Anda di halaman 1dari 4

Nama : Irfani Syafri

Nim : R014181002

STRATEGI PELAKSANAAN
“SUCTION TUBE TRACHEOSTOMY”

Nama Pasien : Tn. H

Ruangan : HCU Bed 9


A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien
DO :
 Keadaan umum klien masih tampak lemah
 Tampak masih banyak lendir
 Ronkhi ada
 Konjungtiva anemis
DS :
2. Keluhan Utama : Nyeri kepala
3. Riwayat Keluhan utama : Nyeri kepala dirasakan sejak 4 bulan yang lalu diikuti
demam, diare, muntah-muntah, lemas, tengkuk terasa nyeri. Nyeri kepala terasa
dengan intensitas nyeri berat.
4. Diagnosa Keperawatan :
1) Ketidakadekuatan pola napas berhubungan dengan paralisi otot,
2) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan usaha batuk lemah,
3) Kecemasan berhubungan dengan ketidakmampuan untuk bernapas secara efektif.
5. Tindakan Keperawatan
Suction tube tracheostomy

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
P : “ Assalamu’alaikum dan selamat pagi kak! Perkenalkan, saya Irfani. Saya
perawat yang akan bertugas pagi ini mulai dari jam 07.00 WITA sampai jam
14.00 WITA nanti”.
b. Validasi
P:” Bagaimana perasaannya hari ini kak? Bagaimana tidurnya semalam kak?
c. Kontrak
1) Topik : “hari ini saya rencananya akan melakukan suction atau penghisapan
lendir melalui tabung pernapasan yang terpasang di leher taa atau yang dikenal
dengan tube tracheostomy. Tindakan ini dilakukan supaya lendir pada
tenggorokan kakak dapat dikeluarkan dan saluran pernapasan kakak bisa
bersih. Saya mengharapkan peran aktif kakak untuk bekerja sama dalam
tindakan yang saya lakukan. Bagaimana, apakah kakak bersedia ?”
2) Waktu : ” Mungkin akan memakan waktu sekitar 5 menit ya kak”
3) Tempat : “Nanti saya akan melakukan penghisapan lendir kakak di tempat
tidur disini, jadi sebelum itu saya siapkan alatnya terlebih dahulu ya kak”
2. Fase Kerja
a. Tujuan Tindakan
1) Melonggarkan jalan napas
2) Memfasilitasi pengeluaran secret/lendir melalui tube tracheostomy
b. Prinsip tindakan
1) Dilakukan jika ada secret yang sangat kental
2) Tidak boleh digunakan melalui hidung
3) Sangat efektif untuk mengeluarkan secret pada pasien yang mengalami
pembedahan mulut, trauma pada mulut, injuri/cedera pada neurovaskuler atau
cerebrovaskuler
c. Prosedur kerja
1) Mengecek program terapi medik dan status pasien pada rekam medik
2) Menilai keadaan umum : sadar atau tidak sadar
3) Menilai status pernapasan : frekuensi, ritme, bunyi napas, dan batuk
4) Cek kondisi tubing : ukuran, jenis, adanya lendir, tanda obstruksi jalan
napas/sianosis, apnea, dispneu, stridor
5) Nilai keadaan sekresi : konsistensi, warna, bau, dan jumlah
6) Persiapan alat
 Mesin suction
 Kateter suction (dewasa: 12-16 cm, anak-anak: 6-10 cm)
 Sarung tangan steril
 Kom berisi air atau normal saline
 Desinfektan
 Handuk
 Masker
 Tabung penampung
 Tabung penghubung
7) Langkah kerja
a) Mencuci tangan
b) Mengidentifikasi pasien : nama dan tanggal lahir
c) Memasang sarung tangan
d) Memberi salam dan menjelaskan prosedur tindakan pada pasien
e) Membuka bungkusan selang penghisap dan sambungkan selang pada
tubing mesin suction
f) Keluarkan seluruh bagian selang penghisap dari bungkusan tanpa
menyentuhnya
g) Pasang alat penghisap dan uji vakum dengan menghisap larutan NaCl
0.9%
h) Pegang selang penghisap dengan panjang antara 7,5 cm-10 cm dari
ujungnya dengan menggunakan kain has
i) Masukkan selang penghisap dengan pelan ke dalam trakeostomi sampai
selang tertahan tanpa membuat hisapan
j) Apabila selang sudah tertahan, lakukan hisapan dengan menutup lubang
penyambung selang penghisap. Keluarkan selang penghisap secara pelan
dengan cara memutar (dalam hitungan 10-15 detik)
k) Bersihkan selang penghisap dengan cara lap lender dengan kain has dan
bilas selang dengan cara hisap larutan NaCl 0,9%

l) Ulangi tindakan sampai saluran pernapasan bersih dari lender. Batasi


setiap hisapan tidak lebih dari 15 detik setiap suction.

m) Merapikan alat dan melepaskan sarung tangan


n) Mengevaluasi respon klien
o) Mencuci tangan
d. Fase Terminasi
a. Evaluasi
 Evaluasi subjektif
“ Bagaimana perasaannya kak setelah saya membersihkan lendirnya?”
 Evaluasi objektif
“Lendirnya sudah mulai berkurang kak, kakak bisa istirahat kembali”
b. Rencana tindak lanjut
“ Baiklah kak, karena saya sudah selesai mengeluarkan lendirnya melalui selang
trakeostomi, saya permisi dulu kak. Terima kasih atas kerjasamanya dan jika
kakak perlu bantuan, kakak bisa panggil saya diruang perawat atau meminta
bantuan kepada keluarga untuk memanggil saya. Sebentar jika lendirnya ada
lagi, saya akan melakukan penghisapan lendir kak”.
c. Kontrak yang akan datang
“Kak, sebentar pukul 11.00 WITA saya akan melakukan tindakan pemberian
makan melalui selang NGT yang terpasang melalui hidung kakak. Saya akan
melakukan di tempat tidur kakak. Apa kakak bersedia atau ada yang ingin
ditanyakan?”.
d. Dokumentasi tindakan :
Status pernapasan: frekuensi, ritme, bunyi napas, lendir, dan batuk

Anda mungkin juga menyukai