Anda di halaman 1dari 2

LUQMANUL HAKIM (J230181129)

MINDMAPPING FRAKTUR
 Closed Fraktur DERAJAT 1
DEFINISI
Hilangnya atau terputusnya Luka <1 cm. Kerusakan jaringan lunak
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan kontinuitas jaringan tulang sedikit, tidak ada tanda luka remuk.
tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa dimana tidak terdapat Fraktur sederhana, kontaminasi minimal DERAJAT 3
(Mansjoer, Arif, et al, 2000). Sedangkan menurut hubungan antara fragmen
Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans Terjadi kerusakan jaringan lunak yang
tulang dengan area luar KLASIFIKASI
and Documentation menyebutkan bahwa Fraktur luar meliputi struktur kulit, otot dan
adalah rusaknya kontinuitas tulang yang  Open Fraktur DERAJAT 2 neuro vaskuler
disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih
Hilang atau terputusnya Laserasi >1 cm. Kerusakan jaringan lunak,
besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
jaringan tulang dimana tidak luas, fraktur komunikatif sedang.
fragmen tulang berhubungan Kontaminasi sedang
denga area luar TULANG PANJANG
1. Trauma langsung/tak
langsung Adalah tulang yang panjang
2. Patologis ANATOMI FISIOLOGI berbentuk silinder dimana ujungnya
3. Degenaratif STRUKTUR TULANG bundar dan sering menahan beban
berat. Tulang panjang terdiriatas
Tulang terdiri dari tiga sel yaitu epifisis, tulang rawan, diafisis,
PENATALAKSANAAN osteoblast, osteosit, dan osteoklast. periosteum, dan medula tulang.
Closed Fraktur Open Fraktur Osteoblast merupakan sel Epifisis (ujung tulang) merupakan
pembentuk tulang yang berada di tempat menempelnya tendon dan
bawah tulang baru. Osteosit adalah mempengaruhi kestabilan sendi.
OPEN FRAKTUR CLOSED FRAKTUR osteoblast yang ada pada matriks. Tulang rawan menutupi seluruh sisi
Bengkak Immobilisasi Kontak
1. Live saving 1. Pemasangan bidal Sedangkan osteoklast adalah sel dari ujung tulang dan
daerah fraktur area luar
2. Pemberian (EMERGENCY) penghancur tulang dengan menyerap mempermudah pergerakan, karena
antibiotika 2. Pengobatan kembali sel tulang yang rusak tulang rawan sisinya halus dan
Kerusakan maupun yang tua. licin.
mobilitas 3. Debridemen dan definitive (Reposisi
Pembuluh Risiko
fisik irigasi dan Immobilisasi)
darah/jar infeksi
4. Stabilisasi 3. Rehabilitasi
lunak rusak KOMPLIKASI PEMERIKSAAN
5. Penutup luka
6. Rehabilitas dini DIAGNOSTIK
Kerusakan
AWAL DALAM
Pertumbuhan integritas
FISIOLOGI WAKTU 1. X-Ray
bakteri kulit 1. Kerusakan
PENYEMBUHAN LAMA 2. Tomografi
Arteri 3. Myelografi
TULANG
2. Kompartm 1. Delayed 4. Arthrografi
Jar tulang
ent Union 5. Computed Tomografi-
kronis I. Stadium Satu-Pembentukan Hematoma
PATHWAY Syndrome 2. Nonunion Scanning
Immobilisasi
II. Stadium Dua-Proliferasi Seluler 3. Fat 3. Malunion 6. Mikroorganisme Kultur
III. Stadium Tiga-Pembentukan Kallus Embolism 7. Biopsi Tulang dan Otot
Terjadi
Syndrome 8. Elektromyografi
perdarahan Kerusakan IV. Stadium Empat-Konsolidasi 4. Infeksi 9. Arthroscopy
mobilitas V. Stadium Lima-Remodelling 5. Avaskuler 10. Indium Imaging
fisik Nekrosis 11. MRI
Nyeri
LUQMANUL HAKIM (J230181129)
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur
tulang

1. Trauma langsung/tak NOC


langsung
2. Patologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam, pasien dapat menunjukkan
3. Degenaratif status Joint Movement : Active

Kriteria Hasil :
1. Klien meningkat dalam aktivitas fisik
Closed Fraktur Open Fraktur 2. Mengerti tujuan dan peningkatan mobilitas

NIC
Open Fraktur
Bengkak
daerah fraktur 1. Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
2. Ajarkan pasien tentang teknik ROM pasif
Immobilisasi Kontak 3. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
area luar 4. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
Pembuluh
darah/jar 5. Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
Kerusakan
lunak rusak 6. Kolaborsi dengan therapist dalam menentukan program latihan
mobilitas Risiko
fisik infeksi
Pertumbuhan
bakteri Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Kerusakan
integritas NOC
Jar tulang kulit
kronis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam masalah nyeri teratasi dengan
kriteria hasil:
Immobilisasi Pain control
Terjadi 1. Skala nyeri turun dari 7 menjadi 6-4
perdarahan 2. Tidak ada ekspresi menahan nyeri dan mengatakan secara verbal.
3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Kerusakan
NIC
Nyeri mobilitas
fisik 1. Mengkaji nyeri secara komprehensif.
Risiko 2. Mengobservasi tanda-tanda vital
infeksi 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.
4. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi, seperti terapi relaksasi napas dalam
Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasive 5. Kolaborasi pemberian obat analgesi ( Santagesik)
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam resiko infeksi dapat terkontrol.
Kriteria Hasil :
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi. DAFTAR PUSTAKA
2. Kondisi luka pasien menunjukan perkembangan yang baik.
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vo. 2. Jakarta : EGC
NIC
Syamsuhidayat, R. & Jong. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : EGC.
1. Kaji Kondisi luka pasien
2. Bersihkan lingkungan klien. Tanto, C. dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 4. Jakarta : Media Aeskulapius.
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan ke pasien.
Nurarif, A. H. & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA (NIC & NOC) Edisi Revisi. Yogyakarta
4. Jelaskan pada klien tentang tanda – tanda infeksi.
MediAction Publishing.
5. Rawat luka pasien dengan prosedur aseptic.
6. Kolaborasi pemberian obat antibiotik

Anda mungkin juga menyukai