Anda di halaman 1dari 23

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

OBSTRUKSI HERNIA

Dosen Pembimbing:

Hepta Nur Anugrahini, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun oleh :

Kelompok 14

Putri Eka Nur Fadilah (P27820721029)

Regina Defortu Putri Anura (P27820721030)

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TINGKAT 2 SEMESTER 3

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AJARAN 2022/2023


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 OBSTRUKSI


HERNIA

Disusun Oleh :

Putri Eka Nur Fadilah (P27820721029)

Regina Defortu Putri Anura (P27820721030)

Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan Surabaya, Tingkat 2 Reguler A

Intansi : Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa, makalah yang
kami selesaikan adalah benar adanya. Dengan demikian, MAKALAH KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH 1 OBSTRUKSI HERNIA.

Surabaya, 9 September 2022

Dosen Pengampu

Hepta Nur Anugrahini, S.Kep, Ns, M.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah.SWT karena berkat rahmat serta
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini. Tak lupa pula shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah.SAW. yang telah menuntun kita
semua dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas ini yang berjudul “MAKALAH KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH 1 OBSTRUKSI HERNIA.” Penulis menyadari bahwa proses
penyusunan Tugas Makalah ini tak lepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada teman teman dan keluarga penulis yang tanpa henti memberi
semangat dan dukungan do’a sehingga penulis dapat mengerjakan Tugas Makalah ini
dengan lancar.

Surabaya, 10 September 2022

Kelompok 14

iii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………….2
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi……………………………………………………………………………………….3
2.2 Etiologi……………………………………………………………………………………….3
2.3 Patofisiologi………………………………………………………………………………….4
2.4 Klasifikasi……………………………………………………………………………………5
2.5 Manifestasi Klinis……………………………………………………………………………5
2.6 Pathway………………………………………………………………………………………6
2.7 Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………………………….6
2.8 Penatalaksanaan…………………………………………………………………………….7
2.9 Asuhan Keperawatan……………………………………………………………………….8
2.9.1 Pengkajian………………………………………………………………………...8
2.9.2 Diagnosis Keperawatan………………………………………………………….13
2.9.3 Intervensi Keperawatan…………………………………………………………13
2.9.4 Implementasi……………………………………………………………………..14
2.9.5 Evaluasi…………………………………………………………………………..15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………17
3.2 Saran………………………………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hernia inguinalis merupakan penonjolan yang keluar dari rongga peritoneum


melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior,
kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol
keluar dari anulus inguinalis eksternus (Sjamsuhidayat, 2010).

Faktor risiko yang dapat menjadi etiologi hernia inguinalis yaitu peningkatan
intra-abdomen (batuk kronis, konstipasi, ascites, angkat beban berat dan keganasan
abdomen) dan kelemahan otot dinding perut (usia tua, kehamilan, prematuritas,
pembedahan insisi yang mengakibatkan hernia insisional, overweight dan obesitas)
(Sjamsuhidajat, 2010 dan Burney, 2012).

Menurut Mansjoer, A (2010) pada umumnya klien mengatakan turun berok, burut
atau kelingsir atau mengatakan adanya benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan
tersebut bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur. Bila menangis, mengejan atau
mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali. Bila telah
terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri. Angka kejadian hernia inguinalis 10 kali lebih
banyak daripada hernia femoralis dan keduanya mempunyai presentase sekitar 75-80 %
dari seluruh jenis hernia, hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia umbilikalis
3%, dan hernia lainnya sekitar 3% (Sjamsuhidayat, 2010 dan Lavelle et al, 2002). Secara
umum, kejadian hernia inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada
perempuan. Angka perbandingan kejadian hernia inguinalis 13,9% pada laki-laki dan
2,1% pada perempuan (Ruhl, 2007).

Menurut World Helath Organization (WHO), penderita hernia tiap tahunnya


meningkat. Didapatkan data pada decade tahun 2005sampai tahun 2010 penderita hernia
segala jenis mencapai 19.173.279 penderita (12.7%) dengan penyebaran yang paling
banyak adalah daerah Negara-negara berkembang seperti Negara-negara Afrika, Asia
tenggara termasuk Indonesia, selain itu Negara Uni emirat arab adalah Negara dengan
jumlah penderita hernia terbesar di dunia sekitar 3.950 penderita tahun 2011.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diangkat rumusan masalah.


“Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien?”.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Memperoleh pengalaman nyata dan mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada
Klien Hernia.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien Hernia dengan masalah keperawatan
Nyeri Akut.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien Hernia dengan masalah keperawatan


Nyeri Akut.

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien Hernia dengan masalah keperawatan


Nyeri Akut.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan Nyeri


Akut.

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien Hernia dengan masalah keperawatan


Nyeri Akut.

f. Melakukan pendokumentasian keperawatan pada klien Hernia dengan masalah


keperawatan Nyeri Akut.

1.4 Manfaat

Untuk menambah sumber bacaan, wawasan, pengetahuan dan informasi bagi tenaga
kesehatan tentang obstruksi hernia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen
menonjol dari rongga abdomen. Hernia adalah penonjolan dari organ internal melalui
pembentukan abnormal atau lemah pada otot yang mengelilinginya. Hernia adalah
tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ tersebut
seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup (Jitiwoyono & Kristiyanasari,
2010).

2.2 Etiologi

1. Hernia Inguinal
a. Terjadi penurunan kekuatan otot dinding abdomen.
1) Kelemahan jaringan
2) Terdapat tempat dibagian lebar diligamen inguinal
3) Traum
b. Terjadi tekanan pada intra abdominal.
1) Obesitas
2) Mengaambil barang berat
3) Mengejan Konstipasi
4) Kehamilan
5) Batuk dalam jangka waktu lama
6) prostate Hipertropi
2. Hernia Hiatal
Faktor hernia hiatal belum diketahui, namun bisa terjadi karena adanya
kelemahan pada jaringan penyokong. Faktor resiko terjadinya Hernia Hiatal
adalah:
a. Pertambahan usia
b. Kegemukan
c. Merokok
3
3. Hernia Umbilical
Hernia Umbilical/Umbilikus terdapat jika penutupan umbilikus
(didapat tali pusar) tidak sempurna.
4. Hernia Femoralis
a. Akibat adanya hernia Femoralis adalah kehamilan multipara,
kegemukan dan keturunan penahan ikat.
b. Faktor kekurangan bagan fascia dan aponeurosis tranversa,
degenerasi/atropi, tekanan intra abdomen meningkat, pekerjaan
mengangkat benda-benda berat, batuk kronik, gangguan BAB, dan
gangguan BAK.
2.3 Patofisiologi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi
hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ intraperitonial lain
atau organ ekstraperitonial seperti ovarium, apendiks divertikel dan bulu-bulu. Unsur
terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum)
umbilikus atau organ-organ lain misalnya paru dan sebagainya. Biasanya hernia pada
orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga
perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh
mengalami proses degenerasi. Pada orang dewasa kanalis tersebut telah menutup. Namun
karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk kronik, bersin yang kuat,
mengejan dan mengangkat barang-barang yang berat. Kanal yang sudah tertutup dapat
terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu
jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut (Deden Dermwan & Tutik
Rahayuningsih, 2010).

Potensial komplikasi terjadi pelengketan antara inti hernia dengan dinding


kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan
terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia
menjadi sempit dan menimbulkan perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata
dibiarkan, akan menimbulkan edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan
terjadi nekrosis. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi usus yang akhirnya dapat
menimbulkan abses local, peritonitis (Jitiwoyono Dan Kristiyanasari, 2010).
4
2.4 Klasifikasi
Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk,
indirek serta hernia femoralis; hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia
umbilikus 3% dan hernia lainnya sekitar 3%. Pada hernia inguinalis lebih sering pada
laki-laki daripada perempuan (Sjamsuhidajat, 2011).
2.5 Manifestasi Klinis
1. Tampak benjolan dilipatan paha
2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit ditempat itu disertai
perasaan mual.
3. Bila terjadi hernia inguinalis strangulate perasaan sakit akan bertambah hebat
disertai kulit diatasnya menjadi merah dan panas
4. Hernia femolaris kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah), benjolan
dibawah sela paha.
5. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut disertai sesak
nafas.
6. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar
(Rudi Haryono, 2012)
5
2.6 Pathway

Aktivitas Adanya
berat tekanan

Hernia

Hernia umbilicalis Hernia


kongenital Hernia para inguinalis
umbilicalis
Masuknya omentum Kantong hernia
organ intensinal ke Kantong hernia melewati celah
melewati dinding inguinal
kantong umbilikalis
abdomen

Gangguan suplai darah Benjolan pada region


Ketidaknyamanan
ke intestinal inguinal
abdominal

Nekrosis intestinal Pembedahan

Tindakan invasif Kerusakan jaringan Mual

Nafsu makan
Tempat invasi Trauma
kuman menurun
jaringan

Nyeri Akut Intake makanan


Risiko Infeksi tidak adekuat

Defisit Nutrisi
Gangguan
Gangguan Pola
Mobilitas Fisik
Tidur

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Hitungan darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan


hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit, peningkatan sel darah putih dan ketidak
seimbangan elektrolit pada hernia.

2. Sinar X abdomen dapat menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus atau
obstruksi usus.
6

2.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis hernia menurut Sjamsulhidayat antara lain :

1. Terapi umum

Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembuhan melalui proses selama dapat
dilakukan pada hernia umbilikalis pada anak usia dibawah 2 tahun. Terapi konservatif
berupa alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya adalah
pemakaian korslet pada hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinal pemakaian tidak
dilanjutkan karena selalu tidak dapat menyebuhkan alat ini dapat melemahkan otot
dinding perut.

2. Reposisi

Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati-hati dengan
tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini di hanya dapat di lakukan pada hernia
repobilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan leher hernia
sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi. Tindakan
ini terkadang dilakukan pada hernia irrepobilis apabila pasien takut operasi, yaitu dengan
cara : bagian hernia di kompres dingin, penderita di beri penenang valium 10 mg agar
tidur, pasien di posisikan trandelenbrerg. Jika posisi tidak berhasil jangan dipaksa, segera
lakukan operasi.

3. Suntikan

Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat sklerotok untuk memperkecil pintu
hernia.

4. Sabuk hernia

Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relative kecil.

5. Herniotomy

Dilakukan pembedahan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong dibuka dan isi
hernia di bebaskan jika ada perlengketan, kemudian reposisi, kantong hernia dijahit,
diikat setinggi mungkin kemudian di potong.
7

2.9 Asuhan Keperawatan

2.9.1 Pengkajian

Tgl. Pengkajian : 07 April 2021 No. Register : 511287


Jam Pengkajian : 09.21 WIB Tgl. MRS : 07 April 2021
Ruang/Kelas : Klinik Bedah

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung
Jawab
Nama : Tn. J Nama : Ny. M
Umur : 61 tahun Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin :L Jenis Kelamin :P
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Petani Alamat : Sumberingin
Gol. Darah :- Hubungan dengan Klien : Istri
Alamat : Sumberingin
2. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama saat MRS
Nyeri bekas operasi
2. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, klien tampak meringis, badan
lemas, pinggiran luka tampak kemerahan.
3. DIAGNOSA MEDIS
Post Herniotomy hari ke-7
4. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan pada tanggal 31 maret 2021 menjalani operasi herniotomy.
Kemudian pada tanggal 7 april klien datang ke klinik bedah RSUD kanjuruhan
dengan keluhan karena sering merasakan nyeri pada luka bekas operasi.
P : Klien mengatakan nyeri, nyeri semakin terasa pada saat bergerak
Q : Klien mengatakan nyeri seperti disayat benda tajam dan ditusuk-tusuk

8
R : Klien mengatakan nyeri pada area luka post op herniotomy
S : Klien mengatakan skala nyeri 5 menggunakan skala nyeri numerik
T : Klien mengatakan nyeri hilang timbul
Klien tampak meringis kesakitan pada saat bergerak.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Tidak ada riwayat kesehatan yang lalu
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat kesehatan keluarga
5. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN
1. Pola Aktifitas Sehari-hari (ADL)
ADL Sebelum sakit Setelah sakit

Pola pemenuhan kebutuhan Makan : Makan


nutrisi dan cairan (Makan dan
Jumlah : 3 x sehari Jumlah : 3 x sehari
Minum )
Jenis : nasi, lauk, sayur Jenis : bubur
Minum
Minum : Jumlah : 1500 cc/hari
Jumlah : 1500 cc/hari Jenis : air putih
Jenis : air putih, kopi
Masalah : klien mengatakan
takut makan makanan seperti
telur, daging ayam karena
takut akan gatal pada area
luka.

Pola Eliminasi BAK BAK


BAK : Jumlah, Warna, Bau, Jumlah : 3-5 x/sehari Jumlah : 3-5 x/sehari
Masalah, Cara Mengatasi.
Warna : Kuning Warna : Kuning
Bau : khas Bau : khas

BAB : Jumlah, Warna, Bau,


Konsistensi, Masalah, Cara BAB BAB
Mengatasi.
Jumlah : 2 x/sehari dengan Jumlah : 1 x/sehari dengan
konsistensi lembek konsistensi lembek

Pola Istirahat Tidur Tidur siang : Klien mengatakan Tidur siang : Klien
tidur siang ± 3 jam. mengatakan merasa terganggu
- Jumlah/Waktu
karena sering terbangun
- Gangguan Tidur
akibat nyeri.
- Upaya Mengatasi
Tidur malam : Klien
gangguan tidur
mengatakan tidur malam ± 7
- Apakah mudah terbanguan
jam/hari. Tidur malam : Klien
- Jika terbangun berapa
mengatakan tidur sering
menit bisa tertidur lagi
terganggu karena merasakan
- Hal-hal yang nyeri.
mempermudah tidur
- Hal-hal yang
mempermudah bangun

Pola Kebersihan Diri (PH) Mandi : klien mengatakan Mandi : klien mengatakan
mandi 2x sehari mandi 2x sehari
- Frekuensi mandi
- Frekuensi Mencuci rambut Gosok gigi : klien mengatakan Gosok gigi : klien
- Frekuensi Gosok gigi gosok gigi ketika mandi mengatakan gosok gigi ketika
- Keadaan kuku mandi
Keramas : klien mengatakan
- Melakukan mandiri/
keramas 3x seminggu Keramas : klien mengatakan
dibantu
keramas 3x seminggu

Aktivitas Lain Klien mengatakan setiap hari Klien mengatakan setelah


bekerja sebagai petani. operasi hanya di rumah saja
Aktivitas apa yang dilakukan tanpa melakukan aktivitas
klien untuk mengisi waktu karena nyeri yang masih
luang ? dirasakan pada luka bekas
post op.

2. Riwayat Psikologi
Klien mengatakan penyakitnya adalah cobaan dari tuhan. Tidak ada gangguan
konsep diri.
3. Riwayat Sosial
Klien tinggal dirumah dan hubungan dengan anggota keluarganya dekat.
4. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan sering sholat 5 waktu.

6. KONSEP DIRI
A. Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya karena
tubuhnya.
B. Identitas diri : Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki berusia 61 tahun.
C. Peran : Klien mengatakan di rumah dirinya berperan sebagai kepala
keluarga.
D. Ideal diri : Klien mengatakan berharap kondisinya segera membaik agar
dapat
kembali beraktivitas seperti biasanya.
E. Harga diri : Klien mengatakan merasa sedih dengan kondisinya saat ini
karena
tidak dapat menjalankan kewajibanya sebagai kepala kelurga.

7. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 07/April/2021)


A. Keadaan Umum : cukup
B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,3 oC
RR : 20 x/menit
C. Pemeriksaan Wajah
1) Mata
Kesimetrisan mata( + ), benjolan ( - ), Konjunctiva (ananemis), sclera
berwarna putih.
2) Hidung
Bentuk simetris, perdarahan (-), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ),
pembesaran / polip ( - ), nyeri tekan ( - ).
3) Mulut
Lesi ( - ), Bibir pecah ( - ), gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + ), Kotoran (-),
Gigi palsu ( - ), Warna lidah putih, Perdarahan ( - ).
4) Telinga
Bentuk simetris, lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan
serumen ( - ).

11
D. Pemeriksaan Kepala, Dan Leher
1) Kepala
Inspeksi : kesimetrisan (+). Luka ( - ), darah ( - ),
Palpasi : Nyeri tekan ( - )
2) Leher
Inspeksi : Bentuk leher (simetris), peradangan ( - ), massa ( - ).
Palpasi : Pembesaran kelenjar tiroid ( - ), pembesaran Vena jugularis ( - ).
E. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : terdapat luka post op herniotomy. Pinggiran luka tampak kemerahan
Palpasi : terdapat nyeri tekan.
F. Pemeriksaan Kulit/Integument
1) Integument/Kulit
Palpasi : Tekstur (kasar), Turgor/Kelenturan(jelek), struktur (keriput), nyeri
tekan (-).
2) Pemeriksaan Rambut
Ispeksi dan Palpasi : Penyebaran (merata), rontok ( - ), warna putih
(beruban).
3) Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi : kebersihan kuku (kurang baik).

2.9.2 Analisa Data

DATA MASALAH
DIAGNOSA
PENYEBAB KEPERAWATA
(Tanda mayor & minor) KEPERAWATAN
N
Ds : Tindakan Nyeri akut Nyeri akut b.d agen
pembedahan pencedera fisik d.d
P : Klien mengatakan herniotomy mengeluh nyeri (D.0077)
nyeri, nyeri semakin
terasa pada saat
bergerak.
Q : Klien mengatakan
nyeri seperti disayat
benda tajam (perih)
dan ditusuk-tusuk.
R : Klien mengatakan
nyeri pada area luka
post op herniotomy.
S : Klien mengatakan
skala nyeri 5
menggunakan skala
nyeri numerik.
T : Klien mengatakan
nyeri nyeri hilang
timbul.

Do :
- Skala nyeri 5
- Tampak meringis
- Terdapat luka post op
herniotomy.

Ds : Efek prosedur Risiko infeksi Risiko infeksi d.d efek


invasif prosedur invasive
- Klien mengatakan (D.0142)
nyeri pada luka bekas
post op herniotomy.
- Klien mengatakan
nyeri seperti disayat
benda tajam (perih)
dan ditusuk-tusuk.

Do :
- Pada pinggiran luka
tampak kemerahan
- Nyeri

2.9.3 Diagnosa Keperawatan (SDKI)

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri (D.0077)
2. Risiko infeksi d.d efek prosedur invasive (D.0142)
2.9.4 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri
pencedera fisik d.d intrevensi keperawatan, (I.08238)
mengeluh nyeri (D.0077) maka tingkat nyeri Observasi
menurun dengan kriteria 1. Identifikasi lokasi,
hasil : karakteristik, durasi,
a. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,
b. Meringis menurun intensitas nyeri
c. Gelisah menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri
non verbal
4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
5. Berikan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
6. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
7. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
8. Ajarkan tehnik non
Farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

2.9.5 Implementasi
Diagnosis Hari, Tanggal, Tindakan Tanda Tangan
Jam Keperawatan
Nyeri akut b.d agen Senin, 12 Manajemen nyeri
pencedera fisik d.d September 2022, (I.08238)
mengeluh nyeri 08.00 WIB Observasi
(D.0077)
- Mengidentifikasi
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas
nyeri
Terapeutik
- Memberikan
tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
Edukasi
- Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri
Selasa, 13 Observasi
September 2022, - Mengidentifikasi
08.00 WIB skala nyeri
Terapeutik
- Memberikan
tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
Edukasi
- Menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Rabu, 14 Observasi
September 2022, - Mengidentifikasi
08.00 WIB respon nyeri non
verbal
Terapeutik
- Memberikan
tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
Edukasi
- Mengajarkan
tehnik non
Farmakologi untuk
mengurangi rasa
nyeri

2.9.6 Evaluasi
Diagnosis Evaluasi Hari, Tanggal
Nyeri akut b.d agen S :
pencedera fisik d.d - Klien mengatakan masih
mengeluh nyeri sangat nyeri pada luka
bekas post op herniotomy.
- Klien mengatakan nyeri
seperti disayat benda tajam
(perih) dan ditusuk-tusuk.
O:
- Pada pinggiran luka
masih tampak kemerahan
- Nyeri
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
S
- Klien mengatakan masih
nyeri pada luka bekas post
op herniotomy
- Klien mengatakan nyeri
seperti di sayat benda tajam
dan ditusuk-tusuk

O:
- Pada pinggiran luka sudah
tampak hilang
kemerahannya
- Nyeri sedang
A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
S:
- Klien mengatakan nyeri
di luka sudah tidak ada
O:
- Nyeri hilang
A:
Masalah sudah teratasi
P:
Intervensi tidak dilanjutkan

16

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen
menonjol dari rongga abdomen. Hernia adalah penonjolan dari organ internal melalui
pembentukan abnormal atau lemah pada otot yang mengelilinginya. Hernia adalah
tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ tersebut
seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup

Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi
hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ intraperitonial lain
atau organ ekstraperitonial seperti ovarium, apendiks divertikel dan bulu-bulu. Unsur
terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum)
umbilikus atau organ-organ lain misalnya paru dan sebagainya.

3.2 Saran

Diharapkan tenaga Kesehatan menyadari pentingnya penerapan asuhan


keperawatan yang konsisten sesuai dengan teori dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien, sehingga pasien akan mendapatkan perawatan holistic dan komprehensif

17

DAFTAR PUSTAKA
Dermawan deden & Tutik Rahayuningsih.2010. Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Pencernnaan.Yogyakarta:Gosyen publising.

Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta:


Gosyen Publisher

Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi.


Yogyakarta : Nuha Medika

Mutaqin,Arif & Kumala Sari.2011.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Keperawatan


Medikal Bedah. Jakarta:Salemba Medika.

Nurarif, Amin, Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA. Yogyakarta : Mediaction Publishing

Sjamsuhidajat, R. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta Selatan: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta Selatan: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta Selatan: DPP

18

Anda mungkin juga menyukai