TENTANG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK X
1.SUHADA
2.SRI WAHYUNINGSIH
3.NURAISYAH
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur dengan tulus dipanjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena berkat
taufik dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk
junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarga dan sahabatnya hingga
akhir zaman, dengan diiringi upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perawatan Diri.......................................................................9
B. jenis-Jenis Perawatan Diri........................................................................7
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri.............................11
D. Tujuan Perawatan Diri...........................................................................12
BAB III konsep Asuhan Keperawatan Pemenuhan Perawatan Diri.................13
A. Pengkajian..............................................................................................13
B. Diagnosa.................................................................................................15
C. prosedur Personal...................................................................................16
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................21
B. Saran.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, di
antaranva: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap
peerawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri.
Dalam kehidupan sehari – hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang.Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan.Hal –hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, social,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah
masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum.(Tarwoto, Watonah, 2006 :78).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perawatan diri?
2. Apa saja jenis perawatan diri?
3. apa tujuan perawatan diri?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi perawatan diri?
5. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan untuk memenuhi kebutuhan perawatan
diri?
C. Tujuan penyusunan
1. Untuk mengetahui apa itu perawatan diri.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis dari perawatan diri.
3. Untuk mengetahui tujuan dari perawatan diri.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan diri,
5. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan seperti apa agar kebutuhan
perawatan diri bisa terpenuhi.
BAB II
PENINJAUAN PUSTAKA
1
A. PENGERTIAN PERAWATAN DIRI
Perawatan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia
untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari
berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang
memadai mengenai kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat
dirinya sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di
Rumah Sakit, Keluarga maupun di masyarakat.
Perawatan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul,
2009). Menurut Depkes (2000, dalam Scribd, 2011) perawatan diri adalah
salah satu emampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna
mempertahanka kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, seseorang dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri. Perawatan diri berorientasi pada
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan yang saling mempengaruhi
(Meleis, 2007 dala Herlina, 2013). Penyakit mungkin saja teratasi dengan
upaya pengobatan. Akan tetapi, tanpa perawatan penyakit itu akan tetap ada dan
kondisi sehat tidak akan tercapai (Asmadi, 2008). Jadi, perawatan diri adalah
suatu kemampuan dasar manusia dalam merawat dirinya sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatannya.
B. JENIS-JENIS PERAWATAN DIRI
a. Kebersihan diri (Personal hygiene)
Higiene adalah ilmu kesehatan. Personal hygiene berasal dari bahasa
Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti
sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis
(Tarwoto & Wartonah, 2010). Cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka disebut higiene perorangan (Potter & Perry,
2005). Secara umum kebersihan diri/ mandi meliputi kemampuan
membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air,mengatur suhu
2
aliran mandi dan mendapatkan perlengkapan mandi, pengeringan tubuh serta
masuk dan pengeluaran mandi.
b. Kesehatan Gigi dan Mulut
PERAWATAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TIDAK SADAR
1. Pengertian
Oral hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut,
gigi dan gusi (Clark, dalam Shocker, 2008). Dan menurut Taylor, et al (dalam
Shocker, 2008), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga
kontinuitas bibir, lidah dan mukosa mulut, mencegah infeksi dan melembabkan
membran mulut dan bibir. Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), oral
hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara
mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau
sepenuhnya oleh perawat. Menurut Peny, ddk (2005), pemberian asuhan
keperawatan untuk membersihkan mulut pasien sedikitnya dua kali sehari.
2. Tujuan
Menurut Clark (dalam Shocker, 2008), tujuan dari tindakan oral hygiene
adalah sebagai berikut:
a. Mencegah penyakit gigi dan mulut
b. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
c. Mempertinggi daya tahan tubuh
d. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), tujuan dari tindakan oral
hygiene.adalah:
a. Mencegah infeksi gusi dan gigi.
b. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut.
3. Bahaya kurangya kebersihan mulut
Tujuan utama dari kesehatan rongga mulut adalah untuk mencegah
penumpukan plak dan mencegah lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi.
Akumulasi plak bakteri pada gigi karena hygiene mulut yang buruk adalah faktor
penyebab dari masalah utama kesehatan rongga mulut, terutama gigi. Kebersihan
mulut yang buruk memungkinkan akumulasi bakteri penghasil asam pada
3
permukaan gigi. Asam demineralizes email gigi menyebabkan kerusakan gigi
(gigi berlubang). Plak gigi juga dapat menyerang dan menginfeksi gusi
menyebabkan penyakit gusi dan periodontitis. Banyak masalah kesehatan mulut,
seperti sariawan, mulut luka, bau mulut dan lain-lain dianggap sebagai efek dari
kesehatan rongga mulut yang buruk. Sebagian besar masalah gigi dan mulut dapat
dihindari hanya dengan menjaga kebersihan mulut yang baik (Forthnet, 2010).
