Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL INCIDENCE REPORT

PEMASANGAN KATETER URIN

A. Pendauluan

1. Latar Belakang

Kateterisasi urin merupakan metode untuk mengosongkan kandung kemih dan juga

sebagai alat untuk diagnostik retensi urin akut. Terdapat dua metode yang sering digunakan

yaitu kateter indwelling (kateter yang digunakan dalam jangka waktu lama) dan kateter

intermitten (kateter yang digunakan sewaktu-waktu). Selain itu, kateter juga dilakukan untuk

mengevaluasi jumlah urin yang keluar pada pasien inkontinensia urin. Kateter yang

digunakan terlalu sering dan lama atau tidak sesuai indikasi akan meningkatkan risiko

berbagai komplikasi, yang paling sering adalah infeksi saluran kemih (ISK). Komplikasi

lainnya adalah striktur uretra, hematuria dan perforasi kandung kemih.

Selama seminggu penulis mengikuti praktek keperawatan dasar di RSP UNHAS,

penulis mengobservasi tindakan pemasangan kateter urin dan penulis tertarik untuk

mengkritisi lama pemakaian kateter pada pasien. Menurut informasi dari perawat di ruangan,

pemasangan kateter dengan lama pemasangan maksimal 14 hari merupakan prosedur tetap

dari rumah sakit. Berdasarkan observasi penulis, rata-rata pasien yang terpasang kateter urin

batas lama pemakaiannya sampai 14 hari sejak pemasangan kateter, setelah itu kateter yang

lama akan di lepas dan diganti dengan kateter yang baru jika pasien masih harus dipasang

kateter. Berdasarkan artikel mengenai pemasangan kateter yang didapat oleh penulis

menjelaskan bahwa pemakaian kateter urine menetap pada pasien sebaiknya tidak lebih dari 3

sampai 6 hari karena dapat mengakibatkan resiko komplikasi. Hal inilah yang menjadi latar

belakang penulis mengambil tindakan pemasangan kateter sebagai critical incidence report.

2. Tujuan

a. Untuk mengetahui keadaan pasien dengan pemakaian kateter urine setelah 14 hari.
b. Untuk mengetahui resiko komplikasi apa saja yang dapat terjadi karena pemakaian

kateter urine lebih dari 14 hari.

B. Tinjauan Artikel

1. Artikel pertama

Artikel/penelitian ini berjudul ”Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian Infeksi

Saluran Kemih pada Pasien Rawat Inap Usia 20 Tahun ke atas dengan Kateter Menetap di

RSUD Tugurejo Semarang”, ditulis oleh Rizki Artika Putri, dkk. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian infeksi saluran

kemih pada pasien rawat inap usia 20 tahun ke atas dengan kateter menetap di RSUD

Tugurejo Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus observasional dengan Deskriptif Analitik.

2. Artikel kedua

Artikel ini berjudul “Perbedaan Penggantian Kateter Urin Menetap Hari Ketiga dan Hari

Ketujuh terhadap Kejadian ISK pada Pasien Setelah Pembedahan di Ruang Rawat Inap Bedah

RSUD Gunung Jati Cirebon”, ditulis oleh Kasmad dan Sari Fatimah. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengidentifikasi perbedaan antara penggantian kateter hari ketiga dan hari

ketujuh dalam menurunkan kejadian ISK pada pasien setelah pembedahan. Metode penelitian

yang digunakan adalah Quasi Eksperimen (eksperimen semu) dengan desain penelitian Post

Test Only Non Equivalent Control Group.

3. Tinjauan Incidence Report

Artikel pertama menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan

risiko infeksi saluran kemih pada pemasangan kateter, dan faktor yang paling besar

meningkatkan risiko ISK adalah lama penggunaan kateter. Dalam artikel ini, karakteristik

populasi terdiri dari seluruh pasien yang terpasang kateter menetap usia 20 tahun ke atas,

tidak dalam masa kehamilan, tidak dengan penyakit DM dan penyakit ginjal, tidak mengalami

malnutrisi serta tidak lumpuh yang dirawat sekurang-kurangnya 2 x 24 jam di RSUD

Tugurejo Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizki, dkk menunjukkan bahwa
dari 30 responden yang diteliti, ada 11 orang yang terpasang kateter > 3 hari dan dari 11

orang tersebut sebanyak 9 orang yang terkena ISK. 19 orang yang terpasang kateter ≤ 3 hari

dan dari 19 orang tersebut, hanya 1 orang yang terkena ISK. Ada pengaruh antara lama

penggunaan kateter dengan kejadian ISK pada pasien yang menggunakan kateter menetap (p

value = 0,0001), dengan RP 81,00, artinya pasien dengan lama penggunaan kateter > 3 hari

mempunyai peluang mengalami ISK sebesar 81 kali dibandingkan pasien yang menggunakan

kateter ≤ 3 hari.

Artikel kedua menjelaskan penyebab pasien/responden dipasang kateter yaitu karena

pasien dilakukan pembedahan sehingga mereka harus dipasangi kateter agar dapat memenuhi

kebutuhan eliminasi BAK. Artikel ini membandingkan lama pemakaian kateter selama tiga

hari dan tujuh hari terhadap kejadian ISK (infeksi saluran kemih). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pada kelompok penggantian kateter hari ketiga, kejadian ISK sebesar

13,3%, tidak ISK 86,7%. Sedangkan pada kelompok penggantian kateter urin hari ketujuh

didapatkan kejadian ISK sebesar 60% dan tidak ISK 40%.

Kedua artikel di atas menjelaskan bahwa pemakaian kateter yang lama pada pasien

dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK)

C. Incidence Report

Dasar incidence report yang diambil oleh penulis yaitu dilakukannya aff kateter pada Tn. H di

kamar 418 pada tanggal 19 April 2016 pada pukul 15.45 karena sudah 14 hari kateter lama

terpasang. Lalu setelah di aff pasien dilakukan lagi pemasangan kateter yang baru. Setelah kateter

terpasang, perawat memasukkan cairan NaCl 0,9 % pada selang kateter agar kamdung kemih

terisi untuk memastikan apakah kateter sudah terpasang dengan benar. Beberapa saat kemudian

urin pasien mengalir melalui selang kateter masuk ke dalam urine bag. Pada saat itu, terdapat

hematuri dalam urin bag. Kejadian ini yang menjadi landasan bagi penulis untuk menjadikannya

sebagai critical incidence report.

D. Analisis Incidence Report

Dari incidence report yang terjadi jika dibandingkan dengan artikel yang didapatkan oleh penulis,

terdapat perbedaan hasil penelitian dengan praktek yang terjadi di rumah sakit, dimana artikel
pertama menjelaskan hasil penelitian bahwa pemakaian kateter > 3 hari akan meningkatkan risiko

kejadian ISK. Artikel kedua juga menjelaskan bahwa pemakaian kateter > 7 hari merupakan

faktor risiko utama terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien yang terpasang kateter.

Yang terjadi berdasarkan hasil observasi adalah pemakaian kateter di rumah sakit baru diganti

setelah 14 hari pemasangan.

E. Kesimpulan

1. Pasien yang terpasang kateter lebih dari 7 hari atau 14 hari berisiko terkena infeksi saluran

kemih (ISK)

2. Pemakaian kateter yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko komplikasi diantaranya ISK,

striktur urethra, hematuria, dan perforasi kandung kemih.


DAFTAR PUSTAKA

1. Putri, Armiyati, & Supriyono (2012). Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian

Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Rawat Inap Usia 20 Tahun ke atas dengan Kateter

Menetap di RSUD Tugurejo Semarang, Karya Ilmiah S1 Keperawatan, diakses tanggal

18 April 2016, <http://182.253.197.100/e-

journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/76>

2. Kasmad & Fatimah (2015). Perbedaan Penggantian Kateter Urin Menetap Hari Ketiga

dan Hari Ketujuh terhadap Kejadian ISK pada Pasien Setelah Pembedahan di Ruang Rawat

Inap Bedah RSUD Gunung Jati Cirebon. Ilmu Keperawatan Respati, diakses tanggal 18 April

2016, <http://journal.respati.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/view/325>

Anda mungkin juga menyukai