Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL INCIDENCE REPORT (CIR)

PEMASANGAN DAN PEMBERIAN MAKAN MELALUI SELANG NASOGASTRIK

OLEH:

Dian Ekawati ( R014181014 )

Moh. Gifari S ( R014172052 )

Irfani Syafri ( R014181002 )

Eka Ismaniar ( R014181012 )

Preseptor Klinik Preseptor Institusi

Harniah S.Kep.,Ns Mulhaeriah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
CRITICAL INSIDENCE REPORT

PEMASANGAN DAN PEMBERIAN MAKAN MELALUI SELANG NASOGASTRIK

Kelompok 4 : Lontara 3 Bawah Depan (Bedah Saraf)

A. Pendahuluan
1. Tindakan keperawatan: Pemasangan dan Pemberian Makan Melalui Selang
Nasogastrik

2. Defenisi Tindakan
Pemasangan selang Nasogastrik merupakan suatu tindakan memasukkan
selang berlubang kedalam lambung lewat Nasofaring. Sedangkan pemberian makan
melalui selang Nasogastrik merupakan suatu tindakan pemberian makan secara
lansung ke dalam lambung lewat selang yang di masukkan kedalam lambung
melalui Hidung (Nasal).

3. Rasional Tindakan
a. Untuk dekompresi lambung (mengeluarkan cairan dan gas yang tidak bisa di
keluarkan tubuh secara manual)
b. Untuk mencegah atau meredakan mual dan muntah pasca operasi atau trauma
c. Untuk menentukan jumlah tekanan dan aktifitas motorik saluran pencernaan
d. Untuk mencuci lambung
e. Untuk melakukan pengambilan bahan lambung dengan tujuan pemeriksaan
laboratorium
f. Sebagai jalur untuk memberikan obat
g. Sebagai jalur untuk pemberian makanan

4. Prosedur Tindakan
a. Pemasangan selang

No Tindakan Rasional
1 Identifikasi pasien
2 Pastikan tingkat kesadaran dan
kemampuan untuk mengikuti instruksi
3 Pastikan kemampuan pasien untuk
mempertahankan posisi yang di
inginkan selama pemasukkan selang
4 Periksa riwayat medis pasien seperti
adanya lesi nasal, polip berdarah atau
deviasi septum nasal
5 Cuci tangan
6 Jelaskan prosedur pada pasien
7 Posisikan pasien pada posisi fowler
tinggi (pasien koma di posisikan semi
fowler)
8 Letakkan perlak dan handuk di atas
dada
9 Ukur panjang selang yaitu dari hidung
ke ujung daun telinga dan dari daun
telinga ke ujung prosesus xiphoideus.
Tandai pangkal selang yang telah di
ukur
10 Potong plester 10cm untuk persiapan
memfixasi selang
11 Periksa aliran udara dari kedua lubang
hidung
12 Bersihkan lubang hidung yang akan di
masukkan selang dengan kapas lidi
13 Pakai sarung tangan
14 Lumasi ujung selang sekitar 15-20 cm
dengan Gell
15 Masukkan selang lewat lubang hidung
ke bagian belakang tenggorokan
dengan mengarahkan ke belakang dan
ke bawah menuju telinga
16 Fleksikan kepala pasien ke arah dada
setelah selang melewati nasofaring
17 Instruksikan pasien untuk menelan
18 Dorong selang 7-10cm setiap kali
pasien menelan sampai pada batas
selang yang telah di ukur
19 Jangan paksakan masuknya selang jika
ada tahanan atau pasien mulai muntah,
batuk, tersedak, atau sianosis. Tarik
kembali selang dan periksa posisi
selang pada bagian belakang
tenggorokan dengan menggunakan
spatula dan senter
20 Jika ada tanda stres seperti kesulitan
bernafas, batuk, atau sianosis segera
cabut selang
21 Jika selang telah masuk sampai batas
yang di tandai, lakukan tindakan
berikut untuk memeriksa posisi selang
a. Aspirasi cairan lambung dan
cek pH dengan menggunakan
kertas litmus bila ada
b. Letakkan ujung selang ke
dalam mangkuk berisi air
untuk melihat apakah ada
gelembung udara yang keluar
dari dalam selang
c. Memasukkan udara dengan
spoit dan mendengarkan
gemuru angin dengan
stetoskop
d. Instruksikan pasien untuk
bicara
22 Fiksasi dengan plester dan jangan
sampai menekan hidung
23 Buat pasien merasa nyaman di atas
ranjang dan berikan perawatan oral
higine setiap 4-6 jam
24 Buang sampah ke tempatnya dan
simpat kembali alat yang masi bisa di
gunakan
25 Lepas sarung tangan dan cuci tangan
26 Dokumentasikan tindakan

b. Pemberian makan (feeding)


B. Kesenjangan Antara Teori dan Praktik
Pemasangan dan pemberian makan melalui selang nasogastrik adalah salah satu
tindakan yang sering dilakukan di Lontara 3 Bawah Depan (Bedah Saraf). Teori
pemasangan dan pemberian makan melalui selang nasogastrik dan tindakan yang
dilakukan dilahan tidak jauh berbeda. Tetapi masih ada beberapa hal yang sangat penting
dilakukan namun belum dilaksanakan dengan baik. Adapun beberapa kesenjangan antara
teori dan tindakan yaitu:
1. Dalam teori disebutkan bahwa sebelum memberikan makan melalui selang NGT,
perawat harus selalu mengecek kembali posisi selang NGT untuk mencegah
kesalahan dalam pemberian makan. Pada tindakan pemberian makan melalui selang
NGT di lapangan masih ditemukan beberapa perawat yang tidak mengecek kembali
posisi selang dan langsung memasukkan makanan ke dalam selang NGT.
2. Dalam teori disebutkan bahwa sebelum melakukan pemberian makan melalui selang
NGT, perawat perlu mengatur terlebih dahulu posisi pasien menjadi posisi
semifowler ataupun posisi fowler. Dalam pelaksanaan diruangan beberapa perawat
tidak memposisikan terlebih dahulu pasien yang akan diberikan makan, sehingga
terkadang posisi pasien masih dalam keadaan supinasi dan langsung diberikan
makan melalui selang NGT.
3. Teori menyebutkan bahwa sebelum melakukan pemberian makan melalui selang
NGT terlebih dahulu dilakukan pemberian air dan sesudahnya perlu diberikan air
kembali. Pemberian air sebelum dan setelah pemberian makan melalui selang NGT
dilakukan untuk membilas selang NGT sehingga bersih. Dalam pemberian makan
dilapangan terkadang beberapa perawat tidak memberikan air sebelum memberikan
makan.
4. Dalam teori dikatakan bahwa dalam pemberian makan melalui selang NGT juga
berdasarkan gaya gravitasi dan kecepatan aliran makanan diatur melalui tinggi
rendahnya spoit. Dilapangan ditemukan bahwa pemberian makan melalui selang
NGT dipercepat dengan cara mendorong makanan menggunakan spoit. Tindakan ini
ditemukan pada setiap perawat yang melakukan pemberian makan melalui selang
NGT.

5. Analisa berdasarkan EBP


No. Tindakan Teori Rekomendasi

6. Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai