Anda di halaman 1dari 10

Dosen Pengampu : Ridwan, S.Pd, SKM, M.

Kes

MEMPRAKTIKAN &
MELAPORKAN
TINDAKAN KORUPSI
Kelompok 20:
Jihan Salsabila Nur Alifah PO7120119047
Karantina PO712011908
Karina PO712011909
Jika berbicara mengenai korupsi, patut disadari bahwa penanganannya
bukan hanya merupakan tanggung jawab Komisi Pemberantasan Korupsi
dan penegak hukum saja, tetapi juga memerlukan peran serta masyarakat.
Peran serta masyarakat yang baik sangat penting mengingat bahwa
Komisi Pemberantasan Korupsi tidak memiliki perwakilan di daerah,
maka cukup sulit untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
mengawasi tindak pidana korupsi di seluruh Indonesia. Dengan adanya
partisipasi masyarakat di daerah, maka akan membantu Komisi
Pemberantasan Korupsi dalam menjalankan tugasnya untuk memberantas
tindak pidana korupsi
Sebagai tindak lanjut dari amanat
undang-undang untuk memenuhi hak
masyarakat, Komisi Pemberantasan
Korupsi memiliki Direktorat Pengaduan hingga aplikasi KPK Whistleblowers
Masyarakat yang menyediakan layanan System (kws) yang menjamin
pengaduan masyarakat. Layanan kerahasiaan identitas pelapor yang
tersebut tersedia dari beberapa medium, ingin mengadukan adanya dugaan
seperti layanan komunikasi secara tindak pidana korupsi. Adanya medium
langsung, telepon, e-mail yang bervariasi juga diciptakan agar
masyarakat memiliki akses yang
memadai dalam melakukan pengaduan
dugaan tindak pidana korupsi.
WHOA!
Dalam menyampaikan laporan, setiap pelapor
diberi perlindungan hukum dan keamanan yang
memadai atas laporannya, sehingga ia tidak merasa
terancam atau terintimidasi baik hak maupun
jiwanya.  Perlindungan hukum ini juga diberikan
belandaskan pada Peraturan

Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2000, bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai


kewajiban untuk melindungi identitas pelapor. Bahkan pelapor juga berhak mendapatkan
penghargaan dari negara atas pengaduan tindak pidana korupsi yang telah ia lakukan, dengan syarat
bahwa kasus yang diadukan bisa ditindaklanjuti sampai penuntutan dan vonis.
Dalam mengajukan laporan masyarakat terkait dugaan
tindak pidana korupsi, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
• Pengaduan harus disampaikan secara tertulis;
• Dilengkapi identitas pelapor yang terdiri atas nama,
alamat lengkap, pekerjaan, no telepon, fotokopi ktp;
• Kronologi dugaan tindak pidana korupsi;
Book • Dilengkapi bukti permulaan yang sesuai;

Title
• Nilai kerugian dan jenis korupsinya: merugikan
keuangan negara/penyuapan/penggelapan;
• Sumber informasi jika kasaus tersebut sudah ditangani
penegak hukum;
• Laporan/pengaduan tidak dipublikasikan.
Semua laporan yang disampaikan masyarakat ke Komisi Pemberantasan Korupsi akan
diverifikasi terlebih dahulu. Verifika si dilakukan untuk menentukan apakah laporan
tersebut merupakan kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi atau tidak. Sebagaimana
diatur dalam pasal 11 Undang-Undang No 20 tahun 2001 tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi, bahwa tindak pidana korupsi yang berhak ditangani oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi adalah:
● Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara dan aparat negara yang ada
kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum
atau penyelenggara Negara;
● Mendapat perhatian dan meresahkan masyarakat;
● Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp 1.000.000.000,- ( satu miliar rupiah)
Setelah melalui proses verifikasi, Dalam upaya penanganan kasus dan
selanjutnya laporan akan ditelaah telaah laporan, apabila Komisi
untuk memastikan apakah laporan Pemberantasan Korupsi
tersebut telah ditangani atau belum membutuhkan informasi lebih lanjut
ditangani oleh instansi penegak dan bukti tambahan, maka akan
hukum lainnya seperti kejaksaan atau dilakukan pengumpulan bukti-bukti
kepolisian. Jika laporan telah lain yang dibutuhkan. Setelah itu,
ditangani sebelumnya, maka akan ditentukan apakah laporan tersebut
dilakukan kordinasi dan supervisi layak untuk ditindaklanjuti ke tahap
dengan instansi terkait. penyelidikan atau tidak.
Apabila laporan telah masuk pada tahap
penyelidikan, maka akan dimulai Bukti permulaan yang dapat
pencarian minimal dua bukti permulaan dilengkapi dapat berupa bukti
yang cukup. Yang dimaksud bukti transfer,, cek bukti setoran,
permulaan yang cukup diatur pada pasal rekaman terkait permintaan
44 ayat (2) Undang-Undang No 30 Tahun dana, laporan hasil audit
2002 tentang Komisi Pemberantasan investigasi, foto, bukti
Korupsi bahwa “bukti permulaan yang kepemilikan, dll. Kemudian jika
cukup dianggap telah ada apabila telah laporan telah memenuhi syarat
ditemukan sekurang-kurangnya 2 alat yang ditetapkan sebagaimana
bukti, termasuk dan tidak terbatas pada disebutkan di awal, maka akan
informasi atau data yang diucapkan, dilanjutkan ke tahap
dikirim, diterima atau disimpan baik penindakan.   
secara biasa maupun elektronik dan
topik”.
Peran serta masyarakat yang diperlukan tidak hanya
terbatas pada pengaduan dan laporan terkait tindak
pidana korupsi, namun peran serta masyarakat yang baik
harus terus dibangun salah satunya melalui pendidikan.
Masyarakat perlu pemahaman terkait nilai-nilai integritas
dan penanaman semangat antikorupsi dalam dirinya serta
pengetahuan mengenai bentuk-bentuk tindak pidana
korupsi yang ada. Sehingga apabila mereka telah
mengerti dan memahami, mereka bisa melakukan
tindakan preventif terhadap tindak pidana korupsi yang
akan terjadi. 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai