Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

KEBUTUHAN DASAR KEPERAWATAN DIRI

Dwi marzhelina
233311345

Dosen Pengampu:
Ns.Yessi Fadriyanti, S.Kep,M.Kep

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Kebutuhan Dasar Keperawatan Diri”
dengan lancar. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan dasar

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan


bantuan atau saran atas penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu
penulismengharapkan saran dan masukan untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat
memberikanpengatuan yang lebih luas dan dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis sangat
membutuhkan kritik dansaran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Senin, 05 februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Definisi Personal Hygiene.............................................................................................4
B. Tujuan Personal Hygiene..............................................................................................4
C. Faktor yang memepengaruhi personal hygiene.........................................................4
D. Jenis jenis personal hygiene............................................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................17


A. Kesimpulan..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygiene yaitu sehat yang bertujuan untuk mencegah timbulnya
penyakit pada diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun psikologis
(Tarwoto & Wartonah, 2015). Personal hygiene mencakup perawatan kebersihan kulit
kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku kaki, dan tangan, kulit, dan area
genital. Personal hygiene yang tidak baik dapat mengakibatkan penyakit di kalangan
remaja sekolah, seperti diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Demam
Berdarah Dengue (DBD), cacingan, infeksi tangan mulut, campak, cacar air, gondong,
infeksi mata, dan infeksi telinga (Tarwoto & Wartonah, 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan persoal hygiene ?
2. Apa saja tujuan personal hygiene?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi personal hygiene ?
4. Jelaskan jenisjenis personal hygiene ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan persoal hygiene
2. Untuk mengetahui Apa saja tujuan personal hygiene
3. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi personal hygiene
4. Untuk mengetahui jenis jenis personal hygiene

BAB II PEMBAHASAN

3
A. Definisi Personal Hygiene

Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang dilakukan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental.
Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena
tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit, terutama
penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.

B. Tujuan Personal Hygiene

Tujuan dari Personal hygiene (kebersihan diri) adalah untuk memelihara kebersihan
diri, menciptakan keindahan, serta me- ningkatkan derajat kesehatan individu
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain,
baik se- cara sendiri/mandiri maupun dengan menggunakan bantuan dari orang lain,
serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan ke- butuhan kesehatan.

Rosmalawati & Kasiati,( 2016) dalam (Risnah (2022)) Beberapa hal yang menjadi
tujuan dari personal hygiene antara lain:
a. Memberikan rasa nyaman.
b. Memelihara kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan..
c. Membuat penampilan menjadi menarik secara fisik.
d. Meningkatkan citra tubuh karena adanya rasa percaya diri.
e. Mencegah agar terhindar dari penyakit baik untuk diri sendiri maupun orang.

C. Faktor yang memepengaruhi personal hygiene

Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara
lain:

1. Citra tubuh (Body Image)

Body image seseorang berpengaruh dalam pemenuhan per- sonal hygiene karena
adanya perubahan fisik sehingga indi- vidu tidak peduli terhadap kebersihannya.
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya personal hygiene pada

4
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang tubuhnya,
termasuk penampilan, struktur atau fungsi fisik. Citra tubuh dapat berubah karena
operasi, pembedahan, menderita penyakit atau perubahan status fung- sional. Personal
hygiene yang baik akan mempengaruhi terha- dap peningkatan citra tubuh individu.

2. Praktik sosial

sosial mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene.


Termasuk produk dan frekuensi pribadi. Selama masa kanak-kanak, ke- biasaan
keluarga mempengaruhi hygiene, misalnya frekuensi mandi, waktu mandi dan jenis
hygiene mulut. Pada masa rema- ja, hygiene pribadi dipengruhi oleh teman. Misalnya
remaja wanita mulai tertarik pada penampilan pribadi dan mulai me- makai riasan
wajah. Pada masa dewasa, teman dan kelom- pok kerja membentuk harapan tentang
penampilan pribadi. Sedangkan pada lansia beberapa praktik hygiene berubah karena
kondisi hidupnya dan sumber yang tersedia. Pada anak- anak selalu dimanja dalam
kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3. Status sosial ekonomi

Status ekonomi akan mempengaruhi jenis dan sejauh mana praktik hygiene dilakukan.
Kondisi sosial ekonomi seseorang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
memenuhi sara- na prasarana yang dibutuhkan untuk mempertahankan keber- sihan
diri. Contohnya kondisi keuangan seseorang mempenga- ruhi kepemilikan kamar
mandi di rumah dan jenis sabun mandi, sampo atau sigat gigi yang digunakan dan
mampu dibeli.

