DI SUSUN OLEH :
CI INSTITUSI
Tanggal :
A. Definisi
Dyspepsia merupakan nyeri atau rasa tidak enak pada abdomen bagian
atas dan dada bagian bawah sering disertai rasa perih di ulu hati (“heart-
burn”) mual reguritasi dan flatulensi. Dispepsia adalah sekumpulan gejala
berupa nyeri, perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap atau
berulang disertai dengan gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat
kenyang, kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan
dada terasa panas yang telah berlangsung sejak 3 bulan terakhir, dengan awal
mula gejala timbul dalam 6 bulan sebelumnya. (Abdullah, 2014).
B. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi kedalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh.
C. Etiologi
Penyebab dari dispepsia antara lain menelan udara (aerofagi),
regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung, iritasi lambung (gastritis),
ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis, kanker lambung, peradangan kandung
empedu (kolesistitis), intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu
dan produknya, kelainan gerakan usus, kecemasan atau depresi, perubahan
pola makan dan pengaruh obat- obatan yang dimakan secara berlebihan dan
dalam waktu yg lama, alcohol nikotin rokok (Taufan, 2014).
D. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongatamembawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan (Corwin, 2013).
Dyspepsia
↑ produksi HCL
dilambung
HCL kontak
Mual dengan mukosa
gaster
Ansietas
Muntah
Perubahan pada
Kekurangan Nyeri
kesehatan
volume cairan Akut
Kurang
pengetahuan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
G. Komplikasi
1. Malnutrisi
2. Dehidrasi
3. Syok bila perdarahan massif
H. Pemeriksaan Diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama,
seperti halnya pada sindrom dyspepsia, oleh karena dyspepsia hanya
merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan maka perlu di
pastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya maka perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu di periksa:
laboratorium , radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak di tekankan
untuk menyingkirkan penyebab organic lainya seperti: pancreatitis
kronik, diabetes mellitus, dan lainya. Pada dyspepsia fungsional biasanya
hasil laboratorium dalam batas normal.
2. Radiologi
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnosis suatu penyakit
disaluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan
radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya
menggunakan kontraks ganda.
I. Penatalaksanaan
1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung.
2. Menghindari factor resiko seperti alcohol, makanan yang pedas, obat-
obatan yang berlebihan, nikotin rokok dan stress.
3. Atur pola makan
4. Kebiasaan makanan teratur dengan makanan sedikit-sedikit dan sering,
duduk atau berjalan setelah makan, dan naikan kepala setelah berbaring.
5. Pemberian antacid secara intensif untuk 2 minggu pertama, kemudian
kurangi berangsur-angsur untuk mengendalikan gejala-gejala.
6. Hilangkan ansietas dan rasa tegang.
J. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Tujuan pencegahan primer adalah mencegah timbulnya faktor resiko
dispepsia bagi individu yang belum ataupun mempunyai faktor resiko
dengan melaksanakan pola hidup sehat, promosi kesehatan (Health
Promotion) kepada masyarakat mengenai :
(Johnson, 2013).
DAFTAR PUSTAKA