Anda di halaman 1dari 5

NASKAH ROLEPLAY

SP 3 MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN DENGAN


LATIHAN PERILAKU VERBAL/SOSIAL

KELOMPOK 3

TINGKAT 2B

DISUSUN OLEH :
1. M. ZULFA RAMADHANI

2. MSY NABILAH

3. FATIMAH

4. PITIONO

5. MEGA UTAMI

6. SINDY APRILIA
7. WITA VERA MIDA
8. VINA ANNISA DILIANASARI
9. NYS DWI PERMATA A

DOSEN PENGAMPU :
SRI MARTINI SPd., SKp., M. Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
PROLOG

Pasien X dibawa ke Rumah Sakit Jiwa oleh keluarga Pasien X. Karena pasien sering
melukai diri sendiri atau orang lain, Menarik diri, Mata melotot atau pandangan tajam, tangan
mengepal, rahang mengatup, mengamuk, ingin berkelahi, berbicara dengan nada keras, kasar,
ketus, serta postur tubuh kaku. Sehingga keluarga pasien merasa khawatir, jadi pasien dibawa ke
Rumah Sakit Jiwa .

SP 3 : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal dan Latihan


mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual.
Perawat mengevaluasi jadwal harian untuk mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2,
melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik, mengungkapkan marah secara verbal, Latihan
sholat/berdoa, Buat jadwal sholat/berdoa.

ORIENTASI
Perawat : Assalamualaikum, Selamat pagi, Pak. Apakah bapak masih ingat dengan saya?
Pasien : waalaikumslam pagi sus. Iya, perawat vina
Perawat : Bagus sekali kalau bapak masih ingat, bagaimana perasaan Bapak hari ini?
Pasien : Baik sus
Perawat : baik pak, disini saya akan mengajarkan bapak cara mengontrol perasaan marah
dengan latihan fisik kedua sesuai jadwal. “Bagaimana, Pak, kemarin sudah dilakukan latihan
tarik napas dalam dan pukul kasur bantal, bagaimana kalau kita ulangi sekali lagi, apa bapak
setuju ?
Pasien : "Iya setuju"
Pasien melakukan kegiatan tersebut.
Perawat : "Bapak melakukannya dengan baik sekali. Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan tadi?
Pasien : "Saya merasa lebih baik."
Perawat : "Bagus, Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus, Nah kalau tarik
napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau setelah diingatkan suster atau
Ibu baru dilakukan maka tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Kalau tidak dilakukan tulis T,
artinya belum dapat melakukan.
Perawat : Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah dan
latihan sholat/berdoa?
Pasien : "Iya"
Perawat : Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang tamu?”
Pasien : "Iya, baiklah."
Perawat : Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?
Pasien : "Iya"

KERJA
Perawat : Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan mealui tarik napas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka
kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya Pak, yaitu: Meminta
dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak mengunakan kata-kata
kasar. Misalnya bapak meminta uang kepada istri bapak, coba bapak minta uang dengan baik:
Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok. Nanti dapat dicoba disini untuk meminta baju, minta
obat dan lain-lain. Coba Bapak praktikan."
Pasien : "Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.
Perawat : "Bagus Pak. Nah...sekarang menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan
Bapak tidak ingin melakukannya, katakan: Maaf saya tidak dapat melakukannya karena sedang
ada kerjaan. Coba bapak praktikan."
Pasien : " Maaf saya tidak dapat melakukannya karena sedang ada kerjaan."
Perawat : " Bagus Pak. Kemudian mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal, Bapak dapat mengatakan: saya jadi ingin marah karena
perkataan itu. Coba praktikan."
Pasien : " saya jadi ingin marah karena perkataan itu."
Perawat : "Bagus. Sekarang coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan!"
Pasien : "saya beribadah shalat 5 waktu sehari"
Perawat : "Bagus. Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak duduk dan tarik napas
dalam. Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar rileks, jika tidak reda juga, ambil air
wudhu kemudian sholat. Coba bapak sebutkan sholat 5 waktu!"
Pasien : "subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya'."
Perawat : "Bagus. Mau coba yang mana?"
Pasien : "subuh."
Perawat : "Coba praktekkan (bagi yang muslim).
Pasien mempraktekkan shalat subuh.

TERMINASI
Perawat : Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga
ini?
Pasien : "saya merasa lebih baik."
Perawat : Jadi sudah berapa cara yang kita pelajari?"
Pasien : "Empat."
Perawat : "Bagus. Mari kita masukan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Lalu
kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya, Pak. Sekarang kita
masukkan di jadwal kegiatan Bapak. Mau berapa kali bapak sholat?"
Pasien : " 5x."
Perawat : "Baik kita masukkan ke jadwal. Coba Bapak sebutkan lagi shalat 5 waktu tadi."
Pasien : " subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya'."
Perawat : Setelah ini coba Bapak lakukan jadwal sholat sesuai jadwal yang telah kita buat
tadi!. Besok kita ketemu lagi ya Pak, nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang
benar untuk mengontrol rasa marah Bapak, setuju Pak ?
Pasien : " iya"
Perawat : Bagaimana kalau tempatnya sama, bapak setuju?
Pasien : "Setuju"
Perawat : Mau pukul berapa, Pak ? Seperti sekarang saja, pukul 10 ya ?
Pasien : "Iya, baik"

Anda mungkin juga menyukai