DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat karunia serta Kesempatan
dan Kesehatan sehingga penulisan Makalah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan
Pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Personal Hygiene ” dalam waktu yang
telah di tentukan.
Penyusunan Makalah ini bertujuan sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
“KDM (Kebutuhan Dasar Manusia)”. Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari
kata sempurna, Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dan
perkembang ilmu.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Manfaat Penulisan .......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
A. Pengertian Personal Hygiene ......................................................................2
B. Faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene ...........................................3
C. Tipe Personal Hygiene ................................................................................5
D. Jenis Personal Hygiene .............................................................................10
E. Tujuan Perawatan Personal Hygiene ........................................................11
F. Dampak yang sering ditimbulkan .............................................................12
BAB III ASUHAN KEBIDANAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
PERSONAL HYGIENE ......................................................................................13
A. Pengkajian .................................................................................................13
B. Diagnosa ....................................................................................................15
C. Prosedur Personal Hygiene .......................................................................17
BAB III PENUTUP ...............................................................................................38
A. Kesimpulan ...............................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
pentingdan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan
dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya
kebudayaan, ocial,keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap
kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan
implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk
melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah
tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien,
pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam
perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter, 2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.
Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah
masalahsepele,padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi
kesehatans ecara umum (dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mempelajari dan memahami personal hygiene.
C. MANFAAT PENELITIAN
1) Pembaca dapat memahami personal hygiene
2) Pembaca dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis personal hygiene
3) Pembaca dapat mengetahui dan melaksanakan prosedur personal hygiene
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
5. Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatut indakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan
Wartonah 2006 )
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.
Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah
sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha
supaya personal hygienenya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dan
kerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangi dan
diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar
seseorang dapat hidup secara sehat.
3
2. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-
kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan
kebersihan.
3. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Tenaga Kesehatan harus menentukan apakah
klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo,
pasta gigi dan kometik. Tenaga Kesehatan juga harus menentukan jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang
dipraktikkan oleh kelompok social klien.
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.
Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk
meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mengurangi resiko kesehatan dapat memotifasi
seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting
4
bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk
mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk
yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan
pribadi.
7. Kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi.
6
berbagai cara namun demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian
rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena
itu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian
rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampoo dipandang
cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu
berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombe dan berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala
meliputi sebagai berikut:
a) Pola kebersihan diri klien normal
b) Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
c) Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
d) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
e) Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
3. Kesehatan kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian
dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar yang disebut
lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut lapisan malpighi. Kulit jangat
terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari kulit ari (Depdikbud,
1986:16). Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan
tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai
pelindung cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan.
Melaluikulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang
lain sebagai alat pengeluaran ampas-ampas berupa zat yang tidak terpakai
7
melalui keringat yang keluar lewat pori-pori(Soenarko, 1984:4).Kulit yang
baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat.
Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula
berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu
pembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan cara
mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Tentu saja dengan air yang bersih.
Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar (Depdikbud, 1986:23).
Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidakada bercak-bercak
merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel).
4. Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian
tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan
daun telinga. Telinga bagian tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga
buah ruang tulangpendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alat
keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput (Depdikbud, 1986:30).
Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi- bunyi
suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat
berguna sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan
infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk
mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.
5. Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari
sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari
kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud,
1986:21). Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata ,
penggaris dan pemegang (Depdikbud ,1986:22). Bila untuk keindahan bagi
8
wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam
halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu
terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman
penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.
6. Kesehatan Mata
Perawatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun
yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Tenaga Kesehatan
menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari
pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap
digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien
memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan
menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada
margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan
langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera
serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi
bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila
refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata
dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril.
Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai
dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan
pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.
7. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian
9
yang diperlukan. Tenaga Kesehatan mencegah klien jangan mengeluarkan
kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai
gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif.
Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi
mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, Bidan/perawat membantu
dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang
dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan
melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga
dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam
pembedahan nasal atau otak.
12
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
1) Pola kebersihan tubuh
2) Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
b. Pemeriksaan fisik
1) Rambut
a) Keadaan kesuburan rambut
b) Keadaan rambut yang mudah rontok
c) Keadaan rambut yang kusam
d) Keadaan tekstur
2) Kepala
a) Botak/alopesia
b) Ketombe
c) Berkutu
d) Adakah Eritema
e) Kebersihan
3) Mata
a) Apakah sklera ikterik
b) Apakah kunjungtiva pucat
c) Kebersihan mata
d) Apakah gatal/mata merah
13
4) Hidung
a) Adakah pilek
b) Adakah elergi
c) Adakah pendarahan
d) Adakah perubahan penciuman
e) Kebersihan hidung
f) Bagaimana membran mukosa
g) Adakah septum deviasi
5) Mulut
a) Keadaan mukosa mulut
b) Kelembapannya
c) Adakah lesi
d) Kebersihan
6) Gigi
a) Adakah karang gigi
b) Adakah karies
c) Kelengkapan gigi
d) Pertumbuhan
e) Kebersihan
7) Telinga
a) Adakah kotoran
b) Adakah lesi
c) Bagaimana bentuk telinga
d) Adakah infeksi
8) Kulit
a) Kebersihan
b) Adakah lesi
c) Keadaan turgor
d) Warna kulit
14
e) Suhu
f) Teksturnya
g) Pertumbuhan bulu
9) Kuku tangan dan kaki
a) Bentuknya bagaimana
b) Warnanya
c) Adakah lesi
d) Pertumbuhannya
10) Genetalia
a) Kebersihan
b) Pertumbuhan rambut pubis
c) Keadaan kulit
d) Keadaan lubang uretra
e) Keadaan skrotum, testis pada pria
f) Cairan yang dikeluarkan
11) Tubuh secara umum
a) Kebersihan
b) Normal
c) Keadaan postur
B. DIAGNOSA
1. Gangguan integritas kulit
Definisi : keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh. Kemungkinan
berhubungan dengan :
a) Bagian tubuh yang lama tertekan
b) Imobilitasi
c) Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Kerusakan jaringan kulit
15
2) Gangrene
3) Dekubitus
4) Kelemahan fisik
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
1) Stroke
2) Fraktur femur
3) Koma
4) Trauma medulla spinalis
Tujuan yang diharapkan
1) Pola kebersihan diri pasien normal
2) Keadaan kulit, rambut kepala bersih
3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
16
Tujuan yang diharapkan
1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warnamerah muda
2) Inflamasi tidak terjadi
3) Klien mengatakan rasa nyaman
4) Keadaan mulut bersih
18
5. Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala
pasien
6. Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke
arah bagian baskom dengan pinggir di gulung
7. Tutup telinga dengan kapas
8. Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
9. Kemudian,s isir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat,
selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil di
pijat
10. Setelah selesai keringkan
11. Cuci tangan
Membersihkan kacamata
Membersihan Kacamata. Kacamata terbuat kaca yang diperkeras atau
plastik yang tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah. Namun,
karena biaya, perawat harus hati-hati bila membersihkan kacamata dan
harus melindungi dari kerusakan atau kehancuran lain ketika tidak
digunakan. Kacamata harus diletakkan pada tempatnya dan di laci meja
sebelah tempat tidur ketika tidak digunakan. Air hangat adalah cukup
untuk membersihakn lensa kacamat. Kain yang lembut paling baik
untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan. Lensa plastik dapat
22
tergores dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan
tissue kering.
Perawatan Lensa Kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan
dan kadang-kadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di
atas kornea mata. Lensa mengambang pada lapisan air mata yang
meminyaki mata. Lensa kontak dibentuk khusus untuk mengoreksi
kesalahan rekraktif mata atau ketidaknormalan bentuk kornea. Lensa
kontak relatif mudah digunakan dan dilepaskan. Ada tiga tipe lensa
kontak: keras, lembut dan dapat ditembus gas yang kaku (RGP), juga
dikenal sebagai lensa yang dapat ditembus oksigen.
Bila lensa kontak dipakai klien, lensa mengakumulasi sekresi dan
benda asing. Material ini memburuk dan kemudian mengiritasi mata,
yang menyebabkan gangguan penglihatan dan risiko infeksi. Setelah
dilepas, lensa kontak harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan teliti.
Lensa kontak memberikan beberapa keuntungan dibandingkan
kacamata.
1. Meningkatkan kejelasan penglihatan
2. Lebih aman dari kacamata selama aktivitas tertentu
3. Memperhalus secara optik permukaan yang tidak rata dari mata
4. Memberikan penampilan yang lebih atraktif untuk pemakai.
25
f. Jika lensa gagal keluar, secara lembut tarik kelopak mata
melebihi ujung lensa. Tekan kelopak mata ke bawah
berlawanan dengan ujung bawah lensa.
g. Biarkan kelopak mata menutup sedikit dan pegang lensa saat
naik dari mata. Mangkuk pengisap dapat di gunakan untuk klien
gelisah atau tidak sadar.
h. Letakkan lensa di tangan anda.
i. Bersihkan dan bilas lensa.Letakkan lensa di dalam kotak tempat
penyimpanan yang sesuai . R untuk lena kanan L untuk lensa
kiri. Letakkan lensa di tengah tempat penyimpanan, sisi
konveks di bawah.
j. Ulangi langkah 8c-8j untuk lensa yang lain. Amankan penutup
atas kotak penyimpanan.
k. Kembalikan handuk dan cuci tangan
10. Membersihkan dan mendesenfeksi lensa kontak
a. Cuci tangan
b. Susun peralatan di samping tempat tidur
c. Letakkan handuk di atas area kerja
d. Buka tempat lensa hati –hati
e. Berikan 1 – 2 tetes larutan pembersih pada lensa.
f. Gosok lensa dengan lembut selama 20-30 detik.
g. Pegang lensa di atas mangkuk nirbekken lalu bilas dengan
larutan pembilas.
h. Letakkan lensa di kotak penyimpanan.
11. Memasukan lensa kaku
a. Cuci tangan
b. Letakkan handuk di dada klien
c. Usahakan mengangkat lensa lurus ke atas
d. Bilas dengan air
26
e. Basuhi lensa
f. Letakkan lensa pada tangan dominan
g. Melihat lurus ke depan dengan mata terbuka lebar, lalu letakkan
lensa secara lembut.
h. Ulangi langkah 10c-10i untuk mata kiri .
i. Bantu klien dalam possisi nyaman
j. Buang peralatan yang kotor.Cuci tangan
12. Memasukkan lensa lunak
a. Cuci tangan
b. letakkan handuk di atas dada klien
c. Angkat lensa kanan dan bilas
d. Gunakan jari tengah
e. Mata lurus ke depan ,lalu masukkan dengan lembut pad kornea
f. Berkedip beberapa kali
g. Ulangi langkah 12c-12k untuk mata yang lain
h. Bantu klien pada posisi nyaman
i. Buang peralatan yang kotor , lalu cuci tangan .
13. Tanya klien, apakah lensa sudah nyaman
14. Catat laporan
2. Perawatan genetalia
Alat dan Bahan
a. Baskom
b. Sabun dan tempatnya
c. Dua atau tiga waslap
d. Handuk mandi
e. Selimut mandi
f. Alas tahan air atau bed pan
g. Tisu toilet
h. Sarung tangan pakai
28
Prosedur Kerja
1. Identifikasi pasien berisiko untuk perkembangan infeksi genitalia, atau
saluran-saluran reproduksi (misalnya keberadaan kateter yang tetap,
inkontensia fekal atau insisi bedah).
2. Jelaskan prosedur dan tujuan pada pasien
3. Persiapkan alat dan bahan
Bahan bahan tambahan bila perawatan perineum di berikan selama waktu di
luar mandi :
a. Bola kapas atau lidi kapas
b. Botol larutan atau tempat yang di isi air dengan air hangat atau larutan
pembersih yang di resepkan
c. Kanting tahan air
4. Atur peralatan di samping tempat tidur
5. Cuci tangan
6. Tutup pintu kamar dan tutup jendela untuk menjaga privasi pasien.
Tinggikan tempat tidur sampai posisi kerja yang nyaman.
7. Turunkan penghalang tempat tidur dan bantu pasien pada posisis
miring ,letakkan handuk sepanjang sisi badan pasien dan pertahankan pasien
agar tertutup dengan selimut mandi semaksimal mungkin.
8. Kenakan sarung tangan sekali pakai
9. Jika ada feses ,ambil popok atau tisu toilet dan bersihkan dengan usapan
sekali buang. Bersihkan bokong dan anus depan ke belakang. Bersihkan dan
bilas dengan teliti. Keringkan secara lengkap. Pindahkan dan buang popok
dan ganti dengan yang baru.
10. Berikan perawatan genitalia
29
2. Letakkan popok tahan air di bawah bokong pasien dengan posisi pasien
supine(tambahan :letakkan pispot di bawah pasien.
3. Bantu pasien dengan posisi dorsal rekumben
4. Lipat linen tempat tidur paling atas ke arah kaki tempat tidur dan angkat baju
pasien sampai daerah genitalia
5. Bungkus pasien secara “DIAMOND” dengan menempatkan selimut mandi
dengan satu ujung di antara dua kaki, satu ujung arah masing masing sisi
tempat tidur, dan satu ujung di atas dada.
6. Naikkan penghalang tempat tidur.Isi baskom dengan air hangat
7. Turunkan penghalang dan bantu pasien memfleksi lututnya dan pisahkan dua
kaki terbuka.
8. Lipat ujung bawah selimut mandi di antara ke dua tungkai pasien ke arah
abdomen
9. Bersihkan dan keringkan paha atas pasien .
10. Bersihkan labia mayora
11. Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk membuka meatus uretra
dan orifisium vagina.
12. Jika pasien di atas pispot,siram air hangat di atas daerah perineum.
13. Keringkan daerah perineum secara merata
14. Lipat ujung bawah selimut mandi kembali di antara kaki pasien dan di atas
perineum.Minta pasien untuk menurunkan kaki dan memperoleh posisi
nyaman.
3. Perawatan hidung
Yang perlu dipersiapkan :
a. Cutton bath
b. Wash lap
c. Kapas
Prosedurnya :
1. Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene
31
harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan
kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur
mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari
pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
2. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu
dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai
yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan
dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang
berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal
merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.
4. Perawatan telinga
Yang perlu dipersiapkan :
a. Cutton Bath
b. Washlap
c. Water pik
d. Hidrogen proksida
Prosedurnya :
1. Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam
kegiatan mandi di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap
yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja
terbaik untuk pembersihan.
2. Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara
lembutpada jalan masuk kanal telinga dapat menyebabkan lilin
melonggar dan keluar.
3. Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda
tajam seperti peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga.
Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma pada kanal telinga
32
dan ruptur membran timpani. Penggunaan aplikator kapas bertangkai
juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam
kanal.
4. Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras.
Serumen yang berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan
hanya dengan irigasi. Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes
gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes
hidrogen peroksida dua kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps,
dkk, 1995).
5. Kemudian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37o C) ke kanal
telinga luar yang akan membersihkan lilin yang telah lunak secara
mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan normal atau
muntah.
6. Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena
menghadap ke sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal
di bawah telinga yang terkena untuk menangkap larutan irigasi. Water
Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi ke dalam
kanal telinga. Ujung spuit atau Water Pik seharusnya tidak mengoklusi
kanal telinga untuk menghindari penggunaan tekanan terhadap
membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal yang
melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih,
perawat menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa
kanal dari serumen yang masih tertinggal.
5. Oral hygiene
a. Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut,
sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkanbau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat
33
penyakit atau medikasi yangdigunakan pasien. Perawatan mulut harus
dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien.
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,
gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel
makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan
mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.
Hygiene mulut yangbaik memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makan.
b. Perawatan Gigi
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk
membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi.
Alat dan bahan
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi:
a) Air masak/NaCl
b) Obat kumur
34
c) Borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikat gigi dan pasta gigi
Prosedur kerja
Untuk pasien tidak sadar
1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air
hangat/masak
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat
membersihkan gigi/mulut
7. Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi, dan
lidah
8. Keringkan dengan kasa steril yang kering
9. Seteleh bersih, oleskan dengan Borax gliserin
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
36
6. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi
palsu.Pegang gigi palsu di dekat air. Pegang sikat secara
horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk
membersihkn permukaan penggigit pada permukaan gigi sebelah
luar. Pegang sikat secara vertikal dan gunakan gosokan pendek
untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat secara
horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk
membersihkan permukaan penggigit pada permukaan dalam gigi.
7. Bilas gigi palsu dengan air biasa
8. Kembalikan gigi paslu pada paisen atau simpan dalam air biasa
di dalam cangkir plastic
9. Kosongkan mangkok nirbekken dan tambahkan air dingin.
Berikan pasta gigi pasa sikat gigi lembut, dan sikat gusi, langit
langit dan lidah dengan lembut
10. Minta pasien untuk berkumur
11. Masukan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan.
12. Buang sarung tangan pada tempat sampah.Bersihkan dan simpan
baha bahan . Cuci tangan
13. Tanyakan pada pasien jika gigi palsu terasa nyaman
14. Catat prosedur pada flowsheet atau catatn perawat.
37
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari Bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan
dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang
mencakup seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang
hari, menjelang tidur dan dini hari.
38
DAFTAR PUSTAKA
39