Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KEBERSIHAN DIRI
Makalah ini disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Keperawatan dasar
Dosen pengampu : Hj. Badriah, SST,MPH

Disusun Oleh :
Nabila Syakira (P20620221041)
Iis Istiani (P20620221042)
Siti Nurhasanah (P20620221044)
Silvi Widiyani (P20620221050)
Sonia Pebrianti (P20620221051)
Aisha Rahmatul K (P20620221057)
Vivi Talita (P20620221064)
Tri Widayanti (P20620221068)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA WILAYAH CIREBON
Jl. Pemuda No. 39,Sunyaragi, Kec.Kesambi,Kota Cirebon,Jawa Barat
Tahun akademik 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan dapat
dibaca oleh semua pihak ataupun kalangan. Makalah ini disusun dengan
berbagai sumber yaitu media cetak, media elektronik dan berbagi media
pendukung lainnya.

Makalah ini dibuat dengan berbagai tujuan yaitu sebagai tugas


kuliah, menambah pengetahuan dibidang Keperawatan Dasar tentang
“Kebersihan Diri” Penyusunan makalah ini berusaha merangkum semua
yang berhubungan dan memberikan gambaran bahan kuliah dengan harapan
agar semua mahasiswa lebih dapat memahami.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
dan semoga makalah ini berguna bagi semuanya. Serta kami sebagai tim
penyusun mohon maaf apabila terdapat kata, atau hal yang kurang tepat
bahkan salah dalam makalah ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 1

1.3 Tujuan ................................................................................. 2

1.4 Sistematika ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................. 3

2.1 Pengertian Kebersihan Diri ................................................. 4

2.2 Tujuan Personal Hygiene .................................................... 4

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene ................... 4

2.4 Tanda- Tanda Kurang Perawatan Diri ................................ 9

2.5 Penyakit Dari Kurangnya Perawatan Diri ........................... 9

2.6 Macam-Macam Personal Hygiene ...................................... 10

2.7 Manfaat Menjaga Kebersihan Diri ...................................... 16

BAB III PENUTUP ................................................................................. 28

3.1 Kesimpulan ......................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 29

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di


mana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan
mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi
individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan
kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup
tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta
kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri
ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat
diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).
Kesehatan pribadi adalah badan diri seseorang yang bersih dari segala
penyakit yaitu berasal dari dalam tubuh manusia maupun luar tubuh
manusia tersebut. Pribadi yang sehat bisa dikatakan sehat bila luar dan
dalam tubuh pribadi seseorang itu sudah bersih dari segala penyakit yang
dapat mempengaruhi kesehatan pribadi tersebut. Cara pemeliharaan
kesehatan pribadi dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu: Kesehatan Jasmani
dan Kesehatan Rohani. Karena itulah, pada pembahasan kali ini, akan
dipaparkan yang berkaitan dengan Kesehatan pribadi dan kesehatan
lingkungan. Juga yang menjadi tujuan dalam memelihara kesehatan
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kebersihan diri ?


2. Apa saja komponen yang terdapat pada kebersihan diri ?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kebersihan diri ?

3
4. Apa saja tanda – tanda yang terdapat pada individu yang kurang
dalam kebersihan diri ?
5. Apa saja kerugian yang terdapat pada individu yang kurang dalam
menjaga kebersihan diri?
6. Bagaimana cara perawatan kebersihan diri yang benar ?
7. Upaya apa yang yang harus dilakukan individu untuk menjaga
kebersihan diri ?
8. Apa saja manfaat yang didapat jika individu menjaga kebersihan
diri?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari kebersihan diri


2. Mengetahui segala komponen pada kebersihan diri
3. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebersihan diri
4. Untuk mengetahui tanda – tanda individu yang kurang dalam mejaga
kebersihan diri
5. Memahami segala kerugian pada individu yang kurang menjaga
kebersihan diri diri
6. Mengetahui dan memahami cara mengimplementasikan kebersihan
diri yang benar
7. Mengetahui upaya dalam menjaga kebersihan diri
8. Mengetahui manfaat dari menjaga kebersihan diri

1.4 Sistematika

Dalam makalah ini, terbagi menjadi 3 bab dengan uraian sebagai


berikut :

BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan,


metode, manfaat dan sistematika pembahasan.

