Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan

Prolaps Uteri

Disusun oleh :
ARYANTI
JNR 0190006
Pengertian

 Prolaps uteri adalah keadaaan yang terjadi


ketika ligamen kardinal yang mendukung
rahim dan vagina tidak kembali normal
setelah melahirkan ( Bobak LM; 2002; 1270)
 Prolapsus uteri adalah keadaan dimana
turunnya uterus melalui hiatus genitalis yang
disebabkan kelemahan ligamen-ligamen
(penggantung), fasia (sarung) dan otot dasar
panggul yang menyokong uterus.
Etiologi

a. Dasar panggul yang lemah, karena kerusakan dasar panggul


pada persalinan yang terlampau sering dengan penyulit
seperti ruptura perineum atau karena usia lanjut.
b. Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap
c. Ekspresi yang berlebihan pada saat mengeluarkan plasenta.
d. Asites, tumor-tumor di daerah pelvis, batuk yang kronis dan
pengejan (obslipasi atau striktura pada traktus urinarius).
e. Relinakulum uteri yang lemah (asteni atau kelainan
congenital berupa kelemahan jaringan penyokong uterus
yang sering pada nullipara.
f. Lanjut usia dan menopause
g. Riwayat persalinan tinggi
Manifestasi klinis

a. Perasaan adanya suatu benda yang d. Retokel dapat menjadi gangguan pada
mengganjal atau menonjol di defekasi:
 Obstipasi karena feces berkumpul dalam
genetalia eksterna.
rongga retrokel.
b. Rasa sakit di pinggul dan pinggang  Baru dapat defekasi setelah diadakan
(Backache). Biasanya jika penderita tekanan pada retrokel dan vagina.
berbaring, keluhan menghilang atau e. Prolapsus uteri dapat menyebabkan
menjadi kurang. gejala sebagai berikut:
c. Sistokel dapat menyebabkan gejala-  Pengeluaran serviks uteri dari vulva
gejala: menggangu penderita waktu berjalan dan
 Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula –
bekerja. Gesekan portio uteri oleh celana
menimbulkan lecet sampai luka dan
mula pada siang hari, kemudian lebih berat
dekubitus pada portio uteri.
juga pada malam hari
 Lekores karena kongesti pembuluh darah di
 Perasaan seperti kandung kencing tidak
daerah serviks dan karena infeksi serta luka
dapat dikosongkan seluruhnya. pada portio uteri.
 Stress incontinence yaitu tidak dapat f. Enterokel dapat menyebabkan perasaan
menahan kencing jika batuk,mengejan. berat di rongga panggul dan rasa penuh
Kadang-kadang dapat terjadi retensio di vagina.
urine pada sistokel yang besar sekali.
Komplikasi

a. Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri


b. Dekubitus
c. Hipertropi serviks uteri dan elongasioa koli
d. Gangguan miksi dan stress inkontinensia
e. Infeksi saluran kencing
f. Infertilitas
g. Gangguan partus
h. Hemoroid
i. Inkarserasi usus
Penatalaksaan

1)    Pengobatan Tanpa Operasi

 Caranya : Latihan otot dasar panggul, Stimulasi otot dasar panggul dengan alat listrik, Pemasangan pesarium, Hanya
bersifat paliatif, Pesarium dari cincin plastik.
 Prinsipnya : alat ini mengadakan tekanan pada dinding atas vagina sehingga uterus tak dapat turun melewati vagina
bagian bawah. Biasanya dipakai pada keadaan: Prolapsus uteri dengan kehamilan, Prolapsus uteri dalam masa nifas,
Prolapsus uteri dengan dekubitus/ulkus, Prolapsus uteri yang tak mungkin dioperasi: keadaan umum yang jelek
 
2)      Pengobatan dengan Operasi

 Prolapsus uteri biasanya disertai dengan prolapsus vagina. Maka, jika dilakukan pembedahan untuk prolapsus uteri,
prolapsus vagina perlu ditangani juga. ada kemungkinan terjadi prolapsus vagina yang membutuhkan
pembedahan,padahal tidak ada prolapsus uteri,atau prolapsus uteri yang tidak ada belum perlu dioperasi.Indikasi
untuk melakukan operasi pada prolapsus vagina adalah adanya keluhan.
 Indikasi untuk melakukan operasi pada prolapsus uteri tergantung dari beberapa factor,seperi umur
penderita,keinginanya untuk mendapat anak atau untuk mempertahankan uterus,tingkat prolapsus dan adanya
keluhan. Beberapa pembedahan yang dilakukan antara lain:

a)      Operasi Manchester/Manchester-Fothergill


b)      Histeraktomi vaginal
c)      Kolpoklelsis (operasi Neugebauer-La fort)
d)     Operasi-operasi lainnya :Ventrofiksasi/hlsteropeksi, Interposisi
Pengkajian
1. Wawancara
• Nama :
• Umur :
• Bangsa/suku :
• Agama :
• Pendidikan :
• Pekerjaan :
• Alamat :

• Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah/sedang di derita.
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah/sedang menderita penyakit seperti DM, jantung, hipertensi, asma, dll tapi
Ibu pernah sakit biasa sepreti panas, batuk, dan flu.
b. Riwayat penyakit keluarga/keturunan
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menular dan menahun seperti
DM, hipertensi, asma, jantung, TBC, dll.
c. Riwayat kontrol
Rutin / tidak
d. Riwayat persalinan
Mempunyai masalah persalinan terdahulu atau tidak
e. Riwayat kehamilan
Ibu mengalami penurunan BB atau tidak selama hamil
Pemeriksaan fisik

• Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok.


• Muka : tidak odema, tidak ada chloasma gravidarum.
• Mata : konjungtiva : tidak anemis
• sklera : tidak ikterus
• hidung : bersih, tidak ada polip.
• Mulut : bersih, tidak cyanosis,tidak pecah-pecah, gigi tidak
caries.
• Telinga : simetris, tidak ada serumen.
• Leher : Pembesaran getah bening : tidak ada
Struma : tidak ada
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjaran : tidak ada

• Dada : simetris, tidak ada ronkhi, tidak ada whezing

• Payudara : Bentuk : simetris


Puting susu: menonjol
Keluaran : tidak ada
• Perut:
pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan
Luka parut : tidak ada
• Genetalia :
keluaran : ada
Varises : ada
Oedema : ada
• Anus :
Varises : tidak ada
• Extrimitas : Atas : tidak odema, tidak varises
Bawah : tidak odema, tidak varises
Analisis data
 Data subjektif : terdiri dari biodata
pasien, keluhan utama, riwayat obstetri,
riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan
sekarang, pola funsional kesehatan
( nutrisi, eliminasi, aktifitas) dan riwayat
psikososial
 Data objektif : terdiri dari pemeriksaan
umum, tingkat kesadaran, pemeriksaan
ttv, pemeriksaan fisik (head to toe)
Diagnosa keperawatan

 Sebelum operasi
 Nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan intra abdominal
  Resiko tinggi infeksi y.b.d luka akibat
pergeseran massa uterus
Rencana keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri Tujuan: Nyeri hilang a) Observasi tanda- - Untuk


berhubungan setelah dilakukan tanda vital mengetahui
dengan tindakan b) Observasi keluhan keadaan awal
peningkatan keperawatan selama nyeri, lokasi, jenis pasien
tekanan intra 1 x 24 jam. dan intensitas nyeri -Untuk
abdominal Hasil yang c) Jelaskan mengetahui nyeri
diharapkan : penyebab rasa sakit, -Untuk
Nyeri berkurang cara mengurangi rasa
sampai hilang secara menguranginya. nyeri
bertahap. d) Beri posisi
Pasien dapat senyaman mungkin
beradaptasi dengan untuk pasien.
nyerinya e) Ajarkan tehnik-
Pasien dan keluarga tehnik relaksasi/
dapat melakukan nafas dalam.
tekhnik distraksi- f) Beri obat-obat
relaksasi analgetik sesuai
pesanan dokter.
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan a) Kaji TTV, - Untuk
infeksi y.b.d luka tindakan perhatikan mengetahui
akibat pergeseran keperawatan selama peningkatan keadaan awal
massa uterus 1x24 jam diharapkan suhu. pasien
infeksi tidak terjadi b) Kaji tanda- -Untuk
 Hasil yang tanda infeksi mengetahui tanda-
diharapkan : (tumor kalor tanda infeksi
Tidak terdapat rubor, dolor, -Untuk
tanda-tanda infeksi ( fungsileisa). menghindari dari
kalor, rubor, tumor, c) Lakukan tehnik adanya infeksi
dolor, fungsiolesa ) perawatan luka
Luka tampak secara steril
bersih 1x/hari
d) Kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
antibiotic.
Daftar pustaka

Nanda Internasional. 2012. Diagnosis


Keparawatan. Jakarta:EGC
Nic Noc. 2012. Intervensi Keperawatan .
Jakarta:EGC
Winkjosastro. 2007. Asuhan Kebidanan.Jkt:
Trans Media

Anda mungkin juga menyukai