Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT HERNIA

(untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medika Bedah 1)


Dosen Pengampu : Zuliani S. Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh:
Devi Fransiska Wijayanti (7119008)

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penyakit HERNIA” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Keperawatan Medika Bedah 1selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan yang sering dijumpai sebagai para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi ilmu
pengetahuan, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, saya membuat makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Jombang, 26 Juli 2020

Penulis

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering
menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Dari
hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah
kesehatan dan pada umumnya pada pria
Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh antara lain di
pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perut (disebut
diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat langsung adalah hernia pada
umbilicus atau pusar, serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke kantung buah
pelir.
Hernia ingunal indirek merupakan hernia yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 50%
sedangkan hernia ingunal direk 25% dan hernia femoralis sekitar 15%. Di Amerika
Serikat dilaporkan bahwa 25% penduduk pria dan 2% penduduk wanita menderita hernia
inguinal didalam hidupnya, dengan hernia inguinal indirek yang sering terjadi
Insidens hernia inguinal pada bayi dan anak-anak antara 1 dan 2%.
Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%.
Kejadian hernia bilateral pada anak perempuan dibanding laki-laki sama (10%)
Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada anak- anak atau
bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Pada orang dewasa adanya
faktor pencetus terjadinya hernia antara lain kegemukan, beban berat, batuk-batuk kronik,
asites, riwayat keluarga, dll. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan
konservatif dan operatif. Peengobatan konservatif terbatas ppada tindakan melakukan
reposisi dan pemakaian penyanggah atau penunjang untuk memepertahankan isi
herniayang telah direposisi. Sedangkan prinsip dasar operasi hernia pada anak adalah
herniotomi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit Hernia?
2. Jelaskan etiologi penyakit Hernia ?
3. Jelaskan Klasifikasi penyakit Hernia ?
4. Jelaskan patofisiologi penyakit Hernia ?
5. Jelaskan WOC penyakit Hernia?
6. Bagaimana manisfestasi klinis pada penyakit Hernia ?
7. Jelaskan Penatalaksanaan penyakit Hernia ?
8. Jelaskan cara tes diagnostik pada penyakit Hernia ?
9. Bagaimana komplikasi pada penyakit Hernia ?
10. Bagaimana program pemerintah dalam menanggulangi penyakit Hernia ?

3
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit Hernia.
2. Untuk mengetahui etiologi penyakit Hernia.
3. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Hernia.
4. Untuk mengetahui patofisiologi Hernia.
5. Untuk mengetahui WOC penyakit Hernia
6. Untuk mengetahui manisfestasi penyakit Hernia.
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan penyakit Hernia.
8. Untuk mengetahui tes diagnostik pada penyakit Hernia.
9. Untuk mengetahui apa saja komplikasi penyakit Hernia.
10. Untuk mengetahui program pemerintah dalam menanggulangi penyakit Hernia.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hernia
Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu kantong peritoneum, suatu organ atau
lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita dalam parietes
muskuloaponeurotik dinding abdomen yang normalnya tak dapat dilewati.
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan.Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di
daerah sela paha (regio inguinalis).
Hernia inguinalis direk adalah hernia yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intra
abdomen secara kronik dan disebabkan oleh kelemahan otot dinding abdomen di trigonum
Hasselbach yang menyebabkan hernia langsung menonjol. Hernia inguinalis indirek adalah
hernia yang bersifat kongenital dan disebabkan oleh kegagalan penutupan prosesus vaginalis
sewaktu turunnya testis ke dalam skrotum atau keluar melalui anulus dan kanalis inguinalis.
Prosesus vaginalis terletak didalam funikulus spermatikus, yang dikelilingi oleh muskulus
kremaster yang terbentuk dari pleksus venosus pampiniformis, duktus spermatikus, dan arteri
spermatika.
Berdasarkan uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah suatu keadaan
yang abnormal dari menonjolnya isi suatu rongga ke dalam suatu lubang. Sedangkan
pengertian hernia inguinalis. suatu keadaan yang abnormal dari penonjolan isi perut ke
daerah regio inguinalis, hernia inguinalis itu sendiri terbagi atas dua, yaitu hernia inguinal
direk (hernia yang keluar melalui segitiga Hasselbach) dan hernia inguinal indirek (yang
keluar melalui anulus dan kanalis inguinalis).
2.2 Etiologi Hernia
Insidens hernia meningkat dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya
penyakit yang meninggikan tekanan intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan
penunjang. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus
internus turut kendur.
Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih
vertikal. Sebaliknya, bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih
transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam

5
kanalis inguinalis.Penyebab lain terjadinya hernia inguinalis adalah adanya lokus minoris
resisten atau tempat dinding disekitarnya mengalami pelemahan.
Berbagai jenis profesi dapat menimbulkan hernia inguinalis sebagai akibat dari peningkatan
tekanan intra abdomen seperti atlet angkat besi dan balap sepeda. Beberapa jenis pekerjaan
juga bisa menimbulkan hernia seperti buruh pekerja yang mengangkat beban berat.
2.3 Klasifikasi Hernia
2.3.1 Pembagian menurut isi:
a. Hernia adiposa adalah hernia yang isinya terdiri dari jaringan lemak.
b. Hernia Littre adalah hernia inkarserata atau strangulata yang sebagian dinding
ususnya saja terjepit di dalam cincin hernia.
c. Sliding hernia adalah hernia yang isi hernia menjadi sebagian dari dinding kantong
hernia.
2.3.2 Hernia menurut tempat :
a. Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio
inguinalis).
b. Hernia femoralis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah fosa femoralis.
c. Hernia umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah pusar.
d. Hernia diafragmatika adalah hernia isi perut yang masuk melalui lubang diafragma ke
dalam rongga dada.
e. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah hernia yang terjadi pada sumsum tulang
belakang. Hernia ini terjadi karena nulposus yang berada diantara dua tulang belakang
menonjol keluar. Benjolan ini dapat menekan sumsum tulang belakang atau sarafnya.
Biasanya hernia ini terjadi pada tulang punggung, akibatnya penderita merasa sakit
pada kedua tungkai bawah dan bila lebih hebat dapat menyebabkan kelumpuhan
kedua kaki.
2.3.3 Sifat hernia :
a. Hernia reponibel
Hernia yang terjadi bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b. Hernia ireponibel
Hernia yang terjadi bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga
perut.
 Hernia akreta
Hernia yang disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.
 Hernia inkarserata
Hernia yang terjadi bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong
terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya terjadi
gangguan pasase.
 Hernia strangulata

6
Hernia yang terjadi akibat dari isi hernia yang terjepit oleh cincin hernia yang
mengalami edema dan menjadi iskemia parah dan gangren usus yang mengharuskan
tindakan operasi segera.
2.4 Patofisiologi Hernia
Salah satu penyebab munculnya hernia yang sering terjadi adalah adanya peningkatan intra
abdomen, seperti: batuk kronis, hipertrofi prostat, ascites, peningkatan cairan peritoneum dari
atresia bilier, organomegali, dan konstipasi.
Selama perkembangan organ kemih dan saluran reproduksi pada pria, hernia indirek memiliki
jalur yang sama ketika testis turun dari perut ke skrotum. Oleh sebab itu, alasan mengapa pria
lebih sering terkena hernia inguinalis daripada perempuan dikarenakan ukuran pada kanalis
inguinalis dan cincin kanalis pria lebih besar. Pada saat testis janin turun ke dalam skrotum
dari retroperitoneum seharusnya prosesus vaginalis tertutup. Jika prosesus vaginalis tidak
tertutup komponen seperti usus dan lemak akan masuk ke dalam yang akan menyebabkan
hernia indirek.
Hernia indirek terjadi karena protrusi keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis
internus yang letaknya lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke
dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, akan menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus. Apabila tonjolan ini berlanjut, akan sampai ke skrotum yang jalurnya sama seperti
ketika testis turun dari rongga perut ke skrotum.
Hernia inguinalis direk biasanya terjadi dikarenakan adanya kecacatan atau kelemahan di
daerah fasia transversalis segitiga Hasselbach, daerah ini dibatasi oleh ligamen inguinalis di
bagian inferior, pembuluh darah epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di
bagian medial. Segitiga Hasselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat oleh serat
aponeurosis muskulus transversus abdominis yang terkadang tidak sempurna sehingga
menjadi lemah. Hernia direk tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum
dikarenakan cincin hernia yang longgar.
Pada hernia reponibel kondisi protrusi terjadi jika pasien melakukan aktivitas berdiri atau
mengedan kuat dan masuk lagi jika berbaring atau mendorong masuk ke perut dengan cara
distimulasi. Kondisi ini biasanya tidak disertai dengan nyeri atau gejala obstruksi usus.
Apabila protrusi tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga perut, hal ini disebut sebagai
hernia ireponibel atau hernia akreta yang dikarenakan terjadinya perlekatan isi kantong pada
peritoneum kantong hernia dan pasien tidak mengeluhkan rasa nyeri.
Apabila terjadi penjepitan usus yang menyebabkan obstruksi intestinal maka suplai darah dari
bagian usus terperangkap di dalam hernia dan usus akan mengalami iskemia dan gangren
serat akan memberikan manifestasi yang fatal, hal ini disebut hernia strangulasi. Pada kasus
hernia komplikasi tidak dapat diprediksi dikarenakan pada beberapa hernia tetap dalam
kondisi statis selama bertahun-tahun,akan tetapi pada beberapa pasien yang lain akan
mengalami progresivitas cepat.
2.5 WOC Hernia

7
2.6 Manifestasi Klinis Hernia
Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan dilipat paha yang timbul pada
waktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat, dan menghilang waktu istirahat
baring. Sebagian besar hernia adalah asimtomatik, dan kebanyakan ditemukan pada
pemeriksaan fisik rutin dengan palpasi benjolan pada anulus inguinalis superfisialis atau
suatu kantong setinggi anulus inguinalis profundus.
Salah satu tanda pertama hernia adalah adanya massa dalam daerah inguinalis manapun atau
bagian atas skrotum. Dengan berlalunya waktu, sejumlah hernia turun ke dalam skrotum
sehingga skrotum membesar. Pasien hernia sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada
daerah ini, yang dapat dihilangkan dengan reposisi manual hernia ke dalam kavitas
peritonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan gerakan badan maka biasanya hernia
muncul lagi.
2.7. Penatalaksanaan Hernia
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang yang berfungsi untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi
tidak dapat dilakukan pada hernia inguinal strangulata, kecuali pada anak-anak. Reposisi
dilakukan secara bimanual. Cara mereposisi adalah dengan tangan kiri memegang isi hernia

8
dan membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorong ke arah cincin hernia dan
memberi sedikit tekanan sampai terjadi reposisi. Bila usaha reposisi tidak berhasil dalam
waktu 6 jam harus dilakukan operasi.
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit
dan diikat setinggi mungkin
lalu dipotong. Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus
dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Cara ini lebih baik dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Ada
banyak metode hernioplastik, seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan
terputus, menutup, dan memperkuat fasia transversal dan menjahitkan pertemuan transversus
internus abdominis dan m. oblikus internus abdominalis ke ligamentum inguinal. Inguinal
Poupart (metode Bassini) atau ligamentum Cooper (metode Mc Vay). Herniorafi adalah
membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut
bagian bawah dibelakang kanalis inguinalis.
Indikasi pembedahan pada hernia inguinalis :
1. Penonjolan besar yang mengindikasikan peningkatan risiko hernia inkarserata atau
hernia strangulata.
2. Nyeri hebat, yang merupakan respon masuknya penonjolan memenuhi kanal.
Pada hernia inkarserata dan hernia strangulata pembedahan mungkin diperlukan untuk
menghilangkan bagian dari usus atau apabila kondisi hernia dengan intervensi reseksi usus.
Reseksi usus dapat dilakukan secara laparaskopi.
2.8. Tes diagnostik Hernia
Diagnosis hernia biasanya didasarkan pada riwayat gejala, pemeriksaan fisik, dan
kemungkinan tes pencitraan.
Pencitraan umum untuk mendiagnosis hernia termasuk tes-tes ini:
1. USG Dokter Anda dapat merekomendasikan tes ini jika seorang wanita untuk
menyingkirkan penyebab rasa sakit yang terkait dengan sistem reproduksi, seperti
atau fibroid. Laki-laki mungkin memiliki USG untuk menilai untuk hernia inguinalis
atau skrotum.
2. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar perut dan organ
panggul.
3. CT scan menggunakan sinar X untuk membuat gambar perut dan organ-organnya, dan
mereka mungkin melibatkan pewarna kontras yang disuntikkan ke lengan.
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Dokter Anda mungkin memesan tes ini jika rasa
sakit Anda semakin memburuk ketika berolahraga, karena aktivitas fisik pada
awalnya dapat menyebabkan hernia tanpa tonjolan pada beberapa orang. Pemindaian
MRI dapat mendeteksi robekan di otot perut Anda bahkan ketika tidak ada tonjolan.
Tes ini menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk membuat gambar
perut dan organ-organnya, dan mungkin juga melibatkan pewarna kontras yang
disuntikkan ke lengan.

9
2.9 Komplikasi Hernia
Akibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :

1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantung hernia sehingga isi
kantung hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini disebut hernia ingunalis
lateralis ireponibins pada keadaan ini belum gangguan penyaluran isi usus, isi hernia
yang menyebabkan ireponibilis adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding
hernia.
2. Terjadi tekanan terhadap cincin hernia, akibat makin benyaknya usus yang masuk
cincin hernia relatif semakin sempit dan menimbulkan gangguan isi perut, ini dsebut
hernia inguinalis lateralis inkarserata.
3. Bila hernia dibiarkan maka akan timbul edema dan terjadi penekanan pembuluh darah
sehingga terjadi nekrosis keadaan ini disebut hernia ingunalis lateralis stranggulasi,
terjadi karena usus berputar (melintar) pada keadaan inkarserasi dan stranggulasi
maka timbul gejala illeusmuntah, kembung dan obstipasi pada stranggulasi nyeri
hebat daerah tonjolan menjadi lebih merah dan penderita sangat gelisah.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah
dan kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan
obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,Komplikasi lama merupakan atropi
testis karena lesi.
8. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

2.10 Program pemerintah dalam menanggulangi penyakit Hernia


Menjaga Berat Badan seseorang yang mempunyai berat badan yang sehat, keseimbangan
antara tekanan udara didalam tubuh dan di luar tubuh diatur oleh pernapasan. Ketika
seseorang menarik napas maka tekanan dalam tubuh meningkat dan ketika menghembuskan
napas maka tekanan dalam tubuh menurun. Hal ini berbeda dengan orang yang mempunyai
kelebihan berat badan. Tekanan dalam tubuh selalu besar di dalam sehingga
ketika batuk, mengejan atau mengangkat beban yang ringan sekalipun tekanan menjadi lebih
besar dibandingkan yang mempunyai berat badan normal dan ini bisa mengarah pada hernia.
Latihan teratur digunakan beban yang tepat sesuai kekuatan. Jika belum tahu berat beban
yang tepat, sebaiknya mencoba dari yang pasti bisa diangkat dulu. Pemanasan sebelum
latihan juga sangat dianjurkan. Ketika mengangkat beban, pastikan tekukan lebih pada lutut,

10
bukan pinggang. Latihan perut yang teratur akan membangun kekuatan didaerah yang
terpengaruh oleh hernia.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA

3.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no register,
diagnosa medis, dan tanggal MRS.
b. Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar, menangis,
berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan gejala klinis
yang khas pada penderita HIL
c. Riwayat kesehatan lalu
Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis sebelumnya. Missal :
adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis, ascites yang
semuanya itu merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra abdominal.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan /
di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis,
mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan
rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lain
seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.
e. Riwayat kesehatam keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau penyakit menular
lainnya.
f. Pemeriksaan fisik
g. Keadaan umum
h. Kesadaran, GCS, Vital sigh, bb dan Tb
i. Pemeriksaan laboratorium
j. Analisah slarah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal
hemostasis, dan jumlah lekosit. Analisah urin untuk mengetahui adanya
infeksi saluran kencing.
k. Pemeriksaan penunjang
l. foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.
m. Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia³ 45 th.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d adanya insisi dari pembedahan dan trauma
jaringan.

11
b. Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka insisi pada operasi.
c. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri
d. Ancretas b/d kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya.
e. Gangguan eliminasi urine: Retensi urin b/d pengaruh anasthesi.
f.
3.3 RENCANA PERAWATAN
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) s/d adanya insisi dari pembedahan dan trauma jaringan.
Tujuan : rasa nyeri berkurang dan rasa nyaman terpenuhi dalam waktu 3x24 jam.
Kriteria : - kx mengungkapkan myeri berkurang
- kx bebas dari rasa nyeri
- Ekspresi wajah tenang dan santai
- kx dapat tidur dan istirahat dengan nyaman
Rencana :
1. Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan komunikasi yang baik.
2. Catat lokasi, intensitas, durasi dan penyebaran rasa nyeri
3. Beri penjelasan pada kx sebab – sebab terjadinya nyeri
4. Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi
5. Beri dorongan pada klien untuk melakukan mobilisasi secara bertahap.
6. Laksanakan instruksi dokter untuk pemberian obat analgesik
b.Potensial terjadi infeksi adanya luka pada okerasi.
Tujuan : Luka operasi tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : tidak ada tanda – tanda infeksi / radang (color, dolor, rubar, tumor,
functio laesa).
Rencana:
1. Beri penjelasan pada klien perlunya menjaga kebersihan daerah luka operasi
2. Periksa kulit untuk memeriksa adanya infeksi yang terjadi.
3. Rawat luka operasi dengan tekhnik aseptik
4. Observasi gejala kardinal
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik.
c.Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri
Tujuan : pasien mampu mobilisasi
Kriteria Hasil : -pasien mampu melakukan pergerakan secara bertahap
-pasien bisa beraktifitas mandiri

Rencana :
1. Beri motivasi & latihan pada pasien untuk beraktifitas
2. Ajarkan teknik mobilisasi di tmpat tidur
3. Anjurkan keluarga untuk memotivasi dan membantu melatih mobilisasi pasien
4. Tingkatkan aktifitas secara bertahap

12
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hernia inguinalis adalah protusio usus lewat kanalis inguinalis yang abnormal. Keadaan ini
bisa congenital atau akuisita dan lebih sering ditemukan pada laki-laki Penyakit ini terbagi
atas dua yaitu Hernia inguinalis indirek (lateral),dan Hernia inguinalis direk (medialis)
Epidemiologi, Sebagian besar hernia inguinalis terjadi pada pria (90%). Sementara wanita
memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk mengalami hernia femoralis. Hernia indirek lebih
banyak muncul pada sisi kanan. Alasannya adalah karena testis kiri lebih dulu turun dari
retroperitonel ke skrotum dibanding testis kanan, sehingga obliterasi canalis inguinalis kanan
terjadi lebih akhir. Pada kasus terjadinya hernia indirek kiri, 50% kasus akan disertai dengan
hernia indirek kanan.
Pathofisiologi, Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah factor
kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat
menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah
faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor
usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan
menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus.
Komplikasi berupa terjadinya perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
ireponibilis dan komplikasi lainnya berupa terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat
makin banyaknya usus yang masuk. Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulate.
4.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan, penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari pembaca.

13
DAFTAR FUSTAKA

Prakrama Chandrasoma dan clive R, Taylor. Patologi anatomi. Edisi 2, Jakarta : EGC.

Brunner dan suddarth. Buku ajar keperawatan medical bedah. Edisi 8, Jakarta: EGC, 2001
Repository.uhn.ac.id › handle

[PDF] BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hernia ... – Repository UHN
Eprints.umm.ac.id › ...

[PDF] BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hernia 2.1.1. Pengertian ... – Eprints UMM

14

Anda mungkin juga menyukai