Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN POST OP HERNIA INGUINALIS PADA TN. N

DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD KOTA MAGELANG

Di susun oleh :

Eka Setyaningrum 18.0604.0001

Imroatul Latifah 18.0604.0011

Amifta Titi Damar Asih 18.0604.0020

Tri Agustin Kurniawati 18.0604.0024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Hernia” tepat pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya masih terdapat kekurangan dalam


penyusunan makalah ini, untuk itu kritik dan saran demi kesempurnaan
dan pengembangan wawasan dan pengetahuan penulis.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis


khususnya demi pembenahan diri, dan kepada pembaca demi
pengembangan pengetahuan dan wawasan. Semoga Allah SWT tetap
mencurahkan rahmatnya pada kita. Amin.

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A.TUJUAN ...............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................5
C. LATAR BELAKANG...........................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI
A.PENGERTIAN.......................................................................................7
B.KLASIFIKASI.......................................................................................8
C.ETIOLOGI.............................................................................................8
D. PATHWAY............................................................................................9
E.TANDA GEJALA...................................................................................9
F. KOMPLIKASI.....................................................................................10
G. PENATALAKSANAAN MEDIS.......................................................10
H. PENGKAJIAN....................................................................................12
J. DIAGNOSA.........................................................................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................14
BAB IV JURNAL DAN PEMBAHASAN...................................................25
BAB V PENUTUP.......................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................28

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada perkembangan jaman sekarang ini, kesehatan merupakan
sesuatu hal yang sangat penting. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas
dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Dari pengertian
tersebut, kita memerlukan suatu kesehatan yang optimal terutama pada
saat melakukan aktivitas fungsional sehari hari.
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang ilmu bedah saat ini
sangat pesat hal ini juga harus di dukung dengan peningkatan pemberian
perawatan pada klien penderita penyakit bedah, tetapi masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui dengan adanya benjolan dilipat paha
itu suatu keadaan yang patologis, mereka hanya tau bahwa benjolan yang
mula – mula kecil dan makin lama makin besar itu sebuah tedun, bila
suatu saat benjolan lebih menonjol/besar dan timbul nyeri maka mereka
hanya mencari ahli pijat. (Jong, 2014)
Tanda dan gejala lebih dini/awal biasanya tidak mereka sadari,
namun keadaan terseut akan mereka sadari apabila sudah menimbulkan
rasa sakit. Seperti juga dengan tanda dan gejala dari hernia inguinalis,
yang pada umumnya adanya benjolan dilipat paha yang muncul pada
waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan, dan menghilang setelah
berbaring. Karena keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya
dirasakan didaerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral.
Maka seseorang biasanya akan membiarkan saja karena tidak
menimbulkan sakit, bila terasa sakit baru mereka berobat ke dokter atau
tenaga kesehatan yang lain.
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak
setelah appendicitis. Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam
peningkatan status kesehatan masyarakat karena besarnya biaya yang
diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat
lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah

4
operasi di Perancis tindaka bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di
Amerika serikat (wim de jong, 2014).
Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada manusia
sejak tahun 1500 sebelum masehi dan mengalami banyak sekali
perkembangan seiring bertambahnya pengetahuan struktur anatomi pada
regio inguinal.
Hampir 75% dari hernia abdomen merupakan hernia inguinalis.
Untuk memahami lebih lanjut tentang hernia diperlukan pengetahuan
tentang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia
inguinalis lateralis dan hernia inguinalis medialis dimana hernia inguinalis
lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia inguinalis.
Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis. Hernia lebih
dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia
inguinalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, untuk hernia
femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada wanita. Sedangkan jika
ditemukan hernia inguinalis pada pria kemungkinan adanya hernia
inguinalis atau berkembangnya menjadi hernia inguinalis sebanyak 50%
perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia inguinalis 7 : 1.
Prevalensi hernia inguinalis pada pria dipengaruhi oleh umur. Oleh karena
itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat
diputuskan tindakan secara tepat.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengertian, anatomi dan fisiologi, klasifikasi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, dan komplikasi pada
klien dengan hernia dan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
penyakit hernia.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pembaca mampu mengerti konsep materi dan asuhan keperawatan
terhadap pasien dengan penyakit hernia.
2. Tujuan Khusus
 Pembaca mampu mengerti definisi hernia

5
 Pembaca mampu mengerti etiologi hernia
 Pembaca mampu mengerti tanda dan gejala pasien dengan hernia
 Pembaca mampu mengerti fisiologi penyakit hernia
 Bagaimana patofiologi penyakit hernia
 Apakah pemeriksaan penunjang pada pasien hernia
 Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hernia

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Hernia adalah penonjolan isi perut dan rongga yang normal melalui suatu
defek pada fasia dan muskulo oponeurotik dinding perut, baik secara
kongenital atau didapat yang memberi jalan keluar pada setiap alur tubuh
selkin yang bisa melalui dinding tersebut. Lubang itu dapat timbul karena
lubang embrional yang tidak menutup atau melebur, akibat terkanum rongga
perut yang meninggi (Arif, 2007).
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan (Engran, 2008).

B. KLASIFIKASI
Menurut Arif (2007) hernia diklasif ikasikan menjadi dua yaitu :
1. Berdasarkan klinis
a. Hernia responsibilis : dapat direposisi tanpa operasi
b. Hernia irreponsibilis : organ yang mengalami hernia tidak dapat
kembali ke cavum
c. Hernia strangulasi : hernia irreponbilis dimana sudah terjadi gangguan
vaskularisasi visera yang terperangkap dalam kantung hernia (isi
hernia).
d. Hernia incarcerata : hernia irresponsibilis yang sudah disertai tanda-
tanda illeus mekanis (usia largenit sehingga aliran makanan tidak bisa
lewat).
2. Berdasarkan arah Hernia
a. Hernia eksterna: penonjolannya dapat dilihat dan luar karena
menonjolnya ke arah luar.
b. Hernia interna: jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya ke
cavum theorax, bursa omentalis atau masuk ke dalam recessus dalam
cavum abdomen.

B. ETIOLOGI
Menurut Arif (2007) penyebab hernia terdiri dari beberapa antara lain
1. Hernia congenital
a. Processus vaginalis peritoneum persisten
b. Testis tidak samapi scrotum, sehingga processus tetap terbuka

7
c. Penurunan baru terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus
belum sempat menutupdan pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka
d. Predileksi tempat: sisi kanan karena testis kanan mengalami desensus
setelah kiri terlebih dahulu
e. Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa
f. Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan criptocismus dan
hidrocele
2. Hernia didapat:
3. Ada factor predisposisi
a. Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa
b. Pada orang tua karena degenerasi/atropi
4. Faktor predisposisi
a. Tekanan intra abdomen meningkat
b. Pekerjaan mengangkat benda-benda berat
c. Batuk kronik
d. Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras
e. Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis
f. Sering melahirkan: hernia femoralis

C. PATHWAY

8
9
D. TANDA DAN GEJALA
Terdapat beberapa tanda dan gelaja pada klien dengan hernia menurut Arif
(2007) antara lain :

1. Hernia inguinalis lateralis / indirekta


a. Adanya benjolan di selakangan/ kemaluan
b. Benjolan bisa hilang atau timbul dan mengecil
c. Timbul bila menangis, mengejan saat defekasi, mengangkat benda
berat
d. Dapat ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau mual muntah bila
terjadi komplikasi
e. Pada bayi dan anak-anak sering gelisah, banyak menangis dan kadang
perut kembung
2. Hernia inguinalis medialis / direkta
a. Terlihat adanya masa yang bundar pada annulus inguinalis eksterna
yang mudah mengecil bila tiduran
b. Tetap akan terdapat benjolan meskipun tidak mengejan
c. Mudah kencing karena buli-buli ikut membentuk dinding medial hernia
d. Bila hernia ke skrotum maka hanya akan ke bagian atas skrotum

E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan hernia menurut Arif, 2007
yaitu :
1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kentang hernia,
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat makin banyak usus
yang masuk.
3. Bila inkaserta dibiarkan maka luma, kelamaan akan timbul edema,
sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan nekrosis.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Arif (2007), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien
hernia yaitu :

10
1. Radiografi abdomen : sejumlah gas terdapat dalam usus, enema barium
menunjukan tingkat obstruksi
2. Laboratorium
a. Hb dan Ht meningkat karena hemokonsentrasi
b. Sel darah putih meningkat pada hernia strangulasi (<10.000 sel/mm)
c. Defisiensi elektrolit, pasien akan kehilangan kalium, hydrogen,
klorida, yang akan mengakibatkan alkalis metabolik.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Arif (2007) penanganan yang dapat dilakukan pada klien dengan
hernia yaitu dengan
1. Konservatif:
a. Hanya dilakukan pada keadaan yang masih reponibel.
b. Dengan cara mengatasi factor-faktor predisposisi bukan
penatalaksanaan yang ideal.
c. Pada anak-anak dengan hernia indirect irreponibel diberi terapi
konservatif dengan:
1) Obat penenang (valium)
2) Posisi trandelenburg
3) Kompres es
2. Operatif
Jenis operasi:
a. Herniotomi: pembebasan kantung hernia sampai pada lehernya,
kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan
b. Hernioplasti: memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
c. Herniografi: membuat plasty di abdomen sehingga LMR menjadi kuat.
3. Penanganan pasca opersi:
a. Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya
hematoma.
b. Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler (berbaring dengan lutut
ditekuk) agar diding abdomen tidak tegang.
c. Diusahakan agar penderita tidak batuk atau menangis.
d. Dalam waktu 1 bulan jangan mengangkut barang yang berat.
e. Selama waktu 3 bulan tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat
menaikkan tekanan intra abdomen.

H. PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN


Pengkajian fokus yang diperlukan pada klien dengan hernia menurut Rukmi,
Dwi Kartika, Muhamat Novfiyanto, dan Rahayu Iskandar (2015) antara lain :
1. Aktifitas

11
Pembatasan aktifitas yang dapat meningkatkan tekanan intra abdomen
seperti bersin, mengangkat benda berat, batuk mengejan.
2. Istirahat
Ansietas, nyeri sebagai manifestasi obstruksi usus, pembatasan aktifitas
kerja sehubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen.
3. Integritas ego
Ansietas, takut, emosi (kesal), perasaan tidak berdaya
4. Sirkulasi
Takikardi (akibat dari nyeri, infeksi, dehidrasi), hipotensi, kulit atau
membran mukosa pecah, sianosis, takipnea, asidosis berhubungan dengan
hilangnya cairan dan Na mengakibatkan syock hipovolemik
5. Eliminasi
Pada awalnya feses dapat keluar, fase lanjut terjadi konstipasi, obstipasi,
terjadi inkontinensia uri, kebiasaan mengejan pada waktu BAB.
6. Makanan dan Caira
Mual, muntah, anoreksia, obesitas merupakan salah satu predisposisi
hernia. Muntah peroral mengandung makanan tak dicerna selanjutnya
muntah air dan empedu hitam dan fekal.
7. Higiene
Tidak mampu melakukan perawatan diri, bau badan berhubungan dengan
keterbataan aktifitas akibat nyeri.
8. Nyeri /kenyamanan
Nyeri pada lokasi, pada selakangan dan daerah sekitarnya.

I. MASALAH ATAU DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


Berdasarkan dari data pengkajianyang diperoleh makan kemungkinan akan
muncul dignosa keperawatan menurut NANDA 2012 yaitu :
1. Pre operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (terjepitnya usus
di daerah selakangan)
b. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi
kesehatan, proses inflamasi
c. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.
2. Post operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedra fisik (tindakan infasif (post
operasi)).

12
BAB III

PEMBAHASAN

A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien : Tn N
2. Umur : 45 tahun
3. Alamat : Magelang
4. Pekerjaan : tukang kayu
5. Agama : islam
6. Tanggal masuk RS/RB : 02 Oktober 2018
7. Nomor rekam medis : 413639
8. Bangsal : flamboyan
9. Diagnose Medis : Hernia Inguinalis

B. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA


1. HEALTH PROMOTION
Kesehatan Umum :
a. Alasan masuk rumah sakit
Klien datang dngan keluhan nyeri saat BAK sejak 5 hari
sebelum masuk RS. Nyeri dirasakan setelah BAK terasa perih

13
dan panas. Terdapat benjola pada kantung zakar, dan terdapat
massa pada skrotum bagian belakang atau selangkangan.
 Tekanan darah :120/80 MmHg
 Nadi : 78 x/menit
 Suhu : 36,6 0 c
 Respirasi : 18 x/menit
b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan dll)
Pasien pernah jatuh dari motor dan bagian perut bawah terbentur
tanki motor 2minggu kemudian merasa nyeri diselangkangan.
c. Kemampuan mengontrol kesehatan
 Yang dilakukan bila sakit : periksa ke klinik terdekat .
 Pola hidp (konsumsi/asuransi kesehatan dll) : klien
mengatakan seorang perokok, olahrga yang dilakukan tidak
secara khusus namun pekerjan klien dianggap sudah
menjadi olahrga. Tetapi klien suka olahraga lari-lari.

d. Factor social ekonomi (penghasilan asuransi kesehatan dll) : klien


menggunakakn jamkesda sebagai jaminan kesehatanya. klien
bekerja sebagai tukang kayu.

e. Pengobatan sekarang :

N Nama Dosis Kandungan Manfaat


O Obat
1 Ranitidine 1 A (50 Ranitidine 150  Pengobatan jangka pendek
(iv)
mg) / mg untuk tukak usus 12 jam,
12 jam tukak lambung gejala refluks
esofagitif terapi pemeliharaan
pengobatan keadaan
hiposekresi patologi.
2 Ceftriaxon Iv 2 x Setriakson Na /  Infeksi yang disebabkan oleh
(iv)
1gr / gr bakteri pathogen pada
12jam asaluran nafas, THT, septi,
meningitis tulang sendi,
jaringan llunak intrabdominal
3 Ketorolac 1 A Ketorolac 10  Nyeri akut derajat sedang
(iv)

14
(30mg) mg/ 30 mg hinggan berat
/ 8jam
4 Asering 20 Ca + 3 mEq,  Pengobatan antidosisi
(iv)
tpm / k+q Na + 130 berhubungan dehidrasi dan
500 ml Eq, cl – 10 q keehilangan ion alkali dalam
mEq, asetat 20 tubuh
mq
5 Dexketopr 1 A KTC 50gr/2ml Untuk mengobati kondisi
ofen (50mg) nyeri sedang-ringan.
/ 12
jam

2. NUTRITION
a. A (antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA,IMT
1. BB biasanya : 60 kg dan Tinggi badan 165 cm
2. lingkar perut : Tidak dikaji
3. lingkar kepala : Tidak dikaji
4. Lingkar dada : Tidak di jadi
5. lingkar lengan atas :
b. B (biochemical) meliputi data laboratorium abnormal :
Creatinin 0,50 mg/dl, hemoglobin 12,9 gr/dl, leukosit 12,3,
hematokrit 38,3, netrofil segmen 77%, limfosit 12%.
c. (Clinical) meliputi tanda-Tanda kilinis rambut, turgor kulit,mukosa
bibir conjunctiva anemis/tidak :
Rambut berwarna hitam sedikit uban dan berminyak, turgor kulit
baik elastis, mukosa bibir lembab, konjungtiva tidak anemis.
d. D (Diet) meliputi nafsu,jenis,frekwensi makanan yang diberikan
selama rumah sakit:
Nafsu makan klien turun degan frekuensi makan setengah dari
porsi yang diberikan di RS, Jenis makannaya bubur.
e. (Energy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama
dirumah sakit :
Dalam braktivitas di Rumah Sakit klien dibantu oleh istrinya,
dibantu sebgaian.
f. (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi ( kemampuan,mnelan
mengunyan dll)
Klien mengatakan tidak ada keluhan menelan dan mengunyah

15
g. Penilaian status gizi
IMT: BB(Kg)/TB (m)kuadrat
: 60/ (2,7) kuadrat
: 22,2 (normal)
h. Pola asupan cairan
Asuan cairan melalui infus: 166/8 jam
Minum (24jam): 400 cc
Makan (24jam): 200cc
i. Cairan masuk
Infus asering = 166/8 jam
Minum = 400 ml
Makan = 200 ml
Injeksi : = 16 ml
Air metabolisme
5ml/kg BB/hari 5 X 60kg = 300 ml

Total 1.082 ml

j. Cairan keluar
Urine = 480ml /8jam
Feses = 200 ml
IWL = 13.5 ml
Total = 693,5 ml
k. Penilaian Status cairan
Intake-output
1.082 – 693,5 = 388,5 ml

l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk Simetris, warna kulit kuning langsat, tidak
tampak pembesaran
Auskultasi : peristaltic 12x/menit
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada daerah perut bagian
bawah.
Perkusi : timpani di 4 kuadran.

3. ELMINATION
a. Sistem Urinary :
1. Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan)
Frekuensi pembuangan urin dalam 1 hari sebnay 4 kali (400cc).
nyeri saat BAK,
2. Riwayat kelainan kandung kemih
Tidak ada
3. Pola urin (jumlah, warna, kekentalan, bau)
400cc/hr, warna kuning ppekat, tidak kental, bau amonia

16
4. Distensi kandung kemih/retensi urin
Retensi urin.
b. Sistem gastronistal
1. Pola eliminasi
Tidak ada masalah eliminasi, BAB dalam 1 hari 1 kali.
2. Konstipasi dan factor penyebab konstipasi
Tidak ada gangguan
c. Sistem intergment
1. Kulit (intregitas kulit/hidrasi/trgor/wara/suhu)
Intregitas kulit normal, turgor lembab, warna sawo matang,
suhu 36 ֯6 C
4. Activiti/Rest
a. Istirahat tidur
1. Jam tidur : 21.00 wib
2. Insomnia : tidak terdapat gangguan
tidur
3. Pertolongan perangsang tidur :-
b. Aktivitas
1. Pekerjaan : tukang potong kayu
2. Kebiasaan olah raga : lari-lari (lari-lari)
c. ADL
1. Makan : mandiri.
2. Toileting : dibantu sebagian dengan
keluarga
3. Kebersihan : dibantu sebagian dengan
keluarga
4. Berpkaian : dibantu sebagian dengan
keluarga
d. Bantuan ADL : dibantu sebagian dengan
keluarga
e. Kekuatan otot : 5 5
4 4
f. ROM : aktif
a. Resiko untuk cidera : klien beresiko untuk cidera
jatuh karena bantuan hidupnya atau aktifitas masih dibantu
sebagian oleh keluarga.
g. Cardio respon
1. Penyakit jantung : tidak ada
2. Edema ekstermitas : tidak ada
3. Tekanan darah dan nadi : tidak ada
a. Berbaring : 138/78 mmHg, 80x/menit
b. Duduk : 130/70 mmHg, 80x/menit

17
4. Tekanan darah jugularis : tidak dikaji
5. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : daerah perikordium datar,
iktus kordis tidak tampak
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan tidak ada
getaran pada empat katup
c. Perkusi : tidak ada pembesaran
jantung redup
d. Auskultasi : tidak ada suara tambahan
(suara normal lup dug)
h. Pulmonary respon
1. Penyakit system nafas : tidak ada
2. Penggunaan O2 : tidak menggunakan oksigen
3. Kemampuan bernafas : spontan
4. Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll)
Tidak ada
5. Pemeriksaan paru-paru
a. Inspeksi : Dada simetris.
b. Palpasi : fremitas kanan kiri sama,
tidak terdapat nyeri tekan, ekspansi paru sama
c. Perkusi : sonor
d. Auskultasi : vesikuler kanan kiri

5. PERCEPTION / COGNITION

a. Orientasi kognisi
1. Tingkat pendidikan : SD
2. Kurang pengetahuan : Klien mengatakan tau
tentang penyakitnya
3. Pengetahun tentang penyakit : Klien mengetahui
penyakitnya
4. Orientasi ( waktu,tempat,orang) : klien mampu mengenali
kondisi lingkunganya
b. Sensasi/persepsi
1. Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
2. Sakit kepala : Tidak ada
3. Penggunaan alat bantu : Tidak ada
4. Pengindraan : Masih berfungsi dengan
baik
c. Communication

18
1. Bahasa yang digunakan : bahasa jawa dan indonesia
2. Kesulitan berkomunikasi : tidak ada kesulitan dalam
berkomunikasi

5. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1. Perasaan cemas : klien mengatakan cemas dan
takut akan oprasi
2. Perasaan putus asa/kehilangan : Tidak ada
3. Keinginan untuk mencedari : Tidak ada
4. Adanya luka/cacat : Tidak ada

6. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1. Status hubungan : Menikah (suami)
2. Orang terdekat : Istri
3. Perubahan konflik/peran : klien mnegatakan tidak bisa
bekerja selama
di Rs
4. Perubahan gaya hidup :-
5. Interaksi denga orang lain : baik

7. SEXSUALITY
a. Identitas seksual
1. Masalah/disfungsi seksual : Tidak ada
2. Periode menstruasi : Tidak ada
3. Metode KB : Tidak ada

8. COPING/STREES TOLERANCE
a. Coping respon
1. Rasa sedih/takut/cemas : Cemas dan takut
2. Kemampuan untuk mengatasi : istigfar dan berdoa
3. Perilaku yng menamaka cemas : klien taampak gelisah

9. LIFE PRINCIPLES
a. Nilai kepercayaan
1. Kegiaatan keagamaan yang diikuti : Yasinan setiap kamis malam
2. Kemampuan Untuk berpatisipasi : Baik, ikut gotong-royong
3. Kegiataan kebudayaan : Tidak ada
4. Kemampuan memecahkan masalah : Musyawarah dengan
keluarga

19
10. SAFETY PROTECTION
a. Alergi : Tidak ada
b. Penyait autoimmune : Tidak ada
c. Tanda infeksi : Tidak ada
d. Gangguan thermoregulasi : Tidak ada
e. Ganguan/resiko (komplikasi immobiisasi jatuh, aspirasi, disfungsi
neurovaskuler peripheral, kondisi hipertensi, pendarahan,
hipoglikemia, syndrome disuse, gaya hidup yang tetap: tidak ada

11. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1. Provokes (yang menimbulkan nyeri) : Hernia Inguinalis
2. Quality (bagaimana kualitasnya ) : Nyeri tertusuk
3. Regio (diman letaknya) : Selangkangan kanan dan
kiri
4. Scala (beberapa skalanya) : Skala 4
5. Time (waktu) : Saat BAK dan mobilisasi
b. Rasa tidak nyaman lainya : nyeri
c. Gejala yang menyerti : bengkak

12. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : Tidak ada
b. DDST (Form dilampirkan) : Tidak ada
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan) : Tidak ada

C. DATA LABORATORIUM

Tanggal dan Jenis Pemeriksaan Hasil Interpretasi


jam pemeriksaan
03 Hematologi
Paket darah lengkap
Desember
Hemoglobin 12,9 (L) 13-18
2018 Jumlah sel darah
18.24 wib Leukosit 12,3 (H) 4-11
Eritrosit 4,6 4,5-6,5
Hematokrit 38,3(L) 40-54
Tromobosit 384 150-450
Diff count persentase
Eousinofil 3 1-6
Basofil 0 0-1
Netrofil segmen 77 (H) 40-75
Limfofit 12(L) 20-45
Monosit 8 2-10

20
Diameter sel size
RDW-CV 13 11,6-14,4
RDW-SD 39,4 35,1- 43,9
Kimia klinik
Gula darah 94 70-140
HbSAg Negatif Negatif

Ureum 22,5 16,6-48,5


Kreatinin 0,50 (L) 0,67- 1,17

A. Analisa Data
Nama inisial klien : Tn. N
Diagnose Medis : Hernia Innguinalis
No Rekam Medis : 413639
Bangsal : Flamboyan

NO Data

21
Tanggal dan Data subjektif Data objektif
jam
pengkajian
1 3 Desember - Klien mengatakan - Klien tampak
2018 nyeri pada menahan nyeri
11.00 WIB
selangkangan dan - Klien tampak
nyeri ketika BAK. memegangi
P: Hernia selangkangan.
Q: nyeri tekan seperti - klien tampak
ditusuk-tusuk. kesulitan saat bergerak.
R:nyeri diselangkangan TD :138/78 mmHg
kanan dan kiri N : 80x/menit
S: Skala 4 S: 36,2 oC
T: nyeri saat BAK RR: 20x/ menit
- Klien mengatakan
terdapat benjolan
diselangkangan kanan
dan kiri.
- Klien mengatakan
takut akan operasi
- klien mengatakan
sering BAK
- klien mengatakan
anyang-anyangan.
- klien mengatakan
urin keluar sedikit-
sedikit.
- klien mengatakan
nyeri saat bergerak.
- klien mengatakan
tidak nyaman

22
B. Diagnosa Keperawatan

No Tanggal, Symptom Etiologi Problem


jam
1 3 DS : Agen cidera Nyeri akut
Desember - Klien mengatakan Biologis
2018 nyeri pada
11.00
selangkangan dan
WIB
nyeri ketika BAK.
P: Hernia
Q: nyeri tekan seperti
ditusuk-tusuk.
R:nyeri diselangkangan
kanan dan kiri
S: Skala 4
T: nyeri saat BAK
- Klien mengatakan
terdapat benjolan
diselangkangan kanan
dan kiri.
DO :
Klien tampak menahan
nyeri .
Klien tampak
memegangi
selangkangan
TD :138/78 mmHg
N : 80x/menit
S: 36,2 oC
RR: 20x/ menit

23
2 3 DS: Hernia Retensi Urin
-klien mengatakan
Desember Inguinalis
sering BAK
2018
-klien mengatakan urin
11.00
keluar sedikit-sedikit
WIB
-klien mengatakan
anyang-anyangan
DO:
Wajah klien tampak
menahan nyeri
3 3 DS : nyeri Hambatan
-klien mengatakan nyeri
Desember mobilitas
saat bergerak
2018 fisik
-klien mengatakan tidak
11.00
nyaman
WIB
DO :
Klien tampak kesulitan
bergerak

C. Rencana Keperawatan

No Tanggal Diagnose Tujuan & Intervensi Rasional


& jam keperawatan kriteria hasil (NIC)
(NOC)
1 04/12/20 Nyeri akut b.d Setelah O: kaji tingkat Untuk
18 Agen cedera dilakukan nyeri pasien. mengetahui
09.30
biologis tindakan asuhan tingkat nyeri.
keperawatan N: pilih tindakan
Mengurangi rasa
selama 3x8jam non farmakologi
nyeri pada klien
diharapkan untuk

24
masalah nyeri mengurangi dan memberikan
teratasi dengan nyeri. rasa nyaman
E: ajarkan pada
kreteria hasil:
Menghilangkan
Kontrol Nyeri klien/ keluarga
- menggunakan ketidaknyamanan
teknik
tindakan
mengontro nyeri
pengurangan
dengan
nyeri tanpa
relaksasi ,
analgesik (non Untuk
kompres hangat,
farmakologi). mengurangi nyeri
relaksasi nafas
- menggunakan
dalam.
analgesik yang
C: kalaborasi
direkomendasik
dengan dokter
an.
pemberian obat
- mengatakan
analgesic dan
nyeri terkontrol
prosedur
dari skala 4 ke
pembedahan.
skala 2.

D. Implementasi

No Tanggal Diagnose Implementasi Respon (DO & DS)


& jam keperawatan
1 5/12/18 Nyeri akut  Mengkaji tingkat nyeri DS :
08.00 -Klien mengatakan
b/d agen pasien.
nyeri pada luka
cidera biologi
post op hernia di
selangkangan
seperti ditusuk-
tusuk
-Klien mengatakan
nyeri tekan skala 4.
DO :
-Tampak luka post

25
op di selangkangan
-Klien tampak
menahan nyeri.
-Klien tampak
memegangi
selangkangan.
09.00  Memilih tindakan DS :
klien mengatakan
non farmakologi
masih nyeri
akupressure di titik DO :
L1 4 dan SP 6  Klien tampak
melindungi area
nyeri.
09.15  Mengajarkan keluarga DS :
Klien dan keluarga
teknik akupresure mengatakan paham
untuk mengurangi dengan teknik yang
diajarkan.
nyeri. DO :
Keluarga tampak
kooperatif
09.30  Mengkolaborasikan DS : klien
dengan dokter dlam mengatakan nyeri
pemberian analgetik
Ketorolac 2x30mg/12 berkurang
jam DO: klien tampak
Ranitidine 2x50mg/ 12
jam kooperatif
Ceftriaxon 2x1gr/ 12
jam
6/12/18  Mengkaji tingkat DS :
-Klien mengatakan
nyeri
nyeri pada luka post
op hernia di
selangkangan dan
seperti dituuk tusuk
dengan skala 3.
DO :
-Tampak luka post
op di selangkangan

26
-Klien tampak
menahan nyeri.
-Klien tampak
memegangi
selangkangan.

 Memilih tindakan non DS :


klien mengatakan
farmakologi relaksasi
nyeri berkurang
nafas dalam DO :
Wajah klien tampak
nyaman
 Mengajarkan klien DS :
Klien mengatakan
teknik relaksasi nafas paham dengan
dalam. teknik yang
diajarkan.
DO :
Klien tampak
kooperatif
 Mengkolaborasikan DS : klien
dengan dokter dlam mengatakan nyeri
pemberian analgetik
Ketorolac 2x30mg/12 berkurang
jam DO: klien tampak
Ranitidine 2x50mg/ 12 kooperatif
jam
Ceftriaxon 2x1gr/ 12 jam

2. 6/12/18  Mengkaji tingkat DS :


nyeri -Klien mengatakan
15.00 nyeri post op hernia
di selangkangan
seperti ditusuk
tusuk, hilang timbul
-Klien mengatakan
nyeri tekan skala 2.
DO :
-Tampak luka post
op diselangkangan

27
- klien tampak
menahan nyeri
 Memilih tindakan non DS :
farmakologi relaksasi klien mengatakan
nafas dalam nyeri berkurang
DO :
Wajah klien
tampak nyaman
 Mengajarkan DS : keluarga
keluargan untuk mengatakan
membantu
mengontrol rasa paham
nyeri pasien DO: keluarga
tampak kooperatif
 Mengkolaborasikan DS : klien
dengan dokter dlam mengatakan nyeri
pemberian analgetik
Ketorolac 2x30mg/12 berkurang
jam DO: klien tampak
Ranitidine 2x50mg/ 12
jam kooperatif
 Ceftriaxon 2x1gr/ 12
jam

E. Evaluasi

No Tanggal & Diagnosa Evaluasi (SOAP)


jam keperawatan
1 S : klien mengatakan masih
merasa nyeri.
P : hernia
Q: nyeri tekan
R : selangkangan kanan dan kiri
S : skala 3
T : hilang timbul dan saat BAK
O : Klien tampak menahan nyeri
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- kaji tingkat nyeri
-pilih tindakan non farmakologi

28
akuperssure
-ajarkan keluarga cara kontrol
nyeri
-Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik dan proses
pembedahan

5/12/18 Nyeri akut b/d agen S : Klien mengatakan nyeri


13.00 P : post op hernia
cidera biologi
Q : nyeri tusuk
R : nyeri di selangkangan
S skala 3
T hilang timbul
O : Klien tampak menahan nyeri
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- kaji tingkat nyeri
-pilih tindakan non farmakologi
-ajarkan keluarga cara kontrol
nyeri
-Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik

6/12/18 Nyeri akut b/d agen S : Klien mengatakan nyeri


13.00
cidera biologi berkurang.
P : post op hernia
Q : nyeri tusuk
R : nyeri di selangkangan
S skala 3
T hilang timbul
O : Klien tampak menahan nyeri
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- kaji tingkat nyeri
-pilih tindakan non farmakologi
-ajarkan keluarga cara kontrol
nyeri
-Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik

6/12/18 Nyeri akut b/d agen S : Klien mengatakan nyeri

29
19.00 cidera biologi P : post op hernia
Q : nyeri tusuk
R : nyeri di selangkangan
S skala 2
T hilang timbul
O : Klien tampak menahan nyeri
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- kaji tingkat nyeri
-pilih tindakan non farmakologi
-ajarkan keluarga cara kontrol
nyeri
-Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik

BAB IV

JURNAL DAN PEMBAHASAN

Analisis Jurnal

1. Judul : Terapi Komplementer Alternatif Akupresur Dalam Menurunkan


Tingkat Nyeri.

2. Kata kunci : Akupresur, Energi QI Nyeri

3. Penulis jurnal : Enggal Hadi Kurniawan

4. Latar belakang masalah : Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional


yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial. Nyeri timbul sebagai bentuk respon sensori setelah menerima
rangsangan nyeri. Nyeri dapat disebabkan karena adanya kerusakan
jaringan dalam tubuh sebagai akibat dari adanya cedera, kecelakaan,
maupun tindakan medis seperti operasi (Ratnasari, 2013).

5. Tujuan penelitian :

30
6. Metode Penelitian : Randomized controlled trial

7. Hasil Penelitian :

8. Kelemahan yang didapat pada jurnal ini adalah : jurnalnya tidak membahas
spesifik nyerinya tetapi keseluruhan nyeri

9. Kelebihan Penelitian ini adalah

10. Manfaat penelitian :

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri timbul sebagai bentuk
respon sensori setelah menerima rangsangan nyeri. Nyeri dapat disebabkan karena
adanya kerusakan jaringan dalam tubuh sebagai akibat dari adanya cedera,
kecelakaan, maupun tindakan medis seperti operasi (Ratnasari, 2013).

Nyeri merupakan masalah yang besar bagi kesehatan dunia, dimana diperkirakan
1 dari 5 orang dewasa menderita nyeri dan 1 dari 10 orang dewasa didiagnosa
dengan nyeri kronis tiap tahunnya. Empat penyebab utama nyeri adalah kanker,
osteo dan reumatoid artritis, operasi dan trauma, serta masalah spinal (Goldberg &
McGee, 2011).

Tindakan non invasive yang dapat dilakukan adalah menggunakan teknik


akupresure yaitu merupakan salah satu teknik pengobatan tradisional Cina yang
dapat digunakan untuk menurunkan nyeri, mengobati penyakit dan cidera.
Akupresur dilakukan dengan memberikan tekanan fisik pada beberapa titik pada
permukaaan tubuh yang merupakan tempat sirkulasi energi dan keseimbangan
pada kasus gejala nyeri. Teknik akupresur ini tidak invasif, aman, dan efektif.
Akupresur terbukti dapat mengurangi nyeri punggung kepala, osteoarthritis, otot,
leher, nyeri pre-operasi dan postoperasi, mual muntah dan masalah tidur
(Yurdanur, 2012).

Dalam Bangsal Flamboyan merupakan bangsal bedah dengan prosentase terbesar


dengan masalah keperawatan nyeri dengan penyakit Hernia, dan untuk mengatasi

31
nyeri pada masalah tersebut dengan menggunakan titik akupoint di titik LI 4 dan
SP 6 pada titik ini sangat berpengaruh dengan penurunan tingkat nyeri post
operasi dengan prosentase nyeri 4 (sedang) ke 3(ringan).

Tindakan ini diperkuat dengan penelitian dari Kurniawan, (2016) bahwa titik LI 4
dan SP 6 dapat menurunkan nyeri, Proses penurunan nyeri dengan intervensi
akupresur juga dapat dijelaskan menggunakan teori holistik. Akupresur baik
stimulasi maupun sedasi tergantung keadaan yin dan yang pasien. Akupresur pada
titik akupunktur akan memberikan efek lokal yaitu penurunan rasa nyeri pada
daerah sekitar titik penekanan. Energi akupresur pada titik akupunktur akan
mengalir melalui aliran meridian menuju target organ. Stimulasi maupun sedasi
target organ akan memberikan efek perubahan biokimia, fisiologis, dan
persepsi/rasa. Perubahan biokimia dapat berupa peningkatan kadar endorfin,
perubahan fisiologis dapat berupa aktivitas aliran darah dan oksigen, sedangkan
perubahan persepsi/ rasa dapat berupa penurunan tingkat nyeri (Adikara 2015).

Dalam titik LI 4 (hegu) yang sangat umum digunakan, karena memiliki banyak
manfaat dan merupakan salah satu titik yang masuk dalam titik heavenly star
karena memiliki banyak manfaat dengan mempunyai penyebaran titik pembuluh
darah yang luas dan banyak manfaat. Dengan terletak diantara jari telunjuk dan
ibu jari, yang membentuk lembah.

Sedangkan pada titik SP 6 (sanyinjiao) titik pertemuan tiga meridian yang terletak
pada bagian bawah, tepatnya 3 jari diatas mata kaki bagian dalam, titik tersebut
merupakan titik meridian dimana dengan penyebaran serabut syaraf salah satunya
mempunyai manfaat sebagi penurun skala nyeri, karena efek penekanan titik
akupresur dapat meningkatkan kadar endorfin yang berguna sebagai pereda nyeri
yang diproduksi tubuh dalam darah dan opioid peptida endogeneus di dalam
susunan syaraf pusat. Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada sistem
endokrin untuk melepaskan endorfin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan
dapat menurunkan rasa nyeri (Widyaningrum, 2013).

32
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak


menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Nyeri timbul sebagai bentuk respon sensori setelah menerima rangsangan
nyeri. Nyeri dapat disebabkan karena adanya kerusakan jaringan dalam
tubuh sebagai akibat dari adanya cedera, kecelakaan, maupun tindakan
medis seperti operasi Titik LI 4 dan SP 6 dapat menurunkan nyeri, Proses
penurunan nyeri dengan intervensi akupresur juga dapat dijelaskan
menggunakan teori holistik. Akupresur baik stimulasi maupun sedasi
tergantung keadaan yin dan yang pasien. Akupresur pada titik akupunktur
akan memberikan efek lokal yaitu penurunan rasa nyeri pada daerah
sekitar titik penekanan. Energi akupresur pada titik akupunktur akan
mengalir melalui aliran meridian menuju target organ. Stimulasi maupun
sedasi target organ akan memberikan efek perubahan biokimia, fisiologis,
dan persepsi/rasa. Perubahan biokimia dapat berupa peningkatan kadar
endorfin, perubahan fisiologis dapat berupa aktivitas aliran darah dan

33
oksigen, sedangkan perubahan persepsi/ rasa dapat berupa penurunan
tingkat nyeri.

B. SARAN
Bagi mahasiswa keperawtan setelah membaca makalah ini diharapkan
dapat mengambil ilmu, konsep dan pengetahuan tentang akupresure dan
penyakit hernia, serta terus dpat sebagai agen pembaharu ksususnya pada
terapi tresebut.
Bagi perawat lapangan, dengan konsep dan penjelasan diatas, jadi perawat
dapat mampu melakukan terapi komplementer dalam lingkungan rumah
sakit, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.

34
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media


Aesculapius FKUI
Engram, Barbara. 2008. Asuhan keperawatan medikal bedah. Vol. 1. Jakarta.
EGC
NANDA. 2012-2014. Diagnosa Keperawatan Defnisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta. EGC
Rukmi, Dwi Kartika, Muhamat Novfiyanto, dan Rahayu Iskandar. 2015.
Buku Pedoman Kerja Mahasiswa Program Profesi Ners Periode II
TA.2014/2015. Yogyakarta. STIKES A.YANI YOGYAKARTA

35

Anda mungkin juga menyukai