Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN BIDESIDE TEACHING

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN DIAGNOSA MEDIK PNEUMONIA

Stase: Keperawatan Anak


Ruang: PICU

DiSUSUN OLEH:

Fitri Puji Lestari P2002056


Heri Saputra P2002058
Jonisty Dewary Kristiany P2002065
Maria Novayana P2002066

PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
LAPORAN BEDSIDE TEACHING (BST) TINDAKAN SUCTION

A. PENGERTIAN
Suction merupakan tindakan penghisapan sekret di jalan napas melalui
karet/polyethylene yang dihubungkan dengan mesin suction.

B. MANFAAT
1. Mengeluarkan sekret/cairan pada jalan napas
2. Melancarkan jalan napas

C. PELAKSANAAN
Kegiatan : Bed Side Teaching (BST) tindakan suction
Tempat : Ruang PICU RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Waktu : Kamis, 18 Maret 2021 Pukul: 12.00
Diagnosa medis : Pneumonia
Diagnosa Kep : Bersihan jalan napas tidak efektif

1. Karakteristik Pasien
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh mahasiswa
program Studi Profesi Ners ITKES Wiyata Husada Samarinda pada
tanggall 18 Maret 2021 terhadap pasien di ruang PICU dengan masalah
penumpukan sekret di jalan napas.

2. Data Yang Dikaji Lebih Lanjut


a. Dyspnea
b. Penggunaan otot bantu napas
c. Terdapat penumpukan secret di jalan napas

3. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas
4. Pengorganisasian
Pembimbing klinik : Ns. Nurdiana Anggraini, S.Kep

Peserta didik : Fitri Puji Lestari

Heri Saputra

Jonisty Dewary Kristiany

Maria Novayana

Pasien : By Ny. H

5. Satuan Acara Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan BST Pelaksana


Kegiatan
Pre BST 2 menit a. Menentukan pasien dan topik Pembimbin
b. Menentukan tempat Bedside teaching g klinik
c. Mempersiapkan Pasien
d. Diskusi Pelaksanaan
BST 30 menit Tahap kerja : Pembimbin
a. Posisi klien yang sadar dan mempunyai refleks muntah adalah g klinik
posisi semifowler dengan kepala klien diputar ke sisi untuk
suction oral dan leher ekstensi untuk suction nasal, untuk
memudahkan kateter masuk dan membantu mencegah
aspirasi.
b. Posisi klien yang tidak sadar adalah lateral, sehingga lidah
tidak jatuh dan tidak menutup pemasukan kateter. Posisi
lateral juga mengalirkan sekret dari faring dan mencegah
aspirasi.
c. Tempatkan handuk diatas bantal dibawah dagu klien.
d. Beberapa suction mempunyai tiga daerah tekanan : tinggi
(120-150 mmHg), sedang (80-120 mmHg), rendah (0-80
mmHg). Umumnya tekanan 100-120 mmHg untuk orang
dewasa, dan 50-75 mmHg untuk anak-anak dan bayi.
e. Buka bak instrumen steril, masukkan NaCl/air steril pada
tempatnya.
f. Pakai sarung tangan steril.
g. Ambil kateter dan hubungkan dengan suction.
h. Buat ukuran kedalaman, tandai selang dengan jari. Ukuran
tepat sepanjang hidung dan lobang telinga / 13 cm untuk
orang dewasa.
i. Basahi ujung kateter dengan air steril/saline, untuk
mengurangi hambatan dan memudahkan pemasukan.
j. Suction di tes dan tempatkan jari tangan ke tempat ibu jari,
buka cabang Y connector (control suction) untuk
menimbulkan pengisapan.
k. Masukkan kateter suction dengan hati-hati (nasopharing ± 5
cm, oropharing ± 10 cm), tanpa menutup kateter suction. 12)
Hisap lendir dengan menutup lubang kateter suction, tarik
keluar perlahan sambil memutar (± 5 detik untuk anak-anak,
± 10 detik untuk dewasa). Penghisapan dilakukan hanya 15
detik.

l. Bilas kateter suction dengan air steril atau NaCl, sambil


memberi kesempataan pasien bernapas. 1
m. Ulangi penghisapan 3 – 5 kali
n. Dorong klien untuk bernafas dalam dan batuk diantara
suction. Nafas dalam dan batuk membantu mengeluarkan
sekret dari trachea dan bronchi ke faring, yang dapat
dijangkau kateter suction.
o. Observasi keadaan umum klien dan status pernapasannya.
p. Observasi sekret tentang jumlah, warna, bau, konsistensi.
q. Jika dibutuhkan pemeriksaan spesimen, tampung dalam
tempat sputum
r. Setelah selesai, bersihkan mulut dan hidung
s. Rapikan kateter, sarung tangan, air dan tempat sampah
Post BST 5 menit 1. Evaluasi kegiatan Pembimbin
2. Penutup g klinik

D. EVALUASI
1. Struktur
a. Persiapan dan kelengkapan alat serta bahan
b. Daftar hadir 100%
c. Penyelenggaraan kegiatan di Ruang PICU RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda
2. Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta dan pelaksana berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Hasil
a. Bagi pasien
1) Mengeluarkan sekret/cairan pada jalan napas
2) Melancarkan jalan napas
3) SPO2 Meningkat
4) Respirasi Membaik
5) Pasien merasa nyaman
b. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pelaksanaan suction
2) Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan secara mandiri
3) Mahasiswa mampu menganalisis mengapa tindakan tersebut
dilakukan
LAPORAN STUDI KASUS

A. Identitas Pasien
1. Nama : By. Ny. H
2. Tempat/tgl lahir : Samarinda, 17 September 2020
3. Umur : 5 bulan
4. Nama Ayah/Ibu : Tn D/Ny. H
5. Perkerjaan Ayah : Wirausaha
6. Perkerjaan Ibu : BUMN
7. Pendidikan Ayah : S1
8. Pendidikan Ibu : S1
9. Agama : Islam
10. Suku/Bangsa : Dayak, jawa /Indonesia
11. Alamat : Jl. Teratai No 13 Sangasanga

B. Keluhan Utama
Penumpukan secret di jalan napas

C. Riwayat Keluhan Saat ini


Bayi lahir di RS dirgahayu tgl 17 september 2020, dirujuk ke aws di ruang
Nicu tgl 25 september 2020 dengan keluhan muntah air ketuban dan tidak
berhenti dari dirgahayu didapatkan adanya malrotasi usus, di rujuk ke RS AWS
untuk dilakukan tindakan operasi laparotomi karena ada malrotasi usus. Setelah
tinjakan operasi kondisi klien makin memburuk sehingga harus dirawat di
PICU sejak tanggal 23 januari 2021.
Penurunan kesadaraan : GCS E:1 M:2 V:En. Tidak bisa bernapas secara
spontan PSMIV, PC: 9, PEED: 5 terpasang ventilator dengan metode F10 2:
30oC. TTV = rr : 33x/m, N:146x/m, S:36oC, SPO2 : 92%, terjadi kontraktur pada
kaki, banyak sekret di ETT dan mulut, Bradipnea, pasien diletakkan di Infant
Warmer.
D. Riwayat Kesehataan Masa Lalu
1. Prenatal
Ibu pada saat hamil minum jamu-jamuan yang terbuat dari kunyit, serta
mengkonsumsi vitamin hamil (folamil genio)
2. Intranatal
Persalinan dilakukan secara SC, karena pembukaan tidak lengkap
3. Posnatal
Setelah melahirkan Ny H mengatakan bayinya mengalami muntah dan
mengalami maltrotasi usus atas

E. Hasil Pemeriksaan Penunjang Dan Terapi Yang Diberikan


1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (Tanggal 15 Maret 2021)
Hemoglobin : 14.2
Leukosit : 11.14
Trombosit : 340.000
Hematokrit : 41.8 %
2. Terapi Yang Diberikan
Oral :
Zamel 1x0,5 ml

Paranteral :
Meropenem 3 x 160 mg
Paracetamol 3 x 50 mg
Ampicilin 4 x 200 mg
Nebu Ventolin 0,3 mt/6x/hari
Infus Ns 3% 3,5 ml
Infus RL 72cc/24 jam. 3cc/jam

Topikal
Sagestamin salep 3x1
Cendo lyters 1x1
F. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas
G. Perencanaan Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1 Bersihan jalan napas Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas
tidak efektif Setelah dilakukan 1. Monitor pola napas
berhubungan dengan intervensi keperawatan 2. Monitor sputum
hipersekresi jalan 1 x 24 jam diharapkan 3. Pertahankan kepatenan
napas bersihan jalan napas jalan napas head tilt chin
Data subjektif : - membaik dengan lift
Data Objektif : kriteria hasil: 4. Lakukan penghisapan
1. Secret berlebihan a. Produksi sputum lender kurang dari 15 detik
dari mulut dan ETT cukup menurun (4) 5. Lakukan hiperoksigenasi
2. Produksi secret b. Frekuensi napas sebelum penghisapan
meningkat cukup membaik (4) endotrakeal
3. Terpasang c. Pola napas cukup 6. Kolaborasi pemberian
Endotrakela Tube membaik (4) bronkodilator, ekspektoran,
4. RR 33x/menit mukolitik
5. Suara napas ronkhi
6. Retraksi dinding
dada

Anda mungkin juga menyukai