BAB II : Berisi pembahasan teori mengenai pengertian dari kebersihan diri,


tujuan kebersihan diri, beberapa faktor yang mempengaruhi kebersihan diri,
tanda- tanda individu yang kurang dalam menjaga kebersihan diri, beberapa

4
kerugian dampak, upaya yang dilakukan individu untuk menjaga kebersihan
diri serta manfaat dari individu yang menjaga kebersihan diri.

BAB III : Pada bab ini menguraikan kesimpulan dari keseluruhan


pembahasan mengenai kebersihan diri.

5
BAB II

TINJAUN TEORI

2.1 Pengertian Kebersihan Diri

Personal Hygiene adalah cara arti perawatan diri manusia untuk


memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dan dalam
kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus di perhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut di biarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum (Hidayat,2008).

2.2 Tujuan Personal Hygiene

• Meningkatkan derajat kesehat


• Rasa nyaman dan menciptakan keindahan
• Mencegah penyakit pada diri sendiri ataupun orang lain
• Menigkatkan percaya diri
• Memperbaiki Personal Hygiene yang kurang
• Memelihara kebersihan diri seseorang

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selama masa pandemi COVID-19. Seperti
diketahui, bahwa PHBS ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan individu dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan
(Personal Hygiene). Tapi apakah kalian tahu tentang Personal Hygiene?
Apa fungsinya? Dan apa saja faktor yang memengaruhinya?

6
Dalam bahasa Yunani, personal artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Menurut Potter & Perry (2005), didefinisikan sebagai tindakan
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahterahan fisik
dan psikis. Dengan menerapkannya, derajat kesehatannya akan meningkat,
mencegah berbagai penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan
menciptakan keindahan.

Namun, dalam penerapannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu


budaya, nilai sosial pada individua tau keluarga, pengetahuan terhadap
perawatan diri, dan persepsi terhadap perawatan diri. Sedangkan menurut
Potter & Perry (2005), ada 7 faktor yang memengaruhi seseorang untuk
melakukan personal hygiene, antara lain:

1. Citra Tubuh
Penampilan fisik seseorang adalah konsep subjektif dari citra tubuh.
Citra tubuh memengaruhi cara seseorang mempertahankan hygiene.
Adanya perubahan fisik yang disebabkan oleh pembedahan ataupun
penyakit, makan dibutuhkan usaha yang lebih untuk tetap
mempertahankan hygiene.
2. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial dalam pergaulan seseorang dapat sangat
memengaruhi hygiene. Saat usia anak-anak, praktik hygiene
didapatkan dari orang tua. Kebiasaan hidup di rumah, kebersihan
lingkungan rumah, dan bagaimana anak diajarkan cara merawat diri.
Seiring dengan bertambahnya usia, pergaulan di sekolah akan
merubah cara praktik personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Pendapatan seseorang juga menjadi faktor yang sangat
mempengaruhi hygiene. Kemampuan seseorang untuk membeli
peralatan dan bahan-bahan untuk merawat kebersihan diri dan
lingkungan.
4. Pengetahuan

7
Saat ini tidak sedikit seseorang yang tidak paham mengenai
pentingnya hygiene bagi kesehatan. Oleh karena itu, faktor
pengetahuan juga memengaruhi walaupun pengetahuan itu sendiri
tidak cukup untuk memotivasi seseorang untuk menerapkan
personal hygiene dalam dirinya.
5. Kebudayaan
Kebudayaan mempengaruhi personal hygiene karena cara yang
diterapkan di satu daerah dan daerah lainnya akan berbeda.
Penggunaan air untuk membersihkan diri setelah dari jamban adalah
budaya yang ada di Indonesia. Sedangkan, untuk di negara-negara
luar, seperti Jepang, China, dan Korea, cukup menggunakan tissue
saja.
6. Pilihan Pribadi
Setiap individu pada dasarnya punya caranya sendiri untuk
melakukan perawatan terhadap dirinya, kapan waktu yang tepat, dan
dengan apa perawatan diri itu dilakukan.
7. Kondisi Fisik
Pada saat sakit, terutama sakit keras, tentu kondisi fisik akan
menurun, sehingga kemampuan untuk merawat diripun berkurang.
Perlu bantuan orang lain untuk merawar diri.
Ketujuh faktor tersebut sangat mempengaruhi hygiene seseorang.
Pada masa pandemi seperti ini, sangat penting jika pemerintah
mengampanyekan mengenai personal hygiene dan self-awareness.
Kedua hal tersebut adalah hal yang paling dasar yang dapat
dilakukan untuk memutus penyebaran virus COVID-19. Synergy
Solusi Indonesia member of Proxsis melalui Environment-Indonesia,
membantu dalam mengembangkan kompetensi seorang dalam
melakukan tugasnya terutama di bidang kesehatan dan lingkungan
agar memenuhi target perusahaan dalam mewujudkan kesehatan
karyawan dan keseimbangan lingkungan.

2.4 Tanda-Tanda Kurang Perawatan Diri

8
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB atau BAK.

2.5 Penyakit yang Timbul dari Kurangnya Perawatan Diri

1. Kudis (Scabies)
Penyakit kudis biasanya disebabkan oleh serangan parasit
berupa tungau atau Sarcoptes scabiei varhominis. Jenis tungau
tersebut rentan menyebar di tempat-tempat yang sistem sanitasinya
buruk. Tempat kotor merupakan habitat yang mendukung
perkembangbiakan tungau. Biasanya, kudis menyerang bagian-
bagian tubuh tertentu seperti ketiak, pinggang, sela-sela jari kaki,
sekitar alat kelamin, dan tangan. Rasa gatal yang hebat kerap terjadi
di malam hari. Kudis sangat mudah menular melalui kontak fisik.
2. Kurap
Lain halnya dengan kudis, kurap disebabkan oleh wabah
jamur. Jenis jamur yang kerap menyebabkan kurap adalah
Epidermophyton, Microsporum, dan Trychophyton. Kurap biasanya
menyebar melalui hewan, manusia, atau kontak dengan tanah yang
mengandung jamur-jamur tersebut. Kulit yang mengalami kurap
akan menunjukkan lingkaran-lingkaran kecil menyerupai cincin.
Bagian sekeliling lingkaran tersebut terasa kasar dan gatal. Bila
Anda sering berkeringat atau kerap menggunakan pakaian ketat,
risiko penyakit gatal pada kulit yang satu ini semakin besar.
3. Kandidiasis Kulit

9
Infeksi kulit kandidiasis disebabkan oleh jamur Candida.
Jenis jamur tersebut rentan menyerang bagian lipatan kulit yang
lembap, misalnya ketiak, selangkangan, dan bagian belakang lutut.
Orang bertubuh gemuk rentan mengalami kandidiasis kulit karena
jumlah lipatan lemak yang lebih banyak daripada orang bertubuh
ideal. Begitu pula orang yang kurang menjaga kebersihan, rentan
mengalami masalah kulit ini. Salah satu gejala penyakit ini adalah
warna kulit yang kemerahan dan terasa amat gatal.
4. Panu (Pitiriasis versikolor)
Panu disebabkan oleh kuman tinea versikolor dan umumnya
tidak menimbulkan gatal. Penyakit ini akan menyebabkan bercak
bersisik berwarna-warni mulai dari putih, merah, sampai
kecokelatan. Biasanya mengenai bagian muka, leher, badan, ketiak,
tungkai, lengan, dan masih banyak lagi.

2.6 Macam- Macam Personal Hygiene

1. Menyikat gigi
Menyikat gigi merupakan tindakan membersihkan gigi dari kotoran
atau atau sisa makanan menggunakan sikat gigi. Tindakan ini
dilakukan pada klien yang tidak dapat menyikat gigi secara mandiri.

Tujuan :

a.Menjaga mulut dan gigi tetap bersih dan tidak bau

b. mencegah infeksi mulut dan kerusakan gigi

c. Memberi kenyamanan pada klien

d. membantu merangsang nafsu makan

e. memberikan penyuluhan pada klien mengenai kebersihan individu

Persiapan Alat :

Nampan bersisi :

1.Alas berupa perlak kecil jika perlu

10
2.Handuk

3. Sikat gigi dan pasta gigi

4. Gelas berisi air bersih

5. Dua buah bengkok

6.Gelas berisi air bersih

7. Kertas tisu

8. Alat pengisap (sedotan)

9. Sarung tangan bersih

Prosedur Pelaksanaan :

1.Letakan peralatan dekat dengan klien

2.Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan

3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan

4.Miringkan klien, kemudian pasang alas atau handuk dibawah dagu dan
pipinya.

5.Letakan bengkok di bawah dagu klien agar air bekas kumur dapat
tertampung

6.Berikan air untuk berkumur kepada klien

7.Berikan klien sikat gigi yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan
dibubuhi pasta gigi secukupnya

8.Berikan kesempatan kepada klien untuk menyikat gigi dan dianjurkan


untuk berkumur hingga mulut bersih.Tampung air bekas berkumur didalam
bengkok.

9. Masukan sikat gigi ke dalam gelas yang telah kosong

10. Angkat gelas dan bengkok, kemudian letakakn diatas nampan

11. Bersihkan area mulut menggunakan handuk atau tisu

11
12. Angkat handuk atau alas, kemudian lepaskan sarung tangan dan
masukan kedalam posisi klien hinggan nyaman

14.Rapikan peralatan dan kembalikan ketempat semula

15.Cuci tangan

16.Dokumentasikan tindakan

Perhatian :

1.Pengakajian terkait adanya perdarahan gusi,gigi yang rusak,luka pada


bibir dan lidah harus dilakukan

2. Gigi sebaiknya digosok sesuadah makan

3.Setiap bagian gigi sebaiknya disikat sebanyak 10 kali gerakan

4.Perawat melakukan perawatan gigi dan mulut pada klien yang tidak dapat
melakukannya secara mandiri

2. Mengeramasi rambut
Rambut adalah salah satu pelindung kulit kepala, menjaga
kebersihan rambut sangat penting karena rambut rentan
menimbulkan penyakit kulit khususnya kulit kepala. Keramas
sebaiknya dilakukan secara rutin 2 hingga 3 kali seminggu.

Tujuan :

a.Memberi kenyaman pada klien

b.Menjaga rambut tetap bersih,rapi dan terawat

3.Merangsang peredaran darah dikulit kepala

4.Mengeliminasi kutu dan atau ketombe

Persiapan Alat :

a. Nampan berisi :

1.Dua buah sisir

12
2.Dua buah handuk

3.Satu buah waslap

4.Sarung tangam bersih

5.kapas dan wadahnya

6.Sampo

7.Handuk

8.Perlak

9.Mangkuk kecil

10. Dua hingga tiga buah kasa dan wadahnya

11.Celemek

b. Gayung

c. Ember berisi air bersih

d. Kain pel

e. Ember kosong

F. Termos berisi air panas

Prosedur Pelaksanaan :

1.Letakan Peralatan dekat dengan klien

2.Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan

3. Cuci tangan

4. Pasang celemek

5. Kenakan sarung tangan

6.Atur posisi tidur kliens senyaman mungkin dengan menggeser kepala


kepinggir tempat tidur

7. Pasang handuk, kemudian perlak dibawah kepala klien

13
8. Letakan ember kosong di lantai dibawah kepala klien dan alasi dengan
kain pel

9. Buat talang dengan mennggulung pinggir perlak ke tengah dan arahkan


kedalam ember kosong

10. Tutup lubang telinga dengan kapas dan mata klien dengan waslap

11. Tutup dada dengan handuk hingga batas leher

12. Sisir rambut, kemudian siram dengan air hangat

13. Gosok pangkal rambut dengan kassa yang telah diberi sampo dan urut
dengan ujung jari. Buang kasa kotor ke dalam bengkok

14. Bilas rambut hingga bersih, kemudia angkat perlak dan masukkan dalam
ember

15. Buka tutup telingan dan mata. Masukkan kapas ke dalam bengkok dan
letakan washlap di atas nampan

16. Keringkan rambut klien dengan handuk atau pengering rambut (jika ada)

17. Kembalikan klien keposisi nyaman. Angkat handuk dan letakan bantal
dibawah kepala klien

18. Sisir rambut klien dengan sisir bersih

19. Rapikan tempat tidur dan pastikan klien merasa nyaman

20. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok

21. Lepaskan celemek dan masukkan ke dalam ember kosong

22. Rapikan dan bersihkan peralatan. Selanjutnya,kembalikan peralatan


ketempat semula

22. Cuci tangan dan dokumentasikan tindakan

Perhatian :

1.Keadaan umum klien selama prosedur harus diperhatikan

14
2.Air di dalam ember harus dibuang jika hampir penuh

3.Pakaian klien yang basah atau kotor harus diganti

4.Tindakan yang dapat menilbulkan kelelahan pada klien atau kedinginan


sebaiknya dihindari

3. Menyisir rambut

Menyisir rambut merupakan tindakan mengatur rambut hingga rapih


menggunakan sisir. Prosedur ini lazim dilakukan pada klien yang tidak
dapat menyisir rambutnya secara mandiri dan setiap kali selesai mandi atau
jika perlu.

Tujuan:

1. Menjaga rambut tetap bersih, rapi, dan terawat.


2. Membantu merangsang sirkulasi darah di kulit kepala.
3. Membantu mendistribusikan minyak rambut.
4. Mengkaji masalah rambut dan kulit kepala.
5. Memberi kenyamanan pada klien.
6. Mencegah infeksi kutu atau parasit lainnya.
7. Meningkatkan kepercayaan diri klien.

Persiapan Alat

Nampan berisi:

1. Sisir.
2. Alas/handuk.
3. Bengkok berisi larutan Lisol 2-3%.
4. Kertas tisu.
5. Bengkok kosong.
6. Tali pita atau karet untuk mengikat rambut jika perlu.
7. Minyak rambut jika perlu.
8. Sarung tangan bersih.

Prosedur Pelaksanaan

15
1. Letakkan peralatan dekat dengan klien.
Mempermudah pelaksanaan tugas.
2. Minta persetujuan klien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Mempermudahkan klien bekerjasama dengan perawat.
3. Cuci tangan, keringkan, dan pasang sarung tangan.
Menghindari infeksi nosokominal.
4. Bentangkan handuk di bawah kepala klien, kemudian arahkan
punggung klien menghadap perawat.
Mencegah bantal kotor dan mempermudah perawat menyisir
rambut.
5. Kaji kulit kepala klien.
Mengindentifikasi apakah terdapat luka, kuku, atau kelainan di
kepala klien.
6. Belah rambut menjadi dua abgian.
Memudahkan penyisiran rambut.
7. Sisir rambut dari ujung, kemudian makin lama makin ke atas hingga
pada pangkal rambut.
Mengurangi rasa sakit dan kerontokan rambut.
8. Kumpulkan rambut yang rontok dan bungkus dengan kertas tisu,
kemudian buang ke dalam bengkok kosong.
Mencegah rambut rontok berantakan dan mempertahankan
kebersihan.
9. Ikat atau jalin ujung rambut yang panjang dan bagian lainnya jika
perlu.
Memberi kenyamanan pada klien.
10. Setelah menyisir rambut klien, bersihkan sisir dengan kertas tisu dan
masukkan ke dalam bengkok berisi Lisol. Selanjutnya, buang kertas
tisu ke dalam bengkok kosong.
Melakukan disinfektan pada sisir bekas pakai klien.
11. Ambil handuk di bawah kepala klien, lipat, dan letakkan di nampan.
Selanjutnya, bantu klien memperoleh posisi yang nyaman.
12. Lepaskan sarung tangan dan letakkan dalam bengkok.

16
13. Rapihkan peralatan dan letakkan kembali ke tempat semula.
14. Cuci tangan.
15. Dokumentasikan prosedur.

Perhatian

1. Keadaan umum klien harus diperhatikan selama prosedur.


2. Klien sebaiknya tidak merasakan sakit ketika rambutnya di sisir.
3. Sisir dengan ujung tumpul harus digunakan untuk menyisir rambut
klien.
4. Setiap kelaian, seperti luka, infeksi kutu, dan kerontokan rambut
harus di catat dan didokumentasikan.
5. Rambut yang kusut harus di beri minyak rambut terlebih dahuluatau
diberi air sambil diuraikan dengan tangan.
6. Persetujuan klien untuk memotong rambutnya harus diminta jika
rambut tidak dapat disisir karena terlalu kusut

5. Memotong kuku

Memotong kuku merupakan tindakan menjaga higiene diri dengan


memotong kuku yang panjang pada klien dependen.

Tujuan:

1.Menjaga kebersihan tangan dan kaki

2.Mencegah timbulnya luka dan infeksi

3.Mencegah timbulnya bau tidak sedap pada kaki

4.Mengkaji keadaan kuku tangan dan kaki klien

Persiapan alat

Nampan berisi:

1.Alas berupa perlak kecil dan alasnya

2.Gunting kuku

17
3.Handuk

4.Bengkok berisi larutan Lisol 3%

5.Baskom berisi air hangat

6.Sabun

7.Sikat kuku

8.Sarung tangan bersih

9.Aseton jika perlu

Prosedur pelaksanaan :

Memotong kuku tangan

1.Letakkan peralatan dekat dengan klien

2.Jelaskan pada klien mengenai tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan


yang akan dilakukan

3.Cuci tangan

4.Gunakan sarung tangan

5.Pasang alas dibawah tangan klien

6.Rendam tangan dalam baskom berisi air hangat selama 1-2 menit. Jika
kuku kotor, sikat dengan sikat kuku dan sabun, dan bilas dengan air hangat.
Selanjutnya, keringkan dengan handuk

7. Letakkan tangan klien diatas bengkok berisi larutan Lisol 3% agar kuku
tidak berserakan. Potong kuku tangan sesuai kelengkungan kuku. Setelah
selesai, masukkan gunting kuku ke dalam bengkok berisi larutan Lisol

8. Setelah dipotong, kikir kuku agar rata dan lurus

Mencegah klien mencederai diri sendiri atau orang lain secara tidak sengaja

9.Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok

10.Kembalikan peralatan ke tempat semula

18
11.Dokumentasikan tindakan

Memotong kuku kaki

Prosedur pelaksanaan:

1.Rendam kaki dalam baskom berisi air hangat selama 2-3 menit.
Selanjutnya, sikat dengan sabun dan bilas, kemudian keringkan dengan
handuk.

Kuku kaki lebih keras daripada kuku tangan sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk menulak. Selain itu, kondisi kaki juga kotor karena
letaknya dibagian bawah tubuh.

2. Letakkan kaki di atas bengkok berisi larutan Lisol 3%. Potong kuku
secara hati-hati dengan bentuk lurus dan ujung pinggir tumpul. Kikir kuku
agar tidak tajam.

Bentuk kuku yang lurus dan pinggir tumpul mencegah kuku menembus
jaringan pinggiran kuku ketika tumbuh kembali, yang dapat menimbulkan
nyeri dan infeksi

3. Masukkan gunting kuku, sarung tangan, dan sikat ke dalam bengkok


berisi larutan Lisol

4. Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempat semula

5. Cuci tangan

6. Dokumentasikan tindakan

Perhatian :

1.Kuku tidak boleh dipotong terlalu pendek karena dapat menimbulkan luka

2.Klien yang dapat melakukannya secara mandiri, namun tidak sempurna


harus dibantu oleh perawat

3.Jika perlu, cat kuku dibersihkan dengan aseton sebelum direndam dalam
air hangat

19
4. Pemotongan kuku pada klien yang mengalami gangguan sirkulasi dan
diabetes melitus harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan
luka.

Seperti halnya tangan, kuku adalah tempat paling berpotensi sebagai tempat
kuman dan bakteri sumber penyakit berkembang. Ketika mencuci tangan
dengan sabun, kuku-kuku juga harus dibersihkan.

6. Perawatan Area genital dan perineum


Perawatan area genital dan perineum merupakan tindakan
membersihkan area genital dan sekitarnya pada klien yang tidak
dapat melalakukan secara mandiri. Penularan penyakit dapat terjadi
melalui rute face-oral, saat seseorang yang mengidap penyakit tidak
mencuci tangan setelah menggunakan toilet, semua yang disentuh
akan terkontaminasi.

Tujuan :

1. Menjaga kebersihan.
2. Mencegah infeksi.
3. Memberi kenyamanan pada klien.

Hygiene Vulva

Persiapan Alat :

1. Baskom mandi berisi air hangat dengan suhu 41°- 43°C.


2. Mangkuk berisi kapas yang direndam dalam air hangat.
3. Selimut mandi.
4. Cairan pembersih khusus area genetalia wanita jika ada.
5. Dua buah waslap.
6. Alas.
7. Bedpan atau pispot.
8. Bengkok.
9. Satu pasang sarung tangan bersih dalam wadahnya.
10. Handuk kecil atau kertas tisu.
11. Wadah kain kotor bertutup.

20
12. Sampiran jika perlu.

Prosedur pelaksanaan

1. Jelaskan pada klien tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang


akan dilakukan.
2. Letakkan peralatan dekat dengan klien.
3. Tutup pintu, jendela, dan tirai kamar klien.
4. Atur tempat tidur klien untuk memperoleh posisi kerja yang nyaman.
5. Cuci tangan.
6. Ganti selimut klien dengan selimut mandi.
Mencegah selimut klien kotor.
7. Atur posisi klien dorsal rekumben dan lepaskan pakaian bawah
klien.
8. Pasang alas dan pispot di bawah bokong klien.
9. Ulangi cuci tangan jika perlu.
10. Siapkan baskom mandi berisi air hangat.
11. Kenakan sarung tangan pada tangan non-dominan.
12. Buka labia mayora kanan dan kiri dengan tangan non-dominan.
13. Siram dengan air hangat dari arah vulva ke perineum.
14. Angkat pispot dari bawah bokong klien.
15. Letakkan mangkuk berisi kapas air hangat dan bengkok di antara
kedua klien.
16. Kenakan sarung tangan pada tangan dominan.
17. Ambil kapas secukupnya dengan tangan dominan untuk mengusap
genital (minimal 10 buah).
18. Buka labia mayora seperti sebelumnya.
19. Bersihkan area genital dengan mengusapkan kapas dari vulva ke
perineum. Lakukan mulai dari bagian terluar, yaitu labia mayora
kanan, kemudian kiri. Lanjutkan dengan mengusap labia minora
kanan dan kiri, kemudian akhiri dengan mengusap bagian tengah
genital. Lakukan setiap tindakan menggunakan satu kapas untuk
sekali usap. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengusap

21
kapas pada genital, dan lindungi kapas yanga belum di gunakan
dengan jari lainnya. Ulangi sekali lagi dari labia mayora kanan.
20. Jika perlu, basuh kembali vulva dengan air hangat dan keringkan
menggunakan handuk atau kertas tisu.
21. Sisihkan mangkuk dan bengkok.
22. Tutup area genital klien dengan selimut mandi.
Menjaga privasi klien.
23. Bantu klien untuk miring.
24. Bersihkan daerah anal dengan mengusapkan waslap dari arah vagina
ke anus dalam satu kali gosokan. Ulangi menggunakan waslap yang
lain hingga bersih.
25. Keringkan dengan handuk atau kertas tisu kamar.
26. Bantu klien untuk terlentang.
27. Lepaskan sarung tangan.
28. Bantu klien mengenakan pakaian bawahnya dan angkat alas.
29. Ganti selimut mandi dengan selimut tidur.
30. Rapihkan dan atur posisi klien agar nyaman.
31. Kaji apakah klien merasa nyaman dan bersih.
32. Bereskan peralatan dan cuci tangan.

Hygiene penis

Persiapan Alat :

1. Baskom mandi berisi air hangat 41°- 43°C.


2. Selimut mandi.
3. Sabun.
4. Dua buah waslap.
5. Handuk berukuran kecil/sedang.
6. Bengkok.
7. Satu pasang sarung tangan bersih dalam wadahnya.
8. Kertas tisu.
9. Wadah kain kotor.
10. Kapas air hangat dalam wadahnya.

