Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
KELOMPOK 10
Meli (32722001D20054)
2022
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan
dikemudian hari. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam proses pembelajaran.
Kelompok 10
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan makalah..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2. 1 KONSEP DASAR DEFISIT PERAWATAN DIRI....................................6
2.1.1 Pengertian....................................................................................................6
2.1.2 Etiologi........................................................................................................6
2.1.5 Tanda dan gejala..........................................................................................8
2.1.6 Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri...............................................................9
2.1.7 Rentang respon............................................................................................9
2.1.7 Pohon masalah...........................................................................................12
2.1.8 Tujuan proses keperawatan.......................................................................12
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................13
2.2.1 Pengkajian.................................................................................................13
2.2.2 Diagnosa keperawatan...............................................................................16
2.2.3 Tindakan keperawatan...............................................................................16
2.2.4 Evaluasi.....................................................................................................22
2.2.5 Rencana tindak lanjut................................................................................22
BAB III PENUTUP...............................................................................................24
3.1 Kesimpulan...................................................................................................24
3.2 Saran.............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
perubahan yang tidak kecil di dalam segi kehidupan manusia. Perubahan situasi
fisik, mental dan sosial. Individu yang sehat jiwa ini menyadari kemampuan
dirinya secara penuh. Mampu menghadapi problem maupun situasi yang berat dan
sekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa.
yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan
2013).
kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat
4
Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi
emosional klien. Oleh karena itu penulis membahas makalah ini untuk
mempelajari tentang defisit perawatan diri dan mengkaji pasien dengan gangguan
perawatan diri.
Perawatan Diri.
2. Tujuan Khusus
perawatan diri.
perawatan diri.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
1. Factor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
6
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
2. Faktor presivitasi
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihandiri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
7
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain- lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurangdan perlu bantuan untuk melakukannya.
Mayor
Subjektif:
1. Menolak melakukan perawatan diri: Kebersihan diri, berpakaian, makan
dan minum, dan eliminasi.
2. Menyampaikan ketidakinginan melakukan perawatan diri: Kebersihan diri,
berpakaian, makan dan minum, dan eliminasi.
3. Menyatakan tidak tahu cara perawatan diri: Kebersihan diri, berpakaian,
makan dan minum, dan tidak rapi dan eliminasi
Objektif:
1. Kulit, rambut, gigi, kuku kotor .
2. Pakaian kotor, tidak rapi, dan tidak tepat.
3. Makan dan minum tidak beraturan.
4. Eliminasi (buang air besar [BAB], buang air kecil [BAK]) tidak pada
tempatnya.
5. Lingkungan tempat tinggal kotor dan tidak rapi.
Minor
Subjektif :
-
Objektif :
1. Ketidakmampuan menyiapkan perlengkapan mandi.
8
2. Ketidakmampuan melepas dan mengenakan pakaian.
3. Ketidakmampuan mengambil makanan atau minuman sendiri.
4. Ketidakmampuan menggunakan toilet.
9
2.1.6 Proses Terjadinya Masalah
2005). Secara biologi riset neurobiologikal mempunyai fokus pada tiga area
otak yang dipercaya dapat melibatkan perilaku agresi yaitu sistemlimbik, lobus
frontalis dan hypothalamus.
Sistem Limbik merupakan cicin kortek yang berlokasi dipermukaan
medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat kutup serebrum.
Fungsinya adalah mengatur persyarafan otonom dan emosi (Suliswati,et al,2002:
Struat & Laraia, 2005). Menyimpan dan menyatukan informasi berhubungan
dengan emosi, tempat penyimpanan memori dan pengolahan informasi. Disfungsi
pada sistem ini akan menghadirkan beberapa gejala klinik seperti hambatan emosi
dan perubahan kebribadian (Kaplan, Saddock &Grebb, 2002).
Lobus Frontal berperan penting menjadi media yang sangat berarti dalam
perilaku dan berpikir rasional, yang saling berhubungan dengan sistem limbik.
Lobus frontal terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu kontrol motorik
gerakan voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi fikir dan kontrol berbagai ekspresi
10
emosi. Kerusakan pada daerah lobus frontal dapat meyebabkan gangguan berfikir,
dan gagguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan serta tidak mampu
mengontrol emosi sehingga berperilaku maladaptif seperti tidak mau merawat diri
: mandi, berpakaian/berhias, makan, toileting. Kondisi ini menunjukkan gejala
defisit perawatan diri (Townsend 2005).
Hypotalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian dalam
dariserebrum yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer serebrum.
Fungsi utamanya adalah sebagai respon tingkah laku terhadap emosi dan
jugamengatur mood dan motivasi. Kerusakan hipotalamus membuat seseorang
kehilangan mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas dan dan malas
melakukan sesuatu. Kondisi seperti ini sering kita temui pada klien dengan defisit
perawatan diri , dimana klien butuh lebih banyak motivasi dan dukungan untuk
dapat merawat dirinya (Suliswati, 2002; Stuart & Laraia,2005).
Ganguan defisit perawatan diri juga dapat terjadi karena
ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter. misalnya: Dopamine
fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi, emosi, kemampuan
pemecahan masalah secara volunter. Transmisi dopamin berimplikasi pada
penyebab gangguan emosi tertentu. Padaklien skizoprenia dopamin dapat
mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan) dan
psikomotor (perilaku) kondisi ini pada klien dengan defisit perawatan diri
memiliki perilaku yang menyimpang seperti tidak berkeinginan untuk melakukan
perawatan diri (Hawari, 2001).
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur, alam perasaan,
halusinasi, persepsi nyeri, muntah. Jika terjadi penurunan serotonin akan
mengakibatkan kecenderungan perilaku yang kearah maladaptif . Pada klien
dengan defisit perawatan diri perilaku yang maladaptif dapat terlihat dengan tidak
adanya aktifitas dalam melakukan perawatan diri seperti : mandi, berganti
pakaian,makan dan toileting. Norepinephrin berfungsi untuk kesiagaan, pusat
perhatian dan orientasi; proses pembelajaran dan memori. Jika terjadi penurunan
kadar norepinephrine akan dapat mengakibatkan kelemahan sehingga perilaku
yang ditampilkan klien cendrung negatif seperti tidak mau mandi, tidak mau
11
makan maupun tidak mau berhias dan toileting (Boyd & Nihart, 1998; Suliswati,
2002).
Tujuan dari proses asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
adalah:
12
d. Menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan aman.
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasa nyaman dengan perawatan diri.
b. Merasakan manfaat perawatan diri.
c. Mempertahankan perawatan diri.
2.2.1 Pengkajian
1) Identitas
- Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak
denganklien tentang nama perawat, nama klien, panggilan perawat,
panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan dan topik yang akan
dibicarakan. Kemudian usia dan No RM.
- Menuliskan sumber data yang didapat.
2) Alasan masuk
Tanyakan kepada klien dan keluarga :
- Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke rumah sakit saat ini ?
- Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ?
- Bagaimana hasilnya ?
3) Faktor predisposisi
13
- Tanyakan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan (kegagalan,
kehilangan, perpisahan, kematian, trauma selama tumbuh kembang)
yang pernah dialami klien pada masa lalu.
4) Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ :
- Ukur dan observasi TTV.
- Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
- Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang
dirasakn oleh klien.
- Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ serta jelaskan dengan
keluhanyang ada.
- Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
5) Psikososial
- Genogram.
- Konsep diri.
- Hubungan sosial.
- Spiritual.
6) Status mental
- Penampilan.
- Pembicaraan.
- Aktivitas motorik.
- Alam perasaan.
- Afek.
- Interaksi selama wawancara.
- Persepsi.
- Proses pikir.
- Isi pikir.
14
- Tingkat kesadaran.
- Memori.
- Tingkat konsentrasi dan berhitung.
- Kemampuan penilaian.
- Daya tilik diri.
15
- Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data
subjektifdan data objektif.
- Buat pohon masalah dari data yang tekah dirumuskan.
13) Daftar diagnosis keperawatana
- Rumuskan diagnosa dengan rumusan P (permasalahan) dan E
(etiologi) berdasarkan pohon masalah.
- Urutkan diagnosis sesuai prioritas.
16
- Diskusikan gunanya pakaian yang bersih dan rapi.
- Diskusikan variasi pakaian: Pakaian tidur, pakaian rumah, pakaian
bepergian.
- Latih memilih pakaian.
- Latih berpakaian, bantu jika klien belum dapat melakukan.
- Jadwalkan ganti pakaian secara teratur.
- Berikan pujian.
c) Keramas
- Diskusikan gunanya keramas.
- Diskusikan alat-alat untuk keramas.
- Latih klien keramas.
- Bantu jika klien belum dapat melakukan.
- Jadwalkan keramas dua hari sekali.
- Berikan pujian.
d) Sikat gigi
- Diskusikan gunanya sikat gigi.
- Diskusikan alat-alat untuk sikat gigi.
- Latih klien sikat gigi.
- Bantu jika klien belum dapat melakukannya.
- Jadwalkan sikat gigi 2 kali per hari.
- Berikan pujian.
- Berdandan.
e) Berdandan
Berdandan perempuan:
17
- Jadwalkan berdandan setiap selesai mandi
- Beri pujian.
Berdandan laki-laki:
18
Cuci tangan yang benar (6 langkah cuci tangan pakai sabun).
Berikan pujian.
4. Melatih kebersihan dan kerapihan lingkungan rumah: klien dilatih
membersihkan dan merapikan lingkungan rumah, yaitu kamar tidur, ruang
tamu, ruang makan, dapur, kamar mandi, dan halaman.
19
- Diskusikan kegiatan membersihkan dan merapikan ruang makan :
menata meja makan, menyajikan makanan, makan dengan baik,
mencuci alat alat makan, merapikan meja makan, menyapu dan
mengepel ruang makan.
- Diskusikan alat alat yang di perlukan untuk setiap kegiatan.
- Latihan membersihkan dan menata meja makan : membersihkan meja
makan, menata alat makan, menyajikan makanan dan minuman.
- Latihan makan yang baik : cuci tangan, berdoa, makan dengan rapi,
membawa alat makan dan minum ke tempat cuci piring, dan
merapihkan meja makan kembali.
- Latihan mencuci piring : membuang sisa makanan ke tempat yang
tersedia, mencuci alat makan dan minum, menyimpan nya pada tempat
dengan rapi.
- Latihan menyapu dan mengepel ruang makan : siapkan alat alat
kebersihan, sapu lantai dengan baik, buang sampah dan kotoran
ditempat yang tersedia, mengepel lantai dengan baik.
- Jadwalkan dan beri pujian.
d) Melatih kebersihan dan merapihkan dapur
- Diskusikan gunanya kebersihan dan kerapihan dapur
- Diskusikan kegiatan dan kebersihan dan kerapihan dapur : kompor,
dan mejanya, sampah dan memasak.
- Latihan membersihkan kompor dan mejanya: membersihkan kompor
dan mejanya, memastikan kompor sudah mati saat ditinggal,
memastikan selang tidak bocor.
- Latihan membuang sampah: menyediakan minimal dua tempat sampah
( sampah basah dan sampah kering ) : membuang sampah pada
tempatnya, membuang sampah yang telah terkumpul ke pembuangan
sampah umum.
- Latihan memasak : minimal masuk air. Latih cara menghidupkan
kompor, meletakan ceret air, mengangkat saat telah mendidih, dan
mematikan kompor.
20
e) Melatih kebersihan dan kerapihan kamar mandi dan WC
- Diskusikan gunanya kebersihan dan kerapihan kamar mandi.
- Diskusikan kegiatan kerapihan dan kebersihan kamar mandi dan WC :
tempat air (jika ada), WC, lantai, dan dinding, perlengkapan mandi dan
buang air
- Latih cara membersihkan tempat air, WC, lantai dan dinding
- Latih cara membersihkan dan merapihkan perlengkapan mandi dan
buang air : tempat sabun, odol, sikat gigi dan lain lain
f) Melatih kebersihan dan kerapihan halaman
- Diskusikan Gunanya kebersihan dan kerapihan halaman.
- Diskusikan kegiatan kebersihan dan kerapihan halaman: menyapu,
membuang sampah, menanam bunga, dan sayuran.
- Diskusikan alat alat untuk setiap kegiatan.
- Latih menyapu dan membersihkan halaman.
- Latih buang sampah dan menghindari air tergenang.
- Latih menanam bunga dan tanaman.
- Jadwalkan dan beri pujian.
1. Tindakan keperawatan
a. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b. Menjelaskan proses terjadinya defisit perawatan diri yang dialami
klien.
c. Mendiskusikan cara merawat defisit perawatan diri dan memutuskan
cara merawat yang sesuai dengan kondisi klien.
d. Melatih keluarga untuk merawat defisit perawatan diri seperti yang
telah dilatih perawat pada klien.
a) Menyediakan alat-alat yang diperlukan dalam menjaga
kebersihan diri.
21
b) Membimbing klien melakukan perawatan diri: Kebersihan diri,
makan dan minum, BAB dan BAK, kebersihan dan kerapian
rumah dan lingkungan
c) Membuat jadwal
d) Memberi pujian atas keberhasilan klien.
e. Melibatkan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana keluarga
yang mendukung: Mengingatkan klien, melakukan kegiatan bersama-
sama, memberi motivasi dan pujian.
f. Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri yang memerlukan
rujukan segera setelah melakukan follow up ke pelayanan kesehatan
secara teratur.
2. Tindakan keperawatan spesialis: Psikoedukasi keluarga
a. Sesi 1: Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami klien dan
masalah keluarga (care giver) dalam merawat klien
b. Sesi 2: Merawat masalah kesehatan klien
c. Sesi 3: Manajemen stres untuk keluarga
d. Sesi 4: Manajemen beban untuk keluarga
e. Sesi 5: Memanfaatkan sistem pendukung
f. Sesi 6: Mengevaluasi manfaat Psikoedukasi keluarga
22
b. Sesi 2: Latihan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga.
c. Sesi 3: Latihan menggunakan sistem pendukung luar keluarga.
d. Sesi 4: Evaluasi hasil dan hambatan penggunaan sumber pendukung.
2.2.4 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala defisit perawatan diri.
2. Peningkatan kemampuan klien melakukan perawatan diri.
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pemeliharaan hygiene
perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.
Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri.
Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan
emosional klien.
3.2 Saran
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik
dan saran sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik
24
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:
EGC.
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006.
Jakarta : Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
25
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan
Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC
26