HERNIA INGUINALIS
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang
abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga
dimana ia terisi secara normal (Doengoes,SM, 2003).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen
melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000).
2. Etiologi
Hernia Inguinalis di sebabkan oleh :
a. Kangenital/cacat bawaan sejak kecil sudah ada, prosesnya terjadi
intrauteri, berupa kegagalan perkembangan
b. Herediter (kelainan dalam keturunan)
c. Umur (hernia dijumpai pada semua umur)
d. Jenis kelamin, Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan
wanita
e. Didapat, seperti mengedan terlalu kuat, mengangkat barang-barang
yang berat. (Sjamsuhidayat, 2004)
Hernia inguinal
Distensi inguinal
Hemiotomi
Tindakan pembedahan
Resti infeksi
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
2) Post operasi
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah
resiko tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan luka operasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan
pulang.
Hernia inguinalis lateralis reponibilis dilakuakn tindakan bedah
elektif karena di takutkan akan terjadi komlikasi yaitu Herniatomy
dan Herniagrafi.
Bedah elektif adalah kanalis di buka, isi hernia di masukkan kantong
di ikat dan di lakukan bassiny plasty untuk memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis.
Hernia inkarserata dan strangulasi dilakukan bedah darurat yaitu
cincin hernia di cari dan di potong usus dilihat apakah vital atau tidak
bila vital dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak di lakukan
reseksi usus dan Anastomisis.
6. Komplikasi
a. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
b. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus
yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat
menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia
inguinalis lateralis incarcera
c. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut
hernia inguinalis lateralis strangulata.
d. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis.
e. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah dan obstipasi.
f. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
g. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
h. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
i. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik,
abses.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Identitas klien : Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekrjaan, no register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
b. Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien
mengejan, menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya
komplikasi ini menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita HIL
c. Riwayat kesehatan lalu
Biasanya pasien akan mengalami penyakit kronis sebelumnya. Misal :
adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis,
ascites yang semuanya itu merupakan factor predisposisi meningkatnya
tekanan intra abdominal.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di
selangkangan / di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita
berdiri lama, menangis, mengejan waktu defekasi atau miksi
mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan rasa nyeri pada
benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lain seperti
mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal
e. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit Hernia inguinalis
atau penyakit menular lainnya.
f. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum, Kesadaran, GCS, Vital sigh, bb dan Tb
g. Pemeriksaan laboratorium
Analisah darah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal
hemostasis, dan jumlah lekosit.
Analisa urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.
h. Pemeriksaan penunjang
Foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.
Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia 45 th.
C. ANALISA DATA
No DX Etiologi Masalah
1. Do : Kerusakan Nyeri Akut
Laporan secara verbal jaringan, adanya
Ds: luka insisi
Posisi untuk menahan
nyeri
Tingkah laku berhati-hati
Gangguan tidur
Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit
Tingkah laku distraksi
Respon autonom
Perubahan automic dalam
tonus otot
Tingkah laku ekspresif
Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
2. Do : Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
Nyeri abdomen untuk nutrisi kurang dari
Muntah memasukkan atau kebutuhan tubuh
Kejang perut mencerna nutrisi
Rasa penuh tiba-tiba oleh karena faktor
setelah makan biologis, mual dan
Ds : muntah
Diare
Rontok rambut yang
berlebih
Kurang nafsu makan
Bising usus berlebih
Konjungtiva pucat
Denyut nadi lemah
3. DS: Tidak nyaman, Gangguan
Klien mengatakan susah nyeri mobilitas fisik
untuk bergerak
Klien mengatakan
kesulitan untuk
beraktifitas
DO:
Penurunan waktu reaksi
Kesulitan merubah posisi
Perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan, kecepatan,
kesulitan memulai
langkah pendek)
Keterbatasan motorik
kasar dan halus
Keterbatasan ROM
Gerakan disertai nafas
pendek atau tremor
Ketidak stabilan posisi
selama melakukan ADL
Gerakan sangat lambat
dan tidak terkoordinasi
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b/d kerusakan jaringan, adanya luka insisi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan untuk
memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, mual dan
muntah
3. Gangguan mobilitas fisik b/d tidak nyaman, nyeri
4. Ansietas b/d Kurang pengetahuan dan hospitalisasi prosedur pembedahan
5. Resiko infeksi b/d kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan tinfakan ● Lakukan pengkajian nyeri
keperawatan selama …. secara komprehensif termasuk
kerusakan jaringan,
Pasien tidak mengalami lokasi, karakteristik, durasi,
adanya luka insisi nyeri, dengan kriteria frekuensi, kualitas dan faktor
hasil: presipitasi
●Mampu mengontrol ● Observasi reaksi nonverbal
nyeri (tahu penyebab dari ketidaknyamanan
nyeri, mampu ● Bantu pasien dan keluarga
menggunakan tehnik untuk mencari dan
nonfarmakologi untuk menemukan dukungan
mengurangi nyeri, ● Kontrol lingkungan yang
mencari bantuan) dapat mempengaruhi nyeri
●Melaporkan bahwa nyeri seperti suhu ruangan,
berkurang dengan pencahayaan dan kebisingan
menggunakan ● Kurangi faktor presipitasi
manajemen nyeri nyeri
●Mampu mengenali nyeri ● Kaji tipe dan sumber nyeri
(skala, intensitas, untuk menentukan intervensi
frekuensi dan tanda ● Ajarkan tentang teknik non
nyeri) farmakologi: napas dala,
●Menyatakan rasa relaksasi, distraksi, kompres
nyaman setelah nyeri hangat/ dingin
berkurang ● Berikan analgetik untuk
●Tanda vital dalam mengurangi nyeri: ……...
rentang normal ● Tingkatkan istirahat
●Tidak mengalami ● Berikan informasi tentang
gangguan tidur nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
● Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
2. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan ● Kaji adanya alergi makanan
tindakan keperawatan ● Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh
selama….nutrisi kurang untuk menentukan jumlah
b/d teratasi dengan indikator: kalori dan nutrisi yang
●Albumin serum dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan
●Pre albumin serum ● Yakinkan diet yang dimakan
untuk memasukkan ●Hematokrit mengandung tinggi serat
●Hemoglobin untuk mencegah konstipasi
atau mencerna
●Total iron binding ● Ajarkan pasien bagaimana
nutrisi oleh karena capacity membuat catatan makanan
●Jumlah limfosit harian.
faktor biologis,
● Monitor adanya penurunan
mual dan muntah BB dan gula darah
● Monitor lingkungan selama
makan
● Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
● Monitor turgor kulit
● Monitor kekeringan, rambut
kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht
● Monitor mual dan muntah
● Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
● Monitor intake nuntrisi
● Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat
nutrisi
● Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
● Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
● Kelola pemberan anti
emetik:.....
● Anjurkan banyak minum
● Pertahankan terapi IV line
● Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oval
3. Gangguan Setelah dilakukan Exercise therapy : ambulation
tindakan keperawatan ● Monitoring vital sign
mobilitas fisik b/d
selama….gangguan sebelm/sesudah latihan dan
tidak nyaman, nyeri mobilitas fisik teratasi lihat respon pasien saat latihan
dengan kriteria hasil: ● Konsultasikan dengan terapi
●Klien meningkat dalam fisik tentang rencana ambulasi
aktivitas fisik sesuai dengan kebutuhan
●Mengerti tujuan dari ● Bantu klien untuk
peningkatan mobilitas menggunakan tongkat saat
●Memverbalisasikan berjalan dan cegah terhadap
perasaan dalam cedera
meningkatkan kekuatan ● Ajarkan pasien atau tenaga
dan kemampuan kesehatan lain tentang teknik
berpindah ambulasi
●Memperagakan ● Kaji kemampuan pasien dalam
penggunaan alat Bantu mobilisasi
untuk mobilisasi ● Latih pasien dalam
(walker) pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai
kemampuan
● Dampingi dan Bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs ps.
● Berikan alat Bantu jika klien
memerlukan.
● Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
4. Ansietas b/d Setelah dilakukan asuhan Anxiety Reduction (penurunan
selama ……………klien kecemasan)
Kurang
kecemasan teratasi dgn ● Gunakan pendekatan yang
pengetahuan dan kriteria hasil: menenangkan
●Klien mampu ● Nyatakan dengan jelas
hospitalisasi
mengidentifikasi dan harapan terhadap pelaku
prosedur mengungkapkan gejala pasien
cemas ● Jelaskan semua prosedur dan
pembedahan
●Mengidentifikasi, apa yang dirasakan selama
mengungkapkan dan prosedur
menunjukkan tehnik ● Temani pasien untuk
untuk mengontol cemas memberikan keamanan dan
●Vital sign dalam batas mengurangi takut
normal ● Berikan informasi faktual
●Postur tubuh, ekspresi mengenai diagnosis,
wajah, bahasa tubuh dan tindakan prognosis
tingkat aktivitas ● Libatkan keluarga untuk
menunjukkan mendampingi klien
berkurangnya kecemasan ● Instruksikan pada pasien
untuk menggunakan tehnik
relaksasi
● Dengarkan dengan penuh
perhatian
● Identifikasi tingkat
kecemasan
● Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
● Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
● Kelola pemberian obat anti
cemas:........
Monika E.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC
Sjamsuhidayat, R. 2004. Buku Ajar Medikal bedah. Edisi II. Jakarta : EGC