Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERNIA

Dosen Pembimbing :

Nasrul Hadi Purwanto S.kep Ns.,M.Kes

Nama Kelompok :

1. Ellsa Avina (0118014)


2. Irbah Syarof Agustin (0118019)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi Maha
penyayan, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang terlah
melimpahkan rahmat,hidayah,sertainayahnya kepada kami,sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan Hernia.
Makalah ini telah kami sususn dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak hingga kita dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu
dengan tanggan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Mojokerto, 21 Februari 2020

Penyusun
    

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI .....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ...........................................................................4


B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................4
C. TUJUAN .................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI HERNIA ..............................................................................5


B. KLASIFIKASI HERNIA ......................................................................5
C. ETIOLOGI HERNIA ............................................................................6
D. PATOFISIOLOGI HERNIA.................................................................6
E. PATHWAY HERNIA ...........................................................................7
F. MANIFENTASI KLINIS HERNIA ....................................................8
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK HERNIA........................................8
H. PENATALAKSANAAN HERNIA.......................................................8
I. KOMPLIKASI HERNIA.......................................................................9
J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................................16
B. SARAN .................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................18

a.

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hernia merupakan salah satu kasus bagian bedah yang umumnya paling sering
menimbulkan masalah kesehatan dan memerlukan tindakan operasi. Dari hasil
penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah
kesehatan dan umumnya terjadi pada pria. Hernia pada anak atau bayi dapat juga
terjadi, akan tetapi hernia pada anak biasanya terjadi pada lipatan paha, diafragma,
serta umbilicus. Hernia yang terjadi pada lipatan paha biasanya dapat dilihat langsung
karena langsung ke skrotum.
Di indonesia hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah besar dari
200.000 kasus. Hal tersebut menurut manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan
dengan usaha yang ekstra, tentunya itu mempengaruhi pola hidup dan kesehatanya
yang dapat menyebabkan kerja tubuh yang berat yang dapat menimbulkan kelelahan
dan kelemahan dari rgan tubuh. (Sugeng & Weni 2010 )

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian hernia
2. Apa klasifikasi hernia
3. Bagaimana etiologi hernia
4. Bagaimana patofisiologi hernia
5. Bagaimana pathway hernia
6. Bagaimana manifestasi klinis pada pasien hernia
7. Bagaiamana permeriksaan diagnostik hernia
8. Bagaimana terapi atau penatalaksanaan pada pasien hernia
9. Bagaimana komplikasi hernia
10. Bagaimana konsep keperawatan pada hernia

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hernia
2. Mengetahui klasifikasi hernia
3. Mengetahui etiologi hernia
4. Mengetahui patofisiologi hernia
5. Mengetahui pathway
6. Mengetahui manifestasi klinis hernia
7. Mengetahui pemeriksaan diagnostik hernia
8. Mengetahui terapi atau penatalaksanaan pasa pasien hernia
9. Mengetahui komplikas hernia
10. Mengetahui konsep keperawatan pada hernia

4
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP TEORI
A.    Definisi
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal
atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal
(Lewis,SM, 2003).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis
menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis
externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000).
Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas kantong
skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital.
( Cecily L. Betz, 2004).
Hernia Inguinalis adalah  suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding
yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,dkk 2004).

B.    Klasifikasi
Menurut lokalisasi
1.      Hernia Inguinalis
Indirek: batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran
spermamasuk ke dalam kanalis inguinalis
Direk: batang usus melewati dinding inguinalis bagian posterior 
2.      Hernia Diafragma
Hernia yang melalui diafragma
3.      Hernia Umbilikal
Batang usus melewati cincin umbilical
4.      Hernia Femoralis
Batang usus melewati femoral ke bawah ke dalam kanalis femoralis
5.      Hernia Scrotalis
Batang usus yang masuk ke dalam kantong skrotum

5
Hernia insisi menurut sifatnya
1.      Hernia Reponibel
Isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika mengedan, dan masuk
jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri/gejala
2.      Hernia Ireponibel
Kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga, ini disebabkan
oleh perlekatan isi kantong pada peritoneal
3.      Hernia Inkaserada/Hernia Stragulata
Isi hernia terjepit oleh cincin hernia/terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut

C.    Etiologi
a.      Kngenital/cacat bawaan Sejak kecil sudah ada, prosesnya terjadi intrauteri,
berupa kegagalan perkembangan
b.      Hrediter (kelainan dalam keturunan)
c.       Umur (hernia dijumpai pda semua umur)
d.      Jenis kelamin, Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita
Didapat, seperti mengedan terlalu kuat, mengangkat barang-barang yang berat

D.     Patofisiologi
Hernia inguinalis indireksa sebagian besar mempunyai dasar kangenital karena
penonjolan dari prossesus vaginalis peritonei atau penonjolan peritoneum yang
disebabkan oleh penurunan testis yang menarik peritoneum ke daerah skrotum.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prossesus ini telah mengalami abliterasi
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui knalis tersegut. Bila prosseus terbuka
terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis
longenital.
Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena menciptakan
lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra
abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis akuisita.
Setiap kondisi yang menyebabkan tekanan intra abdominal memegang peranan
untuk timbulnya dan membesarnya hernia.

6
E. Pathway

7
F. Manifentasi Klinis
a.      Adanya benjolan di daerah inguinal
b.      Benjolan bisa mengecil atau menghilang.
c.       Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra abdominal.
d.      Rasa nyeri , mual muntah bila ada komplikasi.
e.      Sebagian besar tidak memberikan keluhan.

G. Pemeriksaan Diagnostik
a.      Thumb test (Dengan menekan Anulus internus dan klien mengejar) tidak di
dapatkan benjolan keluar.
b.      Finger test (test invaginasi jari lewat skrotum ke dalam inguinalis penderita
mengejar) akan terasa benjolan pada jari.
c.       Zremant test (Tangan kanan jari II menekan Anulus internus kanan, jari III
menekan Anulus Ekternus kanan, jari IV menekan fasa ovalis kanan, penderita
mengejar) akan adanya dorongan pada jari II.

 PemeriksaanPenunjang
Menurut Suratun, (2010). Pemeriksaan penunjang pada penderita hernia dapat
dilakukan dengan cara berikut:
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis hernia.
Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI (Magnetic
Resonance Imaging) dapat dikerjakan guna melihat lebih lanjut keterlibatan organ-
organ yang terperangkap dalam kantung hernia tersebut. Pemeriksaan laboratorium
dapat dilakukan untuk kepentingan operasi
a. sinar X abdomen menunjukan kadar gas dalam usus / abstruksi usus.
b. Laparoskopi, untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi
yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak.
c. Pemeriksan darah lengkap, hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat
menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah
putih (Leukosit : >10.000– 18.000/mm3)

8
H.    Penatalaksaan
1.      Manajemen medis,
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan
jalan pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan.
Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :
a.      Herniotomy : membuang kantong hernia, ini terutama pada anak – anak
karena dasarnya dalah kongenital tanpa adanya kelemahandinding perut.
b.      Herniorrhaphy : membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik
untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakangkanalis inguinalis.
c.      
Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak dilakuk
an pembedahan dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss). Sabuk
itu dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat
(malam

2.      Manajemen keperawatana.


a.      Pre operasi :
Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan pembengkakan daerah
inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan penanganannya
. Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.
Diagnosa keperawatan : masalah keperawatan yang bisa muncul adalah
gangguan kenyamanan, kecemasan, kurang pengetahuan dan resikotinggi
terjadi infeksi.
Intervensi keperawatan (secara umum) ; beri posisi kepala tempat
tidur ditinggikan, bila hernia turun/menonjol dimasukan kembali secara
manual, anjurkan menggunakan sabuk hernia, beri analgesik sesuai
advis, hindari manuever yang bisa meningkatkan tekanan intra abdominal :
batuk kronik, angkat berat, mengedan secara kuat dan anjurkan untuk kompres
dingin pada daerah yang bengkak.
b.   Post operasi
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko tinggi
infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan lukaoperasi,
dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.
Hernia inguinalis lateralis reponibilis dilakuakn tindakan bedah elektif karena
di takutkan akan terjadi komlikasi yaitu Herniatomy dan Herniagrafi.
9
Bedah elektif adalah kanalis di buka, isi hernia di masukkan kantong di ikat
dan di lakukan bassiny plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis.
Hernia inkarserata dan strangulasi dilakukan bedah darurat yaitu cincin hernia
di cari dan di potong usus dilihat apakah vital atau tidak bila vital
dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak di lakukan reseksi usus dan
Anastomisis.

