Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL INSIDENCE REPORT (CIR)

MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN DASAR


KELAS 2 & 3 RS UNIVERSITAS HASANUDDIN
ANDI SURIANI
NUR ALAWIYAH
KHAERUNNISA
SHOLLY MAYSYARAH
RIDWAN
SITI HADRIANTI
PENDAHULUAN 2

Transfusi darah adalah pemberian darah utuh atau komponen apapun dari darah
dari donor yang cocok untuk mengoreksi atau untuk terapi kondisi klinis apapun
(WHO, 2016).
Tujuan :
1. Mengembalikan volume darah dalam sirkulasi
2. Mengoreksi defisiensi trombosit dan faktor koagulasi darah
3. Mengoreksi anemia

Global Database on Blood Safety melaporkan bahwa 20% populasi dunia berada di
negara maju dan sebanyak 80% telah memakai donor yang aman, sedangkan 80%
populasi di negara berkembang hanyak 20% memakai donor yang aman.

1
PENDAHULUAN 3

No. Tindakan Keperawatan Rasional tindakan


1 Periksa intruksi dokter dan askep Memastika prosedur yang benar dilakukan pada
pasien yang tepat
2 Identifikasi pasien Mencegah terjadinya kesalahan sehingga
menghilangkan kemungkinan terjadinya reaksi
transfusi
3 Komunikasi terapeutik, menjelaskan Memberikan keyakinan dan kerjasama kepada pasien
kepada pasien perlunya transfusi,
 
produk darah yang akan diberikan,
perkiraan waktu yang dibutuhkan, hasil  
yang diharapkan, dll.
Identifikasi dini reaksi transfusi membantu dalam
Tekankan perlunya pasien untuk segera melakukan tindakan korektif dengan segera
melaporkan gejala yang tidak biasa dan
mintalah izin kepada pasien

2
RASIONAL TINDAKAN
PENDAHULUAN 4

4 Periksa TTV ( suhu, pernapasan, tekanan Sebagai perbandingan apabila terjadi reaksi transfusi
darah, nadi) 1 jam sebelum melakukan
transfusi
5 Ambil darah dari bank darah sesuai peraturan Kesalahan dalam menyimpan produk darah dapat
institusi. Jika transfusi tidak dapat segera menyebablan hemolisis
dilakukan, kembalikan ke bank darah. Darah
yang berada diluar lemari es selama lebih dari
30 menit, di atas 10 derajat celcius tidak
dapat digunakan kembali. Jangan pernag
menyimpan darah di dalam tempat yang
tidak seharusnya seperti lemari es di bangsal.
Darah harus disimpan dalam unit pendingin
dalam suhu yang terkontrol ketat (4 C)

6 Anjurkan pasien utnuk buang air besar dan Memastikan kenyamanan pasien. Bahan untuk yang
kecil serta bantu kembali ke posisi nyaman. ditampung sebelum transfusi berperan sebagai data dasar
untuk mengidentifikasi apabila terjadi reaksi transfusi

3
RASIONAL TINDAKAN
PENDAHULUAN 5

7 Cuci tangan dan keringkan tangan mencegah infeksi bakteri dan virus silang

8 Memakai APD ( sarung tangan Mengurangi risiko terjangkit infeksi


disposible use)

9 Sebelum dilakukan transfusi darah sebaiknya NaCl 0,9 % adalah satu-satunya kristaloid yang
dimulai dengan pemberian infuse cairan Nacl kompatibel dengan darah dan priming set darah
0,9 % dengan menggunakan set transfusi membantu mengurangi resiko hemolisis darah yang
kontak dengan selang. Kanul berlubang beser
memungkinkan infus keseluruhan darah dan
mengurangi kemungkinan terjadinya hemolisis.

4
RASIONAL TINDAKAN
PENDAHULUAN 6

10 Lihat produk darah oleh dua perawat untuk Penyimpanan darah secara aman terbatas hanya 35 hari
melihat nomor identifikasi, kelompok atau sebelum eritrosit rusak. Pastikan kelompok ABO, tipe Rh,
tipe darah, tanggal kadaluarsa, jumlah unit, nama pasien, dan yang lainnya cocok. Hal ini
kompatibilitas, nama pasien, warna yang mengurangi kemungkinan terjadikan ketidaksesuaian
tidak normal, bekuan, sisa udara dll transfusi dan reaksi transfusi.

11 Menghangatkan darah sebelum tansfusi Darah dingin dapat menyebabkan hipotermia dan aritmia
dilakukan jantung
12 Jika produk darah sudah benar. Hentikan Priming selang dilakukan untuk mencegah hemolisis
NaCl dengan menutup klem rol. Pindahkan
taji penusuk dari wadah NaCl dan tusukkan
taji ke dalam wadah darah

5
RASIONAL TINDAKAN
PENDAHULUAN 7

13 Mulai mengalirkan transfusi darah Reaksi transfusi biasanya terjadi selama periode ini.
dengan kecepatan 25 sampai 50 ml per- Volume yang masuk secara perlahan dapat
jam selama 15 menit pertama, tetap meminimalisasi volume sel darah merah yang di
bersama pasien selama 15 menit transfusi. Sering memeriksa TTV dapat membantu
pertama. Periksa TTV setiap 15 menit dalam identifikasi komplikasi secara dini.
selama 30 menit pertama atau sesuai
aturan institusi

14 Periksa kondisi pasien setiap 30 menit dan Membantu mengidentifikasi reaksi transfusi secara dini.
bila tidak timbul efek samping, hentikan Mengambil bahan urin dan bahan darah untuk
transfusi dan mulai alirkan NaCl. Kirimkan memastikan reaski transfusi.
bahan urin, darah, da sisa produk darah
dalam wadah degan set transfusi ke bank
darah.

  Cuci tangan  

6
RASIONAL TINDAKAN
PENDAHULUAN 8

16 Catat hal-hal berikut : Catat prosedur yang tepat


Produk dan volumen yang ditransfusi,
nomor identifikasi, dan kelompok darah,
waktu pemberian (waktu mulai dan
selesai). Nama dan tanda tangan staf
perawat yang melakukan prosedur dan
kondisi pasien. Jika diharuskan oleh
peraturan institusi, lepas label dari kantung
dan tempelkan pada rekam medis pasien

17 Bantu pasien kembali pada posisi yang  


nyaman

7
RASIONAL TINDAKAN
KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK 9

Beberapa kesenjangan antara teori dan tindakan yaitu:


1. Dalam teori dijelaskan bahwa sebelum dilakukan transfusi darah sebaiknya
kantong darah disimpan di suhu ruangan sebelum di transfusikan namun tidak
boleh lebih dari 30 menit, namun dilahan praktik masih ada beberapa yang
belum memerhatikan hal tersebut.

2. Dalam teori dijelaskan bahwa Observasi TTV terhadap pasien yang akan
diberikan transfusi darah dilakukan sebelum-selama dan setelah transfusi.
Namun, masih ada beberapa perawat yang tidak melakukan observasi secara
keseluruhan dan beberapa yang hanya melakukan observasi TTV pre-transfusi.
Observasi dilakukan untuk dapat membantu dalam identifikasi reaksi transfusi
secara dini. Salah satu reaksi yang beberapa kali didapatkan di lahan praktik
ialah urtikari.

8
KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK 10

3. Dalam teori dijelaskan saat dilakukan transfusi hal yang harus diperhatikan
adalah kondisi kantong darah yang harus habis sebelum 4 jam setelah darah
dikeluarkan dari bank darah, karena komponen darah yang kental berisiko terjadi
sumbatan atau tetesan yang lambat. Namun yang didapatkan dilahan masih ada
beberapa perawat yang tidak melakukan observasi kepada pasien selama transfusi

dilakukan sehingga ditemukan beberapa pasien melakukan transfusi darah lebih


dari 4 jam.

4. Dalam jurnal policy safety blood (2017) menyarankan jika selesai melakukan
transfusi darah, sebaiknya kantung darah yang telah dipakai disimpan terlebih
dahulu selama 24 jam. Namun yang didapatkan dilahan kantung darah yang
digunakan langsung dibuang.

9
PROSEDUR TINDAKAN
ANALISA BERDASARKAN EBP 11

1. Suhu dingin pada darah menyebabkan tubuh kurang mampu bertoleransi sebab suhu tubuh
dan suhu dingin pada darah memungkinkan tubuh mengalami hipotermia. Ini mungkin
disebabkan oleh transfusi volume besar produk darah dingin masuk ke dalam tubuh. Hal ini
dapat menyebabkan aritmia jantung dan juga mengganggu fungsi trombosit, interaksi faktor
pembekuan dan waktu perdarahan. Penghangat darah dapat digunakan untuk mencegah
hipotermia. Namun, darah tidak boleh dihangatkan dengan peralatan yang tidak dirancang
khusus untuk tujuan ini karena kerusakan termal pada sel darah dan protein dapat
mengakibatkan reaksi merugikan yang serius. Oleh karena itu kantung darah hanya simpan di
suhu ruangan terlebih dahulu sambil melakukan cross check darah pada dua perawat.
Namun tidak boleh lebih dari 30 menit (Sandeep Sahu, Hemlata dan Anupam Verma, 2014).

10
ANALISA BERDASARKAN EBP 12

2. American Red Cross (2018) menjelaskan bahwa sebelum melakukan tindakan


tranfusi darah, penting untuk dilakukan sebuah observasi dasar dan memastikan
untuk memonitor pasien selama proses transfuse untuk mendeteksi lebih awal
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Kejadian yang merupakan pertanda
terjadinya hal yang tidak diinginkan, yaitu ketika darah masuk kedalam tubuh, pasien
akan merasakan menggigil, badan gatal-gatal hingga memerah, terjadi nyeri dan
sesak nafas. Monitor pasien sebelum, selama dan setelah selesai transfuse.

Adapun yang harus di monitor sebagai berikut:


a.Untuk setiap unit transfuse darah, petugas kesehatan harus memonitor pasien 1
jam sebelum memulai transfuse dengan menilai penampilan umum pasien, suhu
tubuh, denyut nadi, tekanan darah dan laju pernapasan.

11
ANALISA BERDASARKAN EBP 13

b. Selama proses transfuse, petugas kesehatan harus mencatat waktu transfuse


dimulai dan tetap berada pada pasien 5 menit –15 menit pertama saat transfusi,
mencatat waktu selesai transfuse, volume dan jenis produk darah yang ditransfusi
dan semua efek merugikan yang dialami pasien.

c. Setelah proses transfuse, catat jenis dan volume masing-masing unit transfuse,
nomor sumbangan unik dari setiap unit yang ditransfusikan, golongan darah setiap
unit yang ditransfusikan, waktu transfuse setiap unit dimulai, tanda tangan dari
individu yang bertanggung jawab untuk administrasi darah, catat waktu
penyelesaian transfuse dan catat secara detail dari reaksi transfuse tersebut.

12
ANALISA BERDASARKAN EBP 14

Terdapat beberapa reaksi transfusi, namun yang beberapa kali dijumpai di lahan
praktik yaitu urtikari. Urtikaria adalah bentuk paling ringan dari reaksi alergi yang
muncul tiba-tiba, biasanya menyebabkan gatal dan dapat berlangsung selama
berjam-jam atau hingga beberapa hari sebelum akhirnya menghilang. Kasus yang
lebih luas dapat disertai dengan angioedema. Insiden urtikaria adalah 1-3%. Setelah
gejala mereda, transfusi dapat dilanjutkan. Reaksi yang parah dapat diatasi dengan
methylprednisolone (125 mg intravena) atau prednisone (50 mg oral) (Sandeep
Sahu, Hemlata dan Anupam Verma, 2014).

13
ANALISA BERDASARKAN EBP 15

3. Mid Essex Hospital Servises NHS Trust mempublikasikan policy safety blood pada
tahun 2017 dan mengatakan bahwa waktu darah mulai dari dikeluarkan dari
bank darah hingga transfusi selesai dilakukan maksimal adalah 4 jam untuk
mencegah kerusakan pada komponen darah. Sehingga NHS menyaran untuk
setiap petugas yang melakukan tindakan transfusi menempelkan label waktu
darah diambil dan waktu transfusi mulai dilakukan untuk mengurangi rusaknya
komponen darah. Jika darah belum habis setelah 4 jam maka transfusi harus
dihentikan.

4. Policy safety blood (2017) menyarankan bahwa sisa produk darah (kantung
darah) disimpan selama 24 jam untuk dipakai jika terjadi reaksi transfusi pada
pasien.

14
REKOMENDASI 16

No. Teori Praktek Rekomendasi


1. Dalam teori dijelaskan bahwa Namun yang didapatkan dilahan praktik Simpan dalam suhu ruangan tidak lebih dari 30
sebelum dilakukan transfusi, darah masih ada beberapa yang belum menit sebelum transfuse dan darah tidak boleh
yang akan diberikan dalam suhu memerhatikan hal tersebut dihangatkan dengan peralatan yang tidak
ruangan 25˚C tetapi tidak boleh dirancang khusus untuk tujuan ini karena dapat
dibiarkan lebih dari 30 menit menyebabkan kerusakan termal pada sel darah
sebelum transfusi. Jika lebih dari 30 dan protein (Sandeep Sahu, Hemlata dan
menit, darah tersebut tidak dapat Anupam Verma, 2014).
digunakan dan harus dikembalikan
 
ke bank darah

2. Dalam teori dijelaskan bahwa masih ada beberapa perawat yang tidak petugas kesehatan harus mencatat waktu
Observasi TTV terhadap pasien melakukan observasi secara keseluruhan transfuse dimulai dan tetap berada pada pasien 5
yang akan diberikan transfusi darah dan beberapa yang hanya melakukan menit –15 menit pertama saat transfusi, mencatat
dilakukan sebelum-selama dan observasi TTV pre-transfusi. Observasi waktu selesai transfuse, volume dan jenis produk
setelah transfusi dilakukan untuk dapat membantu dalam darah yang ditransfusi dan semua efek merugikan
identifikasi reaksi transfusi secara dini. yang dialami pasien American Red Cross
Salah satu reaksi yang beberapa kali (2018)
didapatkan di lahan praktik ialah urtikari
REKOMENDASI 17

No. Teori Praktek Rekomendasi


3. Beberapa perawat di ruang Teori mengatakan bahwa saat dilakukan transfusi hal yang Observasi dan edukasi kepada
perawatan kelas 2/3 belum keluarga pasien untuk tetap
harus diperhatikan adalah kondisi kantong darah yang
melakukan observasi selama memperhatikan selang transfusi darah
transfusi darah dilakukan, jadi harus habis sebelum 4 jam setelah darah dikeluarkan dari yang terpasang, jika tidak menetes
ada beberapa kejadian yang bank darah. Komponen darah yang kental berisiko terjadi atau tetesan darahnya kurang lancar
sempat didapatkan selang segera melapor ke perawat yang ada.
sumbatan atau tetesan yang lambat, maka dari itu
transfusi tersumbat yang
membuat waktu transfusi darah observasi yang rutin perlu dilakukan.
memanjang dan bahkan lebih  
sedikit dari 4 jam.

4. Perawat di ruangan perawatan Teori mengemukakan tentang produk sisa darah atau bag Seluruh bag darah sebaiknya
kelas 2/3 langsung membuang disimpan selama 24 jam untuk
darah harus disimpan selama 24 jam. Hal ini dilakukan
sisa produk (jika transfusi dijadikan bukti jika terjadi masalah
langsung dihentikan) atau bag untuk mencegah terjadinya reaksi berbahaya kembali bagi setelah transfusi darah. Hal ini juga
darah setelah melakukan pasien dan untuk mengetahui apa yang bermasalah pada baik dilakukan agar bank darah bias
transfusi darah. memeriksa hal yang salah (jika ada)
produk darah yang telah disiapkan oleh bank darah
pada produk darah tersebut sehingga
tersebut. pasien yang akan transfusi darah lagi
bisa lebih aman.
DAFTAR PUSTAKA 18

• Cross, A. R. (2018). American Red Cross. Retrieved Maret 28, 2018, from The
American National Red Cross: https://
m.redcrossblood.org/learn-about-blood/blood-transfusions/the-process.
• Jacob, Rekha, & Tarachnand. (2014). Buku ajar clinical nursing procedures.
Binarupa Aksara Publisher:Tangerang Selatan.
• Mattia, D. d., & Andrade, S. R. (2015). Nursing Care in Blood Transfusion: A Tool for
Patient Monitoring. Texto Contexto Enferm, November.
• Mid Essex Hospital Servises NHS Trust. (2017) Policy Safety Blood.
• Pappachan, J. (2014, Oktober 06). Adult Blood Transfusion Policy and Procedures.
pp. 21-28.
• Sandeep Sahu, Hemlata dan Anupam Verma. (2014). Adverse Events Related to
Blood Transfusion. Pubmed.

16
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai