Anda di halaman 1dari 69

KONSEP DASAR

KEPERAWATAN
JIWA

TOPIK :

1. Sejarah Keperawatan
2. Paradigma Keperawatan Jiwa
3. Falsafah Keperawatan jiwa
4. Trend dan Issue Keperawatan Jiwa
TOPIK 1

Sejarah keperawatan
jiwa
PERKEMBANGAN KEP.JIWA DI
DUNIA
 Dimulai th 19770 s/d 1880..Pengobatan
pada px ggn mental
 Yunani,Romawi atau Arab…

a. Ggn mental akibat tdk berfungsi nya


otak
b. TH : memberikan ketenangan,asupan
gizi,kebersihan,dengar
musik,rekreasi,jalan jalan, dengar air
terjun dsb
Zaman Vesalius

 Vesalius tidak yakin hanya dengan mempelajari


anatomi hewan saja, sehingga ia ingin mempelajari
otak dan sistem tubuh manusia. Namun, membelah
kepala manusia untuk dipelajari merupakan hal yang
mustahil, apalagi mempelajari seluruh sistem tubuh
manusia. Akhirnya, ia berusaha mencuri mayat
manusia untuk dipelajari. Sayangnya kegiatannya
tersebut diketahui masyarakat, sehingga ia ditangkap,
diadili, dan diancam hukuman mati (pancung). Namun,
ia bisa membuktikan bahwa kegiatannya itu untuk
kepentingan keilmuan, maka akhirnya ia dibebaskan.
MASA PERTENGAHAN

Revolusi prancis I

Masa ini merupakan periode pengobatan modern


pasien gangguan jiwa. Bapak Psikiatric Perancis
Pinel, menghabiskan sebahagian hidupnya untuk
mendampingi pasien gangguan jiwa. Pinel
menganjarkan pentingnya hubungan pasien-dokter
dalam “pengobatan moral".
 Tindakan yang diperkenalkan nya adalah
menerapkan komunikasi dengan pasien,
melakukan observasi perilaku pasien dan
melakukan pengkajian riwayat perkembangan
pasien.
2. Revolusi kesehatan jiwa II

 Dengan diterima gangguan jiwa sebagai suatu


penyakit, maka terjadilah perubahan orientasi pada
organo biologis. Pada saat ini, Qubius menuntut agar
gangguan jiwa masuk dalam bidang kedokteran. Oleh
karena itu, ganguan jiwa dituntut mengikuti
paradigma natural sciences, yaitu ada taksonomi
(penggolongan penyakit) dan nosologi (ada
tanda/gejala penyakit). Akhirnya, Emil Craepelee
mampu membuat penggolongan dari tanda-tanda
gangguan jiwa. Sejak saat itu, kesehatan jiwa terus
berkembang dengan berbagai tokoh dan spesfikasinya
masing-masing.
Abad 18 dan 19
Tahun 1882 didirikannya pendidikan keperawatan
jiwa pertama di Mc Lean Hospital di Belmont,
Massachusetts. Dan pada tahun 1890 diterimanya
lulusan sekolah perawat bekerja sebagai staff
keperawatan di rumah sakit jiwa. Diakhir abad 19
terjadi perubahan peran perawat jiwa yang
sangat besar, dimana peran tersebut antara lain
menjadi contoh dalam pengobatan pengobatan
pskiatrik seperti:
 menjadi bagian dari tim kesehatan, mengelola
pemberian obat penenang dan memberikan
hidroterapi (terapi air).
KEPERAWATAN JIWA DI ABAD KE
20
 Keperawatan jiwa pada abad ini ditandai dengan
pembelajaran dilaksanakan melalui pembelajaran
teori, praktek dilaboratorium, praktek klinik di RS dan
Masyarakat.

 Fokuspemberian asuhan keperawatan jiwa pada abad


21 adalah mengembangkan asuhan keperawatan
berbasis komunitas dengan menekankan upaya
preventif melalui pengembangan pusatkesehatan
mental, praktek mandiri, pelayanan di rumah sakit,
pelayanan day care, kunjungan rumah dan hospice care
(ruang rawat khusus untuk pasien gangguan jiwa yang
memungkinkan pasien berlatih untuk meningkatkan
kemampuan diri sebelum kembali ke masyarakat).
Perkembangan keperawatan jiwa
di Indonesia
 Sejarah dan perkembangan keperawatan jiwa di Indonesia
sangatdipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi akibat
penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Belanda, Inggris dan
Jepang

1. Masa Penjajahan Belanda

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat


merupakan penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan
dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit.
Tahun 1799 pemerintah kolonial Belanda mendirikan Rumah
Sakit Binen Hospital di Jakarta, Dinas Kesehatan Tentara dan
Dinas Kesehatan Rakyat
Jenderal Daendels juga mendirikan rumah sakit di Surabaya
dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi
keperawatan, karena tujuannya hanya untuk kepentingan
tentara Belanda.
2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)

 Gubernur Jenderal Inggris ketika itu dijabat oleh


Raffles sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Ia
melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki
derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain
melakukan pencacaran umum, cara perawatan pasien
dengan gangguan jiwa dan kesehatan para tahanan.
 Antara tahun 1816 hingga 1942 pemerintah Hindia
Belanda banyak mendirikan rumah sakit di Indonesia.
Di Jakarta didirikanlah RS. PGI Cikini dan RS. ST
Carollus. Di Bandung didirikan RS. ST. Boromeus dan
RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu
berdiri pula sekolah-sekolah perawat
3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)

 Pada masa penjajahan Jepang,


perkembangan keperawatan di Indonesia
mengalami kemundurandan merupakan
zaman kegelapan,Pada masa itu, tugas
keperawatan tidak dilakukan oleh tenaga
terdidik dan pemerintah Jepang mengambil
alih pimpinan rumah sakit. Hal ini
mengakibatkan berjangkitnya wabah
penyakit karena ketiadaan persediaan obat.
4. Zaman Kemerdekaan

 Empat tahun setelah kemerdekaan barulah dimulai


pembangunan bidang kesehatan yaitu pendirian
rumah sakit dan balai pengobatan.
 Pendirian sekolah keperawatan dimulai pertama
kali tahun 1952 dengan didirikannya Sekolah Guru
Perawat dan sekolah perawat setingkat SMP. Tahun
1962 didirikan Akademi Keperawatan milik
Departemen Kesehatan di Jakarta bertujuan untuk
menghasilkan Sarjana Muda Keperawatan.
 Tahun 1985 merupakan momentum kebangkitan
keperawatan di Indonesia, karena Universitas
Indonesia mendirikan PSIK (Program Studi Ilmu
Keperawatan) di Fakultas Kedokteran
FALSAFAH DAN PARADIGMA
KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Perawat sebagai suatu PROFESI
merupakan bagian dari tim
kesehatan, harus ikut bertanggung
jawab dalam membantu klien
sebagai individu, keluarga, maupun
sebagai masyarakat, baik dalam
kondisi sehat atau sakit.
MASALAH KLIEN
TIDAK MAMPU  untuk meningkatkan atau
memulihkan kemampuannya dalam
memenuhi kebutuhan fisologisnya;
TIDAK MAU  untuk meningkatkan
motivasi dan membangkitkan semangat
sebagai terapi psikologis;
TIDAK TAHU  berupa pemberian
pendidikan (healt education) tentang
kesehatan / keperawatan.
FALSAFAH
FALSAFAH adalah keyakinan
terhadap nilai-nilai yang menjadi
pedoman untuk mencapai suatu
tujuan dan dipakai sebagai
pandangan hidup. Falsafah menjadi
ciri utama pada suatu komunitas baik
komunitas berskala besar maupun
berskala kecil, salah satunya adalah
komunitas profesi keperawatan.
FALSAFAH KEPERAWATAN
FALSAFAH KEPERAWATAN adalah kenyakinan
perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang
menjadi pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan, baik kepada individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat.

Dalam falsafah keperawatan pasien di pandang


sebagai MAHLUK HOLISTIC, yang harus
dipenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan
biologis, psikolois, sosial dan spiritual yang
diberikan secara komprehensif.
PARADIGMA
KEPERAWATAN
PENGERTIAN PARADIGMA

Paradigma adalah seperangkat


kepercayaan atau keyakinan
yang menuntun seseorang dalam
bertindak dalam kehidupan
sehari-hari.
PARADIGMA KEPERAWATAN

PARADIGMA KEPERAWATAN adalah cara


pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna,
menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan. Dengan demikian,
paradigma keperawatan berfungsi sebagai
acuan atau dasar dalam melaksanakan
praktek keperawatan (Gaffar, 1997).
TEORI YANG MENDASARI
PARADIGMA KEPERAWATAN
 Dalam keperawatan kita mengenal
empat komponen yang merupakan
pola dasar dari teori– teori
keperawatan yaitu:
PARADIGMA KEPERAWATAN
 Klien / manusia

Kesehatan
Keperawatan

Lingkungan
KONSEP MANUSIA
Manusia sebagai makhluk bio,
psiko, sosio, spiritual dan
kultural mempunyai sejumlah
kebutuhan yang harus dipenuhi,
bila gagal dipenuhi terjadi
ketidakseimbangan, maka
muncul masalah kesehatan.
KARAKTERISTIK UMUM
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Semua individu mempunyai kebutuhan dasar yang
sama namun dipengaruhi oleh sosial-budaya
dimana dia hidup.
2. Pemenuhan kebutuhan relatif sangat tergantung
pada prioritas tiap individu.
3. Kebutuhan dasar pada umumnya harus dipenuhi,
TETAPI beberapa kebutuhan dapat ditunda
4. Bila individu gagal memenuhi kebutuhan maka
akan terjadi ketidakseimbangan homeostasis dan
dapat menyebabkan sakit.
LANJUTAN……………..
5. Suatu kebutuhan dapat muncul oleh
stimulasi internal dan eksternal.
6. Respon individu terhadap kebutuhan
dan tak terpenuhinya keutuhan dapat
berbeda.
7. Beberapa kebutuhan sebagian
berhubungan, artinya: jika beberapa
kebutuhan tidak terpenuhi kebutuhan
lain juga tidak terpenuhi.
LINGKUNGAN
KONSEP LINGKUNGAN
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah daerah (kawasan dsb)
yang termasuk didalamnya.

Lingkungan adalah faktor eksternal yang


berpengaruh terhadap perkembangan
menusia.
KESEHATAN
KOSEP KESEHATAN
SEHAT menurut WHO adalah keadaan utuh secara
fisik, jasmni, mental, dan sosial dan bukan hanya
satu keadaan yang bebas penyakit cacat dan
kelemahan.

SEHAT menurut UU No. 23/1992 sehat adalah


keadaan sejahtera badan (jasmani), jiwa (rohani),
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
KONSEP KEPERAWATAN
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri
yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.

Pengertian Perawatan
KONSEP KEPERAWATAN

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan


kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat.

Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang


diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan
Keperawatan.

(UU No. 38 TAHUN 2014 Ttg KEPERAWATAN)


BERDASARKAN ILMU
KEPERAWATAN
Ilmu keperawatan adalah
sintesa dari ilmu keperawatan
dasar, ilmu keperawatan klinik,
ilmu biomedik, ilmu jiwa
(psikologi) dan ilmu sosial.
BERDASARKAN KIAT KEPERAWATAN
(NURSING ARTS)
Kemampuan perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif dengan
sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat-kiat
tertentu. Kiat-kiat dalam keperawatan adalah:

 Nursing is caring  peduli, semua


pasien diperlakukan sama.
 Nursing is sharing  berbagi, diskusi
dengan antar sesama perawat dan
anggota tim kesehatan lain.
LANJUTAN…..
 Nursing is laughing  tertawa,
senyum dapat meningkatkan rasa naman
klien.

 Nursing is crying  menangis,


menerima respon emosional dari
perawat atau orang lain sebagai sesuatu
hal yang biasa pada situasi senang atau
duka.
 Nursing is touching  sentuhan,
dapat menggunakan sentuhan
untuk meningkatkan rasa nyaman
klien.

 Nursing is helping  membantu,


dilakukan untuk menolong klien
dengan sepenuhnya memahami
kondisinya.
 Nursing is believing in others
 percaya org lain, perawat
meyakini bahwa orang lain
memiliki hasrat dan
kemampuan untuk
meningkatkan status
kesehatannya.

 Nursing is trusting 
percaya, perawat harus
menjaga kepercayaan orang
lain (klien).
 Nursing is believing in self 
percaya diri, perawat yakin
bahwa dirinya memiliki
pengetahuan dan mampu untuk
menolong orang lain dalam
memelihara kesehatannya.

 Nursing is learning  belajar,


perawat selalu belajar atau
mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan keperawatan
profesional melalui askep yang
dilakukan.
 Nursing is respecting 
menghormati, perawat
memperlihatkan rasa hormat dan
penghargaan kepada orang lain (klien
dan keluarganya) dengan menjaga
kepercayaan dan rahasia klien.

 Nursing is listening 
mendengarkan, perawat harus mau
menjadi pendengar yang baik ketika
klien berbicara atau mengeluh.
 Nursing is doing  melakukan, perawat
melakukan pengkajian dan intervensi
keperawatan berdasarkan
pengetahuannya dalam melakukan askep.

 Nursing is feeling  perasaan, perawat


dapat menerima, merasakan dan
memahami perasaan duka, senang,
frustasi dan rasa puas klien.

 Nursing is accepting  menerima,


perawat harus menerima diri sendiri
sebelum dapat menerima orang lain.
 Bersifat komprehensif
Askep bersifat menyeluruh: aspek
biologi, psikologi, sosial dan spiritual.

 Ditujukan kepada individu, keluarga dan


masyarakat sehat maupun sakit
 Dilakukan di puskesmas, poliklinik, klinik
keperawatan mandiri dan rumah sakit.
 Promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

 Mencakup siklus hidup manusia


 Askep diberikan sejak dari dalam
kandungan sampai sakratul maut.
Pengertian sehat mental menurut beberapa ahli

 Rosdhl,1999 : kondisi jiwa seseorang yang terus


tumbuh berkembang dan mempertahankan
keselarasan dalam pengendalian diri serta terbebas
dari stress yang serius
 Pengertian Kesehatan Jiwa
 Menurut Undang-undang kesehatan jiwa No.18 Tahun
2014
 Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
 Kesehatan jiwa adalah kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan
memperhatikan semua segi kehidupan manusia
(Keliamengahraguit, BA, dkk, 2011).
Yahoda dalam Suart & Laraia, 1998 :

Sikap yang posotif terhadap diri sendiri,


tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi
diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki
persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan
dalam beradaptasi dengan lingkungan
UU Kes. Jiwa no 13 thn 1996:
 Suatu kondisi yg memungkinkan perkembangan
fisik, intelektual, emosional secara optimal dari
seseorang dan perkembangannya selaras dgn
keadaan org lain
 Johnson, 1997 :

Suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial


yang terlihat dari hubungan interpersonal yang
memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif serta kestabilan emosional.
KRITERIA SEHAT JIWA (YAHODA DALAM DEPKES, 2000),
INDIVIDU YANG SEHAT JIWA:

 Sikap positif terhadap diri sendiri


Menghargai diri sendiri, memiliki pikiran
positif dan optiis dengan kemampuan diri.
 Tumbuh kembang dan aktualisasi diri
Dengan aktualisasi diri manussia akan
tumbuh dan berkembang sesuai dengan
keinginan. Aktualisasi, merpkn cara
mengembangkan potensi diri.
 Itegrasi (keseimbangan/ kebutuhan)
Keseimbangan emosi dan pemenuhan kebutuhan
 Otonomi
Mampu menyelesaikan masalah yg dihadapi tanpa
tergantung pd ol/benda
 Persepsi realitas
Memiliki pikiran yg logis, mampu membedakan
hayalan dan kenyataan.
 Environmental mastery (kecakapan dlm adaptasi dgn
lingk).
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
menghadapi masalah dnegan menggunakan koping yang
adaptif.
 Ciri-Ciri sehat jiwa :
Besikap positif terhadap diri sendiri
Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai
aktualisasi diri
Mampu mengatasi stress atau perubahan pada
dirinya
Bertanggung jawab terhadap keputusan dan
tindakan yang diambil
Mempunyai persepsi yang realistis, menghargai
perasaan dan sikap orang.
Mampu menyesuakian diri dengan lingkungan
 Pengertian gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada
fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada
individu dan atau hambatan dalam melaksanakan
dalam peran sosial (Keliat, BA, 2011).
Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keaadan-
keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan
dengan masalah fisik maupun mental (Yahoda
dalam Keliat, 2011).
Ciri-Ciri ganguan jiwa
Sedih berkepanjangan
Tidak bersemangat dan cenderung malas
Marah tanpa sebab
Mengurung diri
Tidak mengenali orang lain
Bicara kacau
Bicara sendiri
tidak mampu merawat diri
 Rentang Sehat – Sakit Jiwa
  
  
  
 Respon Adaptif
 
 Maladaptif
 Sehat Jiwa
 
 Masalah Psikososial
 Ganguan jiwa
 Pikiran logis
 Pikiran kadang menyimpang
 Waham
 Persepsi akurat
 Ilusi
 Halusinasi
 Emosi konsisten
 Reaksi emosional
 Ketidak mampuan mengendalikan emosi
 Perilaku sesuai
 Perilaku kadang tidak sesuai
 Perilaku Kacau
 Hubungan sosial memuaskan
 Menarik diri
 Kolasi sosial
  
 Peran dan Fungsi Perwatan dalam keperawatan jiwa
 Peran perwata jiwa dalam mengembangkan ilmu keperawatan

dan meningkatkan praktek profesi keperawatan, adalah :


 Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka
terhadap budaya.
 Mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan
keluarga.
 Berperan serta dalam aktivitas manajemen keperawatan jiwa

bagi individu, keluarga dan masyarakat.


 Memberikan pedoman perawatan kesehatan kepada individu,

keluarga dan kelompok untuk menggunakan sumber kesehatan


jiwa yang tersedia di komunitas termasuk pemberian perwatan.
Teknologi dan sistem sosial.
 Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa serta mengatasi
pengaruh gangguan jiwa melalui penyuluhan dan konseling.
  
 Beberapa trend yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa adalah :
 Kesehatan Jiwa dimulai masa konsepsi
 Penelitian menunjukkan bahwa ada keterkaitan masa dalam kandungan
dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di masa yang akan datang.
 Marc Lehrer, seorang ahli dari university of California menemukan bahwa
dari 3000 bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara,
musik, cahaya, getaran dan sentuhan ternyata setelah dewasa memiliki
perkembangan fisik, mental dan emosi yang lebih baik.
 Craig Ramey. Meneliti bahwa stimulasi dini, bonding dan attachment pada
bayi baru lahir dapat meningkatkan inteligensi bayi antara 15 – 30%
 Mednick, membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang
berada pada trimeter dua dalam kandungan mempunyai resiko yang lebih
tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penelitian ini
menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu yang tertentu
selama kehamilan dapat meningkatkan sesiko menderita skizofrenia.

KONSEP MODEL KEPERAWATAN
JIWA
1. Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa
dapat terjadi pada seseorang apabila
ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol
id (kehendak nafsu atau insting).
Ketidakmampuan seseorang dalam
menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi
tata tertib, peraturan, norma, agama(super
ego/das uber ich), akan mendorong
terjadinya penyimpangan perilaku (deviation
of Behavioral).
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini
adalah adanya konflik intrapsikis terutama pada
masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa
oral dimana anak tidak mendapatkan air susu
secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk
belajar berkata- kata, dilarang dengan kekerasan
untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase
oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan
traumatic yang membekas pada masa dewasa.
Peran perawat adalah berupaya melakukan
assessment atau pengkajian mengenai keadaan-
keadaan traumatic atau stressor yang dianggap
bermakna pada masa lalu misalnya ( pernah disiksa
orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secara
kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan,
diperkosa pada masa anak), dengan menggunakan
pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin
trust (saling percaya).
2. INTERPERSONAL ( SULLIVAN,
PEPLAU)
 Menurut konsep model ini, kelainan jiwa
seseorang bias muncul akibat adanya
ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan
kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan
alami seseorang akibat adanya konflik saat
berhubungan dengan orang lain
(interpersonal). Menurut konsep ini perasaan
takut seseorang didasari adnya ketakutan
ditolak atau tidak diterima oleh orang
sekitarnya.
Proses terapi menurut konsep ini adalh Build
Feeling Security (berupaya membangun rasa
aman pada klien), Trusting Relationship and
interpersonal Satisfaction (menjalin
hubungan yang saling percaya) dan membina
kepuasan dalam bergaul dengan orang lain
sehingga klien merasa berharga dan
dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah share
anxieties (berupaya melakukan sharing
mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa
yang biasa dicemaskan oleh klien saat
berhubungan dengan orang lain), therapist
use empathy and relationship ( perawat
berupaya bersikap empati dan turut
merasakan apa-apa yang dirasakan oleh
klien). Perawat memberiakan respon verbal
yang mendorong rasa aman klien dalam
berhubungan dengan orang lain.
3. SOCIAL ( CAPLAN, SZASZ)
 Menurut konsep ini seseorang akan mengalami
gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku
apabila banyaknya factor social dan factor
lingkungan yang akan memicu munculnya
stress pada seseorang ( social and
environmental factors create stress, which
cause anxiety and symptom).
Prinsip proses terapi yang sangat penting
dalam konsep model ini adalah environment
manipulation and social support ( pentingnya
modifikasi lingkungan dan adanya dukungan
sosial)
Peran perawat dalam memberikan terapi
menurut model ini adalah pasien harus
menyampaikan masalah menggunakan
sumber yang ada di masyarakat melibatkan
teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-
istri. Sedangkan therapist berupaya :
menggali system sosial klien seperti suasana
dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat
atau tempat kerja.
4. EXISTENSIAL ( ELLIS, ROGERS)

 Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau


gangguan jiwa terjadi bila individu gagal menemukan
jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki
kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan
mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
 Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan
individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain,
memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self
assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan
kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk
menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau
feedback tentang perilakunya dari orang lain
Prinsip keperawatannya adalah : klien
dianjurkan untuk berperan serta dalam
memperoleh pengalaman yang berarti untuk
memperlajari dirinya dan mendapatkan feed
back dari orang lain, misalnya melalui terapi
aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk
memperluas kesadaran diri klien melalui feed
back, kritik, saran atau reward &
punishment.
5. SUPPORTIVE THERAP
( WERMON, ROCKLAND)
 Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini
adalah: factor biopsikososial dan respon
maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi
masalah seperti: sering sakit maag, migraine,
batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami
banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang
percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu,
pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah
seperti : susah bergaul, menarik diri, tidak
disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan
pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut
terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa.
Fenomena tersebut muncul akibat
ketidakmamupan dalam beradaptasi pada
 Prinsip proses terapinya adalah menguatkan
respon coping adaptif, individu diupayakan
mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan
apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana
yang dapat dipakai alternative pemecahan
masalahnya.
 Perawat harus membantu individu dalam
melakukan identifikasi coping yang dimiliki
dan yang biasa digunakan klien. Terapist
berupaya menjalin hubungan yang hangat dan
empatik dengan klien untuk menyiapkan
coping klien yang adaptif.
6. MEDICA ( MEYER, KRAEPLIN)

 Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung


muncul akibat multifactor yang kompleks
meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan
factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya
harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic,
terapi somatic, farmakologik dan teknik
interpersonal. Perawat berperan dalam
berkolaborasi dengan tim medis dalam
melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka
panjang, therapist berperan dalam pemberian
terapi, laporan mengenai dampak terapi,
menentukan diagnose, dan menentukan jenis
pendekatan terapi yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai