Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN


PERSONAL HYGIENE

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

ADOLPINA SANDA ADRIANA MATTA


AGUS RINDING CHRISTYANY N. PATA’
JANSRI HASTUTI SAHURI IRA TRISNAWATI
NAMIRA PARLINCE TANDI RERUNG
PITTY PALINGGI RANITA RANGGA TAMBING
RITA TODING ROSNIDAR LINGGI ALLO

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat karunia serta Kesempatan
dan Kesehatan sehingga penulisan Makalah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan
Pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Personal Hygiene ” dalam waktu yang
telah di tentukan.
Penyusunan Makalah ini bertujuan sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
“KDM (Kebutuhan Dasar Manusia)”. Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari
kata sempurna, Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dan
perkembang ilmu.

Tana Toraja, Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Manfaat Penulisan .......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
A. Pengertian Personal Hygiene ......................................................................2
B. Faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene ...........................................3
C. Tipe Personal Hygiene ................................................................................5
D. Jenis Personal Hygiene .............................................................................10
E. Tujuan Perawatan Personal Hygiene ........................................................11
F. Dampak yang sering ditimbulkan .............................................................12
BAB III ASUHAN KEBIDANAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
PERSONAL HYGIENE ......................................................................................13
A. Pengkajian .................................................................................................13
B. Diagnosa ....................................................................................................15
C. Prosedur Personal Hygiene .......................................................................17
BAB III PENUTUP ...............................................................................................38
A. Kesimpulan ...............................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................39

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
pentingdan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan
dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya
kebudayaan, ocial,keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap
kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan
implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk
melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah
tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien,
pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam
perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter, 2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.
Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah
masalahsepele,padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi
kesehatans ecara umum (dalam Tarwoto & Wartonah 2006).

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mempelajari dan memahami personal hygiene.

C. MANFAAT PENELITIAN
1) Pembaca dapat memahami personal hygiene
2) Pembaca dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis personal hygiene
3) Pembaca dapat mengetahui dan melaksanakan prosedur personal hygiene

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERSONAL HYGIENE


Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut beberapa ahli:
1. Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan.
Sjarifudin. 1979 (dalam Basyar.2005)
2. Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan
psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai
individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya
kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap
kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)
3. Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,k esehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di nyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes 2000).
4. Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)

2
5. Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatut indakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan
Wartonah 2006 )
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.
Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah
sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha
supaya personal hygienenya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dan
kerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangi dan
diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar
seseorang dapat hidup secara sehat.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE


1. Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh
mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali
maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan
keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan
tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien
dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus
membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.

3
2. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-
kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan
kebersihan.

3. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Tenaga Kesehatan harus menentukan apakah
klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo,
pasta gigi dan kometik. Tenaga Kesehatan juga harus menentukan jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang
dipraktikkan oleh kelompok social klien.

4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.
Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk
meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mengurangi resiko kesehatan dapat memotifasi
seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.

5. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting
4
bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk
mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.

6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk
yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan
pribadi.

7. Kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi.

C. TIPE PERSONAL HYGIENE


1. Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan.
Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak, dibagian
belakang berhubungandengan tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir.
Lidah terdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunak dan
ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan keras yang terdapat di
rahang atas dan bawah yang tersusun rapi dalam lengkungan (Depdikbud,
1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlud ihaluskan, maka makanan
tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai
pencampur makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik
danberperan sebagai indera perasa dan pengecap. Penampilan wajah sebagian
ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu juga sebagai pembantu
pengucapan kata-kata dengan jelas dan terang (Soenarko, 1984: 28). Seperti
5
halnya dengan bagian tubuh yang lain, maka mulut dan gigi juga perlu
perawatan yang teratur dan seyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk
pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineral
seperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yang mengandung
vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Gosok gigi
merupakan upaya atau cara yang terbaik untuk perawatan gigi dan dilakukan
paling sedikit dua kali dalam sehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur.
Dengan menggosok gigi yang teratur dan benar maka plak yang ada pada gigi
akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-benda yang keras dan makan
makanan yang dingin dan terlalu panas (Depdikbud, 1986: 30). Gigi yang
sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, gigi tidak berlubang dan
didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi
normal, dari gigi dan mulut.

