Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PROGRAM BERMAIN

Terapi Bermain mewarnai gambar dan Mengenal Warna An. Z Usia 4 Tahun 3 bulan

Oleh :
Fitria
R014201018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KONSEP BERMAIN
A. Definisi
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk memperoleh
kesenangan dan bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional dan
sosial. Oleh karena itu bermain merupakan media belajar bagi anak. Bermain adalah
cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan
media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar
memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan
mengenal waktu, jarak, serta suara(Adriana, 2013).
B. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensori Motorik : yaitu membantu perkembangan gerak dengan
memainkan suatu obyek, misalnya : meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif : yaitu membantu mengenali benda disekitar misalnya :
logo, balok (bongkar pasang mainan).
3. Perkembangan social : yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari peran dalam kelompok misalnya : dapat diperolah dari orang tua, guru,
orang lain disekitar bermain, maka anak akan bertingkah laku sesuai/diterima oleh
teman, anak akan menyesuaikan diri dengan aturan-aturan, jujur terhadap orang lain.
4. Terapi : bermain akan memeberi kesempatan pada anak untuk mengekspresikan
perasaan yang tidak enak misalnya, marah, depresi, benci, takut.
5. Sebagai alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi terutama pada anak
yang belum menyatakan perasaan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar,
bermain peran.
C. Tujuan Bermain
Selain fungsi bermain bagi anak, bermain juga mempunyai tujuan antara lain:
1. Dapat melanjut pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
2. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi melalui permainan
3. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman berain yang tepat.
4. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah sakit
dan mendapatkan kesenangan.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Bermain
1. Tahap Perkembangan : setiap tahap perkembangan memunyai potensi/keterbatasan.
2. Status kesehatan : anak yang sakit makan kemampuan kognitif atau psikomotornya
terganggu.
3. Jenis Kelamin : sangat dipengarhi oleh usia terutama perminan yang digunakan.
4. Lingkungan : lokasi, kultur, negara.
5. Alat Permainan Yang cocok : alat permainan yang sesuai tahap perkembangan maka
anak akan menggunakan dan merasa senang.
E. Klasifikasi Bermain
1. Menurut Isi :
a. “Social Play” : belajar memberi respon, misalnya orang dewasa
berbicara/memanjakan anak, maka anak akan merasa senang dengan respon
mengeluarkan suara tersenyum.
b. “Sense Of Pleasure Play” : dengan bermain akan memperoleh kesenangan dsri
suatu objek disekelilingnya, misalnya : bermain pasir, air.
c. “Skill Play” dengan bermain anak dapat memperoleh ketrampilan sehingga anak
akan memperoleh berulang-ulang.
d. “Dramatik Play atau Role Play” dengan bermain anak akan dapat melakukan
peran, misalnya : sebagai perawat, dokter, guru, ibu, ayah dan anak akan
membuat fantasi dari permainan tersebut.
2. Menurut Karakterisitik Sosial :
a. “Solitery Play” bermain sendiri walaupun ada orang lain didekatnya (1–3).
b. “Paralel Play”, bermain sejenis , anak bermain dalam suatu kelompok, masing-
masing mempunyai mainan yang sama, tetapi tidak ada interaksi diantara
mereka : tidak tergantung (interaksi tetapi belum bersosialisasi) Todler,
Preschool.
c. “Associative Play” bermain dalam kelompok. Anak bermain dalam suatu aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi. Tidak ada pembagian tugas, mereka
bermain sesuai keinginannya.
d. “Cooperative” pelayanan bermain dalam kelompok. Permainan terorganisir,
terencana, ada tujuan, ada aturan-aturan misalnya : main kartu, balap sepeda.
e. “Unlocker play” (pengamat). Anak melihat anak bermain hal ini sduah
merupakan bermain, menurunkan stress.
F. Bermain di rumah sakit
1. Keuntungan bermain di Rumah Sakit
a. Meningkatkan hubungan perawat pasien di Rumah Sakit
b. Dapat mengekspresikan perasaan tidak enak, misalnya : takut sendirian, rasa
marah.
c. Memulihkan rasa mandiri pada anak, dengan kegembiraan dalam bermain.
d. Bermain terapeutik : dapat meningkatkan penguasaan pengalaman yang
traumatic, misalnya : peran perawat, dokter.
e. Membina tingkah laku positif di Rumah Sakit terhadap perawat. Di rumah Sakit
selain mendapat pengalaman traumatic juga dapat bermain seperti anak lain.
f. Alat berkomunikasi antara perawat – pasien yaitu cerita gambar.
2. Prinsip Bermain di Rumah Sakit :
a. Tidak banyak membutuhkan energi
b. Permainan simple
c. Kegiatan yang singkat waktunya
d. Mempertimbangkan keamanan : perlukaan, infeksi silang.
e. Kelompok umur yang sama.
f. Melibatkan orang tua
g. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan.
PROPOSAL PROGRAM TERAPI BERMAIN

Nama : An. Z
Usia : 4 Tahun 3 Bulan
Tingkat Perkembangan :
a. Personal Sosial
Teori : Pada usia 1 tahun 6 bulan anak sudah mampu mengambil makan,
menggosok gigi tanpa bantuan, bermain ular tangga, dan berpakaian
tanpa bantuan.
b. Motorik Kasar
Teori : Anak telah mampu berdiri 1 kaki 5 detik, berdiri 1 kaki 4 detik,
berjalan tumit ke jari kaki, dan melompat dengan 1 kaki.
c. Motorik Halus
Teori : Anak pada usia ini telah mampu menggambar orang, mencontoh
gambar, dan memilih garis yang lebih panjang.
d. Bahasa
Teori : Pada usia ini anak telah mampu mengertikan 7 kata, menyebut 4
warna, mengetahui 3 kata sifat, dan mengertikan 5 kata.

Jenis Permainan : Terapi bermain yang dilakukan adalah bermain mewarnai gambar dan
mengenal warna

Tujuan Permainan : Terapi bermain diberikan dengan tujuan untuk beradaptasi lebih efektif
terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah sakit serta mendapatkan kesenangan.An.Z
memiliki reaksi hospitalisasi berupa kecemasan. An. Z sering menangis atau takut jika
melihat sosok perawat memasuki ruangan walaupun perawat tersebut tidak ingin melakukan
intervensi pada An. Z. Terapi bermain dilakukan dengan tujuan menurunkan reaksi
hospitalisasi pada An. Z dan untuk melatih perkembangan motorik halus anak berupa
bermain ular tangga dan mengenal warna

Alat yang digunakan : gambar yang mau diwarnai, alat warna warni.
Aturan permainan :
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mempersiapkan tempat dan alat permainan yang akan dilakukan ( bila ada alatnya )
b. Mengecek kesiapan anak ( tidak mengantuk, tidak rewel, kondisi yang
memungkinkan )
2. Tahap Interaksi
a. Membina BHSP dengan anak (sapa anak dengan ramah dan mengajak anak untuk
bermain)
b. Melakukan kontrak (tempat, waktu, dan jenis permainan yang akan dilakukan)
kepada orang tua
c. Menjelaskan tujuan permainan dan prosedur permainan kepada orang tua dan anak.
3. Tahap Kerja
a. Memberi petunjuk pada anak tentang cara bermain (cara bermain ular tangga dan
mengenal warna)
b. Mengajak anak untuk bermain (ibu atau keluarga dan perawat dapat membantu anak
bermain)
c. Memberikan stimulasi kepada anak untuk mencoret kertas kosong terlebih dahulu
lalu dilanjutkan dengan terapi bermain memindahkan manik-manik.
d. Memberi pujian-pujian pada anak bila dapat melakukan dengan cara memberi tepuk
tangan.
e. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal, psikomotor anak saat bermain
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi sesuai tujuan
b. Melihat perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan.
c. Melihat perasaan anak setelah bermain.
d. Mengakhiri permainan
e. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga di dalam catatan
keperawatan dan kemampuan hasil bermain.

Peserta : An. Z sebagai klien


Evaluasi :
a. Evaluasi struktur
1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup (ruang perawatan) dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
2. Posisi tempat di tempat tidur klien
3. Klien sepakat untuk mengikuti kegiatan
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
b. Evaluasi proses
1. Mahasiswa dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
2. Mahasiswa mampu memimpin acara
3. Mahasiswa mampu memotivasi klien dalam kegiatan
4. Keluarga klien membantu mahasiswa melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah
5. Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

c. Evaluasi hasil
1. Anak tampak senang
2. Orang tua klien mengatakan senang dengan terapi bermain yang dilakukan

Makassar, 016 Januari 2021

mahasiswa preseptor

[ fitria ] [ ]

Anda mungkin juga menyukai