KEBERSIHAN DIRI
Makalah ini disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Keperawatan dasar
Dosen pengampu : Hj. Badriah, SST,MPH
Disusun Oleh :
Nabila Syakira (P20620221041)
Iis Istiani (P20620221042)
Siti Nurhasanah (P20620221044)
Silvi Widiyani (P20620221050)
Sonia Pebrianti (P20620221051)
Aisha Rahmatul K (P20620221057)
Vivi Talita (P20620221064)
Tri Widayanti (P20620221068)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan dapat
dibaca oleh semua pihak ataupun kalangan. Makalah ini disusun dengan
berbagai sumber yaitu media cetak, media elektronik dan berbagi media
pendukung lainnya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
4. Apa saja tanda – tanda yang terdapat pada individu yang kurang
dalam kebersihan diri ?
5. Apa saja kerugian yang terdapat pada individu yang kurang dalam
menjaga kebersihan diri?
6. Bagaimana cara perawatan kebersihan diri yang benar ?
7. Upaya apa yang yang harus dilakukan individu untuk menjaga
kebersihan diri ?
8. Apa saja manfaat yang didapat jika individu menjaga kebersihan
diri?
1.3 Tujuan
1.4 Sistematika
4
kerugian dampak, upaya yang dilakukan individu untuk menjaga kebersihan
diri serta manfaat dari individu yang menjaga kebersihan diri.
5
BAB II
TINJAUN TEORI
6
Dalam bahasa Yunani, personal artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Menurut Potter & Perry (2005), didefinisikan sebagai tindakan
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahterahan fisik
dan psikis. Dengan menerapkannya, derajat kesehatannya akan meningkat,
mencegah berbagai penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan
menciptakan keindahan.
1. Citra Tubuh
Penampilan fisik seseorang adalah konsep subjektif dari citra tubuh.
Citra tubuh memengaruhi cara seseorang mempertahankan hygiene.
Adanya perubahan fisik yang disebabkan oleh pembedahan ataupun
penyakit, makan dibutuhkan usaha yang lebih untuk tetap
mempertahankan hygiene.
2. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial dalam pergaulan seseorang dapat sangat
memengaruhi hygiene. Saat usia anak-anak, praktik hygiene
didapatkan dari orang tua. Kebiasaan hidup di rumah, kebersihan
lingkungan rumah, dan bagaimana anak diajarkan cara merawat diri.
Seiring dengan bertambahnya usia, pergaulan di sekolah akan
merubah cara praktik personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Pendapatan seseorang juga menjadi faktor yang sangat
mempengaruhi hygiene. Kemampuan seseorang untuk membeli
peralatan dan bahan-bahan untuk merawat kebersihan diri dan
lingkungan.
4. Pengetahuan
7
Saat ini tidak sedikit seseorang yang tidak paham mengenai
pentingnya hygiene bagi kesehatan. Oleh karena itu, faktor
pengetahuan juga memengaruhi walaupun pengetahuan itu sendiri
tidak cukup untuk memotivasi seseorang untuk menerapkan
personal hygiene dalam dirinya.
5. Kebudayaan
Kebudayaan mempengaruhi personal hygiene karena cara yang
diterapkan di satu daerah dan daerah lainnya akan berbeda.
Penggunaan air untuk membersihkan diri setelah dari jamban adalah
budaya yang ada di Indonesia. Sedangkan, untuk di negara-negara
luar, seperti Jepang, China, dan Korea, cukup menggunakan tissue
saja.
6. Pilihan Pribadi
Setiap individu pada dasarnya punya caranya sendiri untuk
melakukan perawatan terhadap dirinya, kapan waktu yang tepat, dan
dengan apa perawatan diri itu dilakukan.
7. Kondisi Fisik
Pada saat sakit, terutama sakit keras, tentu kondisi fisik akan
menurun, sehingga kemampuan untuk merawat diripun berkurang.
Perlu bantuan orang lain untuk merawar diri.
Ketujuh faktor tersebut sangat mempengaruhi hygiene seseorang.
Pada masa pandemi seperti ini, sangat penting jika pemerintah
mengampanyekan mengenai personal hygiene dan self-awareness.
Kedua hal tersebut adalah hal yang paling dasar yang dapat
dilakukan untuk memutus penyebaran virus COVID-19. Synergy
Solusi Indonesia member of Proxsis melalui Environment-Indonesia,
membantu dalam mengembangkan kompetensi seorang dalam
melakukan tugasnya terutama di bidang kesehatan dan lingkungan
agar memenuhi target perusahaan dalam mewujudkan kesehatan
karyawan dan keseimbangan lingkungan.
8
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB atau BAK.
1. Kudis (Scabies)
Penyakit kudis biasanya disebabkan oleh serangan parasit
berupa tungau atau Sarcoptes scabiei varhominis. Jenis tungau
tersebut rentan menyebar di tempat-tempat yang sistem sanitasinya
buruk. Tempat kotor merupakan habitat yang mendukung
perkembangbiakan tungau. Biasanya, kudis menyerang bagian-
bagian tubuh tertentu seperti ketiak, pinggang, sela-sela jari kaki,
sekitar alat kelamin, dan tangan. Rasa gatal yang hebat kerap terjadi
di malam hari. Kudis sangat mudah menular melalui kontak fisik.
2. Kurap
Lain halnya dengan kudis, kurap disebabkan oleh wabah
jamur. Jenis jamur yang kerap menyebabkan kurap adalah
Epidermophyton, Microsporum, dan Trychophyton. Kurap biasanya
menyebar melalui hewan, manusia, atau kontak dengan tanah yang
mengandung jamur-jamur tersebut. Kulit yang mengalami kurap
akan menunjukkan lingkaran-lingkaran kecil menyerupai cincin.
Bagian sekeliling lingkaran tersebut terasa kasar dan gatal. Bila
Anda sering berkeringat atau kerap menggunakan pakaian ketat,
risiko penyakit gatal pada kulit yang satu ini semakin besar.
3. Kandidiasis Kulit
9
Infeksi kulit kandidiasis disebabkan oleh jamur Candida.
Jenis jamur tersebut rentan menyerang bagian lipatan kulit yang
lembap, misalnya ketiak, selangkangan, dan bagian belakang lutut.
Orang bertubuh gemuk rentan mengalami kandidiasis kulit karena
jumlah lipatan lemak yang lebih banyak daripada orang bertubuh
ideal. Begitu pula orang yang kurang menjaga kebersihan, rentan
mengalami masalah kulit ini. Salah satu gejala penyakit ini adalah
warna kulit yang kemerahan dan terasa amat gatal.
4. Panu (Pitiriasis versikolor)
Panu disebabkan oleh kuman tinea versikolor dan umumnya
tidak menimbulkan gatal. Penyakit ini akan menyebabkan bercak
bersisik berwarna-warni mulai dari putih, merah, sampai
kecokelatan. Biasanya mengenai bagian muka, leher, badan, ketiak,
tungkai, lengan, dan masih banyak lagi.
1. Menyikat gigi
Menyikat gigi merupakan tindakan membersihkan gigi dari kotoran
atau atau sisa makanan menggunakan sikat gigi. Tindakan ini
dilakukan pada klien yang tidak dapat menyikat gigi secara mandiri.
Tujuan :
Persiapan Alat :
Nampan bersisi :
10
2.Handuk
7. Kertas tisu
Prosedur Pelaksanaan :
4.Miringkan klien, kemudian pasang alas atau handuk dibawah dagu dan
pipinya.
5.Letakan bengkok di bawah dagu klien agar air bekas kumur dapat
tertampung
7.Berikan klien sikat gigi yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan
dibubuhi pasta gigi secukupnya
11
12. Angkat handuk atau alas, kemudian lepaskan sarung tangan dan
masukan kedalam posisi klien hinggan nyaman
15.Cuci tangan
16.Dokumentasikan tindakan
Perhatian :
4.Perawat melakukan perawatan gigi dan mulut pada klien yang tidak dapat
melakukannya secara mandiri
2. Mengeramasi rambut
Rambut adalah salah satu pelindung kulit kepala, menjaga
kebersihan rambut sangat penting karena rambut rentan
menimbulkan penyakit kulit khususnya kulit kepala. Keramas
sebaiknya dilakukan secara rutin 2 hingga 3 kali seminggu.
Tujuan :
Persiapan Alat :
a. Nampan berisi :
12
2.Dua buah handuk
6.Sampo
7.Handuk
8.Perlak
9.Mangkuk kecil
11.Celemek
b. Gayung
d. Kain pel
e. Ember kosong
Prosedur Pelaksanaan :
3. Cuci tangan
4. Pasang celemek
13
8. Letakan ember kosong di lantai dibawah kepala klien dan alasi dengan
kain pel
10. Tutup lubang telinga dengan kapas dan mata klien dengan waslap
13. Gosok pangkal rambut dengan kassa yang telah diberi sampo dan urut
dengan ujung jari. Buang kasa kotor ke dalam bengkok
14. Bilas rambut hingga bersih, kemudia angkat perlak dan masukkan dalam
ember
15. Buka tutup telingan dan mata. Masukkan kapas ke dalam bengkok dan
letakan washlap di atas nampan
16. Keringkan rambut klien dengan handuk atau pengering rambut (jika ada)
17. Kembalikan klien keposisi nyaman. Angkat handuk dan letakan bantal
dibawah kepala klien
Perhatian :
14
2.Air di dalam ember harus dibuang jika hampir penuh
3. Menyisir rambut
Tujuan:
Persiapan Alat
Nampan berisi:
1. Sisir.
2. Alas/handuk.
3. Bengkok berisi larutan Lisol 2-3%.
4. Kertas tisu.
5. Bengkok kosong.
6. Tali pita atau karet untuk mengikat rambut jika perlu.
7. Minyak rambut jika perlu.
8. Sarung tangan bersih.
Prosedur Pelaksanaan
15
1. Letakkan peralatan dekat dengan klien.
Mempermudah pelaksanaan tugas.
2. Minta persetujuan klien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Mempermudahkan klien bekerjasama dengan perawat.
3. Cuci tangan, keringkan, dan pasang sarung tangan.
Menghindari infeksi nosokominal.
4. Bentangkan handuk di bawah kepala klien, kemudian arahkan
punggung klien menghadap perawat.
Mencegah bantal kotor dan mempermudah perawat menyisir
rambut.
5. Kaji kulit kepala klien.
Mengindentifikasi apakah terdapat luka, kuku, atau kelainan di
kepala klien.
6. Belah rambut menjadi dua abgian.
Memudahkan penyisiran rambut.
7. Sisir rambut dari ujung, kemudian makin lama makin ke atas hingga
pada pangkal rambut.
Mengurangi rasa sakit dan kerontokan rambut.
8. Kumpulkan rambut yang rontok dan bungkus dengan kertas tisu,
kemudian buang ke dalam bengkok kosong.
Mencegah rambut rontok berantakan dan mempertahankan
kebersihan.
9. Ikat atau jalin ujung rambut yang panjang dan bagian lainnya jika
perlu.
Memberi kenyamanan pada klien.
10. Setelah menyisir rambut klien, bersihkan sisir dengan kertas tisu dan
masukkan ke dalam bengkok berisi Lisol. Selanjutnya, buang kertas
tisu ke dalam bengkok kosong.
Melakukan disinfektan pada sisir bekas pakai klien.
11. Ambil handuk di bawah kepala klien, lipat, dan letakkan di nampan.
Selanjutnya, bantu klien memperoleh posisi yang nyaman.
12. Lepaskan sarung tangan dan letakkan dalam bengkok.
16
13. Rapihkan peralatan dan letakkan kembali ke tempat semula.
14. Cuci tangan.
15. Dokumentasikan prosedur.
Perhatian
5. Memotong kuku
Tujuan:
Persiapan alat
Nampan berisi:
2.Gunting kuku
17
3.Handuk
6.Sabun
7.Sikat kuku
Prosedur pelaksanaan :
3.Cuci tangan
6.Rendam tangan dalam baskom berisi air hangat selama 1-2 menit. Jika
kuku kotor, sikat dengan sikat kuku dan sabun, dan bilas dengan air hangat.
Selanjutnya, keringkan dengan handuk
7. Letakkan tangan klien diatas bengkok berisi larutan Lisol 3% agar kuku
tidak berserakan. Potong kuku tangan sesuai kelengkungan kuku. Setelah
selesai, masukkan gunting kuku ke dalam bengkok berisi larutan Lisol
Mencegah klien mencederai diri sendiri atau orang lain secara tidak sengaja
18
11.Dokumentasikan tindakan
Prosedur pelaksanaan:
1.Rendam kaki dalam baskom berisi air hangat selama 2-3 menit.
Selanjutnya, sikat dengan sabun dan bilas, kemudian keringkan dengan
handuk.
Kuku kaki lebih keras daripada kuku tangan sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk menulak. Selain itu, kondisi kaki juga kotor karena
letaknya dibagian bawah tubuh.
2. Letakkan kaki di atas bengkok berisi larutan Lisol 3%. Potong kuku
secara hati-hati dengan bentuk lurus dan ujung pinggir tumpul. Kikir kuku
agar tidak tajam.
Bentuk kuku yang lurus dan pinggir tumpul mencegah kuku menembus
jaringan pinggiran kuku ketika tumbuh kembali, yang dapat menimbulkan
nyeri dan infeksi
5. Cuci tangan
6. Dokumentasikan tindakan
Perhatian :
1.Kuku tidak boleh dipotong terlalu pendek karena dapat menimbulkan luka
3.Jika perlu, cat kuku dibersihkan dengan aseton sebelum direndam dalam
air hangat
19
4. Pemotongan kuku pada klien yang mengalami gangguan sirkulasi dan
diabetes melitus harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan
luka.
Seperti halnya tangan, kuku adalah tempat paling berpotensi sebagai tempat
kuman dan bakteri sumber penyakit berkembang. Ketika mencuci tangan
dengan sabun, kuku-kuku juga harus dibersihkan.
Tujuan :
1. Menjaga kebersihan.
2. Mencegah infeksi.
3. Memberi kenyamanan pada klien.
Hygiene Vulva
Persiapan Alat :
20
12. Sampiran jika perlu.
Prosedur pelaksanaan
21
kapas pada genital, dan lindungi kapas yanga belum di gunakan
dengan jari lainnya. Ulangi sekali lagi dari labia mayora kanan.
20. Jika perlu, basuh kembali vulva dengan air hangat dan keringkan
menggunakan handuk atau kertas tisu.
21. Sisihkan mangkuk dan bengkok.
22. Tutup area genital klien dengan selimut mandi.
Menjaga privasi klien.
23. Bantu klien untuk miring.
24. Bersihkan daerah anal dengan mengusapkan waslap dari arah vagina
ke anus dalam satu kali gosokan. Ulangi menggunakan waslap yang
lain hingga bersih.
25. Keringkan dengan handuk atau kertas tisu kamar.
26. Bantu klien untuk terlentang.
27. Lepaskan sarung tangan.
28. Bantu klien mengenakan pakaian bawahnya dan angkat alas.
29. Ganti selimut mandi dengan selimut tidur.
30. Rapihkan dan atur posisi klien agar nyaman.
31. Kaji apakah klien merasa nyaman dan bersih.
32. Bereskan peralatan dan cuci tangan.
Hygiene penis
Persiapan Alat :
22
Prosedur Pelaksanaan :
23
19. Lepaskan sarung tangan.
20. Bantu klien mengenakan pakaian bawahnya.
21. Ganti selimut mandi dengan selimut tidur.
22. Rapihkan dan atur kembali posisi klien hingga nyaman.
23. Kaji apakah klien merasa nyaman dan bersih.
24. Rapihkan peralatan, kemudian cuci tangan.
Perhatian
1. Perawatan kulit Memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan dan
dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera,
serta dapat berpartisipasi dan memahami metode perawatan kulit.
2. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi
tubuh, menghilangkan bau tidak enak dan gatal-gatal, memperbaiki
sirkulasi darah ke kulit, membuat individu merasa lebih rileks dan
segar serta meningkatkan citra diri individu.
3. Perawatan mulut Mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk
mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut
misalnya tifus dan hepatitis.
4. Perawatan mata, hidung, dan telinga Organ sensorik yang berfungsi
normal, mata, hidung, dan telinga akan bebas dari infeksi.
5. Perawatan rambut Memiliki rambut dan kulit kepala yang lebih
bersih dan sehat, untuk mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan
dapat berpartisipasi dalam perawatan rambut.
6. Perawatan kaki dan kuku Memiliki kuku utuh dan permukaan kulit
yang lembut, merasa nyaman dan bersih.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebersihan diri adalah suatu upaya untuk memelihara
kebersihan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Cara
perawatan kebersihan diri adalah dengan membersihakan rambut dan
kepala, wajah, tangan, kaki dll.
Kesehatan merupakan hal yang paling utama dalam hidup kita,
karena tanpa kesehatan kita tidak dapat menikmati hidup. Usaha
kesehatan pribadi (personal hygien) adalah segala usaha dan
tindakan seseorang untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan
derajat kesehatannya sendiri dalam batas-batas kemampuannya, agar
mendapatkan kesenangan hidup.
25
DAFTAR PUSTAKA
26