2. Kesehatan Rambut dan kulit rambut


Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan ujungnya
makin kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat warna. Warna rambut
setiap orang tidak sama tergantung zat warna yang ada didalamnaya.
Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar
rambut(Depdikbud, 1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan
hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat
perlindungan lain seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain.
Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih
dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak
terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu
perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan

6
berbagai cara namun demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian
rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena
itu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian
rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampoo dipandang
cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu
berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombe dan berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala
meliputi sebagai berikut:
a) Pola kebersihan diri klien normal
b) Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
c) Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
d) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
e) Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

3. Kesehatan kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian
dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar yang disebut
lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut lapisan malpighi. Kulit jangat
terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari kulit ari (Depdikbud,
1986:16). Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan
tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai
pelindung cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan.
Melaluikulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang
lain sebagai alat pengeluaran ampas-ampas berupa zat yang tidak terpakai
7
melalui keringat yang keluar lewat pori-pori(Soenarko, 1984:4).Kulit yang
baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat.
Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula
berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu
pembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan cara
mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Tentu saja dengan air yang bersih.
Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar (Depdikbud, 1986:23).
Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidakada bercak-bercak
merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel).

4. Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian
tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan
daun telinga. Telinga bagian tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga
buah ruang tulangpendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alat
keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput (Depdikbud, 1986:30).
Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi- bunyi
suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat
berguna sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan
infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk
mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.

5. Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari
sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari
kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud,
1986:21). Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata ,
penggaris dan pemegang (Depdikbud ,1986:22). Bila untuk keindahan bagi
8
wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam
halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu
terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman
penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.

6. Kesehatan Mata
Perawatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun
yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Tenaga Kesehatan
menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari
pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap
digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien
memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan
menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada
margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan
langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera
serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi
bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila
refleks berkedip tidak ada atau ketika mata  tidak dapat menutup total. Mata
dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril.
Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai
dokter.  Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan
pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.

7. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian
9
yang diperlukan. Tenaga Kesehatan mencegah klien jangan mengeluarkan
kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai
gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif.
Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi
mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, Bidan/perawat membantu
dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang
dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan
melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga
dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam
pembedahan nasal atau otak.

D. JENIS PERSONAL HYGIENE


Berdasarkan waktu pelaksanaannya
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu
pelaksanaannyadibagi menjadi empat yaitu:
1. Perawatan dini hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktubangun tidur, untuk
melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan
bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti
menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi,
mempersiap kanpasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan
melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan,
menjaga kebersihan mulut.

2. Perawatan pagi hari


Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau
makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan
10
kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku,
rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai
perawatan pagi yang lengkap.

3. Perawatan siang hari


Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelahmelakukan berbagai
tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana
pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes
diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan
personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan
tangan, membersihkanmulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan
pemeliharaan kebersihan lingkungankesehatan pasien.

4. Perawatan menjelang tidur


Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar
pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai
kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi
(BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat
daerah punggung.

E. TUJUAN PERAWATAN PERSONAL HYGIENE


Tujuan perawatan personal hygiene adalah
1. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati
dan bakteri
2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Memelihara integritas permukaan kulit
4. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
5. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
6. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
11
7. Meningkatkan percaya diri seseorang
8. Menciptakan keindahan
9. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang

F. DAMPAK YANG SERING DITIMBULKAN


1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yangsering terjadi adalah: Gangguan intergritas kulit, gangguan
membranemukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik
pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksisosial.

12
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
1) Pola kebersihan tubuh
2) Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

b. Pemeriksaan fisik
1) Rambut
a) Keadaan kesuburan rambut
b) Keadaan rambut yang mudah rontok
c) Keadaan rambut yang kusam
d) Keadaan tekstur
2) Kepala
a) Botak/alopesia
b) Ketombe
c) Berkutu
d) Adakah Eritema
e) Kebersihan
3) Mata
a) Apakah sklera ikterik
b) Apakah kunjungtiva pucat
c) Kebersihan mata
d) Apakah gatal/mata merah

13
4) Hidung
a) Adakah pilek
b) Adakah elergi
c) Adakah pendarahan
d) Adakah perubahan penciuman
e) Kebersihan hidung
f) Bagaimana membran mukosa
g) Adakah septum deviasi
5) Mulut
a) Keadaan mukosa mulut
b) Kelembapannya
c) Adakah lesi
d) Kebersihan
6) Gigi
a) Adakah karang gigi
b) Adakah karies
c) Kelengkapan gigi
d) Pertumbuhan
e) Kebersihan
7) Telinga
a) Adakah kotoran
b) Adakah lesi
c) Bagaimana bentuk telinga
d) Adakah infeksi
8) Kulit
a) Kebersihan
b) Adakah lesi
c) Keadaan turgor
d) Warna kulit
14
e) Suhu
f) Teksturnya
g) Pertumbuhan bulu
9) Kuku tangan dan kaki
a) Bentuknya bagaimana
b) Warnanya
c) Adakah lesi
d) Pertumbuhannya
10) Genetalia
a) Kebersihan
b) Pertumbuhan rambut pubis
c) Keadaan kulit
d) Keadaan lubang uretra
e) Keadaan skrotum, testis pada pria
f) Cairan yang dikeluarkan
11) Tubuh secara umum
a) Kebersihan
b) Normal
c) Keadaan postur

B. DIAGNOSA
1. Gangguan integritas kulit
Definisi : keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh. Kemungkinan
berhubungan dengan :
a) Bagian tubuh yang lama tertekan
b) Imobilitasi
c) Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Kerusakan jaringan kulit
15
2) Gangrene
3) Dekubitus
4) Kelemahan fisik
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
1) Stroke
2) Fraktur femur
3) Koma
4) Trauma medulla spinalis
Tujuan yang diharapkan
1) Pola kebersihan diri pasien normal
2) Keadaan kulit, rambut kepala bersih
3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

2. Gangguan membrane mukosa mulut


Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Trauma oral
2) Pembatasan intake cairan
3) Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Iritasi atau luka pada mukosa mulut
2) Peradangan atau infeksi
3) Kesulitan dalam makan dan menelan
4) Keadaan mulut yang kotor
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada
1) Stroke
2) Stomatitis
3) Koma

16
Tujuan yang diharapkan
1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warnamerah muda
2) Inflamasi tidak terjadi
3) Klien mengatakan rasa nyaman
4) Keadaan mulut bersih

3. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri


Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Kemungkinan data yang ditemukan.
a. Badan kotor dan berbaub.
b. Rambut kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Bau mulut dan motor

C. PROSEDUR PERSONAL HYGIENE


1. Personal hygiene rambut sampai kaki
a) Perawatan kulit kepala dan rambut
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan cara mencuci dan
menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman kuman yang
ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau
ketombe yang melekat pada kulit, serta memperlancar system
peredaran darah di bawah kulit.
Alat dan Bahan
1) Handuk secukupnya
17
2) Perlak atau pengalas
3) Baskom berisi air hangat
4) Sampo atau sabun dalam tempatnya
5) Kasa dan kapas
6) Sisir
7) Bengkok/nierbekken
8) Gayung
9) Ember kosong

Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan


cara sebagai berikut :
1.   Pencucian Rambut
Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung pada hal – hal
berikut:
a) Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering
dicuci.
b) Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada
lingkungan yang berdebu orang tersebut harus sering mencuci
rambutnya.
c) Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering mencuci
rambutnya.

Adapun cara – cara mencuci rambut adalah :


Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Tutup jendela atau pasang sampiran
4. Kondisikan pasien dalam posisi tidur

18
5. Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala
pasien
6. Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke
arah bagian baskom dengan pinggir di gulung
7. Tutup telinga dengan kapas
8. Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
9. Kemudian,s isir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat,
selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil di
pijat
10. Setelah selesai keringkan
11. Cuci tangan

b) Perawatan kulit seluruh tubuh


Kulit memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan
memelihara kesehatan tubuh. Cara membersihkan kulit secara
keseluruhan umumnya dengan mandi, karena mandi berguna untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit,
menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf
dan mengembalikan kesegaran tubuh.
Cara merawat kulit
Alat dan Bahan :
1) Baskom cuci
2) Sabun
3) Air
4) Agen pembersih
5) Balutan
6) Pelindung kulit
7) Plester
8) Sarung tangan
19
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Tutup pintu ruangan
4. Atur posisi pasien
5. Kaji ulang /kulit tertekan dengan memperhatikan warna ,
kelembaban, penampilan,s ekitar kulit, ukur diameter kulit, ukur
kedalaman.
6. Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara
menyeluruh dengan air.
7. Perlahan lahan keringkan kulit secara menyeluruh.
8. Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau
larutan pembersih, gunakan,s emprit irigasi luka pada luka yang
dalam.
9. Setelah selesai berikan obat atau agen topical.
10. Catat hasil
11. Cuci tangan

c) Memandikan Pasien di Tempat Tidur


Tindakann yang di lakukan pada pasien yang tidak mampu mandi
secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur.Tujuannya
adalah menjaga kebersihan tubuh ,mengurangi infeksi akibat kulit
kotor ,memperlancar sisitem peredaran darah, dan menambah
kenyamanan pasien.
Alat dan Bahan
1. Baskom mandi du buah,masing masing berisi air dingin dan
hangat.
2. Pakaian pengganti
3. Kain penutup
20
4. Handuk,sarung tangan pengusap badan
5. Tempat untuk pakaian kotor
6. Sampiran
7. Sabun
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Lakukan tindakan memandikan pasien yang di awali dengan
membentangkan handuk di bawah kepala, kemudian bersihkan
muka, telinga, dan leher dengan sarung tangan pengusap.
Keringkan dengan handuk.
5. Kain penutup di turunkan, kedua tangan pasien di angkat dan di
pindahkan handuk di atas dada pasien, lalu bentangkan. Kemudian,
kembalikan kedua tangan ke posisi awal di atas handuk, lalu
basahi kedua tangan dengan air bersih. Lalu keringkan dengan
handuk.
6. Kedua tangan di angkat, handuk di pindahkan di sisi pasien,
bersihkan daerah dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk.
7. Miringkan pasien ke kiri, handuk di bentangkan di bawah
punggung sampai glutea dan basahi punggung hingga glutea, lalu
keringkan dengan handuk. Selanjutnya, miringkan pasien ke kanan
dan lakukan hal yang sama. Kemudian, kembalikan pasien pada
posisi telentang dan pasangkan pakaian dengan rapi.
8. Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihkan kaki. Kaki yang
paling jauh di dahulukan dan di keringkan dengan handuk.
9. Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut
di buka, lalu bersihkan daerah lipatan paha dan genetalia. Setelah
selesai, pasang kembali pakaian dengan rapi.
21
10. Cuci tangan.
d) Memelihara kebersihan dan kesehatan mata
Yang perlu dipersiapkan
1. Air hangat
2. Kapas
3. Kain
4. Sapu tangan yang bersih
Prosedurnya :
1. Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari.
2. Sewaktu – waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3% atau
air yang sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan kapas
mulai dari pinggir mata menuju ke arah tengah (menuju hidung).
Lakukan hal ini berulang – ulang sampai mata terasa bersih.
3. Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau sapu
tangan yang kotor atau sapu tangan orang lain.
4. Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau petugas
kesehatan terdekat.
5. Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak
mata dan obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.

Membersihkan kacamata
Membersihan Kacamata. Kacamata terbuat kaca yang diperkeras atau
plastik yang tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah. Namun,
karena biaya, perawat harus hati-hati bila membersihkan kacamata dan
harus melindungi dari kerusakan atau kehancuran lain ketika tidak
digunakan. Kacamata harus diletakkan pada tempatnya dan di laci meja
sebelah tempat tidur ketika tidak digunakan. Air hangat adalah cukup
untuk membersihakn lensa kacamat. Kain yang lembut paling baik
untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan. Lensa plastik dapat
22
tergores dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan
tissue kering.
Perawatan Lensa Kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan
dan kadang-kadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di
atas kornea mata. Lensa mengambang pada lapisan air mata yang
meminyaki mata. Lensa kontak dibentuk khusus untuk mengoreksi
kesalahan rekraktif mata atau ketidaknormalan bentuk kornea. Lensa
kontak relatif mudah digunakan dan dilepaskan. Ada tiga tipe lensa
kontak: keras, lembut dan dapat ditembus gas yang kaku (RGP), juga
dikenal sebagai lensa yang dapat ditembus oksigen.
Bila lensa kontak dipakai klien, lensa mengakumulasi sekresi dan
benda asing. Material ini memburuk dan kemudian mengiritasi mata,
yang menyebabkan gangguan penglihatan dan risiko infeksi. Setelah
dilepas, lensa kontak harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan teliti.
Lensa kontak memberikan beberapa keuntungan dibandingkan
kacamata.
1. Meningkatkan kejelasan penglihatan
2. Lebih aman dari kacamata selama aktivitas tertentu
3. Memperhalus secara optik permukaan yang tidak rata dari mata
4. Memberikan penampilan yang lebih atraktif untuk pemakai.

Perawatan Lensa kontak


Prosedur perawatan lensa kontak
1. Inspeksi mata atau Tanya pada klien apakah kontak lensa di
gunakan
2. Kaji kemampauan klien untuk memanipulasi dan memegang kontak
lensa
3. Setelah lensa di lepas, inspeksi mata terhadap tanda tanda iritasi
kornea, air mata yang berlebihan, kemerahan, rasa perih terbakar.
23
4. Persiapkan peralatan dan bahan yang di perlukan untuk melepaskan
lensa :
a. Tempatnya penyimpanan lensa kontak di beri label dengan nama
klien
b. Mangkuk pengisap lensa
c. Larutan saline steril
d. Handuk mandi
5. Persiapkan peralatan dan bahan untuk pembersihan dan insersi
a. Lensa di dalam tempat penyimpanna yang bersih,di beri label
nama klien
b. Peralatan desinfektan termal
c. Pembersih sunfaktan
d. Larutan pembilas
e. Desinfektan lensa steril dan larutan enzim
f. Larutan pembasah steril untuk lensa keras
g. Bola kapas atau kapas bertangkai
h. Handuk mandi
i. Gelas berisi air hangat
6. Diskusikan prosedur dengan klien
7. Atur posisi klien yang telentang atau duduk di tempat tidur atau
kursi .
8. Melepas lensa lunak
a. Cuci tangan
b. Letakkan handuk di bawah wajah klien
c. Tambahkan beberapa tetes salin steril ke mata klien
d. Minta klien untuk memandang lurus ke depan
e. Manggunakan jari tengah ,tarik kelopak mata bagian bawah
f. Dengan telapak jari telunjuk pada tangan yang sama, geser
lensa keluar kornea ke arah bagian putih mata
24
g. Tarik kelopak mata bagian atas ke bawah secara lembut dengan
ibu jari pada tangan yang lain dan tekan lensa sedikit di antara
ibu jari dan jari telunjuk
h. Ambil lensa secara perlahan dan angkat keluar tanpa membuat
ujung – ujung lensa berhimpitan
i. Jika ujung –ujung lensa menempel ,letakkan lensa di telapak
tangan dan rendam keseluruhan dengan salin steril .Secara
lembut balikkan lensa dengan ibu jari telunjuk dengan gerakan
ke depan ke belakang. Jika gosokan tidak memisahkan ujung –
ujung lensa maka lensa dapat di rendam dalam larutan steril.
j. Bersihkan dan bilas lensa. Letakkan lensa ke dalam kontak
tempat penyimpanan yang sesuai. R untuk lena kanan L untuk
lensa kiri. Pastikan lensa berada di tengah
k. Ulangi langakah 8c-8j untuk lensa yang lain. Amankan penutup
pada penyimpanan.
l. Kembalikan handuk dan cuci tangan
9. Melepas lensa kaku
a. Cuci tangan
b. Letakkan handuk di bawah wajah klien
c. Pastikan lensa berada pada posisi tepat di atas kornea. Jika
tidak, minta klien tutup mata, letakkan jari telunjuk dan jari
tengah dari satu tangan di belakang lensa, secara perlahan tapi
kuat pijat lensa kembali ke tempatnya.
d. Letakkan jari telunjuk pada pojok luar mata dan tarik kulit
secara lembut ke belakang arah telinga
e. Minta klien berkedip. Jangan melepas tekanan pada kelopak
sampai selesai.

25
f. Jika lensa gagal keluar, secara lembut tarik kelopak mata
melebihi ujung lensa. Tekan kelopak mata ke bawah
berlawanan dengan ujung bawah lensa.
g. Biarkan kelopak mata menutup sedikit dan pegang lensa saat
naik dari mata. Mangkuk pengisap dapat di gunakan untuk klien
gelisah atau tidak sadar.
h. Letakkan lensa di tangan anda.
i. Bersihkan dan bilas lensa.Letakkan lensa di dalam kotak tempat
penyimpanan yang sesuai . R untuk lena kanan L untuk lensa
kiri. Letakkan lensa di tengah tempat penyimpanan, sisi
konveks di bawah.
j. Ulangi langkah 8c-8j untuk lensa yang lain. Amankan penutup
atas kotak penyimpanan.
k. Kembalikan handuk dan cuci tangan
10. Membersihkan dan mendesenfeksi lensa kontak
a. Cuci tangan
b. Susun peralatan di samping tempat tidur
c. Letakkan handuk di atas area kerja
d. Buka tempat lensa hati –hati
e. Berikan 1 – 2 tetes larutan pembersih pada lensa.
f. Gosok lensa dengan lembut selama 20-30 detik.
g. Pegang lensa di atas mangkuk nirbekken lalu bilas dengan
larutan pembilas.
h. Letakkan lensa di kotak penyimpanan.
11. Memasukan lensa kaku
a. Cuci tangan
b. Letakkan handuk di dada klien
c. Usahakan mengangkat lensa lurus ke atas
d. Bilas dengan air
26
e. Basuhi lensa
f. Letakkan lensa pada tangan dominan
g. Melihat lurus ke depan dengan mata terbuka lebar, lalu letakkan
lensa secara lembut.
h. Ulangi langkah 10c-10i untuk mata kiri .
i. Bantu klien dalam possisi nyaman
j. Buang peralatan yang kotor.Cuci tangan
12. Memasukkan lensa lunak
a. Cuci tangan
b. letakkan handuk di atas dada klien
c. Angkat lensa kanan dan bilas
d. Gunakan jari tengah
e. Mata lurus ke depan ,lalu masukkan dengan lembut pad kornea
f. Berkedip beberapa kali
g. Ulangi langkah 12c-12k untuk mata yang lain
h. Bantu klien pada posisi nyaman
i. Buang peralatan yang kotor , lalu cuci tangan .
13. Tanya klien, apakah lensa sudah nyaman
14. Catat laporan

e) Perawatan kuku kaki dan tangan


Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
merawat kuku sendiri.Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan
mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Alat dan bahan
1. Alat pemotong kuku
2. Handuk
3. Baskom berisi air hangat
4. Bengkok/nierbekken
27
5. Sabun
6. Kapas
7. Sikat kuku
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur
4. Tentukan kuku yang akan di potong
5. Rendamlah kuku denga air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan
sikat dengan beri sabun bila kotor.
6. Keringkan dengan handuk
7. Letakkan tangan di atas bengkok /nierbekken dan lakukan
pemotongan kuku.
8. Cuci tangan

2. Perawatan genetalia
Alat dan Bahan
a. Baskom
b. Sabun dan tempatnya
c. Dua atau tiga waslap
d. Handuk mandi
e. Selimut mandi
f. Alas tahan air atau bed pan
g. Tisu toilet
h. Sarung tangan pakai

28
Prosedur Kerja
1. Identifikasi pasien berisiko untuk perkembangan infeksi genitalia, atau
saluran-saluran reproduksi (misalnya keberadaan kateter yang tetap,
inkontensia fekal atau insisi bedah).
2. Jelaskan prosedur dan tujuan pada pasien
3. Persiapkan alat dan bahan
Bahan bahan tambahan bila perawatan perineum di berikan selama waktu di
luar mandi :
a. Bola kapas atau lidi kapas
b. Botol larutan atau tempat yang di isi air dengan air hangat atau larutan
pembersih yang di resepkan
c. Kanting tahan air
4. Atur peralatan di samping tempat tidur
5. Cuci tangan
6. Tutup pintu kamar dan tutup jendela untuk menjaga privasi pasien.
Tinggikan tempat tidur sampai posisi kerja yang nyaman.
7. Turunkan penghalang tempat tidur dan bantu pasien pada posisis
miring ,letakkan handuk sepanjang sisi badan pasien dan pertahankan pasien
agar tertutup dengan selimut mandi semaksimal mungkin.
8. Kenakan sarung tangan sekali pakai
9. Jika ada feses ,ambil popok atau tisu toilet dan bersihkan dengan usapan
sekali buang. Bersihkan bokong dan anus depan ke belakang. Bersihkan dan
bilas dengan teliti. Keringkan secara lengkap. Pindahkan dan buang popok
dan ganti dengan yang baru.
10. Berikan perawatan genitalia

Perawatan pada wanita


1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor

29
2. Letakkan popok tahan air di bawah bokong pasien dengan posisi pasien
supine(tambahan :letakkan pispot di bawah pasien.
3. Bantu pasien dengan posisi dorsal rekumben
4. Lipat linen tempat tidur paling atas ke arah kaki tempat tidur dan angkat baju
pasien sampai daerah genitalia
5. Bungkus pasien secara “DIAMOND” dengan menempatkan selimut mandi
dengan satu ujung di antara dua kaki, satu ujung arah masing masing sisi
tempat tidur, dan satu ujung di atas dada.
6. Naikkan penghalang tempat tidur.Isi baskom dengan air hangat
7. Turunkan penghalang dan bantu pasien memfleksi lututnya dan pisahkan dua
kaki terbuka.
8. Lipat ujung bawah selimut mandi di antara ke dua tungkai pasien ke arah
abdomen
9. Bersihkan dan keringkan paha atas pasien .
10. Bersihkan labia mayora
11. Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk membuka meatus uretra
dan orifisium vagina.
12. Jika pasien di atas pispot,siram air hangat di atas daerah perineum.
13. Keringkan daerah perineum secara merata
14. Lipat ujung bawah selimut mandi kembali di antara kaki pasien dan di atas
perineum.Minta pasien untuk menurunkan kaki dan memperoleh posisi
nyaman.

Perawatan pada pria


1. Ganti sarung tangan jika sudah kotor
2. Turunkan penghalang ,turunkan ujung atas selimut mandi di bawah perineum
pasien. Secara lembut angkat penis dan letakkan handuk mandi di bawahnya.
3. Secara lenbut raih tungkai penis.Jika pasien ereksi tangguhakan prosedur
4. Cuci kepala penis pertama pada meatus urethra
30
5. Kembalikan kulit luar ke posisi semula
6. Cuci tngkai penis dengan usapan lembut tetapi tegas ke arah. Beri perhatian
khusus pada permukaan bawah penis.
7. Bilas dan keringkan secara merata instruksikan pasien untuk membuka kaki
sedikit.
8. Secara lembut bersihkan skrotum.
9. Lipat kembali selimut mandi di atas perineum dan bantu pasien kembali ke
posisis yang nyaman
10. Jika pasien mengalami inkontensia feses atau uirn gunakan lapisan tipis
pelindung kulit yang berisi petrolatum atau oksida pada anus dan pada kulit
11. Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempat sampah
12. Bantu pasien memperoleh posisi yan nyaman dan tutup dengan selimut
13. Angkat selimut andi dan buang semua linen tempat tidur yang kotor.
14. Tinggikan penghalang dan turunkan posisi ke tempat tidur pada ketinggian
yang sesuai
15. Cuci tangan
16. Inspeksi permukaan genitalia eksternal dan kulit sekitar terhadap
kemerahan,bengkak,kotoran,atau iritasi setelah pembersihan
17. Jika kateter yang tetap berada pada tempatnya.
18. Catat prosedur dan segala temuan yang tidak normal

3. Perawatan hidung
Yang perlu dipersiapkan :
a. Cutton bath
b. Wash lap
c. Kapas
Prosedurnya :
1. Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene
31
harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan
kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur
mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari
pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
2. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu
dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai
yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan
dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang
berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal
merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

4. Perawatan telinga
Yang perlu dipersiapkan :
a. Cutton Bath
b. Washlap
c. Water pik
d. Hidrogen proksida
Prosedurnya :
1. Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam
kegiatan mandi di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap
yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja
terbaik untuk pembersihan.
2. Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara
lembutpada jalan masuk kanal telinga dapat menyebabkan lilin
melonggar dan keluar.
3. Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda
tajam seperti peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga.
Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma pada kanal telinga
32
dan ruptur membran timpani. Penggunaan aplikator kapas bertangkai
juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam
kanal.
4. Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras.
Serumen yang berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan
hanya dengan irigasi. Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes
gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes
hidrogen peroksida dua kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps,
dkk, 1995).
5. Kemudian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37o C) ke kanal
telinga luar yang akan membersihkan lilin yang telah lunak secara
mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan normal atau
muntah.
6. Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena
menghadap ke sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal
di bawah telinga yang terkena untuk menangkap larutan irigasi. Water
Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi ke dalam
kanal telinga. Ujung spuit atau Water Pik seharusnya tidak mengoklusi
kanal telinga untuk menghindari penggunaan tekanan terhadap
membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal yang
melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih,
perawat menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa
kanal dari serumen yang masih tertinggal.

5. Oral hygiene
a. Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut,
sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkanbau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat
33
penyakit atau medikasi yangdigunakan pasien. Perawatan mulut harus
dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien.
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,
gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel
makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan
mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.
Hygiene mulut yangbaik memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makan.

Tujuan perawatan hygiene


Mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang
terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang
ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit
mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman,
memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri
perawatan hygiene mulut dengan benar.

b. Perawatan Gigi
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk
membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi.
Alat dan bahan
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi:
a) Air masak/NaCl
b) Obat kumur
34
c) Borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikat gigi dan pasta gigi

Prosedur kerja
Untuk pasien tidak sadar
1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air
hangat/masak
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat
membersihkan gigi/mulut
7. Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi, dan
lidah
8. Keringkan dengan kasa steril yang kering
9. Seteleh bersih, oleskan dengan Borax gliserin
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Untuk pasien sadar, tetapi tidak mampu melakukan sendiri


1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan duduk
4. Pasang handuk dibawah dagu
35
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air
hangat/masak
6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi, gigi
dan lidah, lalu bilas dengan larutan NaCl.
7. Setelah bersih oleskan dengan borax gliseril
8. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pembersihan gigi palsu


a.      Alat dan bahan
1. Sikat gigi bebulu lembut
2. Sikat gigi untuk gigi palsu
3. Nirbekken
4. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
5. Gelas air
6. Kasa tunggal 4x4
7. Waslap
8. Cangkir plastik gigi palsu
9. Sarung tanga sekali pakai
b.      Prosedur perawatan gigi palsu
1. Jelaskan prosedur pada pasien yang akan di lakukan perawata
gigi palsu
2. Cuci tangan
3. Isi mangkok piala ginjal setengah dengan air biasa atau letakkan
waslap pada westafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih
2.5 cm
4. Kenakan sarung tangan sekali pakai
5. Minta pasien untuk membuka gigi palsunya.

36
6. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi
palsu.Pegang gigi palsu di dekat air. Pegang sikat secara
horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk
membersihkn permukaan penggigit pada permukaan gigi sebelah
luar. Pegang sikat secara vertikal dan gunakan gosokan pendek
untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat secara
horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk
membersihkan permukaan penggigit pada permukaan dalam gigi.
7. Bilas gigi palsu dengan air biasa
8. Kembalikan gigi paslu pada paisen atau simpan dalam air biasa
di dalam cangkir plastic
9. Kosongkan mangkok nirbekken dan tambahkan air dingin.
Berikan pasta gigi pasa sikat gigi lembut, dan sikat gusi, langit
langit dan lidah dengan lembut
10. Minta pasien untuk berkumur
11. Masukan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan.
12. Buang sarung tangan pada tempat sampah.Bersihkan dan simpan
baha bahan . Cuci tangan
13. Tanyakan pada pasien jika gigi palsu terasa nyaman
14. Catat prosedur pada flowsheet atau catatn perawat.

37
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari Bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan
dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang
mencakup seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang
hari, menjelang tidur dan dini hari.

38
DAFTAR PUSTAKA

Bouwhuizen, M, 1999.Ilmu Keperawatan.EGC: Jakarta


Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC :
Jakarta
Dasaryandi, kikirizky.2012.kebersihan
diri.http://kikirizkydasaryandi.blogspot.com/2011/06/sap-kebersihan-diri.html.
Diakses tanggal 7 Maret 2012, Pukul 12.45
Agus, Ahmad.2012. kebersihan diri.http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/sap-upaya-
kebersihan-diri.html. Diakses tanggal 6 Maret 2012, Pukul 12.00
Murti, Sari. 2012. http://www.scribd.com/doc/45033613/Kebersihan-Diri-Dan-Lingkungan.
Diakses tanggal 6 Maret 2012, Puku 12.15

39

Anda mungkin juga menyukai