I.       Komplikasi
1.       Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia
tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada
keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2.       Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3.       Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
lateralis strangulata.
4.       Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis.
5.       Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah
dan obstipasi.
6.       Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7.       Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8.       Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9.       Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

10
KONSEP ASUHAN PERAWATAN

A.    Pengkajian
 Pengumpulan data
Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no register,
diagnosa medis, dan tanggal MRS.

 Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar,
menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan
gejala klinis yang khas pada penderita hernia

 Riwayat kesehatan lalu


Biasanya px dengan hernia akan mengalami penyakit kronis sebelumnya.
Misal : adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis,
ascites yang semuanya itu merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra
abdominal.

 Riwayat kesehatan sekarang


Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan / di
daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis,
mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan
rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lain seperti
mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.

 Riwayat kesehatam keluarga


Secara patologi Hernia tidak diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah
penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai faktor predisposisi
di dalam rumah

 Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri

2. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.


11
3.Pemeriksaan fisik focus hernia yaitu pemeriksaan abdomen meliputi :
a) Inspeksi
Mengkaji tingkat kesadaran, perhatikan ada tidaknya benjolan, awasi tanda infeksi(
merah, bengkak,panas,nyeri, berubah bentuk)
b) Auskultasi
Bising usus jumlahnya melebihi batas normal >12 karena ada mual dan pasien
tidak nafsu makan, bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung sonor.
c) Perkusi
Kembung pada daerah perut, terjadi distensi abdomen
d) Palpasi
Turgor kulit elastis, palpasi daerah benjolan biasanya terdapat nyeri

 Pemeriksaan laboratorium
Analisah slarah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal
hemostasis, dan jumlah lekosit.
Analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.

 Pemeriksaan penunjang
foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.
Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia³ 45 th.

 Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1. Ds : Kerusakan jaringan Nyeri Akut
-Mengeluh nyeri
Do : Pelepasan mediator
-Tampak meringis nyeri
-Gelisah
-Frekuensi Nadi Meningkat Diterima Reseptor
-Sulit tidur nyeri perifer

Diterima otak

Persepsi nyeri
12
2 Ds : Tindakan Gangguan mobilitas
-mengeluh sulit menggerakan pembedahan fisik
ekstermitas
-Nyeri saat bergerak Terputusnya
-Enggan melakukan aktifitas kontinuitas jaringan
Do :
-kekuatan otot menurun Takut bergerak
-Rentan gerak (ROM) menurun
-gerakan terbatas Aktifitas menurun
-fisik lemah

3 Ds : Kerusakan jaringan Resiko infeksi


-Hipotermi
-Terdapat luka bekas operasi Nekrosis
Do :
-Tampak meringis menahan nyeri Penumpukan jaringan
-Gelisah mati

Respon inflamasi

Fagositosis oleh sel


darah putih

Abses

Statis cairan tubuh

Resiko infeksi

13
4 Ds : Perubahan status Defisit pengetahuan
-Menanyakan masalah yang dihadapi kesehatan
Do :
-Menunjukan perilaku yang tidak Kurang terpapar
sesuai anjuran informasi kesehatan
-Menunjukan persepsi yang keliru
terhadap masalah

B.    DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut b/d adanya insisi dari pembedahan dan trauma jaringan. ( D. 0077)
2.Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri (D.0054)
3.resiko terjadi infeksi b/d adanya luka insisi pada operasi.( D.0142)
4. Defisit pengetahuan b/d kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya. (D.0111)

C.      RENCANA PERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1 Nyeri Akut b/d Sesetelah dilakukan perawatan 1x24 Manajemen nyeri
adanya insisi ( I.08238)
jam, maka, nyeri menurun
dari pembedahan
dan trauma (L.08066) Observasi :
jaringan - Identifikasi lokasi,
Kriteria hasil :
karakteristik,
- Keluhan nyeri menurun durasi,frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri
- Meringis menurun
- Identifikasi skala nyeri
- Gelisah menurun - Identifikasi respon nyeri
non verbal
- Frekuensi nadi menurun
- Identifikasi faktor yang
- Kesulitan tidur menurun memperberat dan
memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan
tentang nyeri
Terapeutik :
2k
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
( misalnya hipnotis,
terapi musik,
aromaterapi, dll )
14
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (
misalnya suhu ruangan
dan kebisingan )
- Fasilitasi istirahat dan
tidur

Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategis
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri

Kolaborasi :
-kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 Gangguan Setelah dilakukan perawatan 1x24 Dukungan ambulasi (I.06171)


mobilitas fisik jam, maka pasien bisa melakukan
b/d nyeri aktifitas secara mandiri Observasi :
(L.05042) - identifikasi adanya nyeri
Kriteria hasil : atau keluhan fifik lainya
- pergerakan ekstermitas - identifikasi fisik
meningkat melakukan ambulasi
-rentan gerak (ROM) meningkat -monitor frekuensi umum
selama melakukan
ambulasi

Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu ( misalnya
tongkat)
- Fasilitasi melakukan
mobilitas fisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien

Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakuakan
ambulasi mandiri

15
3 resiko terjadi Setelah dilakukan Pencegah infeksi
infeksi b/d (I.14539)
perawatan 1x24 jam, maka
adanya luka
insisi pada resiko terjadi infeksi Observasi :
operasi. - Monitor tanda dan gejala
menurun.
infeksi lokal dan
( L.14137) sistematik
Terapeutik :
Kriteria hasil :
- Batasi jumlah
- Demam menurun pengunjung
- Berikan perawatn kulit
- Nyeri menurun
pada daerah edema
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
- Pertahankan teknik
aseptik pada pasien yang
beresiko tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan yang benar
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatan
asupan nutrisi

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

16
4 Defisit Setelah dilakukan perawatan 1x24 Edukasi kesehatan ( I.12383)
3. pengetahuan b/d jam, maka pasien akan
kurangnya mengetahui tentang penyakitnya Observasi :
pengetahuan ( L.12111) - Identifikasi kesiapan dan
klien tentang Kriteria hasil : kemampuan meerima
penyakitnya -pertanyaan tentang masalah yang informasi
dihadapi menurun Terapeutik :
-persepsi yang keliru terhadap - Sediakan materi dan
masalah menurun media pendidikan
kesehatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan pola hidup
bersih dan sehat

D.Evaluasi
Adapun hasil evaluasi yang diharapkan pada klien dengan penderita hernia,
diantaranya ialah :
1. Nyeri berkurang/hilang
2. Klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri
3. Tidak terjadi infeksi
4. Pengetahuan klien tentang hernia bertambah

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya
yang normal melalui sebuah defek Kongenital atau yang didapat. Hernia adalah
defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti
Peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga
timbul kantong berisikan materi abnormal.

Penyebab penyakit hernia dapat diakibatkan dalam beberapa hal, yaitu :


a.      Kngenital/cacat bawaan Sejak kecil sudah ada, prosesnya terjadi intrauteri,
berupa kegagalan perkembangan
b.      Hrediter (kelainan dalam keturunan)
c.       Umur (hernia dijumpai pda semua umur)
d.      Jenis kelamin, Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan
wanita didapat, seperti mengedan terlalu kuat, mengangkat barang-barang yang
berat.

Melihat perkembangan penyakit Hernia dan masalah yang ditimbulkan, perlu


deteksi dini untuk mendapatkan tindakan yang tepat agar tidak terjadi komplikasi.
Salah satu tindakan yang tepat adalah pembedahan, karena pembedahan akan
menyingkirkan atau mengurangi gejala dari komplikasi.
Lingkungan dan pola hidup serta aktifitas pasien juga mendukung timbulnya
penyakit yang ada hubungannya dengan resiko timbulnya Hernia. Ini diperlukan
peningkatan pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan kepada pasien
untuk dapat membantu proses penyembuhan penyakit.

B.Saran
Dengan ini kami menginginkan mahasiswa dapat meningkatkan kembali pengetahuan
terkait konsep dasar pada pasien dengan hernia dan juga meningkatkan
pengetahuan perawat dalam pemberian layanan asuhan keperawatan dengan
hernia, dan memperluas kembali pengetahuan demi perkembangan keperawatan
terutama pada klien dengan gangguan pada penyakit hernia

18
DAFTAR PUSTAKA

19
Leni sundari (2014) Asuhan hernia hernia konsep dasar

https://www.academia.edu/35626301/ASKEP_HERNIA_HERNIA_KONSEP_DASAR

(Diakses tanggal 21 Februari 2020)

Indah Lestari (2013) Contoh Askep hernia

https://www.academia.edu/36977603/CONTOH_ASKEP_HERNIA (Diakses

tanggal 21 Februari 2020)

PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).Jakarta


PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).Jakarta
PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).Jakarta

20

Anda mungkin juga menyukai