Dosen Pengampu :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya modul ini. Modul yang kami buat yakni tentang ” DEFISIT
PERWATAN DIRI ”. Modul ini memberi perhatian yang besar terhadap
mata kuliah Keperawatan Jiwa. Sesuai dengan judul modul ini, penguraian
yang disajikan dalam modul ini cukup jelas, singkat dan terutama menekan
yang berhubungan dengan judul modul tersebut.
Akhir kata kami ucapkan Terima Kasih terutama kepada dosen
pembimbing dan teman-teman sekalian. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan modul ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
A. KONSEP DASAR.............................................................................................. 2
1. Definisi Defisit Perawatan Diri..................................................................... 2
2. Klasifikasi .................................................................................................... 2
3. Etiologi.......................................................................................................... 4
4. Tanda dan Gejala.......................................................................................... 5
5. Dampak......................................................................................................... 7
6. Rentang Respon ........................................................................................... 8
7. Diagnosa Keperawatan................................................................................. 8
8. Rencana Intervensi........................................................................................ 8
9. Rencana Asuhan Keperawatan..................................................................... 9
10. Pembagian Strategi Pelaksanaan .................................................................. 14
11. Evaluasi Strategi Pelaksanaan ...................................................................... 15
B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS ............................................................. 16
1. Pengkajian..................................................................................................... 16
2. Analisa Data ................................................................................................. 24
3. Diagnosa ...................................................................................................... 25
4. Implementasi ................................................................................................ 26
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 31
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 31
B. Saran................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 32
SOAL.............................................................................................................................. 33
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri (Yusuf.2015). Defisit perawatan diri merupakan salah satu gejala yang sering
ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa, dimana halusinasi sering diidentikkan
dengan skizofrenia. Klien dengan Scizofrenia yang mengalami Defisit perawatan diri,
apabila tidak mendapatkan intervesi keperawatan seperti mandi, berdandan,
makan/minum, dan mengajarkan klien BAB/BAK dapat beresiko tinggi mengalami
isolasi sosial dan harga diri rendah (Novita 2016). Dengan kata lain defisit perawatan
merupakan ketidakmampuan klien dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari seperti
menjaga kebersihan diri, makan, berdandan, serta memenuhi kebutuhan eliminasinya
secara mandiri, bila tidak ditangani dengan baik, klien beresiko mengalami perilaku
isolasi sosial dan harga diri rendah yang berakibat memburuknya kondisi klien.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Jiwa Kasus Defisit Perawatan
Diri.
C. Tujuan
1. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dan pembaca dalam memberikan
Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Defisit Perawatan Mandiri.
2. Mampu mengetahui konsep dasar kasus Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Defisit Perawatan Mandiri.
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. Definisi Defisit Perawatan Diri
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan diri. Defisit Perawatan Diri adalah suatu
kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam
melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Defisit perawatan diri adalah keadaan individu mengalami kerusakan
fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan
kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima aktivitas perawatan
diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting,
instrumental) (Carpenito, 2007).
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene),
berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene) adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami kerusakan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan (kegiatan hidup sendiri). Defisit Perawatan Diri merupakan
akibat dari ketidak mampuan seseorang dalam perawatan dirinya karena lupa
akan caranya maupun ketidak tahuan dalam perawatan diri. Kurang
perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan
secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting {Buang Air Besar
(BAB)/Buang Air Kecil(BAK)} secara mandiri.
2. Klasifikasi
Adapun jenis dan karakteristik kurang perawatan diri menurut Nanda
(2006) meliputi :
2
a. Kurang perawatan diri mandi atau hygiene
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau
kebersihan diri secara mandiri, dengan batasan karakteristik
ketidakmampuan klien dalam memperoleh atau mendapatkan sumber air,
mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi,
mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan
klien dalam meletakkan atau mengambil pakaian, menukar pakaian,
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, dan mengenakan sepatu.
c. Kurang perawatan diri makan
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas makan, dengan
batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi
makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,
serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Kurang perawatan diri toileting
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan
batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet atau
menggunakan pispot, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
3
3. Etiologi
Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut (Tarwoto dan
Wartonah, 2000; Depkes, 2000 dan Wartonah, 2006):
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial :
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
Faktor presipitasi
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosioekonomi
4
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya. Yang merupakan
faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan lingkungan, cemas, lelah atau
lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri (Nanda, 2006).
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
5
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, dan memilih pakaian, menggunakan alat tambahan,
mengenakan kancing tarik, menggunakan kaos kaki, melepas pakaian,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan , menangani perkakas, mengunyah makanan,
menguunakan alat tambahan, medapatkan makanan, membuka
contrainer, memanipulasi makanna dalam mulut, mengambil makanan
dari wadah lalu memasukkan ke mulut, melengkapi makanan,
mencernamakanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil
cangkir atau gelas,serta mencerna makanan secara cukup aman.
d. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan / ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB
dan BAK secara tepat, menyiram toilet atau kamar kecil.
6
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri
5. Dampak
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut
Wartonah (2006) yaitu :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
7
6. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
7. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri : - kebersihan diri/mandi
- berdandan/berhias
- makan
- BAB/BAK
8. Rencana Intervensi
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
8
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
1) Bantu klien merawat diri
2) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya,
kamar mandi yang dekat dan tertutup.
9. Asuhan Keperawatan
Berikut ini rencana asuhan keperawatan dari defisit perawatan diri
(Keliat, 2006) :
Diagnosa Perencanaan Intervensi
Tujuan Kriteria evaluasi
Keperawatan
Defisit TUM:
Perawatan klien dapat
Diri mandiri dalam
perawatan diri
TUK 1 :
Klien dapat Dalam berinteraksi a. Berikan salam setiap
membina klien menunjukan berinteraksi.
hubungan saling tanda-tanda percaya b. Perkenalkan nama, nama
percaya dengan pada perawat: panggilan perawat dan
perawat a. Wajah cerah, tujuan perawat berkenalan.
tersenyum c. Tanyakan nama dan
b. Mau berkenalan panggilan kesukaan klien.
c. Ada kontak mata d. Tunjukan sikap jujur dan
d. Menerima menepati janji setiap kali
kehadiran perawat berinteraksi.
e. Bersedia e. Tanyakan perasaan dan
menceritakan masalah yang dihadapi
9
perasaannya klien.
f. Buat kontrak interaksi
yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan
perasaan klien dengan
empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar
klien.
TUK 2 : 2.
Klien Dalam 2 kali a. Bina hubungan saling
mengetahui interaksi klien percaya dengan
pentingnya menyebutkan: menggunakan prinsip
perawatan diri a. Penyebab tidak komunikasi terapeutik.
merawat diri b. Dorong klien
b. Manfaat menjaga mengungkapkan perasaan
perawatan diri tentang keadaan dan
c. Tanda-tanda kebersihan dirinya.
bersih dan rapi c. Dengarkan ungkapan klien
d. Gangguan yang dengan empati.
dialami jika d. Diskusikan bersama klien
perawatan diri pentingnya kebersihan diri
tidak diperhatikan dengan cara menjelaskan
pengertian tentang arti
bersih dan tanda- tanda
bersih.
e. Diskusikan fungsi
kebersihan diri dengan
menggali pengetahuan
klien terhadap hal yang
berhubungan dengan
kebersihan diri.
f. Bantu klien
mengungkapkan arti
10
kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan
diri.
g. Beri reinforcement positif
setelah klien mampu
mengungkapkan arti
kebersihan diri.
TUK 3: Klien dapat a. Diskusikan dengan klien
Klien menyebutkan frekwensi memelihara
mengetahui cara frekwensi dan kebersihan diri seperti:
– cara melakukan menjelaskan cara mandi 2 kali pagi dan
perawatan diri menjaga perawatan sore, sikat gigi minimal 2
diri (mandi, gosok kali sehari (sesudah makan
gigi, keramas, ganti dan sebelum tidur),
pakaian, berhias, keramas dan menyisir
gunting kuku) rambut, gunting kuku jika
panjang
b. Diskusikan cara praktek
perawatan diri dengan
baik dan benar.
c. Berikan pujian untuk
setiap respon klien yang
positif.
TUK 4 : Klien berusaha untuk a. Motivasi klien untuk
Klien dapat memelihara mandi.
melakukan kebersihan diri b. Beri kesempatan untuk
kebersihan diri seperti: mandi, beri kesempatan
dengan bantuan a. mandi pakai klien untuk
perawat. sabun dan disiram mendemonstrasikan cara
pakai air sampai memelihara kebersihan
bersih diri yang benar.
b. mengganti c. Anjurkan klien untuk
pakaian bersih mengganti baju setiap hari.
11
sehari–hari d. Kaji keinginan klien untuk
c. merapikan memotong kuku dan
penampilan. merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan
perawat ruangan untuk
pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri,
seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti
odol, sikat gigi, shampoo,
pakaian ganti, handuk dan
sandal.
g. Berikan pujian untuk
setiap respon klien yang
positif.
TUK 5 : Setelah satu minggu a. Monitor klien dalam
Klien dapat klien dapat melakukan kebersihan diri
melakukan melakukan perawatan secara teratur, ingatkan
kebersihan kebersihan diri secara untuk mandi, menggosok
perawatan diri rutin dan teratur gigi, mencuci rambut,
secara mandiri. tanpa anjuran, seperti menyisir, gosok gigi, ganti
mandi pagi dan sore, baju, menggunting kuku
gosok gigi setelah dan pakai sandal.
makan, keramas 2x b. Berikan pujian untuk
seminggu, ganti baju setiap respon klien yang
setiap hari, positif.
penampilan bersih
dan rapi,
menggunting kuku
12
jika sudah panjang.
TUK 6 : a. Keluarga selalu a. Jelaskan pada keluarga
Klien dapat mengingatkan tentang penyebab kurang
dukungan hal–hal yang minatnya klien menjaga
keluarga dalam berhubungan kebersihan diri.
meningkatkan dengan b. Diskusikan bersama
kebersihan diri. kebersihan diri keluarga tentang
Kriteria evaluasi b. keluarga tindakanyang telah
menyiapkan dilakukan klien selama di
sarana untuk RS dalam menjaga
membantu klien kebersihan dan kemajuan
dalam menjaga yang telah dialami di RS.
kebersihan diri c. Anjurkan keluarga untuk
c. keluarga memutuskan memberi
membantu dan stimulasi terhadap
membimbing kemajuan yang telah
klien dalam dialami di RS.
menjaga d. Jelaskan pada keluarga
kebersihan diri. tentang manfaat sarana
yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri
klien.
e. Anjurkan keluarga untuk
menyiapkan sarana dalam
menjaga kebersihan diri.
f. Diskusikan bersama
keluarga cara membantu
klien dalam menjaga
kebersihan diri.
g. Diskusikan dengan
keluarga mengenai hal
yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu
13
mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.
14
3. Membantu pasien mempraktekkan 2. Menjelaskan follow up pasien
cara eliminasi yang baik setelah pulang
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP 4
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktekkan
cara berdandan
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
15
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
1. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin, 16 juni 2014
Oleh : RINI LINNAFIYAH
Ruang : Srikandi
A. Identitas
Identitas klien
Nama : Ny. N
Usia : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : semarang
Tanggal Masuk : 16 mei 2014
No.RM : 06.40.56
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Usia : 48
Alamat : semarang
Hubungan dengan klien : Kakak pasien
B. Alasan Masuk
C. Faktor Predisposisi
16
Klien sebelumnya pernah dirawat di Rs Jiwa sampai 3 kali kurang lebih 6
bulan tidak pernah minum obat, dalam keluarga klien tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa. Sejak Bapakya meniggal dunia pasien terlihat
sering melamun, murung, tidak mau makan dan mandi, mandi harus
disuruh. Pasien tidak pernah megalami aniaya fisik maupun kejadian yang
tidak menyenangkan.
D. Fisik
1. Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
N : 82x / menit
S : 36°C
RR : 20x/menit
2. Ukuran
TB : 156 cm BB : 50kg
3. Keluhan Fisik : klien tidak ada memiliki keluhsn fisik
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Klien
: Perempuan
: Meninggal
17
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
a. Orang dekat : orang yang dekat dengan klien yaitu Bapak dan
Ibunya.
18
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien
selama sakit tidak ikut kegiatan bermasyarakat.
5. Status Mental
a. Klien terlihat tidak rapi : klien tidak berhias, tidak memotong kuku,
dan jarang menggosok gigi harus disuruh, makan dan mandi harus
disuruh, pakaian kusut, rambut tidak disisir, rambut berketombe.
klien masih kacau dan kadang tidak nyambung, tidak fokus dan
pelan.
Menarik Diri : Menarik Diri
c. Aktivitas Motorik
19
e. Afek
Afek Klien Datar saat diajak berbicara tentang sedih dan senang
tidak ada perubahan roman muka, ada respon saat diwawancara
pandangan tidak mau melihat yang mengajak berbicara, pandangan
kosong.
Masalah Keperawatan : Menarik Diri
f. Interaksi selama Wawancara
h. Proses pikir
20
Kemampuan berhitung klien cukup baik, klien dapat berkonsentrasi
dan mampu berhitung sederhana. Contoh menghitung 1 – 10
m. Kemampuan penilaian
a. Makan
21
Klien mengatakan pada malam hari tidur 7-8 jam, siang hari sekitar
1-2 jam tidur nyenyak.
g. Penggunaan Obat
Klien mengatakan apabila keluar dari RSJ klien selalu kontrol dan
minum obat teratur agar penyakitnya tidak kambuh lagi, ingin
kembali berkumpul dengan orang tuanya
i. Kegiatan di dalam rumah
7. Mekanisme Koping
22
Klien dulu pernah bekerja di toko tetapi klien keluar karena
tidak betah dengan tempat kerjanya dan suka dihina teman-
temanya.
e. Masalah dengan perumahan
8. Pengetahuan
9. Aspek Medis
Terapi medis
1. Trihaksiphenidil 3x 2 mg
2. Ziozapin 2x 12,5 mg
3. Kalxefin 1x 20 g
23
2. Harga diri rendah
3. Isolasi sosial
5.
Isolasi Sosial
Kurangnya Dukungan
Keluarga
2. ANALISA DATA
24
yang lain
Selasa, 10 Defisit Perawatan
juni 2014 DS : klien megatakan jika Diri
mau mandi harus disuruh
oleh perawat, makan harus
disuruh, pakaian kusut,
rambut tidak disisir, kuku
panjang dan jarang berhias.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. IMPLEMENTASI
Nama : Ny. N
25
Umur : 40 Tahun
Ruang : Srikandi
No RM : 064056
26
berinteraksi teman-temanya.
P : agar klien
Perkenalkan
mampu berlatih
nama, nama
cara berkenalan
panggilan,
Rabu 11 juni dengan teman-
nama
2014 teman sesuai jawal
kesukaan
09:00 yaitu sering
Tanya dilakukan berulang
masalah dan kali.
perasaan hari
ini
Buat interaksi
yang jelas
Dengar
Rabu 12 juni ungkapan
2014 perasaan klien
Penuhi
kebutuhan
dasar pasien
S : klien
mengatakan jika
Ds: klien mengatakan mau mandi harus
jika mau mandi harus disuruh dulu oleh
disuruh dulu oleh perawat.
perawat, klien O : saat di rs
mengatakan makan pasien mampu
harus disuruh oleh melakukan cara-
perawat baru mau cara perawatan diri
makan, rambut jarang yang baik jika di
27
disisir. suruh oleh
Do : klien terlihat perawat.
jarang berhias, A : klien mampu
rambut kusut, baju melakukan
kusut, rambut perawatan diri
berketombe selama di P : klien mampu
RSJ menyebutkan cara-
cara mandi yang
Ds : klien benar
mengatakan sudah
mampu melakukan S : klien
perawatan diri mengatakan sudah
dengan cara mandi 1 mampu melakukan
hari 2 kali dilakukan perawatan diri
pada waktu pagi dan dengan baik tanpa
sore, mandi di kamar disuruh-suruh oleh
mandi, mandi perawat lagi.
menggunakan sabun O : klien kelihatan
mandi, gosok didi, rapi dan bersih,
ganti baju setelah mampu melakukan
selesai mandidan perawatan diri
keramas yaitu :
menggunakan Mandi 2x
shampo. sehari
Do : klien terlihat menggunak
mampu melakukan an sabun
cara perawatn diri
Gosok gigi
dengan baik dan
sehabis
benar.
makan
Diagnosa
Keperawatan : Keramas 2
Defisit Perawatan hari sekali
28
Diri Ganti
Tindakan Sp2 pakaian
Menjelaskan setiap
manfaat dari selesai
perawatan diri mandi .
Mengajarkan Berhias
perawatan diri setelah
baik dan mandi
benar
A : klien tampak
bisa merawat
dirinya dengan
cara mandi, gosok
gigi, keramas 2
hari sekali, berhias
dan potong kuku 1
minggu sekali
P : agar klien
melakukan dengan
baik dan benar
maka sesual
jadwal yaitu di
lakukan 2x/hari
setiap pagi dan
sore
29
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Klien dengan gangguan jiwa yaitu defisit perawatan diri hendaknya
di berikan perhatian yang lebih dalam perawatan diri sehinngga peningkat
ankebersihan klien dapat lebih meningkat lebih baik. Klien yang
seringmenyendiri merupakan resiko menjadi isolasi sosial maka
komunikasiterapeutik yang di gunakan sebagai landasan untuk membina
30
saling percayasehingga dapat mengggali semua permasalahan.Klien
dengan gangguan jiwa yaitu defisit perawatan diri harus selaludi libatkan
dalam kegiatan dan di temani setiap tindakan yang lebih.Identifikasi diri
mengenai penyebab awal terjadinya gangguan tersebut menjadifocus
perhatian pemberian pelayanan kesehatan. Klien dengan gangguan
jiwayaitu defisit perawatan diri membutuhkan dukungan dari keluarganya
sehinggadapat mempercepat proses penyembuhan klien.
B. SARAN
Klien diharapkan dalam mengikuti program penyembuhan
yangdirencanakan oleh dokter dan perawat mau dan mampu untuk
mengikuti gunakesembuhan klien. Keluarga nantinya mampu memberikan
motivasi dansemangat kepada klien untuk mengembalikan kepercayaan
diri baik di rumahmaupun di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
31
4. Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC.
5. Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
6. Nanda ( Budi Santosa : editor ). 2006. Panduan Diagnosa Nanda 2005 - 2006
; Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.
7. Potter, P. A., & Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental : konsep, proses,
dan praktik. Jakarta : EGC
8. Purba, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah
Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.
9. Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
10. Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi
3. Jakarta : Salemba Medika.
SOAL
1. Seorang perawat di RSJ Manis mengkaji seorang pasien bernama Tn.D berusia
20 tahun. Saat melakukan pengkajian, didapatkan hasil bahwa pasien sudah 2 hari
tidak mandi, pasien mengatakan malas untuk mandi. Pasien tampak
berpenampilan tidak rapi, tidak mampu berpakaian dengan benar, serta tercium
bau yang tidak sedap dari tubuhnya. Apakah masalah psikososial pada kasus di
atas?
A. Harga diri rendah
32
B. Isolasi Sosial
C. Ketidakberdayaan
D. Defisit Perawatan Diri
E. Keputusasaan
4. Klien terlihat tidak bersih, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki. Pakaian
terlihat kotor, tidak rapi, makan berceceran dan tidak pada tempatnya. Klien suka
BAB/BAK tidak pada tempatnya dan juga tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB/BAK
Bagaimanakah rencana tindakan pertama keperawatan pada kasus diatas?
a.Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri
33
b.Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhdap
pentingnya kebersihan diri
c.Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri
d.Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri
e.Masukan dalam jadwal kegiatan klien
5. Seorang laki-laki, 30 tahun sering melamun, menyendiri, tidak mau makan dan
mandi, tidak peduli dengan lingkungan bahkan dia sering mengurung dikamar,
ketika di tanya oleh perawat alasan tidak bergabung dengan teman-temannya
karena malu dirinya jelek. Apakah terapi aktifitas yang tepat diberikan
berdasarkan kasus diatas ?
a.Terapi aktifitas sosialisasi
b.Terapi aktifitas stimulasi persepsi
c.Terapi aktifitas persepsi sensori
d.Terapi aktifitas orientasi realitas
e.Terapi aktifitas penyaluran energi
6. Tn. K usia 44 tahun sudah satu minggu dirawat di RSJ. Saat dilakukan
pengkajian, Tn. K tampak pucat, menolak berinteraksi, berpakaian lusuh &
tercium bau tidak sedap. Saat ditanya apakah sudah mandi, Tn. K menggeleng dan
menolak untuk mandi, Tn. K berkata “buat apa mandi”.
Apakah tindakan keperawatan yang harus dilakukan berdasarkan kasus diatas ?
A.Latih pasien cara-cara melakukan perawatan diri
B.Latih pasien berdandan/berhias
C.Jelaskan tentang pentingnya kebersihan diri
D.Latih pasien mempraktikan cara menjaga kebersihan diri
E.Jelakan alat-alat untuk perawatan diri
7. Seorang lelaki berusia 20 tahun dibawa ke RSJ karena sudah 6 hari mengurung
diri dan tidak mau beraktivitas. Hasil observasi : penampilan klien berantakan,
tercium bau pesing dan bau mulut, gigi kotor. Hasil pengkajian: klien mengatakan
“Saya malas melakukan kegiatan apapun!”
34
Apakah masalah keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien tersebut ?
A.Defisit perawatan diri
B.Isolasi sosial
C.Intoleransi aktivitas
D.Gangguan persepsi sensori
E.Harga diri rendah
Saat ini perawat sudah mengajarkan klien cara perawatan diri : mandi.
Berdasarkan kasus diatas, apakah tindakan keperawatan selanjutnya ? A.
Menjelaskan manfaat perawatan diri
B. Membina hubungan saling percaya dengan klien
C. Mengajarkan klien cara BAB dan BAK yang baik
D. Mengajarkan klien cara makan dan minum yang baik
E. Mengajarkan klien cara berhias/berdandan yang baik
35
10. Klien terlihat tidak bersih, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki. Pakaian
terlihat kotor, tidak rapi, makan berceceran dan tidak pada tempatnya. Klien suka
BAB/BAK tidak pada tempatnya dan juga tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB/BAK
Bagaimanakah rencana tindakan pertama keperawatan pada kasus diatas?
A. Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri
B. Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan
terhdap pentingnya kebersihan diri
c.Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri
d.Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri
e.Masukan dalam jadwal kegiatan klien
36