4. Pengetahuan dan motivasi kesehatan

Pengetahuan tentang pentingnya kesehatan dan implikasinya bagi kesehatan


mempengaruhi praktik hygiene. Meskipun demikian, pengetahuan sendiri tidaklah
cukup. Klien juga ha- rus termotivasi untuk memelihara kesehatan diri. Seringkali,
pembelajaran penyakit mampu mendorong klien untuk meningkatkan hygiene.

5. Variabel budaya

5
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik diri yang berbeda.
Misalnya: Di Amerika Utara banyak orang yang menggunakan shower se- hari-hari
atau bak mandi. Di Asia kebersihan dianggap penting bagi kesehatan. Di negara-
negara Eropa, biasa untuk mandi hanya sekali dalam seminggu. Dalam merawat klien
dengan praktik hygiene yang berbeda, petugas harus mampu membuat keputusan atau
mencoba untuk menentukan standar kebersi- hannya.

6. Kebiasaan atau pilihan pribadi

Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur dan melakukan perawatan ram- but. Klien memiliki produk yang berbeda
(misalnya sampo, sabun dan pasta gigi) menurut pilihan dan kebutuhan pribadi. Klien
juga memiliki pilihan mengenai bagaimana melakukan hygiene. Misalnya, seorang
pria menyukai bercukur sebelum mandi, padahal yang lainnya bercukur setelah
mandi. Petugas tidak mencoba untuk mengubah pilihan klien, kecuali hal tersebut
mempengaruhi kesehatan klien.

7. Kondisi fisik seseorang

Orang yang menderita penyakit tertentu (misalnya kanker tahap lanjut) atau yang
menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene priba- di. Seorang klien yang menggunakan gips pada tangannya
atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap.

D. Jenis jenis personal hygiene

Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Perawatan dini hari

Merupakan perawatan yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan
tindakan seperti persiapan dalam pe- ngambilan sampel pemeriksaan (feses dan
urine), mempersiap- kan pasien dalam melakukan makan pagi dengan melakukan
tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka, tangan dan menjaga kebersihan
mulut.

2. Perawatan pagi hari

6
Perawatan yang dilakukan setelah makan pagi seperti perto- longan dalam mencuci
rambut, melakukan pijatan pada pung- gung, membersihkan mulut, kuku, serta
merapikan tempat ti- dur pasien.

3. Perawatan siang hari

Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tin- dakan pengobatan atau
pemeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan perawatan yang dilakukan
antara lain men- cuci muka, membersihkan mulut dan merapikan tempat tidur serta
pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.

4. Perawatan menjelang tidur

Perawatan diri yang dilakukan menjelang tidur agar pasien dapat tidur dengan tenang
seperti pemenuhan kebutuhan eli- minasi (BAB dan BAK), mencuci tangan dan
muka, member- sihkan mulut dan memijat daerah punggung.

Jenis Personal Hygiene Berdasarkan Tempat

1. Perawatan kulit

merupakan bagian penting dari tubuh yang dapat melin- dungi tubuh dari berbagai
kuman atau trauma, sehingga diperlu- kan perawatan yang baik dalam
mempertahankan fungsinya.

a. Struktur kulit
anatomis, kulit dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1) Lapisan epidermis (kulit ari atau kutikula) Merupakan lapisan kulit yang
paling luar. Lapisan ini terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stra-tum
granulosum, stratum spinosum, stratum basale. Epidermis tersusun dari
banyak sel epitel, tidak me- ngandung pembuluh darah dan selalu mengelupas
serta mengalami regenerasi.

2) Lapisan dermis (korium)

Lapisan dermis mengandung jaringan otot, ujung saraf sensorik, folikel


rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat (sudorifera).

7
3) Lapisan subkutan (hypodermis)

Lapisan subkutan antara lain terdiri pembuluh darah, pembuluh limfa dan
jaringan adipose. Lapisan ini ber- peran sebagai shock breaker.

Secara umum, reseptor yang terdapat pada kulit terdiri dari mekanoreseptor
(sensasi taktil dan posisi), termoreseptor (sensasi panas dan dingin) dan
reseptor rasa nyeri.

b. Fungsi kulit

Beberapa fungsi utama kulit, adalah:

1) Melindungi jaringan di bawahnya dari berbagai kuman penyakit dan


trauma.

2) Mengatur suhu tubuh dengan mekanisme:

a) Konduksi, yaitu menyalurkan panas melalui kontak dengan benda


lain atau udara.

b) Konveksi, yaitu membuang panas ke udara melalui permukaan kulit.

c) Evaporasi, yaitu membuang panas dengan cara mengeluarkan


keringat.

3) Mengatur keseimbangan tubuh dan membantu produksi keringat serta


penguapan.

8
4) Sebagai indera peraba yang membantu tubuh menerima rangsangan dari
luar karena kulit memiliki reseptor saraf yang peka terhadap suhu, sentuhan,
tekanan dan rasa nyeri.

5) Sebagai alat seksresi melalui pengeluaran keringat yang mengandung, air,


garam dan nitrogen.

6) Menghasilkan minyak untuk menjaga kelembaban kulit.

7) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah


pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.

8) Menghasilkan dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi


vitamin D dari sinar ultraviolet matahari.

c. Faktor yang mempengaruhi kulit Perubahan dan keutuhan kulit dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya:

1) Usia. Perubahan kulit dapat oleh usia seseorang. Seperti halnya pada bayi
yang kondisi kulitnya masih relatif muda maka, sangat rawan terhadap
berbagai trauma atau masuknya kuman. Sebaliknya pada orang dewasa, kon-
disi kulit sudah memiliki kematangan sehingga fungsinya sebagai pelindung
sudah baik.

2) Jaringan kulit. Perubahan dan keutuhan kulit dapat dipe- ngaruhi oleh
struktur jaringan kulit. Apabila jaringan ku- lit rusak, maka terjadi perubahan
pada struktur kulit.

3) Kondisi/keadaan lingkungan. Beberapa keadaan lingku- ngan yang dapat


mempengaruhi keadaan kulit secara utuh adalah keadaan panas, adanya nyeri
akibat sentuhan atau tekanan.

d. Prinsip personal hygiene pada kulit Salah satu cara untuk membersihkan kulit
adalah mandi. Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang mandi adalah:

1) Membiasakan mandi dua kali sehari atau setelah berakti- vitas.

2) Menggunakan sabun yang tidak iritatif. Jangan gunakan sabun mandi untuk
mencuci muka.

9
3) Menyabuni seluruh tubuh, terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-sela
jari, ketiak dan belakang telinga.

4) Mengeringkan dengan handuk yang lembut segera setelah mandi.

2. Perawatan kuku

a. Pengertian Kuku merupakan lempengan keratin transparan yang ber- asal dari
invaginasi epidermis. Secara anatomis, kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku,
dinding kuku, kantung kuku, akar kuku dan lanula. Pertumbuhan kuku berlangsung
terus menerus seumur hidup, tetapi pada usia muda kuku tumbuh lebih cepat. Kuku
pada jari tangan umumnya tumbuh rata- rata 1 mm per minggu.

Menjaga kebersihan kuku merupakan aspek penting dalam mempertahankan


perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
Oleh sebaba itu, kuku su- dah seharusnya selalu dalam keadaan bersih dan sehat.

b. Cara merawat kuku

1) Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya dalam
bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki
dipotong dalam bentuk lurus.

2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa me- lukai selaput kulit
dan kulit disekitar kuku.

3) Jangan membersihkan kotoran dibalik kuku dengan ben- da tajam, sebab


akan merusak jaringan di bawah kuku.

4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai dengan kebutuhan.

5) Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong dengan segera setelah
mandi atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu.

6) Jangan menggigiti kuku karena akan merusak jaringan kuku.

c. Gangguan pada kuku

1) Tinea pedis: Terdapat guratan kekuningan pada lem- pengan kuku yang
pada akhirnya menyebabkan seluruh kuku menjadi tebal, berubah warna dan

10
rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur epidermophyton,
trichophyton, microporum dan C. albicans dikaki.

2) Ingrown nail: Kuku tangan tidak tumbuh dan terasa sakit dibagian tersebut.

3) Paronychia: Radang disekitar jaringan kuku.

4) Ram's horn nail: Pertumbuhan kuku lambat dan ter- dapat kerusakan di
dasar kuku atau infeksi.

5) Bau tidak sedap: Reaksi mikroorganisme pada kuku atau kaki yang
menyebabkan bau tidak sedap.

3. Perawatan rambut

Rambut merupakan struktur kulit. Secara anatomis, rambut ter- diri dari bagian
batang, akar rambut, sarung akar, folikel ram- but serta kelenjar sebasea. Normalnya
rambut tumbuh karena mendapat suplai darah dari pembuluh-pembuluh darah diseki-
tar rambut. Beberapa hal yang dapat mengganggu pertumbuh- an rabut adalah panas
dan kondisi malnutrisi. Adapun ciri-ciri dari rambut yang sehat adalah rambut terlihat
mengkilap, tidak kering dan tidak terlalu berminyak, tidak bercabang dan tidak mudah
patah.

a. Fungsi rambut

1) Sebagai proteksi dan pengatur suhu (melindungi dari panas).

2) Keindahan atau mempercantik penampilan.

b. Cara merawat rambut

1) Mencuci rambut 1-2 kali dalam seminggu (sesuai kebu- tuhan) dan gunakan
sampo yang cocok.

2) Lakukan pemijatan pada kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk
merangsang pertumbuhan rambut.

3) Potong rambut agar terlihat rapi.

4) Gunakan sisir rambut yang bergigi besar untuk merapi- kan rambut keriting
dan olesi rambut dengan minyak.

11
5) Jangan menggunakan sisir yang bergigi tajam, karena dapat melukai kulit
kepala.

6) Pada rambut ikal/keriting, sisir rambut mulai dari ujung hingga ke pangkal
dengan perlahan dan hati-hati.

c. Gangguan pada rambut

1) Ketombe yaitu pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal.

2) Kutu, misalnya Pediculotis Capitis. Kutu ini menghisap darah dan


menyebabkan rasa gatal.

3) Alopeia (kehilangan rambut), dapat disebabkan oleh penggunaan alat


pelurus atau pengeriting rambut, peng- ikatan rambut yang terlalu kuat, dan
pemakaian produk perawatan rambut yang tidak cocok.

4) Seborheic dermatitis. Merupakan radang pada kulit ke- pala yang ditumbuhi
rambut.

4. Perawatan mata

a. Pengertian Mata adalah salah satu dari indera tubuh manusia yang sangat kompleks
dan berfungsi untuk penglihatan. Pemeriksaan mata rutin dapat dilakukan lebih
mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit-penyakit mata seperti
tekanan bola mata tinggi (glukoma) atau katarak di usia muda. Adapun ciri-ciri mata
yang sehat adalah tampak jernih dan bersih dari kotoran.

b. Masalah/gangguan pada mata

1) Astigmamtisme adalah kelainan pada mata sehingga pancaran cahaya dari 1


titik tidak jatuh pada 1 titik fokus, yang menyebabkan pandangan menjadi
kabur.

2) Rabun adalah gangguan memfokuskan bayangan benda yang dilihat.

3) astigmamtisme dan rabun dapat diatasi de- ngan menggunakan kacamata


atau lensa kontak, atau juga dapat diobati dengan bedah refraktif
menggunakan sinar laser (LASIK) oleh dokter mata, agar pasien terbebas dari
kacamata atau lensa kontak dengan tujuan mem-pertahankan kesehatan mata
dan mencegah infeksi.

12
c. Cara perawatan mata Usap kotoran pada mata dari sudut mata bagian dalam ke-
sudut mata bagian luar. Saat mengusap mata gunakan kain yang paling lemut dan
bersih. Lindungi mata dari kemasuk- an debu dan kotoran.

5. Perawatan hidung Cara melakukan perawatan hidung antara lain:

a. Jaga lubang hidung agar tidak kemasukan air atau benda kecil.

b. Jangan membiarkan benda kecil masuk ke hidung karena dapat


menyebabkan benda kecil terhisap dan menyumbat saluran pernafasan serta
menyebabkan membran mukosa terluka.

c. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembus- kan secara


perlahan-lahan dengan membiarkan kedua lu- bang hidung tetap terbuka.

d. Jangan mengeluarkan kotoran hidung dengan mengguna- kan jari, karena


dapat mengiritasi membrane mukosa.

6. Perawatan telinga Cara melakukan perawatan telinga antara lain:

a. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara perlahan-lahan


dengan menggunakan penyedot telinga.

b. Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar


tidak menyebabkan kerusakan pada telinga akibat dari tekanan air yang
berlibihan.

c. Aliran yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telinga dan bukan


langsung ke gendang telinga.

d. Jangan menggunakan peniti atau jepit rambut untuk mem- bersihkan


kotoran telinga karena dapat menusuk gendang telinga.

7. Perawatan gigi dan mulut

a. Pengertian

Gigi dan mulut merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan dan merupakan
bagian tambahan dari sistem pernafasan. Di dalam rongga ini terdapat gigi, lidah,
kelen- jar ludah (sublingualis, submandibularis dan parotis), tonsil, dan uvula. Dalam
rongga mulut gigi dan lidah berperan penting dalam proses pencernaan awal. Selain
itu, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanik. Mulut
13
merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh dengan bakteri, karenanya harus
selalu dibersihkan. Adapun salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk
mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut.

b. Cara merawat gigi dan mulut

1) Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam.

2) Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau men-

congkel benda keras seperti membuka tutup botol.

3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat me- nyebabkan gigi patah.

4) gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur.

5) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil sehingga dapat
mejangkau bagian dalam gigi.

6) Meletakan sikat sudut 45º di pertemuan antar gigi dan gusi dan sikat
menghadap kearah yang sama de- ngan gusi.

7) Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya.

8) Memeriksakan gigi secara teratur setiap 6 bulan.

c. Gangguan pada gigi dan mulut

1) Karies gigi (radang pada gigi) adalah lubang akibat keru- sakan pada gigi
yang berhubungan dengan kekurangan kalsium.

2) Halitosis adalah bau nafas yang tidak sedap bias dikare- nakan oleh kuman
atau hal lainnya.

3) Plak adalah suatu lapisan transparan yang sangat tipis terdiri atas mucus dan
bakteri yang menyelimuti per- mukaan gigi. Plak dapat menyebabkan karies,
kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang
pada jaringan penyangga gigi).

4) Periodontal disease adalah gigi mudah berdarah dan bengkak.

14
5) Stomatitis (sariawan) adalah radang yang terjadi pada daerah mukosa atau
rongga mulut. Hal ini dapat terjadi karena defisiensi vitamin, infeksi bakteri
atau virus dan kemoterapi.

6) Glositis adalah radang yang terjadi pada lidah.

7) Kilosis adalah bibir yang pecah-pecah. Hal ini dapat ter- jadi karena
hipersalivasi, nafas mulut dan defisiensi ribo- flavin.

8. Perawatan alat kelamin

Perawatan diri pada alat kelamin atau genetalia pada perempuan adalah
perawatan pada genetalia eksterna yang terdiri atas mons veneris. Labiya
mayora, labiya minora, klitoris, uretra, vagina, perineum dan anus. Sedangkan,
pada laki-laki difokuskan pada daerah ujung penis untuk mencegah penum-
pukan sisa urine.

a. Tujuan

1) Mencegah dan mengontrol infeksi.

2) Mencegah kerusakan kulit.

3) Meningkatkan kenyamanan.

4) Mempertahankan kebersihan diri.

b. Cara perawatan

1) Wanita: Perawatan perineum dan area genetalia eksterna dilakukan pada


saat mandi (2x sehari).

2) Pria: Perawatan dilakukan 2x sehari pada saat mandi. Pada pria terutama
yang belum di sirkumsisi, karena adanya kulup pada penis yang menyebabkan
urine mudah terkumpul disekitar gland penis yang lama kelamaan dapat
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti kanker penis.

9. Kebersihan lingkungan

Kebersihan lingkungan yang dimasukkan adalah kebersihan lingkungan rumah sakit,


yaitu lingkungan perawatan dan fasili- tas perawatan yang berada disekitar rumah
sakit yang dapat menunjang atau mempengaruhi layanan kesehatan kepada pasien.

15
Adapun area yang di rumah sakit adalah tempat tidur, meja pasien, kasur, bantal, alat
tenun (seperti: Sprei, selimut). Sedangkan daerah lingkungan yang dapat berbahaya
bagi klien antara lain kamar mandi, keset ka- mar mandi dan lain-lain.

a. kebersihan lingkungan

1) Memberikan rasa aman kepada pasien, baik jasmaniah maupun rohaniah.

2) Melancarakan pelaksanaan tugas atau pekerjaan serta kegiatan pengobatan


dan perawatan.

3) Mencegah terjadinya infeksi silang.

4) Menanamkan kebiasaan untuk hidup sehat, baik terha- dap pasien maupun
petugas.

5) Memberikan kepercayaan dan kesan yang baik terhadap keluarga pasien


atau masyarakat.

16
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang dilakukan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental.
Tujuan dari Personal hygiene (kebersihan diri) adalah untuk memelihara kebersihan
diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain, baik secara
sendiri/mandiri maupun dengan menggunakan bantuan dari orang lain, serta
menciptakan penampilan yang sesuai dengan ke- butuhan kesehatan.. perawatan diri
ada perawatan rambut , gigi mulut , kulit , kuku , genetalia dan lingkungan dll.

B. Saran

Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui,


memahami serta mengaplikasikannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Penulis
menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Haswita & Reni Sulistyowati. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa
Keperawatan Dan Kebidanan. Jakarta Timur: Trans Info Media.
Potter, P., & Perry, A. (2012). Fundamental of Nursing. Jakarta: ECG.
Ambarwati, F.R. (2014). KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA. Yogyakarta:
Parama Ilmu.

18

Anda mungkin juga menyukai