Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

HEPATOMEGALI

Oleh

FITRIA

R014201018

PRESEPTOR

(Tuti Seniwati, S.Kep.,Ns., M.Kes)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I

HEPATOMEGALI

A. Definisi
1. Pengertian
Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang
disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
tifoid, amoeba, penimbunan lemak (fatty liver), penyakit keganasan seperti
leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan (metastasis).(
Brunner & Suddarth, (2010) ).
2. Etiologi
a. Alkoholisme
b. Hepatitis A
c. Hepatitis B
d. Gagal jantung kongestif (CHF, congestive heart failure)
e. Leukemia
f. Neuroblastoma
3. Patofisiologi

Faktor-faktor resiko seperti rokok jamur, kelebihan zat dan infeksi virus
hepatitis B serta alcohol yang mengakibatkan sel-sel pada hepar rusak
serta menimbulkan reaksi hiperplastik yang menyebapkan neoplastik hepatima
yang mematikan sel-sel hepar dan mengakibatkan pembesaran hati. Hepatomegali
dapat mengakibatkan infasi pembuluh darah yang mengakibatkan
obstruksi vena hepatica sehingga menutup vena porta yang mengakibatkan
menurunnyaproduksi albumin dalam darah (hipoalbumin) dan mengakibatkan
tekanan osmosis meningkatkan tekanan osmosis meningkat yang mengakibatkan
cairan intra sel keluar ke ekstrasel dan mengakibatkan udema. Menutupnya
vena porta juga dapat mengakibatkan ansietas. Hepatomegali juga dapat
mengakibatkan vaskularisasi memburuk, sehingga mengakibatkan nekrosis
jaringan. Hepatomegali dapat mengakibatkan proses desak ruang, yang mendesak
paru, sehingga mengakibatkan sesak, proses desak ruang yang melepas mediator
radang yang merangsang nyeri.( Iyer et al, 1996 dalam Nursalam,
2002. 1-2 )
4. Manifestasi Klinis
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi
jika pembesarannya hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut
terasa penuh. Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.
Tanda dan gejala yang lain berupa:
a. Umumnya tanpa keluhan
b. Pembesaran perut
c. Nyeri perut pada epigastrium/perut kanan atas
d. Nyeri perut hebat, mungkin karena ruptur hepar
e. Ikterus
5. Komplikasi
Orang yang hatinya rusak karena pembentukan jaringan parut (sirosis), bisa
menunjukkan sedikit gejala atau gambaran dari hepatomegali. Beberapa
diantaranya mungkin juga mengalami komplikasi, yaitu:
a. Hipertensi portaldengan pembesaran limpa
b. Asites(pengumpulan cairan dalam rongga perut)
c. Gagal ginjal sebagai akibat dari gagal hati (sindroma hepatorenalis)
d. Kebingungan (gejala utama dari ensefalopati hepatikum) atau
e. Kanker hati (hepatoma).
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. rontgen perut
b. CT scan perut
c. tes fungsi hati.
7. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi umum
- Istirahat
- Diet
b. Terapi komplikasi
- Ruptur : pembedahan
- Kista terinfeksi : pasang drainase
c. Pembedahan
- Pembedahan
- Operasi pintas porto
- cava
- Aspirasi cairan (bila kista besar)
- Skleroterapi (bila ada perdarahan varises)
- Transplantasi hati
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian keperawatan
1. Anamnesa
a. Data biografi: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, alamat, suku
bangsa, status perkawinan, sumber biaya, sumber informasi.
b. Riwayat kesehatan masa lalu: Riwayat menjalani perawatan dirumah sakit, obat-
obatan yang pernah diminum
c. Riwayat kesehatan sekarang: Alasan masuk rumah sakit, keluhan utama, kronologis
keluhan
d. Riwayat kesehatan keluarga: Penyakit keturunan Penyakit keluarga yang berhubungan
dengan kondisi penyakit yang dialami
e. Riwayat psikososial: Orang terdekat dengan klien, interaksi dalam keluarga, dampak
penyakit terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi klien, mekanisme koping
terhadap penyakitnya, persepsi klien terhadap penyakitnya, sistem nilai kepercayaan
f. Pola kebersihan sehari- hari sebelum sakit dan selama sakit: pola nutrisi, pola
eliminasi, pola Personal hygiene, pola istirahat dan tidur, pola aktifitas dan latihan,
pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan,
2. Data Pengkajian Pasien
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala: adanya kelemahan dan paralysis secara simetris yang biasanya dimulai dari
ekstremitas bawah dan selanjutnya berkembang dengan cepat ke arah atas, hilangnya
kontrol motorik halus tangan. Tanda : kelemahan otot, paralysis plaksid (simetris),
cara berjalan tidak mantap.
b. Sirkulasi
Tanda: perubahan tekanan darah (hipertensi/hipotensi), disritmia,
takikardia/brakikardia, wajah kemerahan, diaforesis.
c. Integritas ego
Gejala : perasaan cemas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah yang dihadapi. Tanda
: tampak takut dan bingung.
d. Eliminasi
Gejala : adanya perubahan pola eliminasi. Tanda : kelemahan pada otot-otot abdomen,
hilangnya sensasi anal (anus) atau berkemih dan refleks sfingter.
e. Makanan/cairan
Gejala : kesulitan dalam mengunyah dan menelan. Tanda : gangguan pada refleks
menelan atau refleks gag.
f. Neurosensori
Gejala: kebas, kesemutan dimulai dari kaki atau jari-jari kaki dan terus naik,
perubahan rasa terhadap posisi tubuh, vibrasi, sensasi nyeri, sensasi suhu, perubahan
dalam ketajaman penglihatan. Tanda : hilangnya/menurunnya refleks tendon dalam,
hilangnya tonus otot, adanya masalah dengan keseimbangan, adanya kelemahan pada
otot-otot wajah, terjadi ptoris kelopak mata, kehilangan kemampuan untuk berbicara.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri tekan otot, seperti terbakar, mengganggu, sakit, nyeri (terutama pada
bahu, pelvis, pinggang, punggung dan bokong). Hiposensitif terhadap sentuhan.
h. Pernafasan
Gejala: kesulitan dalam bernafas. Tanda : pernafasan perut, menggunakan otot bantu
nafas, apnea, penurunan bunyi nafas, menurunnya kapasitas vital paru, pucat/sianosis,
gangaun refleks gag/menelan/batuk.
i. Keamanan
Gejala: infeksi virus nonspesifik (seperti ISPA) kira-kira dua minggu sebelum
munculnya tanda serangan, adanya riwayat terkena herpes zoster, sitomegalovirus.
Tanda: suhu tubuh yang berfluktuasi, penurunan kekuatan/tonus otot,
paralysis/parestesia.
B. Diagosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2. Gangguan Pola Tidur b.d Pola Tidur Tidak Menyehatkan
3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
C. Intetervensi keperawatan

N DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


O KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1 Nyeri Akut NOC: NIC :
Setelah dilakukan intervensi selama 1x 24 jam, nyeri Manajemen Nyeri :
klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Tingkat Nyeri : kualitas, intensitas nyeri
 Tidak ada keluhan nyeri  Identifikasi skala nyeri
 Pasien tidak meringis  Identifikasi respon nyeri non verbal
 Klien tidak gelisah  Identifikasi faktor yang memperberat dan
 Frekuensi nadi normal (80-100x/menit) memperingan nyeri
 Tekanan darah klien normal (120/80 mmHg)  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Kontrol Nyeri :  Berikan teknik nonfarmakologis untuk
1. Klien dapat melaporkan nyeri terkontrol mengurangi rasa nyeri (terapi relaksasi, musik dll)
2. Klien mampu mengenali onset nyeri  Fasilitasi istirahat tidur
3. Klien mampu mengelai penyebab nyeri  Jelaskan strategi meredakan nyeri
4. Tidak ada keluhan nyeri pada klien  Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Edukasi Teknik Napas :
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
 Jadwalkan pendidikasi kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan bertanya
 Jelaskan prosedur teknik naas
 Ajarkan memposisikan tubuh senyaman mungkin
 Anjurkan menutup mata dan berkonsentrasi penuh
 Anjurkan melakukan inspirasi dengan menghirup
udara melalui hidung secara perlahan
 Ajarkan melakukan ekspirasi dengan
menghembuskan udara mulut mencucu secara
perlahan
 Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik,
menahan napas selama 2 detik dan
mengembuskan selama 8 detik
Pengaturan Posisi :
1. Berikan posisi yang tidak menyebabkan nyeri
bertambah
2. Tinggikan kepala tempat tidur
3. Posisikan pasien untuk meningkatkan drainase urin
4. Meminimalisir gesekan dan cedera ketikan
memposisikan atau membalikkan tubuh pasien
5. Jangan berikan posisi yang dapat menyebabkan
penekanan pada luka
Terapi Relaksasi :
1. Minta klien untuk rileks
2. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta
jenis relaksasi yang tersebut.
3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
4. Ciptakan lingkungan yang tenang
5. Berikan waktu yang tidak terganggu
2 Gangguan pola NOC NIC:
tidur Setelah dilakukan perawatan selama 2 x 24 jam, Dukungan Tidur :
gangguan pada pola tidur klien dapat diatasi  Identifikasi pola aktivitas dan tidur
dengan kriteria hasil :  Identifikasi faktor pengganggu tidur
Pola Tidur :  Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, tempat
 Klien tidak lagi mengeluh kesulitan tidur tidur dll)
 Klien tidak lagi mengeluh tidak puas tidur  Tetapkan jadwal tidur rutin
 Klien tidak lagi mengeluh pola tidur berubah  Anjurkan menetapi kebiasaan waktu tidur
 Klien tidak lagi mengeluh istirahat tidak  Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
cukup gangguan pola tidur
 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya

3 ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam Manajemen Nutrisi :


nutrisi kurang dari kekurangan nutrisi klien dapat diatasi dengan  Identifikasi status nutrisi
kebutuhan tubuh kriteria hasil :  Identifikasi makanan disukai
Status Nutrisi :  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
 Porsi makanan yang dihabiskan meningkat  Monitor asupan makanan
 Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan  Monitor berat badan
nutrisi klien meningkat  Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berat badan meningkat
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
 IMT klien meningkat konstipasi
 Frekuensi makan membaik  Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Nafsu makan membaik  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Nafsu Makan : kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
 Keinginan makan meningkat Pemantauan Nutrisi :
 Asupan makan klien meningkat  Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi

 Asupan nutrisi klien meningkat  Identifikasi perubahan berat badan


 Identifikasi pola makan
 Timbang berat badan
 Ukur antropometri (IMT)
 Hitung perubahan berat badan
BAB III
Patway

pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin

hipetermi inflamasi pd hepar peregangan kapsula hati

perubahan kenyamanan gangguan suplay darah hepatomegali


normal pd sel-sl hepar

gangguan metabolism perasaan tdk nyaman


kerusakan sel parenkim, sel hati
karbohidrat, lemak dan dikuadrat kanan atas
dan duktuli empedu
protein intrahepatik

nyeri akut anoreksia


glikogenesis gluconeogenesis gangguan
menurun menurun pola tidur

ketidakseimbangan
glikogen dlm hepar nutrisi kurang dari
berkurang kebutuhan tubuh

glikogenolisis menurun
obstruksi kerusakan konjugasi
glukosa dlm darah
berkurang kerusakan sel eksresi bilirubin tdk sempurna
dikeluarkan melalui duktus
keletihan
cepat lelah retensi bilirubin hepatikus

regurgitasi pd duktuli bilirubin direk meningkat


empedu intra hepatik
ikterus
bilirubin direk

peningkatan garam larut dlm air


empedu dlm darah
pruritus perubahan eksresi ke dlm bilirubinuria dan kemih
kenyamanan kemih berwarna gelap
gangguan
pola tidur
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Brunner & suddarth (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai