Berkoordinasi dengan Depkes dalam hal ini PPK
4. Berkoordinasi dengan rumah sakit provinsiuntuk mempersiapkan menerima rujukan
dari lokasi bencana
5. Berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan di luar provinsi
6. Berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan kabupaten/kotauntuk melakukan RHA
7. Memobilisasi tenaga kesehatan untuk tugas perbantuan ke daerah bencana
8. Berkoordinasi dengan sektor terkait untuk penganggulangan bencana
9. Menuju lokasi terjadinya bencanaatau tempat penampungan pengungsi
Direktur Rumah Sakit Provinsi Melakukan Kegiatan :
1. Mengadakan koordinasi dengan rumah sakit kabupaten/kota untuk mengoptimalkan
sistem rujukan
2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inapuntuk menerima penderita
rujukan
3. Mengajukan kebutuhan obat dan peralatan lain yang diperlukan
4. Mengirimkan tenaga dan peralatan ke lokasi bencana bila diperlukan

Tingkat Kabupaten/Kota, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setelah


menerima berita tentang terjadinya bencana dari kecamatan melakukan kegiatan:

1. Berkoordinasi dengan anggota satlak PB dalam penanggulangan bencana


2. Mengaktifkan pusdalops penanggulangan bencana tingkat kabupaten/kota
3. Berkoordinasi dengan RS kabupaten/kota
4. Menyiapkan dan mengirim tenaga kesehatan
5. Menghubungi pusksmas di sekitarlokasi bencana untuk mengirimkan dokter, perawat
dan peralatan medis
6. Melakukan penilain kesehaatan cepat terpadu
7. Melakukan penanggulangan gizi darurat
8. Memberikan imunisasi campak di tempat pengungsian
9. Melakukan survailens epidemiologi terhadap penyakit potensial wabah
10. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayh kabupaten/kota

Direktur Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Melakukan Kegiatan :

1. Menhubungi lokasi bencana untuk mempersiapkan instansi gawat darurat dan ruang
perawatan
2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inap untuk menerima rujukan
3. Menghubungi RS provinsi tentang kemungkinan adanya penderita yang akan dirujuk
4. Menyiapkan dan mengirimkan tenaga dan peraltan kesehatan ke lokasi bencana

Kepala Puskesmas di lokasi bencana melakukan :

1. Beserta staf menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan yang diperlukan
2. Melaporkan kepada kadinkes kabupaten/kota
3. Melakukan initial RHA
4. Menyerahkan tanggung jawab pada kadinkesapabila telah tiba dilokasi
5. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan selanjutnya yang
bertanggung jawab adalah kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.

4. Pelaku RHA

Pelaksanaan RHA dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas atau sebaliknya yaitu :

a) Kepala dinas kesehatan provinsi


b) Direktur rumah sakit provinsi
c) Kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota
d) Direktur rumah sakit kabupaten/ kota
e) Kepala puskesmas di lokasi bencana

5. Teknik Pulta Dalam RHA

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang baik dan benar ketika melakukan pengumpulan data
di lokasi yang terkait dengan bencana, antara lain :

1. Observasi secara langsung dampak kesehatan di lokasi bencana terjadi, seperti korban, kerusakan
fasilitas kesehatan dan pengungsian.
2. Melakukan wawancara dengan informan kunci, seperti tokoh masyarakat, petugas kesehatan,
penyintas bencana, hingga petugas dari institusi lain.
3. Mengumpulkan informasi dari data sekunder yang dapat diambil dari profil kesehatan serta data-
data dari institusi lain.
4. Jika tidak ada data primer dan sekunder, dapat dilakukan survei cepat dengan data secara acak
dari salah satu lokasi.

6. Kunci Kesuksessan Pelaksanaan RHA

Kunci Kesuksesan dalam pelaksanaan Rapid Health Assesment ( RHA ) adalah Tim yang
bertugas untuk menilai di lokasi bencana atau tempat kejadian untuk menentukan tingkat keparahan
dan bantuan yang di perlukan.

Prosedur kegiatan Rapid Health Assesment :

a. Menilai lokasi bencana/ musibah missal


b. Menentukan tingkat keparahan bencana
c. Menilai prakiraan jumlah korban dan bantuan yang diperlukan
d. Petugas TIM RHA dating di lokasi kejadian/bencana
e. TIM RHA melapor ke komando bencana setempat untuk mendapat ijin memasuki
lokasi
f. Petugas RHA menentukan skala bencana, luas wilayah,jumlah korban, jenis
penyakit, sarana dan prasarana yang tersisa, sisa SDM yang masih ada, akses jalan
menuju lokasi bencana
g. Tim RHA menyampaikan hasil survey awal ke Rumah Sakit untuk pengambilan
keputusan
h. Petugas RHA menilai tingkat kegawatan korban, untuk pasien yang luka ringan di
beri pertolongan pertama.
i. Korban luka sedang di bawa ke Rumah Sakit lapangan
j. Korban luka berat segera dievakuasi ke Rumah Sakit Rujukan wilayah terdekat
RINGKASAN JURNAL

JURNAL SINTA

1. Judul Jurnal

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK RAPID HEALTH


ASSESSMENT (RHA) BENCANA

2. Penulis

Yeni Rimadeni1 , Hermansyah2 , Nizamuddin3

3. Sumber Jurnal

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/5660-23232-1-PB.pdf

4. Isi Ringkasan

Kegiatan sistem pelaporan Rapid Health Assessment (RHA) bencana oleh pihak Dinas
Kesehatan Provinsi Aceh, khususnya di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah
yang masih menggunakan sistem informasi secara manual dengan mengisi form pelaporan B1, B2
dan B3 saat kejadian bencana. Hal tersebut berimplikasi terhadap informasi kejadian bencana yang
dibutuhkan dengan segera kurang tepat waktu dalam pelaporannya. Desain penelitian menggunakan
pendekatan Research and Development ini bertujuan untuk merancang sistem informasi berbasis
web untuk Rapid Health Assessment bencana dan untuk memperoleh gambaran uji coba sistem
informasi tersebut dengan menggunakan hauristic review. Penelitian ini telah menghasilkan sistem
Informasi berbasis web untuk RHA Bencana. Hasil pengujian sistem informasi tersebut
disimpulkan bahwa desain tampilan mendapatkan poin 87,5%, entri dan edit data dengan poin 91%,
pencarian informasi dengan poin 85,8% dan fungsi bantuan (help) dengan poin 88,3%. Secara
keseluruhan, sistem informasi RHA bencana berbasis website yang mampu dan mudah diterima
oleh pengguna sebesar 89,4%. Secara fungsional website sudah dikatakan baik namun masih
banyak yang harus diperbaiki dan ditambahkan. Untuk penyempurnaan agar dapat dilanjutkan
sampai tahap implementasi yaitu mulai dari pelatihan dan pergantian sistem yang didukung dengan
kebijakan dari manajemen pengambil keputusan sehingga aplikasi ini dapat dioperasionalkan di
jajaran Dinas Kesehatan.

Kata Kunci: Sistem Informasi, Rapid Health Assessment, Bencana, Website


JURNAL SCOPUS

1. Judul Jurnal

trepreneurship education based on environmental insight: Opportunities and challenges in the new
normal era

2. Penulis

Rusdiaman Rauf1*, Hengki Wijaya2 dan Ezra Tari3

3. Sumber Jurnal

https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/23311983.2021.1945756

4. Isi Ringkasan

Pendidikan kewirausahaan merupakan proses pembelajaran pendidikan seumur hidup.


Pendidikan Kewirausahaan (EE) berbasis wawasan lingkungan pada masa pandemi Covid-19 dan
memasuki era New Normal sangat penting untuk menciptakan lapangan kerja baru dan membantu
jika di sini dikatakan ekonomi maka catat nama ekonomi negara negara tersebut. Metode penelitian
yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) untuk mengkaji hasil penelitian yang
bersumber dari jurnal internasional terindeks Scopus dengan tema Pendidikan Kewirausahaan.
Produknya adalah menjawab tantangan wirausaha berbasis teknologi dan media sosial serta
menciptakan peluang di masa pandemi dengan bekerja di rumah. Selain itu, wirausahawan harus
memiliki sikap dan nilai-nilai kewirausahaan yang mendukung pendidikan kewirausahaan.
Pendidikan kewirausahaan dengan dukungan keterampilan dan teknologi informasi, kebijakan
pemerintah seperti kurikulum, model pembelajaran kooperatif berbasis media sosial, penggunaan
aplikasi dalam kewirausahaan, dan tetap mendukung pemerintah dalam mengatasi pandemi dengan
melakukan kewirausahaan mematuhi protokol kesehatan dan gaya hidup sehat.
JURNAL SCOPUS

1. Judul Jurnal

Publish and perish? Bibliometric analysis, journal ranking and the assessment of research quality in
tourism

2. Penulis

Michael Hall

3. Sumber Jurnal

https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0261517710001469

4. Isi Ringkasan

Analisis bibliometrik penting dalam pariwisata sebagai hasil evaluasi eksternal terhadap
kualitas penelitian, ketertarikan pada faktor pengaruh dan prestise, dan kajian perkembangan
lapangan. Meskipun analisis bibliometrik dapat diterapkan pada semua jenis publikasi, namun fokus
utamanya adalah pada jurnal. Lima pendekatan untuk evaluasi kualitas jurnal diidentifikasi:
preferensi yang dinyatakan, berbasis kutipan, turunan, hibrid, dan panel pakar. Produktivitas,
dampak, dan metrik hibrid yang berbeda digunakan untuk mengidentifikasi peringkat jurnal
pariwisata dari data Scopus/SCImago, dibandingkan dengan peringkat RAE turunan, dan tiga
peringkat panel ahli. Peringkat yang berbeda memperkuat bahwa pemahaman bibliometrik tentang
dampak ilmiah adalah konstruksi multidimensi. Namun, analisis bibliometrik tidak terjadi dalam
kekosongan kelembagaan dan kebijakan. Konteks kelembagaan pemerintah dan organisasi swasta
evaluasi kualitas penelitian semakin menentukan metrik yang diterapkan, dengan efek selanjutnya
pada evaluasi kinerja, pengembangan karir dan arah masa depan studi pariwisata.
DAFTAR PSUTAKA

Yeni Rimadeni, Hermansyah, Nizamuddin. 2015, “Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web
Untuk Rapid Health Assessment (rha) Bencana”, file:///C:/Users/ASUS/Downloads/5660-23232-1-
PB.pdf/ perancangan sistem informasi berbasis web untuk rapid health assessment (rha) bencana,
diakses pada 07 Maret 2023 pada 04.25.

Rusdiaman Rauf1, Hengki Wijaya dan Ezra Tari. 2021, ” Trepreneurship Education Based On
Environmental Insight: Opportunities and Challenges In The New Normal Era”,
https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/23311983.2021.1945756/ Trepreneurship education
based on environmental insight: Opportunities and challenges in the new normal era, diakses pada
07 Maret 2023 pada 04.31.

Michael Hall. 2011, ” Publish And Perish? Bibliometric Analysis, Journal Ranking And The
Assessment Of Research Quality In Tourism”,
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0261517710001469/ Publish and perish?
Bibliometric analysis, journal ranking and the assessment of research quality in tourism, diakses
pada 07 Maret 2023 pada 04.36.

Anda mungkin juga menyukai