Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH DEFISIT


PERAWATAN DIRI

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Yang di Ampu oleh


Ibu Sulastri,.M.Kep.,Sp.Jiwa

DISUSUN OLEH : Kelompok 6

M Fais Darrel (2014401067)


Hikmatin Nuzuliah (2014401061)
Putri Rahayu (2014401078)
Raden Budiman (2014401079)
Riska Oktaviani (2014401085)
Wayan Intan Kartini (2014401097)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun oleh
penulis untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Promosi Kesehatan. Disamping
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar yang turut membimbing
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya dihari kiamat nanti. Makalah ini
penulis susun dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai
“Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Defisit Perawatan Diri”

Penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terimakasih.

Lampung, 22 Juli 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

A. Latar Belakang .............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan ........................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 5

A. Pengertian ..................................................................................................... 5
B. Jenis-Jenis Perawatan Diri ............................................................................ 5
C. Etiologi .......................................................................................................... 6
D. Tanda dan Gejala .......................................................................................... 8
E. Pohon Masalah .............................................................................................. 8
F. Mekanisme Koping ....................................................................................... 9
G. Penatalaksanaan ............................................................................................ 9
H. Akibat ............................................................................................................ 10
I. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul ............................................. 10

BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................................. 11

A. Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri ............................................... 11

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 25

A. Kesimpulan ................................................................................................... 25
B. Saran ............................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara
mandiri.
Pada pasien gangguan jiwa yang dirawat dalam keluarga sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga
maupun masyarakat.
Materi ini akan membahas cara-cara merawat pasien dengan kurang
perawatan diri (tidak peduli terhadap perawatan diri) agar pasien dan keluarga
mempunyai kemampuan merawat pasien di rumah.
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). kurang perawatan
diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pasien tidak mampu dan tidak mengetahui menangani kebersihan diri?
2. kurang pengetahauan perawatan diri saat dirumah maupun dirumah sakit?

C. TUJUAN
1. Agar kita perawat mampu mengetahui cara penanganan pasien yang kurang
perawatan diri.
2. Bagaimana cara mengatasi pasien yang kurang perawatan diri baik di rumah
maupun rumah sakit

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri
adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,
makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

B. JENIS–JENIS PERAWATAN DIRI


1. Kebersihan diri
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan, bau
napas, dan penampilan tidak rapi.
Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihanKurang perawatan diri (mandi) adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

2. Berdandan atau berhias


Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak menyisir rambut,
atau mencukur kumis.
Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias. Kurang perawatan diri
(mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan
aktivitas berdandan sendiri.

3. Makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa makanan
dari piring ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan dari
piring.Kurang perawatan diri : Makan. Kurang perawatan diri (makan) adalah
gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.

5
4. Toileting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan defekasi atau
berkemih tanpa bantuan
Kurang perawatan diri : Toileting. Kurang perawatan diri (toileting) adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting
sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

C. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut:
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa maka kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.

2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
6
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:


1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial

7
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
1. Fisik
➢ Badan bau, pakaian kotor.
➢ Rambut dan kulit kotor.
➢ Kuku panjang dan kotor.
➢ Gigi kotor disertai mulut bau.
➢ penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
➢ Malas, tidak ada inisiatif.
➢ Menarik diri, isolasi diri.
➢ Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
➢ Interaksi kurang.
➢ Kegiatan kurang.
➢ Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
➢ Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri.

E. POHON MASALAH
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

isolasi sosial menarik diri

Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias.

Harga diri Rendah

8
F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 menurut
Damaiyanti 2012 yaitu:
1. Mekanisme koping adaptif Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi
pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin.
b. Obat anti depresi : Amitripilin.
c. Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam.
d. Obat anti insomia : phnebarbital.
2. Terapi
a. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian :
1) Jangan memancing emosi klien.
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang
dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas
lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan keadaan klien
karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang
lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
1) Manfaat perawatan diri.
2) Menjaga kebersihan diri.
3) Tata cara makan dan minum.
4) Tata cara eliminasi.

9
5) Tata cara berhias.
c. Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.

Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut.


1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

H. Akibat
Akibat dari Defisit Perawatan Diri Menurut Damiyanti, 2012 sebagai berikut.
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak terpeliharanya
kebersihan perorangandengan baik, gangguan 12 fisik yang seering terjadi adalah:
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

I. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Defisit perawatan diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN

Tn.J 34 tahun, klien datang diantar kan oleh keluarganya pada tanggal 20
maret 2017 dengan keluhan pasien pendiam, terlihat depresi, sulit
berpakaian, tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau. Selain itu, keluarga
klien juga mengatakan klien selalu berdiam diri di kamar dan kurang
bersosialisasi baik dengan orang yang berada di rumahnya dan tetangga
sekitarnya.menurut Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami
gangguan jiwa saat klien kelas 3 SMA, klien dimasukan ke RSJ saanin
padang karena klien selalu berdiam diri dan tidak bersosialisasi, baik
dengan keluarganya dan orang disekitarnya.dari pengkajian didapat kan
klien tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Riwayat penyakit
sekarang pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, dan
merasa depresi. pasien mengatakan sulit untuk berfikir dan bertingkah
seperti orang yang depresi. tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau dan
tampak kotor . Dari hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan TD = 120/80
mmHg,N = 70 x/mnt,S = 37, 2 °C danRR = 18 x/mnt.Berat badan 80 kg,
tinggi badan 170 cm.

11
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

I. IDENTITAS PASIEN
a) Identitas pasien
Nama : Tn. J
Umur : 34th
Status Perkawinan : Sudah kawin
Agama : Islam
Alamat : Jln. Thamrin Rawang painan
DX. Medis : Defisit Perawatan Diri
Tanggal pengkajian : 23 maret 2021
No .MR : 029329

b) Identitas penanggung jawab


Nama klien : Ny. R
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Thamrin rawang painan
Hubungan dengan klien : Istri

II. ALASAN MASUK


Keluarga klien mengatakan pasien pendiam, terlihat depresi, sulit berpakaian, tidak
mau mandi selama 3 hari, badan bau.

III FAKTOR PREDISPOSISI

a) Faktor Predisposisi
a) Riwayat penyakit sekarang
pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, dan merasa depresi.
pasien mengatakan sulit untuk berfikir dan bertingkah seperti orang yang
depresi. tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau dan tampak kotor.
b) Riwayat penyakit dahulu

12
Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa saat klien
kelas 3 SMA
c) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
IV. FISIK
a) Survei umum
Tanda - tanda vital :
TD = 120/80 mmHg,
N = 70 x/mnt,
S = 37, 2 °C dan
RR = 18 x/mnt.
Berat badan 80 kg, tinggi badan 170 cm
b) Pemeriksaan Fisik
1. Kepala, leher
• Kepala : rambut pasien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna hitam, pada
saat dipalpasi tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
• Leher : tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan.
2. Mata
Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu penglihatan.
3. Telinga
Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. J dapat menjawab pertanyaan
perawat, telinga kotor
4. Hidung
Hidung Tn. J simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip.
5. Mulut
Bibir Tn. J simetris, gigi Tn. J kotor, mukosa bibir kering, kotor dan mulut bau.
6. Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering dan terlihat kotor, turgor kulit
kering
7. Dada
• Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak nafas

13
• Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada Abdomen, tidak asietas, tidak ada
luka memar.
• Ekstremitas:
- Ektremitas atas : Tangan kanan terpasang infus,
- Ekstremitas bawah : kedua kaki nyeri, kaki terasa nyeri untuk
berjalan, terdapat luka di kaki kiri pasien.
• Genetalia : Bersih tidak ada kelainan dibuktikan tidak terpasang kateter

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
: laki-laki : garis pernikahan

: perempuan : garis keturunan


: orang terdekat : bercerai

: pasien x : meninggal

2. Pola istirahat dan tidur


• Sebelum masuk RS : pasien tidak mengalami gangguan tidur. Kualitas tidur
sekitar 3 jam pada siang hari dari jam 12.00 WIB – 15.00 WIB dan 7 jam pada
malam hari dari jam 22.00 WIB – 05.00 WIB

14
• Setelah masuk RS : kualitas tidur pasien terganggu karena sulit merawat diri,
pasien di RS tidur sekitar 2 jam pada siang hari dari jam 13.00 WIB – 15.00
WIB dan 5 jam pada malam hari dari jam 24.00 WIB – 05.00 WIB.

3. Pola Persepsi dan Kognitif


Pendengeran dan penglihatan pasien tidak mengalami gangguan, pasien masih bisa
mendengar dan melihat dengan jelas, pasien kurang mampu berkomunikasi dengan
lancar.
4. Pola persepsi dan konsep diri
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik itu
halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu.
5. Pola Peran dan Hubungan
Pasien berperan sebagai ayah dan tulang punggung keluarga.
6. Pola reproduksi dan seksual
Selama pernikahan dengan istrinya pasien dikaruniai 1 orang anak. Selama di RS
pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual lagi.
7. Pola Kooping Terhadap Strees
Dalam menghadapi masalah, pasien selalu menyembunyikannya
8. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Pasien tinggal dalam lingkungan muslim. Sebelum sakit ia bisa melakuka shalat,
setelah sakit, klien tidak bisa shalat
VI. STATUS MENTAL
a) Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor dan jarang mandi
b) Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah dimengerti.
Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada orang lain.
c) Aktivitas motoric
Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri dan sering
menghabiskan waktunya ditempat tidur.
d) Afek dan Emosi
• Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.

15
• Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah lagi
dijenguk keluarganya.
e) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam menjawab
pertanyaan perawat sehingga perawat harus mengulangi beberapa pertanyaan kepada
klien, tingkat konsentrasi klien baik, ditandai dengan ketika wawancara, klien
terfokus kepada perawat. Selain itu klien tidak memiliki keinginan untuk
berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
f) Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarga, klien juga
mengatakan merasa sedih dan marah karena gagal menikah.
g) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien bingung. klien mengalami gangguan orientasi tempat,
terbukti dengan klien mengatakan bahwa dirinya berada di rumah sakit. Orientasi
waktu klien baik di buktikan dengan klien mengetahui hari dan tanggal.
h) Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun klien mengalami
gangguan mengingat jangka pendek dan saat ini. Dibuktikan dengan klien masih
ingat ketika dibawa ke rumah sakit dan nama perawat yang setiap hari merawatnya.
i) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh, klien mampu berhitung sederhana
dibuktikan dengan klien dapat menyebutkan perhitungan dari 1-10 dan sebaliknya
dari 10-1.
j) Kemampuan penilaian
Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada saat
diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi setelah makan, klien memilih
makan setelah mandi.
k) Daya tilik diri
Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa, ia bertanya-tanya mengapa saya
diberi obat yang efek sampingnya membuat saya mengantuk dan lemah.
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

16
Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri tanpa
bantuan orang lain . Klien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan yang
disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan

2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan

3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat mandi yang
benar, namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak kotor dan klien tidak
mencuci rambut dan sabunan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri :Mandi

4. Berpakaian dan berhias


Klien tidak nampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari satu kali dan
menggantinya sendiri. Rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias

5. Istirahat dan tidur


Klien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu, tapi biasanya :
tidur siang : 13.00-15.00
tidur malam : 19.30-04.00
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara mandiri, klien minum obat secara teratur dengan dosis
yang benar. Klien tidak tahu jenis dan manfaat obat yang diminum.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan

7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit klien berobat ke puskesmas. Bila menurut klien
sakitnya biasa saja, klien tidak pergi ke dokter (seperti masuk angin, dll). Dan saat
ini klien mengatakan rutin minum obat dan obat yang diminum sesuai dengan yang
diberikan oleh perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

17
8. Kegiatan didalam rumah
Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur dan
berdiam diri dikamar, tidak ada kegiatan di rumah.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial

9. Kegiatan diluar rumah


Klien jarang keluar rumah, apabila keluar rumah pada pagi hari dan hanya pergi ke
ladang dan pulang pada sore hari. Lalu klien pulang berdiam diri di kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosi

VIII MEKANISME KOPING


Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari malasah
tersebut, dan jika ada masalah, klien akan menceritaan pada istrinya
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang berinteraksi dengan
orang lain. Klien lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.
X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung mengapa ia diberi obat
yang efek sampingnya akan membuat ia menjadi mengantuk dan lemah, klien juga
mengatakan saat dirumah pernah diberi obat, namun klien malas untuk meminum obat
tersebut karena akan membuatnya

XI. ANALISA DATA

Nama klien : Tn. J No. RM : 2014

Ruang rawat : Anggrek Hari/ Tgl : 20 maret 2021

No Analisa data Masalah keperawatan


1. DS: Defisit perawatan diri
• Klien mengatakan malas untuk
mandi,
DO:.
• Keadaan pasien tampak bau
• Klien tampak rambut acak-
acakan

18
• Kulit kotor, tampak malas untuk
menyisir rambut dan sulit ganti
pakaian

2. DS Penurunan kemampuan dan motivasi


• Mengatakan tidak mau mandi, merawat diri
tidak mau ganti baju
DO
• Apatis, ekspresi sedih, selalu
menyendiri, komunikasi kurang

3. DS : Isolasi Sosial
• Klien mengatakan bingung
dalam memulai
pembicaraankarena menurut
klien tidak ada bahan
pembicaraan untuk berinteraksi
DO :
• Klien lebih banyak berdiam
diri dan sering menghabiskan
waktunya ditempat tidur.
• Kontak mata kurang
• Klien sering menyendiri
• Afek tumpul (hanya mampu
tertawa saat ada simuluus
perawat tertawa

XII DAFTAR MASALAH


1. Defisit perawatan diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial

XI11. POHON MASALAH

19
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Defisit Perawatan Diri: mandi, berdandan

Isolasi Sosial : Menarik Diri

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Tgl
No Diagnosa keperawatan Tgl ditegakkan Paraf
teratasi

1. Defisit perawatan diri 23-03-2021 ^-----^

Penurunan kemampuan dan 25-03-2021


2. ^-----^
motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial 27-03-2021 ^----^

XV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. J No. RM : 2014

Ruang rawat : Anggrek Hari/ Tgl : 20 maret 2021

Rencana tindakan
DX. Kep. Rasional
Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan kep

Defisit TUM: - Klien mampu SP I : 1. Mengetahui


Perawatan
Klien mampu menjaga 1. Identifikasi permasalahan
Diri
melakukan kebersihan diri masalah yang terjadi

20
perawatan diri: secara mandiri pera-watan pada diri
higiene. - Klien diri: klien
TUK I : mampu menyeb kebersihan 2. Agar klien
- Klien dapat ut-kan diri, tahu
menyebutkan pengertian dan berdandan, pentingnya
pengertian dan tanda-tanda makan/minu kebersihan
tanda- tanda kebersihan diri m, diri
kebersihan diri - Klien dapat BAK/BAB 3. Memberitahu
- Klien dapat mengetahui 2. Jelaskan klien
mengetahui pentingnya pentingnya bagaimana
pentingnya kebersihan diri kebersi-han cara
kebersihan diri diri perawatan
- Klien dapat 3. Jelaskan cara diri dan alat
mengetahui dan alat yang
bagaimana cara kebersihan digunakannya
menjaga diri 4. Agar klien
kebersihan diri. 4. Latih cara bisa
menjaga melakukan
kebersihan kebersihan
diri: mandi diri secara
dan ganti mandiri
pakaian,
sikat gigi,
cuci rambut,
potong kuku
5. Masukan
pada jadwal
kegiatan
untuk latihan
mandi, sikat
gigi (2x
sehari), cuci
rambut (2x

21
perminggu),
potong kuku
(1x
perminggu).

TUK II : Klien Klien mampu SP II : 1. Untuk


dapat 1. Evaluasi
mengganti baju mengetahui
berdandan
kegiatan
secara mandiri secara rutin, kemajuan
kebersi-han
menyisir rambut klien dalam
diri. Beri
dan memotong merawat diri
pujian.
kuku. dan sebagai
2. Jelaskan cara
respon positif
dan alat
terhadap
untuk
tindakan klien
berdandan
2. Memberitahu
3. Latih cara
klien
berdandan
bagaimana
setelah
cara
kebersihan
berdandan dan
diri: sisiran,
alat yang
rias muka
digunakannya
untuk
3. Agar klien
perempuan;
bisa
sisiran,
berdandan
cukuran
secara mandiri
untuk pria.
4. Agar klien
4. Masukan
terbiasa
pada jadwal
dengan
kegiatan
kegiatan yang
untuk
telah diajarkan
kebersihan
diri dan
berdandan.

22
XVI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama klien : Tn. J No. RM : 2014

Ruang rawat : Anggrek Hari/ Tgl : 20 maret 2021

SP I :
IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : Saat ditanya, klien mengatakan
- Klien mengatakan malas untuk mandi dan akan menjaga kebersihan dirinya.
berdandan, merasa lebih nyaman dengan
kondisi seperti ini ( tidak mau mandi). O :
- Bila diminta mandi klien marah-marah, - Penampilan klien terlihat lebih rapi
klien tampak rambut acak-acakan dan - Klien menjawab pertanyaan
banyak kutu, kuku panjang dan hitam, kulit perawat tentang cara menjaga
kotor, tampak malas untuk menyisir rambut kebersihan.
dan ganti pakaian harus disuruh petugas
A : Defisit perawatan diri belum
DIAGNOSA : teratasi

Defisit perawatan diri P : Anjurkan klien untuk menjaga


kebersihan dirinya
THERAPHY :
1. Mengidentifikasi masalah perawatan diri:
kebersihan diri, berdandan,
makan/minum, BAK/BAB.
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
3. Membantu pasien mempraktekkan cara
menjaga kebersihan.
4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan.
5. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
RTL :

23
1. Bantu klien cara membersihkan dirinya
2. Ajarkan cara berdandan pada diri klien

SP II:

IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : klien mengatakan mau
- Mengatakan tidak mau mandi, tidak mau mandi dan sikat gigi
sikat gigi, tidak menyisir rambut, tidak mau
ganti baju, tidak mau memotong kuku. O :
- Rambut klien terlihat panjang dan tampak - Klien tampak lebih bersih
acak-acakan, kuku klien panjang dan kotor. - Rambut klien terlihat rapi,
dan tidak kotor
DIAGNOSA :
A : Gangguan berdandan pada
Defisit perawatan diri diri klien (-)

THERAPHY : P :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien - Menganjurkan klien
2. Menjelaskan cara berdandan untuk memasukkan
3. Membantu klien mempraktekkan cara dalam jadwal harian
berdandan - Berikan reinforcement
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam atas
jadwal kegiatan harian usaha yang klien lakukan
RTL :
1. Ajarkan klien bagaiman cara memenuhi
kebutuhan makan minum yang baik

24
BAB IV

PENTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengkajian yang dilakukan tanggal 23 maret 2021 klien dengan diagnosa
keperawatan defisit perawatan diri, diperoleh data subjektif klien
mengatakan malas mandi dan keramas jika rambutnya bau, jarang
menyisir rambut
Data obyektifnya penampilan klien tidak terawat, rambut klien terlihat kotor dan
tercium bau
kurang enak,
3. Diagnosa keperawatan yang penulis temukan pada klien adalah : defisit
perawatan diri.
4. Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa pada klien
dengan defisit perawatan diri adalah membina hubungan saling percaya,
klien mampu menjelaskan pentingnya perawatan diri, klien dapat melaksanakan
cara makan, mandi, berhias, toileting dengan benar, mandiri dan memasukan dalam
kegiatan harian klien.
5. Implementasi pada klien dengan defisit perawatan diri yaitu
mendiskusikan pentingnya perawatan diri, mengajarkan klien makan,
mandi, berhias, toileting dengan benar dan mandiri, mengajarkan klien untuk
memasukan ke jadwal kegiatan harian.
6. Evaluasi pada klien dengan defisit perawatan diri adalah masalah teratasi
sebagian, ini dikarenakan klien masih belum mampu untuk melakukan
perawatan diri secara mandiri dan teratur.
B. SARAN
1. Bagi pasien
Hendaknya klien sering berlatih untuk meningkatkan perawatan diridan
melakukan perawatan diri secara mandiri dan teratur.
2. Bagi keluarga
Hendaknya sering mengunjungi klien di rumah sakit, sehingga
keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan dapat membantu
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan bagi klien.
25
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.

Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

26

Anda mungkin juga menyukai