Dosen Pembimbing :
Nama Kelompok :
MOJOKERTO
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi Maha
penyayan, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang terlah
melimpahkan rahmat,hidayah,sertainayahnya kepada kami,sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan Hernia.
Makalah ini telah kami sususn dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak hingga kita dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu
dengan tanggan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ....................................................................................16
B. SARAN .................................................................................................16
a.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hernia merupakan salah satu kasus bagian bedah yang umumnya paling sering
menimbulkan masalah kesehatan dan memerlukan tindakan operasi. Dari hasil
penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah
kesehatan dan umumnya terjadi pada pria. Hernia pada anak atau bayi dapat juga
terjadi, akan tetapi hernia pada anak biasanya terjadi pada lipatan paha, diafragma,
serta umbilicus. Hernia yang terjadi pada lipatan paha biasanya dapat dilihat langsung
karena langsung ke skrotum.
Di indonesia hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah besar dari
200.000 kasus. Hal tersebut menurut manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan
dengan usaha yang ekstra, tentunya itu mempengaruhi pola hidup dan kesehatanya
yang dapat menyebabkan kerja tubuh yang berat yang dapat menimbulkan kelelahan
dan kelemahan dari rgan tubuh. (Sugeng & Weni 2010 )
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian hernia
2. Apa klasifikasi hernia
3. Bagaimana etiologi hernia
4. Bagaimana patofisiologi hernia
5. Bagaimana pathway hernia
6. Bagaimana manifestasi klinis pada pasien hernia
7. Bagaiamana permeriksaan diagnostik hernia
8. Bagaimana terapi atau penatalaksanaan pada pasien hernia
9. Bagaimana komplikasi hernia
10. Bagaimana konsep keperawatan pada hernia
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hernia
2. Mengetahui klasifikasi hernia
3. Mengetahui etiologi hernia
4. Mengetahui patofisiologi hernia
5. Mengetahui pathway
6. Mengetahui manifestasi klinis hernia
7. Mengetahui pemeriksaan diagnostik hernia
8. Mengetahui terapi atau penatalaksanaan pasa pasien hernia
9. Mengetahui komplikas hernia
10. Mengetahui konsep keperawatan pada hernia
4
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP TEORI
A. Definisi
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal
atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal
(Lewis,SM, 2003).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis
menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis
externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000).
Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas kantong
skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital.
( Cecily L. Betz, 2004).
Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding
yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,dkk 2004).
B. Klasifikasi
Menurut lokalisasi
1. Hernia Inguinalis
Indirek: batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran
spermamasuk ke dalam kanalis inguinalis
Direk: batang usus melewati dinding inguinalis bagian posterior
2. Hernia Diafragma
Hernia yang melalui diafragma
3. Hernia Umbilikal
Batang usus melewati cincin umbilical
4. Hernia Femoralis
Batang usus melewati femoral ke bawah ke dalam kanalis femoralis
5. Hernia Scrotalis
Batang usus yang masuk ke dalam kantong skrotum
5
Hernia insisi menurut sifatnya
1. Hernia Reponibel
Isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika mengedan, dan masuk
jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri/gejala
2. Hernia Ireponibel
Kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga, ini disebabkan
oleh perlekatan isi kantong pada peritoneal
3. Hernia Inkaserada/Hernia Stragulata
Isi hernia terjepit oleh cincin hernia/terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut
C. Etiologi
a. Kngenital/cacat bawaan Sejak kecil sudah ada, prosesnya terjadi intrauteri,
berupa kegagalan perkembangan
b. Hrediter (kelainan dalam keturunan)
c. Umur (hernia dijumpai pda semua umur)
d. Jenis kelamin, Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita
Didapat, seperti mengedan terlalu kuat, mengangkat barang-barang yang berat
D. Patofisiologi
Hernia inguinalis indireksa sebagian besar mempunyai dasar kangenital karena
penonjolan dari prossesus vaginalis peritonei atau penonjolan peritoneum yang
disebabkan oleh penurunan testis yang menarik peritoneum ke daerah skrotum.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prossesus ini telah mengalami abliterasi
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui knalis tersegut. Bila prosseus terbuka
terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis
longenital.
Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena menciptakan
lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra
abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis akuisita.
Setiap kondisi yang menyebabkan tekanan intra abdominal memegang peranan
untuk timbulnya dan membesarnya hernia.
6
E. Pathway
7
F. Manifentasi Klinis
a. Adanya benjolan di daerah inguinal
b. Benjolan bisa mengecil atau menghilang.
c. Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra abdominal.
d. Rasa nyeri , mual muntah bila ada komplikasi.
e. Sebagian besar tidak memberikan keluhan.
G. Pemeriksaan Diagnostik
a. Thumb test (Dengan menekan Anulus internus dan klien mengejar) tidak di
dapatkan benjolan keluar.
b. Finger test (test invaginasi jari lewat skrotum ke dalam inguinalis penderita
mengejar) akan terasa benjolan pada jari.
c. Zremant test (Tangan kanan jari II menekan Anulus internus kanan, jari III
menekan Anulus Ekternus kanan, jari IV menekan fasa ovalis kanan, penderita
mengejar) akan adanya dorongan pada jari II.
PemeriksaanPenunjang
Menurut Suratun, (2010). Pemeriksaan penunjang pada penderita hernia dapat
dilakukan dengan cara berikut:
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis hernia.
Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI (Magnetic
Resonance Imaging) dapat dikerjakan guna melihat lebih lanjut keterlibatan organ-
organ yang terperangkap dalam kantung hernia tersebut. Pemeriksaan laboratorium
dapat dilakukan untuk kepentingan operasi
a. sinar X abdomen menunjukan kadar gas dalam usus / abstruksi usus.
b. Laparoskopi, untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi
yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak.
c. Pemeriksan darah lengkap, hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat
menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah
putih (Leukosit : >10.000– 18.000/mm3)
8
H. Penatalaksaan
1. Manajemen medis,
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan
jalan pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan.
Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :
a. Herniotomy : membuang kantong hernia, ini terutama pada anak – anak
karena dasarnya dalah kongenital tanpa adanya kelemahandinding perut.
b. Herniorrhaphy : membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik
untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakangkanalis inguinalis.
c.
Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak dilakuk
an pembedahan dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss). Sabuk
itu dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat
(malam
I. Komplikasi
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia
tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada
keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah
dan obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.
10
KONSEP ASUHAN PERAWATAN
A. Pengkajian
Pengumpulan data
Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no register,
diagnosa medis, dan tanggal MRS.
Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar,
menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan
gejala klinis yang khas pada penderita hernia
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
Pemeriksaan laboratorium
Analisah slarah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal
hemostasis, dan jumlah lekosit.
Analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.
Pemeriksaan penunjang
foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.
Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia³ 45 th.
Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1. Ds : Kerusakan jaringan Nyeri Akut
-Mengeluh nyeri
Do : Pelepasan mediator
-Tampak meringis nyeri
-Gelisah
-Frekuensi Nadi Meningkat Diterima Reseptor
-Sulit tidur nyeri perifer
Diterima otak
Persepsi nyeri
12
2 Ds : Tindakan Gangguan mobilitas
-mengeluh sulit menggerakan pembedahan fisik
ekstermitas
-Nyeri saat bergerak Terputusnya
-Enggan melakukan aktifitas kontinuitas jaringan
Do :
-kekuatan otot menurun Takut bergerak
-Rentan gerak (ROM) menurun
-gerakan terbatas Aktifitas menurun
-fisik lemah
Respon inflamasi
Abses
Resiko infeksi
13
4 Ds : Perubahan status Defisit pengetahuan
-Menanyakan masalah yang dihadapi kesehatan
Do :
-Menunjukan perilaku yang tidak Kurang terpapar
sesuai anjuran informasi kesehatan
-Menunjukan persepsi yang keliru
terhadap masalah
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategis
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
-kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu ( misalnya
tongkat)
- Fasilitasi melakukan
mobilitas fisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakuakan
ambulasi mandiri
15
3 resiko terjadi Setelah dilakukan Pencegah infeksi
infeksi b/d (I.14539)
perawatan 1x24 jam, maka
adanya luka
insisi pada resiko terjadi infeksi Observasi :
operasi. - Monitor tanda dan gejala
menurun.
infeksi lokal dan
( L.14137) sistematik
Terapeutik :
Kriteria hasil :
- Batasi jumlah
- Demam menurun pengunjung
- Berikan perawatn kulit
- Nyeri menurun
pada daerah edema
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
- Pertahankan teknik
aseptik pada pasien yang
beresiko tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan yang benar
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatan
asupan nutrisi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
16
4 Defisit Setelah dilakukan perawatan 1x24 Edukasi kesehatan ( I.12383)
3. pengetahuan b/d jam, maka pasien akan
kurangnya mengetahui tentang penyakitnya Observasi :
pengetahuan ( L.12111) - Identifikasi kesiapan dan
klien tentang Kriteria hasil : kemampuan meerima
penyakitnya -pertanyaan tentang masalah yang informasi
dihadapi menurun Terapeutik :
-persepsi yang keliru terhadap - Sediakan materi dan
masalah menurun media pendidikan
kesehatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan pola hidup
bersih dan sehat
D.Evaluasi
Adapun hasil evaluasi yang diharapkan pada klien dengan penderita hernia,
diantaranya ialah :
1. Nyeri berkurang/hilang
2. Klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri
3. Tidak terjadi infeksi
4. Pengetahuan klien tentang hernia bertambah
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya
yang normal melalui sebuah defek Kongenital atau yang didapat. Hernia adalah
defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti
Peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga
timbul kantong berisikan materi abnormal.
B.Saran
Dengan ini kami menginginkan mahasiswa dapat meningkatkan kembali pengetahuan
terkait konsep dasar pada pasien dengan hernia dan juga meningkatkan
pengetahuan perawat dalam pemberian layanan asuhan keperawatan dengan
hernia, dan memperluas kembali pengetahuan demi perkembangan keperawatan
terutama pada klien dengan gangguan pada penyakit hernia
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Leni sundari (2014) Asuhan hernia hernia konsep dasar
https://www.academia.edu/35626301/ASKEP_HERNIA_HERNIA_KONSEP_DASAR
https://www.academia.edu/36977603/CONTOH_ASKEP_HERNIA (Diakses
20