22
Prosedur Pelaksanaan :

1. Jelaskan pada klien tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang


akan dilakukan.
2. Letakkan peralatan dekat dengan klien.
3. Tutup pintu, jendela, dan tirai kamar klien.
4. Atur tempat tidur klien untuk memperoleh posisi kerja yang nyaman.
5. Cuci tangan.
6. Ganti selimut klien dengan selimut mandi.
Mencegah selimut klien kotor.
7. Atur posisi klien dorsal rekumben dan lepaskan pakaian bawah
klien.
8. Gunakan sarung tangan.
9. Angkat penis klien secara perlahan, letakkan handuk di bawahnya,
dan pegang ujung penis. Retraksi kulup penis jika klien tidak
sirkumsisi. Tunda prosedur jika klien mengalami ereksi.
10. Pertama, bersihkan ujung penis dengan melakukan gerakan memutar
dan bersihkan dari meatus uretra ke arah luar. Jangan biarkan sabun
masuk ke dalam meatus.
11. Kembalikan kulup pada posisi awal.
12. Basuh batang penis secara menyeluruh dengan cara menggosoknya
kea rah pangkal menggunakan waslap dan air hangat, kemudian
keringkan.
13. Minta klien unruk sedikit membuka kakinya.
14. Bersihkan skrotum, angkat testis dengan hati-hati, dan basuh lipatan
kulit di bawahnya menggunakan waslap, kemudian keringakan.
15. Tutup area genital klien dengan selimut mandi dan bantu klien untuk
miring.
16. Bersihkan area anal dengan cara mengusapnya dari arah skrotum ke
anus dalam satu usapan. Ulangi menggunakan waslap yang lain
hingga bersih.
17. Keringkan dengan handuk kecil atau kertas tisu.
18. Bantu klien untuk terlentang.

23
19. Lepaskan sarung tangan.
20. Bantu klien mengenakan pakaian bawahnya.
21. Ganti selimut mandi dengan selimut tidur.
22. Rapihkan dan atur kembali posisi klien hingga nyaman.
23. Kaji apakah klien merasa nyaman dan bersih.
24. Rapihkan peralatan, kemudian cuci tangan.

Perhatian

1. Peralatan disiapkan sesuai dengan kebutuhan klien.


2. Jika klien ingin BAB/BAK, peralatan yang disiapkan sama dengan
peralatan eliminasi.
3. Prinsip bersih digunakan dalam perawatan genital dan perineum.
Sarung tangan digunakan untuk melindungi perawat dari infeksi.

2.7 Manfaat Menjaga Kebersihan Diri

1. Perawatan kulit Memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan dan
dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera,
serta dapat berpartisipasi dan memahami metode perawatan kulit.
2. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi
tubuh, menghilangkan bau tidak enak dan gatal-gatal, memperbaiki
sirkulasi darah ke kulit, membuat individu merasa lebih rileks dan
segar serta meningkatkan citra diri individu.
3. Perawatan mulut Mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk
mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut
misalnya tifus dan hepatitis.
4. Perawatan mata, hidung, dan telinga Organ sensorik yang berfungsi
normal, mata, hidung, dan telinga akan bebas dari infeksi.
5. Perawatan rambut Memiliki rambut dan kulit kepala yang lebih
bersih dan sehat, untuk mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan
dapat berpartisipasi dalam perawatan rambut.
6. Perawatan kaki dan kuku Memiliki kuku utuh dan permukaan kulit
yang lembut, merasa nyaman dan bersih.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebersihan diri adalah suatu upaya untuk memelihara
kebersihan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Cara
perawatan kebersihan diri adalah dengan membersihakan rambut dan
kepala, wajah, tangan, kaki dll.
Kesehatan merupakan hal yang paling utama dalam hidup kita,
karena tanpa kesehatan kita tidak dapat menikmati hidup. Usaha
kesehatan pribadi (personal hygien) adalah segala usaha dan
tindakan seseorang untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan
derajat kesehatannya sendiri dalam batas-batas kemampuannya, agar
mendapatkan kesenangan hidup.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Sumarti,Endah ,Elisabeth Iswantiningsih.2015.Kebutuhan Dasar


Manusia. Yogyakarta: Graha ilmu.
2. Fitri Respati Ambarwati,SKM, M. KES.2017. Konsep Dasar Kebutuhan
Manusia. Yogyakarta : Parama Ilmu.
3. Anggara Dwi Sulistyanto, Abdul Jalal, Miarni,Monika Ester,2018.
Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC.

26

Anda mungkin juga menyukai