Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa.

Dosen Pengampu :

Lia Novianty, S.Kep. Ners., M.Kep

Disusun Oleh:

KELOMPOK 10

Bulan Saputri (32722001D20014)

Dedetika Lestari (32722001D20018)

Meli (32722001D20054)

Noca Meisanty (32722001D20068)

Tri Wulandari (32722001D20112)

Zamzam Maulana A (32722001D20118)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR

                  Puji dan syukur kami panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Defisit Perawatan Diri“. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah  Keperawatan
Jiwa. Dalam penyusunan makalah ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada :

1. Dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa yang telah memberikan bimbingan


dan pengarahan demi terselesainya makalah ini.
2. Orang tua kami tercinta yang selalu memberikan doa restu dan dukungan
dalam proses pembelajaran kami .
3. Teman-teman sekalian yang membantu serta memberikan dorongan serta
semangat dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan
dikemudian hari. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam proses pembelajaran.

Sukabumi, 15 Oktober 2022

Kelompok 10

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan makalah..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2. 1   KONSEP DASAR DEFISIT PERAWATAN DIRI....................................6
2.1.1 Pengertian....................................................................................................6
2.1.2 Etiologi........................................................................................................6
2.1.5 Tanda dan gejala..........................................................................................8
2.1.6 Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri...............................................................9
2.1.7 Rentang respon............................................................................................9
2.1.7 Pohon masalah...........................................................................................12
2.1.8 Tujuan proses keperawatan.......................................................................12
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................13
2.2.1 Pengkajian.................................................................................................13
2.2.2 Diagnosa keperawatan...............................................................................16
2.2.3 Tindakan keperawatan...............................................................................16
2.2.4 Evaluasi.....................................................................................................22
2.2.5 Rencana tindak lanjut................................................................................22
BAB III PENUTUP...............................................................................................24
3.1 Kesimpulan...................................................................................................24
3.2 Saran.............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan di dalam kebudayaan masyarakat banyak membawa

perubahan yang tidak kecil di dalam segi kehidupan manusia. Perubahan situasi

individu baik yang positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan

fisik, mental dan sosial. Individu yang sehat jiwa ini menyadari kemampuan

dirinya secara penuh. Mampu menghadapi problem maupun situasi yang berat dan

mampu berada dengan orang lain (Keliat,dkk.2007).

Data statistik yang dikemukakan oleh (WHO) (2012) menyebutkan bahwa

sekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa.

Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang. Peningkatan gangguan jiwa

yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan

ketidakmampuan dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita (Riskesdas

2013).

Dalam pasien dengan gangguan jiwa kurangnya keperawatan diri akibat

adanya perubahan proses pikir sehingga dalam kemampuan melakukan aktifitas

perawatan diri menurun. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk

kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat

memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi

rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.

4
Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi

praktik hygiene klien. Karena perawatan hygiene seringkali memerlukan kontak

yang dekat dengan klien maka perawat menggunakan keterampilan komunikasi

untuk meningkatkan hubungan terapeutik dan belajar tentang kebutuhan

emosional klien. Oleh karena itu penulis membahas makalah ini untuk

mempelajari tentang defisit perawatan diri dan mengkaji pasien dengan gangguan

perawatan diri.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana konsep dasar defisit perawatan diri?

2. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan diri ?

1.3 Tujuan makalah


1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Defisit

Perawatan Diri.

2. Tujuan Khusus

1. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien defisit

perawatan diri.

2. Penulis mampu merumuskan diagnosis keperawatan pada pasien defisit

perawatan diri.

3. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan dan evaluasi pada pasien

defisit perawatan diri.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1   KONSEP DASAR DEFISIT PERAWATAN DIRI

2.1.1 Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan


kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan diri. Defisit
perawatan diri adalah sikap tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri (SDKI, 2016).

Defisit perawatan diri meliputi ketidakmampuan dalam melakukan


kebersihan diri, berpakaian, makan dan minum, eliminasi dan lingkungan.

2.1.2 Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri


adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Sedangkan menurut Depkes
(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:

1. Factor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.

6
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
2. Faktor presivitasi

Faktor presivitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,


kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialamiindividu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor- faktor yang mempengaruhi personalhygiene
adalah:

a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihandiri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

7
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain- lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurangdan perlu bantuan untuk melakukannya.

2.1.5 Tanda dan gejala

Mayor
Subjektif:
1. Menolak melakukan perawatan diri: Kebersihan diri, berpakaian, makan
dan minum, dan eliminasi.
2. Menyampaikan ketidakinginan melakukan perawatan diri: Kebersihan diri,
berpakaian, makan dan minum, dan eliminasi.
3. Menyatakan tidak tahu cara perawatan diri: Kebersihan diri, berpakaian,
makan dan minum, dan tidak rapi dan eliminasi
Objektif:
1. Kulit, rambut, gigi, kuku kotor .
2. Pakaian kotor, tidak rapi, dan tidak tepat.
3. Makan dan minum tidak beraturan.
4. Eliminasi (buang air besar [BAB], buang air kecil [BAK]) tidak pada
tempatnya.
5. Lingkungan tempat tinggal kotor dan tidak rapi.
Minor
Subjektif :
-
Objektif :
1. Ketidakmampuan menyiapkan perlengkapan mandi.

8
2. Ketidakmampuan melepas dan mengenakan pakaian.
3. Ketidakmampuan mengambil makanan atau minuman sendiri.
4. Ketidakmampuan menggunakan toilet.

2.1.6 Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri 


1. Defisit perawatan diri : kebersihan diri adalah ketidakmampuan dalam
melakukan kebersihan diri secara saksama dan mandiri.
2. Defisit perawatan diri: berpakaian adalah ketidakmampuan untuk
mengenakan atau melepas pakaian secara mandiri.
3. Defisit perawatan diri: makan dan minum adalah ketidakmampuan makan
secara mandiri.
4. Defisit perawatan diri: eliminasi adalah ketidakmampuan untuk
melakukan secara mandiri tugas yang berkaitan dengan eliminasi fekal dan
urine

2.1.7 Rentang respon

1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan


mampuuntuk berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan
klienseimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien
mendapatanstressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan
dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stress (Ade, 2011).

9
2.1.6 Proses Terjadinya Masalah

Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan


jiwa yang dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya gangguan defisit
perawatan diri pada klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit
perawatan diri yang signifikan. Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan
berhias biasa terjadi terutama selama episode psikotik. Klien dapat menjadi sangat
preokupasi dengan ide-ide waham atau halusinasi sehingga ia gagal melaksanakan
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (stuart&laraia, 2005).
Faktor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan
ketidakseimbangan dari neurotransmiternya. Dampak yang dapat dinilai sebagai
manifestasi adanya gangguan adalah pada perilaku maladaptif pasien (Townsend,

2005). Secara biologi riset neurobiologikal mempunyai fokus pada tiga area

otak yang dipercaya dapat melibatkan perilaku agresi yaitu sistemlimbik, lobus
frontalis dan hypothalamus.
Sistem Limbik merupakan cicin kortek yang berlokasi dipermukaan
medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat kutup serebrum.
Fungsinya adalah mengatur persyarafan otonom dan emosi (Suliswati,et al,2002:
Struat & Laraia, 2005). Menyimpan dan menyatukan informasi berhubungan
dengan emosi, tempat penyimpanan memori dan pengolahan informasi. Disfungsi
pada sistem ini akan menghadirkan beberapa gejala klinik seperti hambatan emosi
dan perubahan kebribadian (Kaplan, Saddock &Grebb, 2002).
Lobus Frontal berperan penting menjadi media yang sangat berarti dalam
perilaku dan berpikir rasional, yang saling berhubungan dengan sistem limbik.
Lobus frontal terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu kontrol motorik
gerakan voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi fikir dan kontrol berbagai ekspresi

10
emosi. Kerusakan pada daerah lobus frontal dapat meyebabkan gangguan berfikir,
dan gagguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan serta tidak mampu
mengontrol emosi sehingga berperilaku maladaptif seperti tidak mau merawat diri
: mandi, berpakaian/berhias, makan, toileting. Kondisi ini menunjukkan gejala
defisit perawatan diri (Townsend 2005).
Hypotalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian dalam
dariserebrum yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer serebrum.
Fungsi utamanya adalah sebagai respon tingkah laku terhadap emosi dan
jugamengatur mood dan motivasi. Kerusakan hipotalamus membuat seseorang
kehilangan mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas dan dan malas
melakukan sesuatu. Kondisi seperti ini sering kita temui pada klien dengan defisit
perawatan diri , dimana klien butuh lebih banyak motivasi dan dukungan untuk
dapat merawat dirinya (Suliswati, 2002; Stuart & Laraia,2005).
Ganguan defisit perawatan diri juga dapat terjadi karena
ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter. misalnya: Dopamine
fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi, emosi, kemampuan
pemecahan masalah secara volunter. Transmisi dopamin berimplikasi pada
penyebab gangguan emosi tertentu. Padaklien skizoprenia dopamin dapat
mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan) dan
psikomotor (perilaku) kondisi ini pada klien dengan defisit perawatan diri
memiliki perilaku yang menyimpang seperti tidak berkeinginan untuk melakukan
perawatan diri (Hawari, 2001).
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur, alam perasaan,
halusinasi, persepsi nyeri, muntah. Jika terjadi penurunan serotonin akan
mengakibatkan kecenderungan perilaku yang kearah maladaptif . Pada klien
dengan defisit perawatan diri perilaku yang maladaptif dapat terlihat dengan tidak
adanya aktifitas dalam melakukan perawatan diri seperti : mandi, berganti
pakaian,makan dan toileting. Norepinephrin berfungsi untuk kesiagaan, pusat
perhatian dan orientasi; proses pembelajaran dan memori. Jika terjadi penurunan
kadar norepinephrine akan dapat mengakibatkan kelemahan sehingga perilaku
yang ditampilkan klien cendrung negatif seperti tidak mau mandi, tidak mau

11
makan maupun tidak mau berhias dan toileting (Boyd & Nihart, 1998; Suliswati,
2002).

2.1.7 Pohon masalah

2.1.8 Tujuan proses keperawatan

Tujuan dari proses asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
adalah:

1. Kognitif, klien mampu:


a. Menjelaskan perawatan diri.
b. Mengidentifikasi masalah perawatan diri yang di alami.
c. Mengetahui cara perawatan diri: kebersihan diri, berpakaian,
makan dan minum, eliminasi dan lingkungan.
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Melakukan kebersihan diri: mandi, keramas, sikat gigi, berpakaian,
berdandan.
b. Memenuhi kebutuhan makan dan minum.
c. Melakukan eliminasi BAB dan BAK

12
d. Menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan aman.
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasa nyaman dengan perawatan diri.
b. Merasakan manfaat perawatan diri.
c. Mempertahankan perawatan diri.

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian meliputi tanda dan gejala perawatan diri serta penyebabnya.

Isi format pengkajian antara lain:

1) Identitas
- Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak
denganklien tentang nama perawat, nama klien, panggilan perawat,
panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan dan topik yang akan
dibicarakan. Kemudian usia dan No RM.
- Menuliskan sumber data yang didapat.
2) Alasan masuk
Tanyakan kepada klien dan keluarga :
- Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke rumah sakit saat ini ?
- Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ?
- Bagaimana hasilnya ?
3) Faktor predisposisi

Tanyakan kepada klien/keluarga :

- Apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?


- Apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami atau
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
- Apakah ada anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa.

13
- Tanyakan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan (kegagalan,
kehilangan, perpisahan, kematian, trauma selama tumbuh kembang)
yang pernah dialami klien pada masa lalu.

4) Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ :
- Ukur dan observasi TTV.
- Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
- Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang
dirasakn oleh klien.
- Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ serta jelaskan dengan
keluhanyang ada.
- Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
5) Psikososial
- Genogram.
- Konsep diri.
- Hubungan sosial.
- Spiritual.
6) Status mental
- Penampilan.
- Pembicaraan.
- Aktivitas motorik.
- Alam perasaan.
- Afek.
- Interaksi selama wawancara.
- Persepsi.
- Proses pikir.
- Isi pikir.

14
- Tingkat kesadaran.
- Memori.
- Tingkat konsentrasi dan berhitung.
- Kemampuan penilaian.
- Daya tilik diri.

7) Kebutuhan persiapan pulang


- Makan
- BAB/BAK
- Mandi.
- Berpakaian.
- Istirahat dan tidur.
- Penggunaan obat.
- Pemeliharaan kesehatan.
- Kegiatan didalam rumah.
- Kegiatan di luar rumah.
8) Mekanisme koping
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya.
9) Masalah psikososial dan lingkungan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimilki klien, beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
10) Pengetahuan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
itemyang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
11) Aspek medik
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang
merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik,
psikofarmako, dan terapi lainnya.
12) Daftar masalah

15
- Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data
subjektifdan data objektif.
- Buat pohon masalah dari data yang tekah dirumuskan.
13) Daftar diagnosis keperawatana
- Rumuskan diagnosa dengan rumusan P (permasalahan) dan E
(etiologi) berdasarkan pohon masalah.
- Urutkan diagnosis sesuai prioritas.

2.2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosis : penjelasan proses terjadinya masalah perawatan diri

Diagnosa keperawatan utama:

1. Isolasi sosial: menarik diri.


2. Menurunnya motivasi dalam perawatan diri.
3. Defisit perawatan diri.
4. Gangguan pemeliharaan kesehatan (BAB/BAK, mandi, makan,
minum).

2.2.3 Tindakan keperawatan

1. Melatih kebersihan diri: Mandi, keramas, sikat gigi, berpakaian, berhias,


dan gunting kuku.
a) Mandi
- Diskusikan gunanya mandi.
- Diskusikan alat-alat yang diperlukan.
- Diskusikan jadwal mandi.
- Diskusikan langkah-langkah mandi.
- Latih mandi sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan.
- Bantu jika klien belum dapat melakukan.
- Jadwalkan mandi dengan teratur.
- Berikan pujian.
b) Berpakaian

16
- Diskusikan gunanya pakaian yang bersih dan rapi.
- Diskusikan variasi pakaian: Pakaian tidur, pakaian rumah, pakaian
bepergian.
- Latih memilih pakaian.
- Latih berpakaian, bantu jika klien belum dapat melakukan.
- Jadwalkan ganti pakaian secara teratur.
- Berikan pujian.

c) Keramas
- Diskusikan gunanya keramas.
- Diskusikan alat-alat untuk keramas.
- Latih klien keramas.
- Bantu jika klien belum dapat melakukan.
- Jadwalkan keramas dua hari sekali.
- Berikan pujian.
d) Sikat gigi
- Diskusikan gunanya sikat gigi.
- Diskusikan alat-alat untuk sikat gigi.
- Latih klien sikat gigi.
- Bantu jika klien belum dapat melakukannya.
- Jadwalkan sikat gigi 2 kali per hari.
- Berikan pujian.
- Berdandan.
e) Berdandan

Berdandan perempuan:

- Diskusikan gunanya berdandan.


- Diskusikan alat-alat berdandan.
- Latih menyisir rambut dengan rapi.
- Latih pakai bedak dengan rapi.
- Latih pakai lipstik dan pensil alis.

17
- Jadwalkan berdandan setiap selesai mandi
- Beri pujian.

Berdandan laki-laki:

- Diskusikan gunanya berdandan.


- Diskusikan alat dandan.
- Latih menyisir rambut .
- Latih cukur rambut.
- Jadwalkan cukur 1 kali per minggu.
- Beri pujian.
f) Gunting kuku
- Diskusikan gunanya gunting kuku.
- Diskusikan alat untuk gunting kuku.
- Latih menggunting kuku.
- Jadwalkan gunting kuku 1 kali per minggu.
- Beri pujian.
2. Melatih makan dan minum
- Diskusikan gunanya makan dan minum yang baik dan teratur.
- Diskusikan alat, tempat makan dan minum.
- Diskusikan kebutuhan makan dan minum setiap hari.
- Latih cara makan dan minum yang baik: cuci tangan, berdoa,makan di
meja makan.
3. Melatih BAB dan BAK
- Diskusikan gunanya BAB dan BAK yang baik.
- Diskusikan tempat, cara menggunakan, cara membersihkan tempat dan
cara membersihkan diri.
- Latih BAB dan BAK yang baik:
 BAB dan BAK di WC.
 Menggunakan WC dengan tepat.
 Membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
 Membersihkan tempat BAB dan BAK.

18
 Cuci tangan yang benar (6 langkah cuci tangan pakai sabun).
 Berikan pujian.
4. Melatih kebersihan dan kerapihan lingkungan rumah: klien dilatih
membersihkan dan merapikan lingkungan rumah, yaitu kamar tidur, ruang
tamu, ruang makan, dapur, kamar mandi, dan halaman.

a) Melatih membersihkan dan merapikan kamar tidur:


- Diskusikan gunanya kebersihan dan kerapian kamar tidur.
- Diskusikan kegiatan membersihkan dan merapikan kamar tidur:
Tempat tidur, lemari pakaian, dan lantai.
- Diskusikan alat-alat yang diperlukan untuk tiap kegiatan.
- Latih membersihkan dan merapihkan tempat tidur, mengganti seprai
dan sarung bantal, menjemur kasur. 
- Latihan membersihkan dan merapihkan lemari pakaian : melipat
pakaian dan menata pakaian.
- Latihan menyapu dan mengepel lantai kamar tidur.
- Jadwalkan dan beri pujian. 
b) Melatih membersihkan dan merapihkan ruang tamu : 
- Diskusikan gunanya kebersihan ruang tamu.
- Diskusikan kegiatan membersihkan dan merapikan ruang tamu : meja,
kursi, kaca menyapu dan mengepel lantai.
- Diskusikan alat alat yang diperlukan untuk tiap kegiatan.
- Latih membersihkan dan merapikan meja, kursi dan kaca.
- Latih menyapu dan mengepel lantai. 
- Jadwalkan dan beri pujian. 
c) Melatih membersihkan dan merapikan ruang makan 
- Diskusikan gunanya kebersihan dan kerapian ruang makan. 

19
- Diskusikan kegiatan membersihkan dan merapikan ruang makan :
menata meja makan, menyajikan makanan, makan dengan baik,
mencuci alat alat makan, merapikan meja makan, menyapu dan
mengepel ruang makan.
- Diskusikan alat alat yang di perlukan untuk setiap kegiatan.
- Latihan membersihkan dan menata meja makan : membersihkan meja
makan, menata alat makan, menyajikan makanan dan minuman.
- Latihan makan yang baik : cuci tangan, berdoa, makan dengan rapi,
membawa alat makan dan minum ke tempat cuci piring, dan
merapihkan meja makan kembali.
- Latihan mencuci piring : membuang sisa makanan ke tempat yang
tersedia, mencuci alat makan dan minum, menyimpan nya pada tempat
dengan rapi.
- Latihan menyapu dan mengepel ruang makan : siapkan alat alat
kebersihan, sapu lantai dengan baik, buang sampah dan kotoran
ditempat yang tersedia, mengepel lantai dengan baik. 
- Jadwalkan dan beri pujian. 
d) Melatih kebersihan dan merapihkan dapur 
- Diskusikan gunanya kebersihan dan kerapihan dapur
- Diskusikan kegiatan dan kebersihan dan kerapihan dapur : kompor,
dan mejanya, sampah dan memasak.
- Latihan membersihkan kompor dan mejanya: membersihkan kompor
dan mejanya, memastikan kompor sudah mati saat ditinggal,
memastikan selang tidak bocor.
- Latihan membuang sampah: menyediakan minimal dua tempat sampah
( sampah basah dan sampah kering ) : membuang sampah pada
tempatnya, membuang sampah yang telah terkumpul ke pembuangan
sampah umum.
- Latihan memasak : minimal masuk air. Latih cara menghidupkan
kompor, meletakan ceret air, mengangkat saat telah mendidih, dan
mematikan kompor.

20
e) Melatih kebersihan dan kerapihan kamar mandi dan WC 
- Diskusikan gunanya kebersihan dan kerapihan kamar mandi.
- Diskusikan kegiatan kerapihan dan kebersihan kamar mandi dan WC :
tempat air (jika ada), WC, lantai, dan dinding, perlengkapan mandi dan
buang air
- Latih cara membersihkan tempat air, WC, lantai dan dinding
- Latih cara membersihkan dan merapihkan perlengkapan mandi dan
buang air : tempat sabun, odol, sikat gigi dan lain lain
f) Melatih kebersihan dan kerapihan halaman 
- Diskusikan Gunanya kebersihan dan kerapihan halaman. 
- Diskusikan kegiatan kebersihan dan kerapihan halaman: menyapu,
membuang sampah, menanam bunga, dan sayuran.
- Diskusikan alat alat untuk setiap kegiatan.
- Latih menyapu dan membersihkan halaman.
- Latih buang sampah dan menghindari air tergenang.
- Latih menanam bunga dan tanaman.
- Jadwalkan dan beri pujian.

Tindakan pada keluarga

1. Tindakan keperawatan
a. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b. Menjelaskan proses terjadinya defisit perawatan diri yang dialami
klien.
c. Mendiskusikan cara merawat defisit perawatan diri dan memutuskan
cara merawat yang sesuai dengan kondisi klien.
d. Melatih keluarga untuk merawat defisit perawatan diri seperti yang
telah dilatih perawat pada klien.
a) Menyediakan alat-alat yang diperlukan dalam menjaga
kebersihan diri.

21
b) Membimbing klien melakukan perawatan diri: Kebersihan diri,
makan dan minum, BAB dan BAK, kebersihan dan kerapian
rumah dan lingkungan
c) Membuat jadwal
d) Memberi pujian atas keberhasilan klien.
e. Melibatkan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana keluarga
yang mendukung: Mengingatkan klien, melakukan kegiatan bersama-
sama, memberi motivasi dan pujian.
f. Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri yang memerlukan
rujukan segera setelah melakukan follow up ke pelayanan kesehatan
secara teratur.
2. Tindakan keperawatan spesialis: Psikoedukasi keluarga
a. Sesi 1: Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami klien dan
masalah keluarga (care giver) dalam merawat klien
b. Sesi 2: Merawat masalah kesehatan klien
c. Sesi 3: Manajemen stres untuk keluarga
d. Sesi 4: Manajemen beban untuk keluarga
e. Sesi 5: Memanfaatkan sistem pendukung
f. Sesi 6: Mengevaluasi manfaat Psikoedukasi keluarga

Tindakan pada kelompok klien

1. Tindakan keperawatan ners: TAK defisit perawatan diri


a. Sesi 1: Mampu mengenal defisit perawatan diri
b. Sesi 2: Mampu melakukan perawatan diri dan kebersihan diri (mandi,
keramas, sikat gigi, potong kuku, berpakaian, berdandan)
c. sesi 3: Mampu melakukan perawatan diri (makan dan minum)
d. sesi 4: Mampu melakukan BAB dan BAK dengan cara yang baik

2. Tindakan keperawatan spesialis: Terapi suportif


a. Sesi 1: Identifikasi masalah dan sumber pendukung di dalam dan di
luar keluarga.

22
b. Sesi 2: Latihan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga.
c. Sesi 3: Latihan menggunakan sistem pendukung luar keluarga.
d. Sesi 4: Evaluasi hasil dan hambatan penggunaan sumber pendukung.

2.2.4 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala defisit perawatan diri.
2. Peningkatan kemampuan klien melakukan perawatan diri.
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien.

2.2.5 Rencana tindak lanjut


1. Rujuk klien dan keluarga ke fasilitas praktik mandiri perawat spesialis
keperawatan jiwa.
2. Rujuk klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan kesehatan primer
di puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder dan tersier di rumah sakit.
3. Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader kesehatan jiwa,
kelompok swabantu dan fasilitas rehabilitasi psikososial yang tersedia di
masyarakat.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
                  Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pemeliharaan hygiene
perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.
Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri.
Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan
emosional klien.

3.2 Saran
            Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik
dan saran sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik

24
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:
EGC.

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.


Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006.
Jakarta : Prima Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

25
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan
Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC

26

Anda mungkin juga menyukai