Anda di halaman 1dari 16

LOGBOOK PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN DASAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018

Nama : Irfani Syafri


NIM : R014181002
Ruangan : Lontara 3 Bawah Depan (Bedah Saraf)
Hari/Tangga Jam
No Kegiatan Hasil Paraf CI Lahan
l (WITA)
3/9/2018 1 07.30 Pemeriksaan fisik Tn. H Pemeriksaa fisik head to toe sesuai format pengkajian yang
telah didapatkan.
2 08.00 Aff Infus Tn. U Setelah 3 hari terpasang infus pada Tn. H, maka akan
dilakukan pemasangan kembali pada lokasi yang berbeda
untuk mencegah terjadinya phlebitis
3 08.05 Pemasangan infus Tn. U Pemasangan infus dilakukan kembali pada Tn. U dengan
membuat line (jalur) melalui pembuluh darah dengan
memasukkan abocath 20 tetes/menit. Tempat insersi IV
bersih dan kering, tanpa nyeri, kemerahan, dan tidak ada
pembengkakan.

Tujuan
1. Memberikan cairan pada klien,
2. Memberikan nutrisi parenteral pada klien, dan
3. Memberikan obat-obatan (intravena per drip atau bolus)
pada klien.

Indikasi
1. Pasien tidak sadar,
2. Pasien pre dan post operasi besar,
3. Pasien dengan pemberian infus dan obat-obatan
(intravena per drip atau bolus), dan
4. Pasien dengan kehilangan cairan atau darah.

4 09.00 Ganti cairan Ny. S Cairan yang terpasang adalah cairan NaCl 0,9%, 20 tts/mnt
merupakan cairan kristaloid yang berguna untuk mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang.
5 09.10 Ganti Cairan Ny. L Cairan yang terpasang adalah cairan NaCl 0,9%, 20 tts/mnt
merupakan cairan kristaloid yang berguna untuk mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang.
6 09.20 Ganti verban Tn. A, Tn. I, Tn. H, Tn. A perawatan operasi trauma kepala
Tn. H Tn. I perawatan operasi trauma kepala
Tn. H perawatan luka decubitus derajat III pada kepala bagian
belakang, kaki dan sacrum
Tn. H perawatan luka pasca bedah tulang belakang dan
decubitus derajat III pada bagian sacrum.
7 11.40 Pemeriksaan Tanda-tanda vital Tn. E, TD: 125/78,N: 86, S: 36.6, P: 16 , Urin: 500
semua ruangan Tn. M, TD: 139/106, N:109, S:36.7, P:20
An. S, TD: 114/79, N:61, S:36.2, P: 22
Tn. B, TD: 112/66, N:66, S: 36.7, P:20, Urin: 200
Tn. A, TD: 125/61, N:70, S:37, P: 20
Tn. A, TD:146/93, N:96, S:36, P: 24, Urin: 100
Tn. L, TD:129/93, N:91, S: 37, P: 20, Urin: 100
8 12.40 Aff Hecting An.L Aff hecting dilakukan pada An. L yang telah dilakukan
tindakan hecting dalam jangka waktu tertentu dan diharuskan
mengangkat jahitannya karena proses penjahitan yang
dilakukan menggunakan jenis benang yang tidak dapat
diserap oleh kulit. Aff hecting dilakukan dengan indikasi luka
sudah kering dan bersih sehingga diperlukan untuk melakukan
aff hecting.
9 13.00 Pemberian makan (feeding) Ny. J Bubur saring dan 1 sendok madu.
Prinsip :
- Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair,
makanan yang diblender halus, formula khusus makanan
enteral
- Residu lambung harus dicek sebelum memberikan
makanan. Residu >50 cc, tunda pemberian sampai 1 jam.
Jika setelah 1 jam jumlah residu masih tetap, lapor ke
dokter yang merawatnya untuk program selanjutnya
- Hindari mendorong makanan untuk mencegah iritasi
lambung. Kecepatan yang direkomendasikan adalah
pemberian dengan ketinggian ± 45 cm dari abdomen
- Perhatikan interaksi obat dengan makanan, terutama susu
Tujuan
1. Pemenuhan nutrisi dengan memberikan makanan cair,
2. Memasukkan obat-obatan cair atau obat-obatan padat
yang sudah dihaluskan, dan
3. Kumbah lambung.

Indikasi
1. Pasien tidak sadar.
2. Pasien dengan masalah saluran cerna bagian atas (misal:
stenosis esofagus, tumor pada mulut, tumor pada faring
atau tumor pada esofagus),
3. Pasien dengan kesulitan menelan,
4. Pasien paska bedah pada mulut, faring atau esofagus,
5. Pasien yang mengalami hematemesis, dan
6. Pasien yang mengalami IFO (Intoksikasi Fosfat
Organik).
9 13.30 Aff Infus An. K Infus dilepas pada An. K karena kejadian flebitis pada
pemasangan infus saat ini
4/9/2018 1 08.00 Pemberian uap nebulizer An. K Pemberian menggunakan Nacl 0,9% 3ml/8 jam. Pemberian
uap menggunakan nebulizer merupakan terapi yang dilakukan
untuk mengeluarkan lendir pada pasien agar jalan nafas pasien
tidak tersumbat kembali. Nebu dilakukan setiap hari selama
lendir pasien masih banyak dan mengganggu pola nafas
efektif pasien. Penggunaan NaCl dilakukan untuk
menyusuaikan dengan kondisi tubuh sebab cairan NaCl
merupakan cairan isotonik yang sama dengan cairan tubuh
sehingga mencegah komplikasi terjadi selama pemberian uap
tersebut.
2 08.20 Pemberian obat IV Tn. M 1. Ranitidine 50mg/12jam
Ranitidine adalah salah satu obat golongan antihistamin-
H2. Obat-obat golongan antihistamin-H2 akan
berkompetensi dengan histamin untuk menempel pada
reseptor histamin di sel-sel parietal lambung. Semakin
sedikit histamin yang menempel pada reseptor maka
produksi asam lambung akan semakin
berkurang.Indikasi: Ulkus duodenum, ulkus gaster jinak,
esofagitis refluks.
Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap ranitidine.
2. Citicoline 500mg/12 jam
Citicoline (CDP-choline) merupakan senyawa endogen
yang berfungsi sebagai senyawa intermediate dalam
sintesis fosfolipid membran, sintesis asetilkolin dan
sebagai donor metil. Penelitian hewan menunjukkan efek
baik dalam mengurangi kerusakan saraf akibat iskemia,
gangguan tingkah laku dan mortalitas. Citicoline
berfungsi dalam metabolisme fosfolipid, sebagai
precursor fosfatidilkolin dan asetilkolin. efek citicoline
dalam memperbaiki parameter Neurologis seperti
kekuatan otot, Ambulasi dan fungsi kognitif di samping
derajat kesadaran.
3. Ceftriaxone 1gr/12jam
Ceftriaxone merupakan obat antibiotik cephalosporin
yang mampu mengikat lebih dari satu penicillin-binding
proteins (PBP) sehingga menghambat transpeptidasi
tahap akhir dari sintesis peptidoglikan pada dinding sel
bakteri. Dengan penghambatan tersebut, maka mencegah
biosintesis dan pembentukan dinding sel sehingga
mengakibatkan matinya sel bakteri.
Ceftriaxone digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, seperti meningitis, pneumonia,
sepsis, infeksi kulit, gonore (kencing nanah), dan infeksi
pada pasien dengan leukosit (sel darah putih) rendah,
infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran kemih, infeksi
saluran pernapasan bawah, dan peradangan pelvis.
3 08.20 Pemberian obat IV Tn. F 1. Ceftriaxone 500mg/12 jam
Ceftriaxone merupakan obat antibiotik cephalosporin
yang mampu mengikat lebih dari satu penicillin-binding
proteins (PBP) sehingga menghambat transpeptidasi
tahap akhir dari sintesis peptidoglikan pada dinding sel
bakteri. Dengan penghambatan tersebut, maka mencegah
biosintesis dan pembentukan dinding sel sehingga
mengakibatkan matinya sel bakteri.
Ceftriaxone digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, seperti meningitis, pneumonia,
sepsis, infeksi kulit, gonore (kencing nanah), dan infeksi
pada pasien dengan leukosit (sel darah putih) rendah,
infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran kemih, infeksi
saluran pernapasan bawah, dan peradangan pelvis.
2. Piracetam 1,5g/8jam
Piracetam 3gr/8 jam. . Piracetam bekerja dengan cara
meningkatkan efektivitas dari fungsi telensefalon otak
melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik.
Telensefalon inilah yang mengatur fungsi kognitif pada
manusia (memori, kesadaran, belajar dan lain). Fungsi
lain dari piracetam adalah menstimulasi glikolisis
oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada otak,
serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan
juga mempunyai efek antitrombotik. Oleh karena itu,
piracetam biasanya digunakan untuk pengobatan stroke,
terutama stroke iskemik. Piracetam mempengaruhi
aktifitas otak melalui berbagai mekanisme yang berbeda
antara lain:
- Merangsang transmisi neuron di otak
- Merangsang metabolisme otak
- Memperbaiki mikrovaskular tanpa efek vasodilatasi
3. Ranitidine 50mg/12 jam
Ranitidine adalah salah satu obat golongan antihistamin-
H2. Obat-obat golongan antihistamin-H2 akan
berkompetensi dengan histamin untuk menempel pada
reseptor histamin di sel-sel parietal lambung. Semakin
sedikit histamin yang menempel pada reseptor maka
produksi asam lambung akan semakin
berkurang.Indikasi: Ulkus duodenum, ulkus gaster jinak,
esofagitis refluks.
Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap ranitidine.
4 09.35 Suction Ny. J Lendir yang mengalami penumpukan pada saluran
pernapasannya dapat bersih dan pasien dapat bernapas dengan
normal. Ukuran catheter suction yang digunakan ialah 16fr
dengan lama suction <10detik. Kondisi secret Ny.J banyak,
berwarna putih, bau tidak menyengat, kental dengan frekuensi
dilakukan suction lebih dari 3 kali sekali prosedur.
Prinsip :
- Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
- Tidak boleh digunakan melalui hidung
- Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada pasien
yang mengalami pembedahan mulut, trauma pada mulut,
injuri/cedera pada neurovaskuler atau cerebrovaskuler
5 09.40 Ganti verban Tn. H, Tn. U, Tn. H  Tn. H pada luka decubitus dan jahitan operasi bagian
punggung. Kombinasi penggunaan bactigras dan cutimed
sorbact.
 Tn. U pada luka kecelakaan di kaki dextra menggunakan
kombinasi bactigras dan cutimed sorbact.
 Tn. H pada luka decubitus derajat III. Kombinasi
penggunaan bactigras dan cutimed sorbact.
6 11.45 Pemeriksaan tanda-tanda vital Tn. E, TD:125/78, N: 86, S:36.6, P:16, Urin: 500
(Tekanan darah, suhu, pernapasan, Tn. M, TD:139/106, N:109, S:36.7, P:20
An.M, TD:92/58, N:141, S;36.8, P:22
nadi) semua ruangan
An. E, TD:109/66, N:74, S:36.2, P:24, Urin :300
Tn. A, TD:120/75, N:59, S:36.3, P:18, Urin:100
Tn.B, TD:112/66, :N:66, S:36.7, P:20, Urin: 200
Tn. L, TD:129/93, N:91, S: 37, P: 20, Urin : 100
7 12.40 Aff Infus Tn. A Infus tidak terpasang pada Tn. A karena sudah ada rencana
pulang.
8 12.50 Aff Catheter Tn. A yang telah Infus tidak terpasang pada Tn. A karena sudah ada rencana
memiliki rencana pulang pulang. Dimana sebelumnya pasien telah diajarkan bladder
training untuk mengembalikan mengembalikan pola normal
perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi
pengeluaran air kemih.
9 13.00 Pemberian makan (feeding) Tn. T Jus buah
Prinsip :
- Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair,
makanan yang diblender halus, formula khusus makanan
enteral
- Residu lambung harus dicek sebelum memberikan
makanan. Residu >50 cc, tunda pemberian sampai 1 jam.
Jika setelah 1 jam jumlah residu masih tetap, lapor ke
dokter yang merawatnya untuk program selanjutnya
- Hindari mendorong makanan untuk mencegah iritasi
lambung. Kecepatan yang direkomendasikan adalah
pemberian dengan ketinggian ± 45 cm dari abdomen
- Perhatikan interaksi obat dengan makanan, terutama susu
10 13.30 Oral hygiene Tn. A Membersihkan gigi dan mulut secara menyeluruh pada klien
yang terbaring di atas tempat tidur pasca operasi pada bagian
wajah dengan menggunakan cairan betadine
Prinsip
- Klien yang tidak dapat menggunakan sikat
gigi, misalnya stomatitis hebat, penyakit darah tertentu,dll.
- Klien yang sakit payah atau tidak sadar.
- Klien sesudah operasi mulut/ patah tulang
rahang.
Tujuan
1. Meningkatkan daya tahan tubuh
2. Mencegah timbulnya penyakit infeksi, baik
lokal maupun penularan melalui mulut.
3. Memberikan perasaan senang dan segar pada
klien.
4. Merupakan suatu usaha pengobatan.
5. Melaksanakan kebersihan perorangan.
5/9/2018 1 21.00 Pemasangan infus Ny.H Pemasangan infus dilakukan kembali pada Ny.H karena
kejadian flebitis pada pemasangan infus sebelumnya. Tempat
insersi IV bersih dan kering, tanpa nyeri, kemerahan, dan
tidak ada pembengkakan.

Tujuan
1. Memberikan cairan pada klien,
2. Memberikan nutrisi parenteral pada klien, dan
3. Memberikan obat-obatan (intravena per drip atau bolus)
pada klien.

Indikasi
1. Pasien tidak sadar,
2. Pasien pre dan post operasi besar,
3. Pasien dengan pemberian infus dan obat-obatan
(intravena per drip atau bolus), dan
4. Pasien dengan kehilangan cairan atau darah.

2 23.00 Pemberian obat oral Tn. E Paracetamol 500mg/6jam


Parasetamol adalah obat analgetik dan antipiretik yang
sering digunakan untuk mengatasi sakit kepala, sakit gigi,
demam, nyeri haid, nyeri akibat trauma, migrain dan nyeri
ringan hingga sedang lainnya.
Mekanisme kerja parasetamol yang utama adalah
menghambat sintesis prostaglandin dalam jaringan tubuh
dengan menghambat 2 enzim cyclooksygenase
yaitu cyclooksygenase-1 (COX-1) dan cyclooksygenase-2
(COX-2). Namun efeknya lebih selektif terhadap COX-2
sehingga tidak menghambat pembentukan tromboksan yang
bertanggung jawab terhadap pembekuan darah.Walaupun
memiliki efek analgesik dan antipiretik seperti kebanyakan
obat Anti Inflamasi Non-Steroid (AINS), namun parasetamol
tidak termasuk golongan obat AINS karena efek anti
radangnya yang sangat lemah. Selain itu, obat ini juga bekerja
di sistem syaraf pusat dengan mempengaruhi hipotalamus
untuk menurunkan sensitifitas reseptor nyeri dan termostat
yang mengatur suhu tubuh. Di dalam tubuh parasetamol
paling banyak dimetabolisme di dalam hati.
3 23.10 Transfusi darah Tn. A Jenis darah yang diberikan ialah trombosit 1 bag/241cc
Gol.A+. Pantau klien, 15 menit setelah tranfusi dimulai,
periksa tanda-tanda vital klien. Kaji TTV setiap 30 menit
atau lebih sering bergantung pada status kesehatan. Darah
yang diberikan tidak lebih dari 4 jam setelah pemberian.

Tujuan
1. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah
pembedahan, trauma atau perdarahan.
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang
mengalami anemia berat.
3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai
terapi pengganti (misal: faktor pembekuan plasma untuk
membantu mengontrol perdarahan pada klien yang
menderita hemofilia).
Indikasi
1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar
(operasi besar, perdarahan postpartum, kecelakaan,
luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar Hb atau
penyakit kelainan darah).
2. Pasien dengan syok hemoragi.
3. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului
penggantian volume dengan cairan.
4. Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan
cara lain
5. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi
komponen.
6. Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi
diberikan plasma subtitute atau larutan albumin.

4 23.30 Suction trakeostomi dan oral Tn. A Lendir yang mengalami penumpukan pada saluran pernapasan
trakeostomi dan oral dapat bersih dan pasien dapat bernapas
dengan normal. Ukuran catheter suction yang digunakan
masing-masing ialah 16fr dengan lama suction <10detik.
Kondisi secret Tn.A banyak, berwarna putih, bau menyengat,
kental dengan frekuensi dilakukan suction lebih dari 5 kali
sekali prosedur.
Prinsip :
- Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
- Tidak boleh digunakan melalui hidung
- Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada pasien
yang mengalami pembedahan mulut, trauma pada mulut,
injuri/cedera pada neurovaskuler atau cerebrovaskuler
5 06.00 Melakukan pemasangan EKG pada EKG dilakukan untuk mengetahui adanya
Tn. J keabnormalan irama jantung, kelainan pada otot jantung,
akibat dari obat-obatan, gangguan elektrolit, adanya
kardiomegali atau pembesaran jantung, perikarditis dan lain-
lain. Salam, perkenalan, TWT (tempat, waktu dan topik)
1. inform consent
2. Mengatur posisi pasien, posisi supine atau terlentang 
3. Memasang sampiran 
4. Buka pakaian bagian atas pasien, jika pasien
menggunakan gelang, ikat pinggang, jam tangan atau
logam-logam lainnya perintahkan untuk dilepas 
5. Bersihkan dada pasien dengan menggunakan kapas,
kedua pergelangan tangan serta kedua tungkai dilokasi
penempatan manset elektroda. 
6. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda yang
akan dipasang serta oleskan juga pada daerah tubuh yang
akan dipasang tepatnya sekitar dada. 
7. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan
tangan dan kedua tungkai. 
8. Menghidupkan monitor Elektrokardiogram.
9. Menyambungkan kabel Elektrokardiogram di kedua
tungkai pergelangan tangan dan kedua tungkai
pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas
(Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara : 
 Warna merah di pergelangan tangan kanan 
 Warna hijau di kaki kiri
 Warna hitam di kaki kanan.
 Warna kuning di pergelangan tangan kiri.
10. Elektoda pada ekstremitas atas dipasang di
pergelangan tangan kiri dan kanan dan searah terhadap
telapak tangan.
11. Pada bagian ekstremitas bawah pasang pada
pergelangan kaki kiri dan kanan sebelah/arah bagian
dalam.
12. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial
lead 
 V1 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum
kanan
 V2 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum kiri
 V3 diletakkan pada pertengahan V2 dan V4
 V4 diletakkan pada interkosta kelima garis mid
(pertengahan) clavikula kiri
 V5 pada axila sebelah depan kiri
 V6 pada axila sebelah belakang kiri atau sejajar
dengan axila line
13. Selanjutnya tinggal menekan tombol start tunggu
beberapa saat
14. Bila rekaman Elektrokardiogram sudah lengkap
terekam, semua elektroda-elektroda yang melekat di
tubuh pasien dilepas dan dibersihkan dengan alkohol.
15. Membantu merapihkan pakaian pasien kembali

6/9/2018 1 22.50 Pemberian obat IV Ny. J Cefotaxime 1gr/12 jam.


Cefotaxime adalah obat antibiotik sefalosporin. Cefotaxime
menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan
dengan satu atau lebih ikatan protein-penisilin (penicillin-
binding proteins-PBPs) yang selanjutnya akan menghambat
tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri
sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akan
mengalami lisis karena aktivitas enzim autolitik (autolisin dan
murein hidrolase) saat dinding sel bakteri terhambat.
Indikasi: digunakan untuk Infeksi saluran napas, kulit dan
struktur kulit, tulang dan sendi, saluran urin, ginekologi
seperti, septisemiam dugaan meningitis, aktif terhadap basil
Gram negative (kecuali Pseudomonas), Gram positif cocci
(kecuali enterococcus). Aktif terhadap beberapa penicillin
yang resisten pneumococcus.
2 23.10 Skin test Tn. M Melakukan skin test Ampixilin pada Tn. M sebelum
pemberian antibiotik. Jumlah cairan yang disuntikkan
adalah 0,01-0,1 ml. 1 gram Ampisilin diencerkan 5 cc
aquabidest. Ambil larutan 0,1 ml kemudian diencerkan
hingga 1 ml. Masukkan obat secara intra dermal / intra
cutan 0,01-0,1.
3 23.20 Pemberian obat IV Tn. M Ampixilin 500mg/6jam
Ampisilin adalah salah satu jenis antibiotik beta laktam
dari tipe penisilin. Merupakan antibiotik spektrum luas, yang
cukup ampuh membasmi bakteri gram positif maupun negatif
yang menyebabkan infeksi pada tubuh. Terutama pada saluran
pencernaan, saluran pernapasan, saluran kemih dan saluran
telinga.
Mekanisme kerja : Ampisilin membasmi bakteri dengan
cara mengikat protein spesifik pengikat penisilin (PBPs) yang
berada di dalam dinding sel bakteri. Senyawa ini menghambat
tahapan ketiga dan terakhir dalam proses pembentukan
dinding sel bakteri, sehingga bakteri kesulitan membentuk
dinding sel. Ampisilin juga berperan dalam pembentukan
inhibitor enzim autolysin yang pada akhirnya menyebabkan
lisis atau pecahnya dinding sel bakteri dan menyebabkan
kematiannya.
4 23.30 Pemberian obat IV An. A 1. Omeprazole 4mg/12 jam
Omeprazole berguna untuk menurunkan produksi asam
lambung. Omeprazole yang masuk ke dalam tubuh
merupakan bentuk obat yang tidak aktif. Obat ini
kemudian akan diaktifkan melalui proses protonasi dalam
suasana asam di lambung. Bentuk aktif tersebut kemudian
akan secara ireversibel berikatan dengan H+/K+-ATPase
dalam sel parietal lambung. Hal ini akan mengaktifkan
sistem pada pompa asam di lambung sehingga terjadi
penekanan sekresi asam lambung, baik basal maupun
terstimulasi.
Efek Samping : Efek samping umum omeprazole berupa
mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, nyeri abdomen,
serta rasa kembung. Efek samping yang lebih jarang
terjadi berupa sakit punggung, lemas, serta bercak
kemerahan pada kulit. Omeprazole juga dapat
menyebabkan efek samping yang lebih serius berupa
kolitis akibat infeksi Clostridium difficile,
hipomagnesemia, serta nefritis interstitial akut.Pada
penggunaan jangka panjang, dapat menyebabkan
defisiensi vitamin B12 dan zat besi akibat malabsorpsi
kedua saat tersebut.
2. Ketorolac 3mg/8 jam
Ketorolac adalah obat golongan anti-inflamasi non-steroid
(AINS) yang biasa digunakan untuk nyeri sedang hingga
berat.
Mekanisme Kerja: Menghambat enzim siklo-oksigenase 1
dan 2 (COX-1 dan COX-2) yang dibutuhkan dalam
sintesis prostaglandin. Prostaglandin merupakan mediator
nyeri pada inflamasi. Ketorolac memiliki efek anti
inflamasi minimal pada dosis yang digunakan sebagai
analgesik.
Indikasi Ketorolac
 Nyeri tingkat sedang sampai berat setelah operasi
 Profilaksis peradangan pasca operasi mata
 Gatal pada mata karena konjungtivitis alergi
musiman.
5 24.00 Suction trakeostomi dan Oral An. Lendir yang mengalami penumpukan pada saluran pernapasan
trakeostomi dan oral dapat bersih dan pasien dapat bernapas
A
dengan normal. Ukuran catheter suction yang digunakan
masing-masing ialah 12fr dengan lama suction <10detik.
Kondisi secret An.A banyak, bening, bau tidak menyengat,
kental dengan frekuensi dilakukan suction lebih dari 2 kali
sekali prosedur.
Prinsip :
- Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
- Tidak boleh digunakan melalui hidung
- Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada pasien
yang mengalami pembedahan mulut, trauma pada mulut,
injuri/cedera pada neurovaskuler atau cerebrovaskuler
6 01.10 Suction trakeostomi Tn. A Lendir yang mengalami penumpukan pada saluran
pernapasannya dapat bersih dan pasien dapat bernapas dengan
normal. Ukuran catheter suction yang digunakan ialah 16fr
dengan lama suction <10detik. Kondisi secret Tn.A banyak,
berwarna putih, bau tidak menyengat, kental dengan frekuensi
dilakukan suction lebih dari 3 kali sekali prosedur.
Prinsip :
- Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
- Tidak boleh digunakan melalui hidung
- Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada pasien
yang mengalami pembedahan mulut, trauma pada mulut,
injuri/cedera pada neurovaskuler atau cerebrovaskuler
7 01.15 Penggantian cairan Ny. J Selesai mengganti cairan infus Ny. J dengan cairan NaCl
0,9% dengan tetesan cairan 20 tts/ menit. Cairan NaCl
merupakan cairan kristaloid yang berfungsi mengganti cairan
dan elektrolit yang hilang.
8/9/2018 1 08.00 Pemberian obat IV An. K Fenitoin 20 ml/12 jam
Phenytoin adalah obat yang digunakan untuk
mencegah dan mengurangi kejang akibat epilepsi terutama
untuk kejang jenis tonik-klonik dan kejang parsial. Obat
antikonvulsan ini bekerja dengan cara menyeimbangkan
impuls listrik di otak. Impuls listrik berlebihan yang terjadi
diantara saraf-saraf otak inilah yang diketahui menjadi
penyebab utama kejang pada penderita epilepsi. obat ini juga
memiliki sifat anti aritmia dan sebagai relaksan otot.
Mekanisme kerja : Phenytoin bekerja pada membran
sel saraf khususnya pada bagian kanal natrium. Dengan
meningkatkan eflux atau mengurangi masuknya ion natrium
yang melintasi membran sel saraf pada bagian korteks motor
yang merupakan pusat kendali terjadinya kejang pada otak.
Kondisi membran sel saraf yang lebih stabil akan mengurangi
aktivitas dan penyebaran kejang sehingga kejang dapat
diatasi. Sebagai anti-aritmia, obat ini bekerja dengan
memperpanjang masa refraktori dan menekan otomatisasi
pacu jantung ventrikel dan memperpendek potensi aksi
jantung sehingga dapat menstabilkan kembali detak jantung.
2 08.30 Suction Trakeostomi Tn. Y Lendir yang mengalami penumpukan pada saluran
pernapasannya dapat bersih dan pasien dapat bernapas dengan
normal. Ukuran catheter suction yang digunakan ialah 16fr
dengan lama suction <10detik. Kondisi secret Tn.Y banyak,
berwarna putih, bau tidak menyengat, kental dengan frekuensi
dilakukan suction lebih dari 3 kali sekali prosedur.
Prinsip :
- Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
- Tidak boleh digunakan melalui hidung
- Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada pasien
yang mengalami pembedahan mulut, trauma pada mulut,
injuri/cedera pada neurovaskuler atau cerebrovaskuler
3 09.00 Aff infus dan pasang infus Tn. R Setelah 3 hari terpasang infus pada Tn. R, maka akan
dilakukan pemasangan kembali pada lokasi yang berbeda
untuk mencegah terjadinya phlebitis.
4 10.00 Pengambilan darah vena Tn. E Pengambilan specimen untuk tes laboratorium sebelum
operasi tumor kepala
Prinsip:
- Pertahankan sterilitas
- Penting untuk mempertahankan integritas kulit dan
jaringan
- Beberapa test memerlukan kondisi khusus untuk
mendapatkan hasi yang akurat, missal: puasa
- Memilih pembuluh darah
5 10.15 Bed Making Tn. H dan Tn. A Tempat tidur Pasien baru Tn. H dan Tn. A terpasang seprei
dengan rapi
6 11.00 Pemberian obat IV An. R 1. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Ceftriaxone merupakan obat antibiotik cephalosporin yang
mampu mengikat lebih dari satu penicillin-binding
proteins (PBP) sehingga menghambat transpeptidasi tahap
akhir dari sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri.
Dengan penghambatan tersebut, maka mencegah
biosintesis dan pembentukan dinding sel sehingga
mengakibatkan matinya sel bakteri.
Ceftriaxone digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, seperti meningitis, pneumonia,
sepsis, infeksi kulit, gonore (kencing nanah), dan infeksi
pada pasien dengan leukosit (sel darah putih) rendah,
infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran kemih, infeksi
saluran pernapasan bawah, dan peradangan pelvis.
2. Ranitidine 50 mg/12 jam
Ranitidine adalah salah satu obat golongan antihistamin-
H2. Obat-obat golongan antihistamin-H2 akan
berkompetensi dengan histamin untuk menempel pada
reseptor histamin di sel-sel parietal lambung. Semakin
sedikit histamin yang menempel pada reseptor maka
produksi asam lambung akan semakin berkurang.Indikasi:
Ulkus duodenum, ulkus gaster jinak, esofagitis refluks.
Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap ranitidine.

Anda mungkin juga menyukai