Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

PERDARAHAN POST PARTUM

Oleh :
M. Helmi Ansyari
NPM. 2014901210120

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAB PROFESI NERS
BANJARMASIN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PERDARAHAN POST PARTUM

A. Definisi Perdarahan Postpartum


Perdarahan postpartum adalah perdarahan kala IV yang lebih dari 500-600
mL dalam masa 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Perdarahan dapat terjadi
sebelum, selama, atau sesudah lahirnya plasenta.

Definisi lain menyebutkan Perdarahan Pasca Persalinan adalah perdarahan


500 cc atau lebih yang terjadi setelah plasenta lahir.
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
a. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam
24 jam setelah anak lahir.
b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi
antara 24 jam dan 6 minggu setelah anak lahir.

Suatu perdarahan dikatakan fisiologis apabila hilangnya darah tidak melebihi


500 cc pada persalinan pervaginam dan tidak lebih dari 1000 cc pada sectio cesarea.
Perlu diingat bahwa perdarahan yang terlihat pada waktu persalinan sebenarnya
hanyalah setengah dari perdarahan yang sebenarnya. Seringkali sectio cesarean
menyebabkan perdarahan yang lebih banyak, harus diingat kalau narkotik akan
mengurangi efek vasokonstriksi dari pembuluh darah.
B. PATHWAY Etiologi

Atonia uteri Episiotomi, robekan Retensio plasenta Inversio uteri Manifestasi:


Definisi: serviks, robekan
perinium Perdarahan postpartum adalah :
Kegagalan Plasenta tidak dapat Fundus uteri
Perdarahan pasca persalinan miometrium terlepas/masih ada terbalik 1.    Perdarahan pervaginam
adalah perdarahan atau hilangnya darah berkontraksi Terputusnya sisa plasenta dalam sebagian/seluru
500 cc atau lebih yang terjadi setelah kontinuitas rahim hnya masuk 2.    Konsistensi rahim lunak
anak lahir. Perdarahan dapat terjad pembuluh darah dalam cavum
sebelum, selama, atau sesudah lahirnya Uterus dalam 3.    Fundus uteri naik (jika pengaliran
keadaan relaksasi, Mengganggu uteri darah keluar terhalang oleh bekuan darah
plasenta.
melebar & lembek kontraksi uterus atau selaput janin)
Lingkaran
kontruksi 4.      Tanda-tanda syok
Pembuluh darah
Pembuluh darah tak uterus akan
Efektifan perfusi tidak dapat menutup
mampu kontraksi mengecil
jaringan perifer b/d
penurunan jumlah
hemoglobin dalam Diagnosa:
Etiologi: Pembuluh darah Uterus akan
darah, perdarahan
tetap terbuka Perdarahan Post Partum terisi darah 1. Efektifan perfusi jaringan perifer b/d
Banyak faktor potensial yang pasca persalinan
penurunan jumlah hemoglobin dalam
dapat menyebabkan hemorrhage darah, perdarahan pasca persalinan
postpartum, factor - faktor yang Penurunan cairan Berlangsung Episiotomi, robekan
menyebabkan hemorrhage postpartum intravaskuler terus-menerus serviks, robekan 2.Resiko syok hipovolemikb/d
adalah atonia uteri, perlukan jalan lahir, perinium perdarahan aktif pasca persalinan,
retensio plasenta, sisa plasenta, kelainan berkurang nya jumlah cairan
Hemoglobin dalam Penurunan intravaskuler
pembekuan darah.
darah menurun cairan Prosedur invasif Terbentuknya
intraseluler pintu masuk 3. Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas
Suplay oksigen ke dalam jumlah virus dan jaringan , luka pasca operasi
jaringan menurun banyak Terputusnya bakteri
(hipoksia) kontinuitas jaringan
Klasifikasi: Rentan Virus dan
hipovolemik nyeri bakteri masuk
5L, mukosa pucat,
Perdarahan postpartum dibagi menjadi : menyebabkan
akral dingin,
1.      Perdarahan Postpartum primer konjungtiva Resiko syok infeksi Komplikasi:
Nyeri akut b/d
Perdarahan postpartum dini adalah anemis, nadi cepat hipovolemik terputusnya 1. Sindrom Sheehan
perdarahan lebih 500 cc pada 24 jam tapi lemah b/d perdarahan Resiko infek si
kontinuitas jaringan , 2. Diabetes insipidus
pertama setelah persalinan. aktif pasca b/d porte de
luka pasca operasi
persalinan, entre, luka
2.     Perdarahan postpartum Sekunder berkurang nya pasca oprasi
Sekunder adalah perdarahan lebih dari jumlah cairan
500cc setelah 24 jam persalinan intravaskuler
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

No. Jenis pemeriksaan Nilai normal manfaat


1. Hitung darah lengkap Hb: 12-16 gr/dL Untuk menetukan tinghkat hemoglobin
Hct: 12-16 gr/dL ( Hb ) dan hematokrit ( Hct ), melihat
adanya trombositopenia, serta jumlah
leukosit. Pada keadaan yang disertai
dengan infeksi
2. Menentukan adanya Dengan hitung protombrin time ( PT )
gangguan kongulasi dan activated Partial Tromboplastin Time
( aPTT ) atau yang sederhanadengan
Clotting Time ( CT ) atau Bleeding Time
( BT ). Ini penting untuk menyingkirkan
garis spons desidua

D. PENATALAKSANAAN
1. Resusitasi, pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV – line dengan kateter yang
berdiameter besar serta pemberian cairan kristaloid ( sodium klorida isotonic atau
larutan ringer laktat yang hangat, apabila memungkinkan ). Monitor jantung, nadi,
tekanan darah dan saturasi oksigen.  Tranfusi darah apabila diperlukan yang
dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan darah.
2. Drips Oksitosin ( oxytocin drips ) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer laktat atau
NaCl 0,9% ( normal saline ) sampai uterus berkontraksi.
3. Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil lanjutkan dengan
drips oksitosin untuk mempertahankan uterus.
4. Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta. Indikasi manual
plasenta adalah perdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc, retensio
plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti
forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir,
tali pusat putus.
5. Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan
dengan tang ( cunam ) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya
pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di
rumah sakit dengan hati – hati karena dinding rahim relative tipis dibandingkan
dengan kuretase pada abortus.
6.  Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian
obat uterotonika melalui suntikan atau per oral.
7. Pemberian antibiotika apabila ada tanda – tanda infeksi dan untuk pencegahan
infeksi sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

Curren Obstretric & Gynecologic Diagnosis & Tretment, Ninth edition : Alan H.
DeCherney and Lauren Nathan , 2003 by The McGraw-Hill Companies, Inc.

Gabbe : Obstretics – Normal and Problem Pregnancies,4th ed.,Copyright © 2002


Churchil Livingstone, Inc.

http://www.geocities.com/yosemite/Rapids/1744/clobpt12.html

Ilmu Kebidanan, editor Prof.dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOg, edisi Ketiga cetakan
Kelima,Yayaan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1999.

Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke tiga Jilid Pertama , Editor Arif Mansjoer, Kuspuji
Triyanti, Rakhmi Savitri , Wahyu Ika Wardani , Wiwiek Setiowulan.

Prof.Dr.Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstretis, edisi 2 jilid 1, Editor Dr.Delfi


Lutan, SpOG

Williams Obstretics 21 st Ed: F.Gary Cunningham (Editor), Norman


F.GrantMD,Kenneth J,.,Md Leveno, Larry C.,Iii,Md Gilstrap,John C.,Md Hauth,
Katherine D.,Clark,Katherine D.Wenstrom,by McGraw-Hill Profesional (April
27,2001).
Banjarmasin, September 2021

Preseptor Akademik, Mahasiswa,

Yenny Okvitasari, Ns., M.kep M. Helmi Ansyari

Anda mungkin juga menyukai