4. Cara menjaga oral hygiene
Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif
dalam menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:
a. Sikat gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara
teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara
horisontal adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena
dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi
gigi. Pada pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain pembungkus
handuk atau kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.
b. Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur,
seperti metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H202 1,5% atau 3,0%. Kumur-
kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
C. Dental flos atau benang gigi
Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan
di sela-sela gigi.
d. Pembersih lidah Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-
kuman oportunis serta candida yang bermukim sebagai flora normal maupun
transient.
5. Cara perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan tingkat
kesadaran
Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran, sebagai berikut:
a. Peralatan
1) Air segar
2) Spatel lidah dengan bantalan atau spons
4
3) Handuk wajah, handuk kertas
4)Kom kecil 1 (satu) buah
5) Bengkok 1 (satu) buah
6) Gelas dengan air dingin 1 (satu)
7) Spuit ber-bulb kecil
8) Kateter pengisap dihubungkan dengan alat pengisap
9) Sarung tangan sekali pakai
10) Pinset
11) Depper
b. Prosedur tindakan
1)Pastikan program dokter bila diperlukan hal-hal khusus
2)Pastikan identitas pasien
3)Jika memungkinkan jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan
kepada keluarga pasien
4) Dekatkan alat-alat
5)Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
6)Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian
belakang lidah
(pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan perawatan khusus)
7) Inspeksi rongga mulut
8) Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah
matras, bila perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke kateter
pengisap
9) Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.
10) Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel lidah
dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara molar
belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan memaksa).
11) Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan
air segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan
penguyah dan permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian dalam
pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan reflex muntah bila ada.
Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai
kebutuhan.
5
12) Isap sekresi bila terakumulasi.
13) Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan telah selesai.
14) Lepaskan sarung tangan.
15) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16) Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
17) Dokumentasikan prosedur dan keadaan pasien
18) Periksa kembali bila diperlukan.
6. Bahaya oral hygiene buruk terhadap penyakit sistemik. Menurut Wikipedia
(2010), beberapa studi klinis terbaru menunjukkan hubungan langsung antara
kebersihan mulut yang buruk (bakteri dan infeksi rongga mulut) dan penyakit
sistemik, yaitu:
a. Penyakit kardiovaskuler (serangan jantung dan stroke)
b. Bakteri pnemonia
c. Bayi lahir berat badan rendah
d.Komplikasi diabetes
e.Osteoporosis
6
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak.
Karena itu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian
rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampoo dipandang
cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu
berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombe dan berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala
meliputi sebagai berikut:
1. Pola kebersihan diri klien normal
2. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
6. Tujuan kebersihan dan keperawatan diri.
Alat dan Bahan
PROSEDUR:
Persiapan alat
8
1. Pengalas (perlak kecil dan pengalasnya)
2. Gunting kuku
3. Handuk
6. Sabun
7. Sikat kuku
9. Kapas
Langkah-langkah
3. Ucapkan salam
9.Rendam tangan dalam baskom berisi air hangat selam 1-2 menit untuk melunakan
kuku, jika kuku sangat kotor sikat tangan dengan sikat kuku dan sabun, lalu bilas
dengan air hangat dan keringkandengan handuk
9
10.Letakan tangan diatas bengkok berisi lisol 3% supaya kuku tidak berserakan, potong
kuku pada jari tangan sesuai dengan lekukan kuku,setelah selesai masukan gunting kuku
ke dalam bengkok berisi larutan lisol
11. Setelah dipotong, kikir kuku agar rata, rapi dan halus
3. Ucapkan salam
9. Rendam kaki dalam baskom berisi air hangat selama 2-3 menit (karena kuku kaki
lebih keras)
10
10. Potong kuku kaki secara lurus, lalu bersihkan dengan sikat masukan guntingan kuku
ke dalam bengkok berisi lisol, demikian juga sarung tangan Mengevaluasi tindakan
yang dilakukan
11
yang dibuat oleh Rumah Sakit
b. Instruksi kerja adalah acuan yang
menjadi titik tolak pelaksanaan pelayanan
keperawatan
c. Instruksi kerja dapat disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan dan telah
terbukti kesahannya secara ilmiah
2. Selimut
4.sampiran
b. Selimut
d. Sampiran
C. TAHAP ORIENTASI
12
b. Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
c. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya sebelum memulai
tindakan
D. TAHAP KERJA
a. Tutup sampiran
1. Melepas pakaian
13
• Masukkan pakaian melalui tangan, lakukan dengan hati-hati agar tidak
memengaruhi area infus
• Posisikan pakaian pada lengan yang terpasang selang infus
• . Kemudian masukkan pakaian lengan satunya lagi hingga baju terkancing
sempurna pada tubuh pasien.
E. TAHAP TERMINASI
c. Membereskan alat-alat
Tindakan keperawatan memandikan pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri
dengan cara memandikan di tempat tidur. Memandikan pasien merupakan tindakan
keperawatan yang di lak ukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau
memerlukan bantuan dengan cara m embersihican pasien dengan air dan sabun
2. Indikasi
14
a. Pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri
b. Pada semua pasien baru bila kotor sekali dan keadaan memungkinkan
b. Dalam bekerja harus cepat, rapi, dan penuh perhatian kepada pasien
h. Pada pasien yang dapat mandi sendiri, perawat menyiapkan alat-alat dan membantu
seperlun уа
Adapun beberapa kebijakan yang harus dilakukan perawat dalam melakukan proses
keperawatan yaitu:
2. instruksi kerja adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan pelayanan
keperawatan
15
3, instruksi kerja dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan dan telah terbukti kesahannya Secara ilmiah
Alat-alat :
• Baskom 2 buah
• Perlak
• Standar Waskom
• Waslap tiga buah
• Sabun
• Handuk kecil 1 buah
• Handuk besar 2 buah
• Selimut mandi 1 buah
• Pakaian bersih
• Tempat pakaian kotor/keranjang
• Hands scoond
• Masker
• Lation
• celemek
b. Cuci tangan
c. Menyiapkan alat
3. Tahap orientasi
b. Memperkenalkan diri
16
c. Menjelaskan tujuan
.4.Tahap Kerja
a. Cuci tangan
j. Letakkan handuk besar di bawah lengan pasien pertama yang terjauh dari perawat lalu
yang terdekat dengan perawat
k. Gunakan waslap, membusuh dengan bagian yang terjauh dari perawat lalu lengan
yang terd ekat perawat pertama dengan air hangat lalu waslap dengan air sabun dan
kemudian dibilas dengan menggunakan air hangat (handuk dibentangkan di bawah
17
lengan, bersihkan mulai le ngan bawah sampai lengan atas dan axilla), setelah selesai
keringkan lalu pindahkan handuk di atas dada pasien
L. Bersihkan bagian dada, membasuh dada dan perut pasien (bentangkan handuk di atas
dada d an perut)
n. Setelah selesai gunakan pakaian atas pasien lalu pindahkan selimut mandi ke bagian
bawah lalu buka pakaian bawah pasien lalu letakkan handuk di bawah glutea sampai
ujung kaki
o. Membasuh kaki pasien yang terjauh dari perawat dahulu baru kaki yang terdekat
(melepask an pakaian bawah pasien, bentangkan handuk di bawah kaki, bersihkan
dengan kaki ditekuk mulai pangkal paha atas sampai pergelangan kaki, punggung kaki
sampai tumit kaki dikerin gkan)
p. Membasuh daerah lipat paha dan genetalia pasien menggunakan waslap genetalia
(wanita: pubis, labia, mayora, labia minora, vertibulum, vagina dan anus, pria: pubis,
penis, scrotum, anus), handuk di pasang terlebih dulu di bersihkan dan di keringkan
q. Pakaikan pakaian bawah pasien, ganti selimut mandi dengan selimut pasien, rapikan
pasien lepas celemek dan handscoon, sisir rambut pasien
5. Tahap terminas
d. Mencuci tangan
e. kebudayaan
19
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi
kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi
secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang
berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g. kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi.
20
BAB III
Berikut adalah hasil pengkajian secara garis besar pada permasalahan Tn.A,
A. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 54 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : wiraswasta
Gol. Darah :-
Alamat : Pakis
Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
Pendidikan : SD
Alamat : Pakis
B. ANAMNESE
21
a. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :
Klien mengatakan awalnya merasa Mual yang terkadang sampai Muntah sampai tidak
nafsu makan nasi hanya makan beberapa potong roti saja, dan terdapat benjolan yang
akhirnya dokter menyarankan operasi di bagian leher sebelah kiri yang terdapat
benjolan tersebut. Klien mengatakan awalnya masuk rumah sakit ini sebelumnya datang
ke poli bedah pada tanggal 20/02/2019 karna merasa pinggang kanan dan kiri terasa
nyeri yang sangat Status Nyeri (Jika Ada Keluhan) mengganggu aktivitas sehari-hari
dan terkadang makan sampai mual bahkan sampai tidak nafsu, saat diperiksa di poli
bedah RSSA Dokter menyarankan saya untuk di rawat untuk pemeriksaan lebih lanjut
lagi dari sebelumnya ini. Pada tanggal 23/02/2019 klien di rawat,
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit atau memiliki riwayat sait apapun
yang sampai di rawat pun tidak pernah, baru ini sakit dan masuk rumah sakit yang
sampai di operasi pula baru ini. Klien mengatakan sebelumnya klien pernah atau sering
mengkonsumsi jamu-jamuan.
Klien mengatakan dari keluarga klien tidak ada yang menderita sakit apapun, istri klien
pun mengatakan kalau dari keluarga siapapun tidak ada yang sakit seperti ini dan
sampai di operasi ini baru suami saja yang mengalami seperti ini di keluarga kami.
Klien mengatakan kalau di rumah mandi sehari 2x, sikat gigi sehari 2x, ganti pakaian
sehari 2x, memotong kuku kalau sudah merasa panjang dan kotor langsung di potong,
mencuci rambut sehari 1x. Sedangkan di rumah sakit saat di rawat klien mengatakan
tidak pernah mandi sama sekali hanya di seka bagian wajah saja, mengganti baju
kadang seharai 1x kadang 2hari 1x tergantung kotor atau tidak, mencuci rambut tidak
pernah saat di rumah sakit, memotong kuku juga tidak dilakukan oleh klien atau
keluraga klien serta mengosok gigi klien kadang sehari 1x kadang tidak sama sekali.
f. Aktivitas Lain
Klien mengatakan hanya tidur saja tidak ada aktivitas yang lain karna masih tidak kuat
untuk bangun dari tempat tidur, kadang hanya miring kanan kiri saja dan belajar
sedikit2 duduk.
22
C. PEMERIKSAAN FISIK
Nadi : 86x/hari
RR : 22x/menit
Suhu : 36,4oc
b. Pemeriksaan leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak peradangan, tidak ada perubahan warna, tidak ada
massa, terdapat luka post operasi di bagian kiri.
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
posisi trakea simetris.
c. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, tidak ada massa / benjol, kesimetrisan, tidak ada
bayangan pembuluh darah vena.Auskultasi : bising usus klien 7x/menit ( N = 5 – 35 X /
menit).Palpasi : Palpasi hepar : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran, perabaan
lunak, permukaan halus, Palpasi apendik : tidak ada nyeri tekan, palpasi ginjal : terdapat
sedikit nyeri, tidak ada pembesaran ginjal. Perkusi : terdengar bunyi timpani.
Tidak ada masalah pada ekstremitas klien, hanya saja klien masih belum bisa menengok
kanan dan kiri akibat luka post operasi di bagian leher klien.
Kulit klien terlihat kering, tidak ada lesi, tidak ada perubahan warna kulit, tidak ada
nyeri tekan, turgor kulit baik, tidak ada masalah pada integritas kulit klien.
f. Pemeriksaan rambut
Penyebaran rambut merata, rambut rontok, bau khas, warna rambut hitam, permukaan
kulit rambut kotor.
g. Pemeriksaan kuku
h. Pemeriksaan neurologi
23
Menguji tingkat kesadaran dengan GCS (Glasgow Coma Scale)
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :(Compos Mentis). Tidak ada
keluhan pada neurologi klien hanya saja klien masih belum bisa menengok ke arah kiri
yang post operasi di bagian leher kiri
j. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal, 27/02/2019.
a) Darah lengkap
b) Kimia darah
Ureum : 60 mg/dl ( N : 10 – 50 mg / dl )
SGOT :- ( N : 2 – 17 )
SGPT :- ( N : 3 – 19 )
BUN :- ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl)
c. Analisa elektrolit
4. Captropil 3x500mg
5. Bisoprolol
6. Albumin
8. Transfusi 2 Labu
25
3.2 Analisa data
Menurut,(nanda, 2015-2017)
DS :
klien mengatkan kalaun
selama dirawat dirumah kelemahan Deficit perawat diri : mandi
sakit tidak pernah mandi
dan hanya ganti baju dan
celana itu kadang sehari
satu kalli
DO :
klien terlihat tirah baring
dan kurang rapi pakaian
bajunya dank klien tercium
aroma yang kurang enak
untuk di hiirup. Klien
mengalami batuk produuktif
dengan ada suara
tammbahan ronchi+
26
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
27
3.3 Intervensi/rencana keperawatan
5. kendalikan
factor-faktor lingkungan
yang mungkin
membangkitkan mual
(misalnya,bau yang tidak
menyenangkan dan
stimulus visual yang tidak
menyenangkan)
6. dorong pola
makan dengan porsi
sedikit makanan.
28
pasien dapat teratasi dengan kriteria memastikan,suasana
hasil: rileks,privasi,dan
pengalaman pribadi.
Indikator Awal Akhir
1.Memperta 3 5 2. monitor
hankan kebersihan kebersihan kuku,sesuai
mulut dengan kemampuan
2.Mengeram 3 5 merawat diri pasien.
as rambut
3.Menyisis 5 5 3.Berikan
rambut bantuan sampai pasien
4.Mmempert 3 5 benar-benar mampu
ahankan pernampilan merawat diri secara
yang rapih mandiri.
5.Memperta 3 5
han kebersihan 4. Fasilitas pasien
tubuh atau keluarga untuk
Keterangan : mandi sendiri,dengan
1.Sangat terganggu tepat.
2.Banyak terganggu
3.Cukup terganggu
4.Sedikit terganggu
5.Tidak terganggu
3.4 Implementasi
29
No Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
Dx 1 26/02/2019 S. klien mengatakan
15:00 1.Mengajarkan klien masih merasakan
untung menangani mual mual dan kadang
sendiri dengan cara sampai muntah,
menghindari makanan yang dan tidak nafsu
buat klien merasa mual. makan terasa
seperti tidak enak.
2.Meminta keluarga
untuk menghindari makanan O. : klien terlihat
yang dapat membuat klien lemas, klien
merasa mual. terlihat pucat,
terlihat makanan
3.Meminta keluarga klien masih tersisa
atau klien untuk tetap banyak, terdapat
memberikan makanan sedikit bisisng usus
tapi sering 7x/menit.
Pemeriksaan
4.Memberitau klien tanda-tanda vital :
dan keluarga mual dan TD : 120/70mmHg,
muntah yang terjadi itu bisa Nadi : 85x/menit
jadi efek dari HD/Cuci Darah. Suhu : 36,5oC
Respiratory : 22x/menit
5.Melakukan A. : masalah teratasi
pemeriksaan tanda-tanda sebagian
vital: 1. Asupan cairan
TD: 130/70mmhg menurun (3)
Nadi:98x/menit 2. Asupan makan
Suhu:36,3®C berkurang (3)
Respiratory 22x/menit 3. Kehilangan
selera makan (3)
P:Lanjutkan intervensi
1,2,3
30
Dx 2 26/02/19
P : lanjutkan intervensi
1,2,3,4,dan 5.
31
Hari kedua: Tanggal 27febuari 2019
32
Dx 2 27/02/19
33
Hari ketiga : Tanggal 28 februari 2019
34
Dx 2 28/02/19
4. Mempertahankan
penampilan yang
rapih (4)
5. Mempertahankan
kebersihan tubuh (3)
P : Hentikan intervensi
klien pulang.
35
BAB IV
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
Perawatan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan
bagian dari kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya
kita sebagai manusia untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan
lingkungan kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Perawatan
diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara
fisik maupun psikologis. Kebersihan dan perawatan diri baik dari bagian
tubuh telinga,mata,kulit dan anggota badan lainnya harus tetap dipenuhi
kebutuhan kebersihannya.
1.2.Saran
Sebagai perawat harus bisa memeuhi kebutuhan kebersihan dan
perawatan diri pada pasien supaya tetap sehat dan nyaman.Tindakan
yang akan dilakukan harus berdasarkan prosedur kegiatan tertentu
supaya bisa mencapai tujuan dari konsep pemenuhan kebersihan dan
perawatan diri.
36
DAFTAR PUSTAKA
Ade Herman Surya Direja, 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan diri,
Yogyakarta: Nuha Medika
Astuti, L. I. (2019). Karya tulis ilmiah gambaran perawatan diri pada pasien
dengan skizofrenia di wisma sadewarsj grhasia daerah istimewayogyakarta.
Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, 2015 Buku Keperawatan diri, 2020-
2021
37
38