Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

TENTANG

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI

Dosen Pengampu : Sukmawati. S.Kep.Ns.M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK X

1.SUHADA
2.SRI WAHYUNINGSIH
3.NURAISYAH

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BIMA

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji dan syukur dengan tulus dipanjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena berkat
taufik dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk
junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarga dan sahabatnya hingga
akhir zaman, dengan diiringi upaya meneladani akhlaknya yang mulia.

Alhamdulillah sekali penulis dapat menyelesaikan askep tentang asuhan


keperawatan dengan perawatan diri ini dengan lancar, penulisan askep ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah. Askep ini ditulis dari hasil yang diperoleh dari buku
dan media masa yang berhubungan dengan judul askep ini. Dan tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada dosen yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk belajar
menulis dalam bentuk askep ini, tidak lupa pula kepada rekan-rekan yang telah
memberi dukungan sehingga dapat menyelesaikan askep ini dengan baik. Kami sangat
menyadari bahwa askep kami masih terdapat kekurangan, maka kami harapkan kritik
dan saran yang membangun untuk kedepannya. Dan mudah-mudahan upaya ini
senantiasa mendapat bimbingan dan ridha Allah Swt. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Bima, Agustus 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perawatan Diri.......................................................................9
B. jenis-Jenis Perawatan Diri........................................................................7
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri.............................11
D. Tujuan Perawatan Diri...........................................................................12
BAB III konsep Asuhan Keperawatan Pemenuhan Perawatan Diri.................13
A. Pengkajian..............................................................................................13
B. Diagnosa.................................................................................................15
C. prosedur Personal...................................................................................16
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................21
B. Saran.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, di
antaranva: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap
peerawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri.
Dalam kehidupan sehari – hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang.Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan.Hal –hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, social,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah
masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum.(Tarwoto, Watonah, 2006 :78).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perawatan diri?
2. Apa saja jenis perawatan diri?
3. apa tujuan perawatan diri?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi perawatan diri?
5. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan untuk memenuhi kebutuhan perawatan
diri?
C. Tujuan penyusunan
1. Untuk mengetahui apa itu perawatan diri.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis dari perawatan diri.
3. Untuk mengetahui tujuan dari perawatan diri.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan diri,
5. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan seperti apa agar kebutuhan
perawatan diri bisa terpenuhi.

BAB II
PENINJAUAN PUSTAKA
1
A. PENGERTIAN PERAWATAN DIRI
Perawatan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia
untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari
berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang
memadai mengenai kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat
dirinya sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di
Rumah Sakit, Keluarga maupun di masyarakat.
Perawatan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul,
2009). Menurut Depkes (2000, dalam Scribd, 2011) perawatan diri adalah
salah satu emampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna
mempertahanka kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, seseorang dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri. Perawatan diri berorientasi pada
manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan yang saling mempengaruhi
(Meleis, 2007 dala Herlina, 2013). Penyakit mungkin saja teratasi dengan
upaya pengobatan. Akan tetapi, tanpa perawatan penyakit itu akan tetap ada dan
kondisi sehat tidak akan tercapai (Asmadi, 2008). Jadi, perawatan diri adalah
suatu kemampuan dasar manusia dalam merawat dirinya sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatannya.
B. JENIS-JENIS PERAWATAN DIRI
a. Kebersihan diri (Personal hygiene)
Higiene adalah ilmu kesehatan. Personal hygiene berasal dari bahasa
Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti
sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis
(Tarwoto & Wartonah, 2010). Cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka disebut higiene perorangan (Potter & Perry,
2005). Secara umum kebersihan diri/ mandi meliputi kemampuan
membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air,mengatur suhu

2
aliran mandi dan mendapatkan perlengkapan mandi, pengeringan tubuh serta
masuk dan pengeluaran mandi.
b. Kesehatan Gigi dan Mulut
 PERAWATAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TIDAK SADAR
1. Pengertian
Oral hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut,
gigi dan gusi (Clark, dalam Shocker, 2008). Dan menurut Taylor, et al (dalam
Shocker, 2008), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga
kontinuitas bibir, lidah dan mukosa mulut, mencegah infeksi dan melembabkan
membran mulut dan bibir. Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), oral
hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang
dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara
mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau
sepenuhnya oleh perawat. Menurut Peny, ddk (2005), pemberian asuhan
keperawatan untuk membersihkan mulut pasien sedikitnya dua kali sehari.
2. Tujuan
Menurut Clark (dalam Shocker, 2008), tujuan dari tindakan oral hygiene
adalah sebagai berikut:
a. Mencegah penyakit gigi dan mulut
b. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
c. Mempertinggi daya tahan tubuh
d. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), tujuan dari tindakan oral
hygiene.adalah:
a. Mencegah infeksi gusi dan gigi.
b. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut.
3. Bahaya kurangya kebersihan mulut
Tujuan utama dari kesehatan rongga mulut adalah untuk mencegah
penumpukan plak dan mencegah lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi.
Akumulasi plak bakteri pada gigi karena hygiene mulut yang buruk adalah faktor
penyebab dari masalah utama kesehatan rongga mulut, terutama gigi. Kebersihan
mulut yang buruk memungkinkan akumulasi bakteri penghasil asam pada

3
permukaan gigi. Asam demineralizes email gigi menyebabkan kerusakan gigi
(gigi berlubang). Plak gigi juga dapat menyerang dan menginfeksi gusi
menyebabkan penyakit gusi dan periodontitis. Banyak masalah kesehatan mulut,
seperti sariawan, mulut luka, bau mulut dan lain-lain dianggap sebagai efek dari
kesehatan rongga mulut yang buruk. Sebagian besar masalah gigi dan mulut dapat
dihindari hanya dengan menjaga kebersihan mulut yang baik (Forthnet, 2010).
4. Cara menjaga oral hygiene
Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif
dalam menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:
a. Sikat gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara
teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara
horisontal adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena
dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi
gigi. Pada pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain pembungkus
handuk atau kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.
b. Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur,
seperti metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H202 1,5% atau 3,0%. Kumur-
kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
C. Dental flos atau benang gigi
Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan
di sela-sela gigi.
d. Pembersih lidah Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-
kuman oportunis serta candida yang bermukim sebagai flora normal maupun
transient.
5. Cara perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan tingkat
kesadaran
Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran, sebagai berikut:
a. Peralatan
1) Air segar
2) Spatel lidah dengan bantalan atau spons

4
3) Handuk wajah, handuk kertas
4)Kom kecil 1 (satu) buah
5) Bengkok 1 (satu) buah
6) Gelas dengan air dingin 1 (satu)
7) Spuit ber-bulb kecil
8) Kateter pengisap dihubungkan dengan alat pengisap
9) Sarung tangan sekali pakai
10) Pinset
11) Depper
b. Prosedur tindakan
1)Pastikan program dokter bila diperlukan hal-hal khusus
2)Pastikan identitas pasien
3)Jika memungkinkan jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan
kepada keluarga pasien
4) Dekatkan alat-alat
5)Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
6)Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian
belakang lidah
(pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan perawatan khusus)
7) Inspeksi rongga mulut
8) Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah
matras, bila perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke kateter
pengisap
9) Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.
10) Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel lidah
dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara molar
belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan memaksa).
11) Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan
air segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan
penguyah dan permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian dalam
pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan reflex muntah bila ada.
Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai
kebutuhan.

5
12) Isap sekresi bila terakumulasi.
13) Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan telah selesai.
14) Lepaskan sarung tangan.
15) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16) Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
17) Dokumentasikan prosedur dan keadaan pasien
18) Periksa kembali bila diperlukan.
6. Bahaya oral hygiene buruk terhadap penyakit sistemik. Menurut Wikipedia
(2010), beberapa studi klinis terbaru menunjukkan hubungan langsung antara
kebersihan mulut yang buruk (bakteri dan infeksi rongga mulut) dan penyakit
sistemik, yaitu:
a. Penyakit kardiovaskuler (serangan jantung dan stroke)
b. Bakteri pnemonia
c. Bayi lahir berat badan rendah
d.Komplikasi diabetes
e.Osteoporosis

c. Kesehatan Rambut dan kulit rambut


Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan ujungnya
makin kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut
setiap orang tidak samatergantung zat warna yang ada didalamnaya.
Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar
rambut(Depdikbud, 1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan
hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat
perlindungan lain sepertitopi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang
lain.Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih
dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat
akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu
perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan berbagai
cara namun demikian cara yang dilakukan adalah cara pencucian rambut.

6
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak.
Karena itu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian
rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampoo dipandang
cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu
berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombe dan berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala
meliputi sebagai berikut:
1. Pola kebersihan diri klien normal
2. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
6. Tujuan kebersihan dan keperawatan diri.
Alat dan Bahan

1.Handuk secukupnya (satu)


2.Perlak atau pengalas
3.Baskom berisi air hangat
4.Sampo atau sabun dalam tempatnya
5.Kasa dan kapas
6.Sisir 1 (satu)
7.Bengkok/nierbekken
8.Gayung 1 (satu)
9.Ember kosong 1 (satu)
Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut : Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung
pada hal – hal berikut:
a. Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering
dicuci.
b. Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada
lingkungan yang berdebu orang tersebut harus sering mencuci
rambutnya.
c. Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering mencuci
7
rambutnya.
Adapun cara – cara mencuci rambut adalah :
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Tutup jendela atau pasang sampiran
4. Kondisikan pasien dalam posisi tidur
5. Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala
pasien
6. Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke
arah bagian baskom dengan pinggir di gulung
7. Tutup telinga dengan kapas
8. Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
9. Kemudian,sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air
hangat ,selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat
sambil di pijat
10. Setelah selesai keringkan
11. Cuci tangan

d. Kesehatan Kuku dan kaki


Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari
sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari
kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud,
1986:21).Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata ,
pengais dan pemegang (Depdikbud ,1986:22).
Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka
harus dirawat terutama dalam hal kebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku
jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadi
sarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang
lain.

PROSEDUR:

Persiapan alat

8
1. Pengalas (perlak kecil dan pengalasnya)

2. Gunting kuku

3. Handuk

4. Bengkok berisi lisol 3% 5. Baskom berisi air hangat (37-40")

6. Sabun

7. Sikat kuku

8. Sarung tangan bersih

9. Kapas

Langkah-langkah

Memotong kuku pada jari tangan

1. Lakukan cuci tangan

2. Siapkan alat ke dekat pasien

3. Ucapkan salam

4. Lakukan identifikasi pasien dengan benar

5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

6. Tanyakan kesiapan pasien atau keluarga Jaga privasi pasien dengan

metutup tirai/mengunci pintu kamar pasien

7. Ajak pasien/keluarga membaca basmallah bersama-sama

8. Pasang pengalas di bawah tangan

9.Rendam tangan dalam baskom berisi air hangat selam 1-2 menit untuk melunakan
kuku, jika kuku sangat kotor sikat tangan dengan sikat kuku dan sabun, lalu bilas
dengan air hangat dan keringkandengan handuk

9
10.Letakan tangan diatas bengkok berisi lisol 3% supaya kuku tidak berserakan, potong
kuku pada jari tangan sesuai dengan lekukan kuku,setelah selesai masukan gunting kuku
ke dalam bengkok berisi larutan lisol

11. Setelah dipotong, kikir kuku agar rata, rapi dan halus

12. Evaluasi tindakan yang dilakukan

13. Rapikan pasien dan lingkungan

14. Ajak pasien/keluarga membaca hamdallah bersama

15. Pamitan dengan pasien

16. Bereskan dan mengemabalikan alat ke tempat semula

17. Lakukan cuci tangan

18. Catatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

Memotong kuku pada jari kaki

1. Lakukan cuci tangan

2. Siapkan alat ke dekat pasien

3. Ucapkan salam

4. Lakukan identifikasi pasien dengan benar

5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

6. Tanyakan kesiapan pasien atau keluarga

7. Jaga privasi pasien dengan metutup tirai/mengunci pintu kamar pasien

8. Ajak pasien/keluarga membaca basmallah bersama-sama

9. Rendam kaki dalam baskom berisi air hangat selama 2-3 menit (karena kuku kaki
lebih keras)

10
10. Potong kuku kaki secara lurus, lalu bersihkan dengan sikat masukan guntingan kuku
ke dalam bengkok berisi lisol, demikian juga sarung tangan Mengevaluasi tindakan
yang dilakukan

11. Rapikan pasien dan lingkungan

12. Ajak pasien/keluarga membaca hamdallah bersama

13. Pamitan dengan pasien

14. Bereskan dan mengemabalikan alat ke tempat semula

15. Lakukan cuci tangan

16. Catatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

e.Standar Operasional Prosedur (SOP) Mengganti pakaian pasien

MENGGANTI PAKAIAN PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR


Pengertian Mengganti pakaian pasien adalah
membantu pasien untuk mengganti
pakaian agar tetap nyaman.Mengganti
pakaian pasien adalah melepaskan pakaian
kotor pasien dan memakaikan pakaian
bersih untuk pasien agar memberikan rasa
bersih dan nyaman kepada pasien.
Tujuan a. Mengurangi infeksi akibat kulit kotor
b. Menambah kenyamanan pasien
c. Meningkatkan kebersihan pasien
d. Mencegah timbulnya komplikasi pada
kulit
e. Mendidik pasien untuk menjaga
kebersihan
f. Menjaga kebersihan pasien
Kebujakan a. Semua perawat yang bekerja
berkewajiban melaksanakan prosedur
keperawatan sesuai dengan instruksi kerja

11
yang dibuat oleh Rumah Sakit
b. Instruksi kerja adalah acuan yang
menjadi titik tolak pelaksanaan pelayanan
keperawatan
c. Instruksi kerja dapat disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan dan telah
terbukti kesahannya secara ilmiah

A.Peralatan yang dibutuhkan untuk menggati pakaian pasien

1.Pakaian yang bersih

2. Selimut

3.Tempat pakaian yang kotor

4.sampiran

5.sarun tangan yang bersih/Handscoon bersih

B. TAHAP PRA INTERAKSI

1. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan

a. Pakaian yang bersih

b. Selimut

c. Tempat pakaian kotor

d. Sampiran

e. Sarung tangan bersih handscoon bersih

C. TAHAP ORIENTASI

a. Beri salam kepada pasien dengan nama yang ia sukai

12
b. Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
c. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya sebelum memulai
tindakan

d. Mintalah persetujuan kepada pasien sebelum memulai tindakan.

D. TAHAP KERJA

a. Tutup sampiran

b. Untuk pasien yang tidak memakai infus, caranya sebagai berikut:

• Longgarkan pakaian mulai dari leher


• Lepaskan pakaian menuruni lengan
• Masukkan pakaian kotor ke dalam tempat kain kotor
• Ambil baju yang bersih
• Pakaikan baju kepada pasien mulai dari lengan hingga leher
• Pastikan pasien diselimuti kembali setelah mengganti pakaian

c. Untuk pasien yang sedang di infus, caranya sebagai berikut:

1. Melepas pakaian

• Lepaskan pakaian dari lengan yang tidak diinfus


• Gulung lengan pakaian itu ke belakang badan dan melewati lengan dan lokasi
yang diinfus, Hati-hati dengan selang infus
• Lipat pakaian dengan sisi tangan lain sehingga tidak ada tarikan atau tekanan
pada selang dan perlahan-lahan turunkan pakaian melewati ujung jari
• Dengan tangan yang lain angkat selang infus dari tiangnya dan masukkan dalam
lipatan pakaian plastik untuk tidak merendahkan posisi botol infus
• Tarik pakaiannya dan kembalikan botol infus ke tiang penggantung infus
2. Memakai pakaian
• Pegang lengan baju di sisi selang infus dengan satu tangan
• Angkat botol infus dari tiangnya, dan pertahankan ketinggiannya
• Selipkan botol infus melalui lengan bahu dari bagian dalam dan gantung
kembali botol infus ke tiangnya
• Tarik baju sepanjang selang infus sampai ke tempat tidur

13
• Masukkan pakaian melalui tangan, lakukan dengan hati-hati agar tidak
memengaruhi area infus
• Posisikan pakaian pada lengan yang terpasang selang infus
• . Kemudian masukkan pakaian lengan satunya lagi hingga baju terkancing
sempurna pada tubuh pasien.

E. TAHAP TERMINASI

a. Melakukan evaluasi tindakan

b. Observasi respon pasien setelah melakukan tindakan

c. Membereskan alat-alat

d. Berpamitan dengan pasien dan keluarga pasien

e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

f. Memandikan Pasien Di Atas Tempat Tidur Pada Pasien Sadar Dan


Penurunan Kesadaran

A. Pengertian memandikan pasien di atas tempat tidur.

Tindakan keperawatan memandikan pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri
dengan cara memandikan di tempat tidur. Memandikan pasien merupakan tindakan
keperawatan yang di lak ukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau
memerlukan bantuan dengan cara m embersihican pasien dengan air dan sabun

1. Tujuan memandikan pasien di atas tempat tidur

a. Menjaga kebersihan tubuh

b. Mencegah kemungkinan terjadinya infeksi akibat kebersihan kulit yang kurang

c. Mempelancar sistem peredaran darah

d. Menambah kenyamanan pasien

2. Indikasi

14
a. Pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri

b. Pada semua pasien baru bila kotor sekali dan keadaan memungkinkan

c. Pada semua pasien yang di rawat (rutin 2x sehari)

d. Segera pada post partum (setelah melahirkan)

e. Bila diperlukan sewaktu-waktu

3. Hal yang perlu diperhatikan

a. Jangan menimbulkan perasaan malu pasien dan tetap menjaga kesopanan

b. Dalam bekerja harus cepat, rapi, dan penuh perhatian kepada pasien

c. Keadaan umum pasien dan kelainan- kelainan pada badannya

d. Usahakan bagian badan jangan banyak terbuka

e. Waslap dibasahkan secukupnya, jangan terlalu basah atau terlalu kering

f. Bila air kotor harus segera di ganti

g. Membersihkan daerah genitalia, sebaiknya dibersihkan oleh passen sendiri. Bila


pasien tidak sadar, post partum atau tidak dapat melakukan sendiri, dilakukan oleh
perawat

h. Pada pasien yang dapat mandi sendiri, perawat menyiapkan alat-alat dan membantu
seperlun уа

B. Kebijakan dalam proses keperawatan

Adapun beberapa kebijakan yang harus dilakukan perawat dalam melakukan proses
keperawatan yaitu:

1. Semua perawat yang bekerja berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan


sesuai deng an instruksi kerja yang dibuat oleh rumah sakit.

2. instruksi kerja adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan pelayanan
keperawatan

15
3, instruksi kerja dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan dan telah terbukti kesahannya Secara ilmiah

B. Prosedur tindakan memandikan pasien di atas tempat tidur

1. Persiapan alat dan bahan

Alat-alat :

• Baskom 2 buah
• Perlak
• Standar Waskom
• Waslap tiga buah
• Sabun
• Handuk kecil 1 buah
• Handuk besar 2 buah
• Selimut mandi 1 buah
• Pakaian bersih
• Tempat pakaian kotor/keranjang
• Hands scoond
• Masker
• Lation
• celemek

2. Tahap pra interaksi

a. Mengidentifikasi kebutuhan atau indikasi pasien

b. Cuci tangan

c. Menyiapkan alat

3. Tahap orientasi

a. Mengucapkan salam sebagai pendekatan kepada pasien

b. Memperkenalkan diri

16
c. Menjelaskan tujuan

d. Menjelaskan waktu lamanya tindakan

e. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan

f. Menanyakan persetujuan dan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan g.


Menanyakan kebutuhan pasien sebelum dilakukan tindakan

.4.Tahap Kerja

a. Cuci tangan

b. Juga privasi dengan menutup sampiran

c. Mengatur posisi pasien

d. Mengenakan sarung tangan dan celemek

e. Meletakkan perlak dan handuk kecil di bawah kepala pasien

f. Membasuh muka, menanyakan dengan pasien menggunakan sabun atau tidak


(membentang kan perlak dan handuk di bawah kepala, kemudian dibersihkan dari dahi
pipi dagu, alis, mat a dari cantus ke dalam cantus luar, wajah, telinga, dan leher dengan
waslap. Keringkan dengan handuk), handuk dan perlak diangkat dan diletakkan di
tempat tertutup

g. Mengeringkan muka dengan handuk

h. Mengganti selimut dengan selimut mandi

i. Buka pakaian atas pasien

j. Letakkan handuk besar di bawah lengan pasien pertama yang terjauh dari perawat lalu
yang terdekat dengan perawat

k. Gunakan waslap, membusuh dengan bagian yang terjauh dari perawat lalu lengan
yang terd ekat perawat pertama dengan air hangat lalu waslap dengan air sabun dan
kemudian dibilas dengan menggunakan air hangat (handuk dibentangkan di bawah

17
lengan, bersihkan mulai le ngan bawah sampai lengan atas dan axilla), setelah selesai
keringkan lalu pindahkan handuk di atas dada pasien

L. Bersihkan bagian dada, membasuh dada dan perut pasien (bentangkan handuk di atas
dada d an perut)

m. Membasuh punggung sampai di atas glutea (pasien dimiringkan (aman) bentangkan


handu k di samping punggung sampai glutea, bersihkan, berikan lotion, pasangkan
pakaian dengan rapi)

n. Setelah selesai gunakan pakaian atas pasien lalu pindahkan selimut mandi ke bagian
bawah lalu buka pakaian bawah pasien lalu letakkan handuk di bawah glutea sampai
ujung kaki

o. Membasuh kaki pasien yang terjauh dari perawat dahulu baru kaki yang terdekat
(melepask an pakaian bawah pasien, bentangkan handuk di bawah kaki, bersihkan
dengan kaki ditekuk mulai pangkal paha atas sampai pergelangan kaki, punggung kaki
sampai tumit kaki dikerin gkan)

p. Membasuh daerah lipat paha dan genetalia pasien menggunakan waslap genetalia
(wanita: pubis, labia, mayora, labia minora, vertibulum, vagina dan anus, pria: pubis,
penis, scrotum, anus), handuk di pasang terlebih dulu di bersihkan dan di keringkan

q. Pakaikan pakaian bawah pasien, ganti selimut mandi dengan selimut pasien, rapikan
pasien lepas celemek dan handscoon, sisir rambut pasien

5. Tahap terminas

a. Evaluasi respon pasien

b. Rapikan klien dan alat

c. Mengakhiri kegiatan dan memberi salam

d. Mencuci tangan

e. Pencatatan kegiatan dan melaporkan hasil tindakan kepada perawat

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN DIRI


18
a. Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh
mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka
perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan
dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat
pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra
untuk meningkatkan hygiene.
b. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah
orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan
beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
c. Status sosial-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan
kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini
merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social
klien.
d. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.
Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk
meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang
untuk memenuhi perawatan yang perlu.

e. kebudayaan

19
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi
kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi
secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang
berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g. kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi.

D. TUJUAN PERAWATAN DIRI


a. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan
bakteri.
b. Menghilangkan bau badan yang berlebihan.
c. Memelihara integritas permukaan kulit.
d. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah.
e. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien.
f. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
g. Meningkatkan percaya diri seseorang
h. Menciptakan keindahan.
i. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang.

20
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN PERAWATAN DIRI

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Berikut adalah hasil pengkajian secara garis besar pada permasalahan Tn.A,

sedangkan pengkajian yang lain terdapat di lampiran :

3.1 Hasil Pengkajian

A. BIODATA

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 54 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Agama : islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : wiraswasta

Gol. Darah :-

Alamat : Pakis

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. S

Umur : 50 tahun

Hubungan dgn Klien : istri klien

Pendidikan : SD

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Pakis

Diagnosa Medis : CKD (Chronic Kidney Disease)/(Gagal Ginjal Kronis)

B. ANAMNESE

21
a. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :

Saat Masuk Rumah Sakit : Nyeri pinggang

Saat Pengkajian : Mual

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien mengatakan awalnya merasa Mual yang terkadang sampai Muntah sampai tidak
nafsu makan nasi hanya makan beberapa potong roti saja, dan terdapat benjolan yang
akhirnya dokter menyarankan operasi di bagian leher sebelah kiri yang terdapat
benjolan tersebut. Klien mengatakan awalnya masuk rumah sakit ini sebelumnya datang
ke poli bedah pada tanggal 20/02/2019 karna merasa pinggang kanan dan kiri terasa
nyeri yang sangat Status Nyeri (Jika Ada Keluhan) mengganggu aktivitas sehari-hari
dan terkadang makan sampai mual bahkan sampai tidak nafsu, saat diperiksa di poli
bedah RSSA Dokter menyarankan saya untuk di rawat untuk pemeriksaan lebih lanjut
lagi dari sebelumnya ini. Pada tanggal 23/02/2019 klien di rawat,

c. Riwayat Penyakit Yang Lalu :

Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit atau memiliki riwayat sait apapun
yang sampai di rawat pun tidak pernah, baru ini sakit dan masuk rumah sakit yang
sampai di operasi pula baru ini. Klien mengatakan sebelumnya klien pernah atau sering
mengkonsumsi jamu-jamuan.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Klien mengatakan dari keluarga klien tidak ada yang menderita sakit apapun, istri klien
pun mengatakan kalau dari keluarga siapapun tidak ada yang sakit seperti ini dan
sampai di operasi ini baru suami saja yang mengalami seperti ini di keluarga kami.

e. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :

Klien mengatakan kalau di rumah mandi sehari 2x, sikat gigi sehari 2x, ganti pakaian
sehari 2x, memotong kuku kalau sudah merasa panjang dan kotor langsung di potong,
mencuci rambut sehari 1x. Sedangkan di rumah sakit saat di rawat klien mengatakan
tidak pernah mandi sama sekali hanya di seka bagian wajah saja, mengganti baju
kadang seharai 1x kadang 2hari 1x tergantung kotor atau tidak, mencuci rambut tidak
pernah saat di rumah sakit, memotong kuku juga tidak dilakukan oleh klien atau
keluraga klien serta mengosok gigi klien kadang sehari 1x kadang tidak sama sekali.

f. Aktivitas Lain

Klien mengatakan hanya tidur saja tidak ada aktivitas yang lain karna masih tidak kuat
untuk bangun dari tempat tidur, kadang hanya miring kanan kiri saja dan belajar
sedikit2 duduk.

22
C. PEMERIKSAAN FISIK

a. Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tensi : 130/70 mmHg

Nadi : 86x/hari

RR : 22x/menit

Suhu : 36,4oc

Kesadaran compos mentis, GCS 456

b. Pemeriksaan leher

Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak peradangan, tidak ada perubahan warna, tidak ada
massa, terdapat luka post operasi di bagian kiri.

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
posisi trakea simetris.

c. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : Bentuk abdomen datar, tidak ada massa / benjol, kesimetrisan, tidak ada
bayangan pembuluh darah vena.Auskultasi : bising usus klien 7x/menit ( N = 5 – 35 X /
menit).Palpasi : Palpasi hepar : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran, perabaan
lunak, permukaan halus, Palpasi apendik : tidak ada nyeri tekan, palpasi ginjal : terdapat
sedikit nyeri, tidak ada pembesaran ginjal. Perkusi : terdengar bunyi timpani.

d. Pemeriksaan ekstremitas / muskuloskeletal

Tidak ada masalah pada ekstremitas klien, hanya saja klien masih belum bisa menengok
kanan dan kiri akibat luka post operasi di bagian leher klien.

e. Pemeriksaan kulit / integument

Kulit klien terlihat kering, tidak ada lesi, tidak ada perubahan warna kulit, tidak ada
nyeri tekan, turgor kulit baik, tidak ada masalah pada integritas kulit klien.

f. Pemeriksaan rambut

Penyebaran rambut merata, rambut rontok, bau khas, warna rambut hitam, permukaan
kulit rambut kotor.

g. Pemeriksaan kuku

Kuku terlihat kotor, kuku berwarna pink pucat.

h. Pemeriksaan neurologi

23
Menguji tingkat kesadaran dengan GCS (Glasgow Coma Scale)

1) Menilai respon membuka mata 4

2) Menilai respon Verbal 5

3) Menilai respon motorik 6

Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :(Compos Mentis). Tidak ada
keluhan pada neurologi klien hanya saja klien masih belum bisa menengok ke arah kiri
yang post operasi di bagian leher kiri

j. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal, 27/02/2019.

a) Darah lengkap

Leukosit : 6.48 103/µL ( N : 3.500 – 10.000 / µL)

Eritrosit : 1.72 106/ µL ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )

Trombosit : 274 103/ µL ( N : 150.000 – 350.000 / µL)

Haemoglobin : 6.20 gr/dl ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl)

Haematokrit : 48.30 gr/dl ( N : 35.0 – 50 gr / dl )

b) Kimia darah

Ureum : 60 mg/dl ( N : 10 – 50 mg / dl )

Creatinin : 2.5 mg/dl ( N : 07 – 1.5 mg / dl )

SGOT :- ( N : 2 – 17 )

SGPT :- ( N : 3 – 19 )

BUN :- ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl)

Bilirubin : 2.16 mg/dl ( N : 1,0 mg / dl )

Total Protein :- ( N : 6.7 – 8.7 mg /dl )

GD puasa : 125 mg/dl ( N : 100 mg/dl )

GD 2 jpp :- ( N : 140 – 180 mg / dl )

c. Analisa elektrolit

Natrium : 137 mmol/l ( N : 136 – 145 mmol / l )

Kalium : 4.71 mmol/l ( N ; 3,5 – 5,0 mmol / l )


24
Clorida :- ( N : 98 – 106 mmol / l )

Calsium :- ( N : 7.6 – 11.0 mg / dl )

Phospor : 11.6 mg/dl ( N : 2.5 – 7.07 mg / dl )

k. Terapi yang telah di berikan

1. Injeksi intravena Furosemid 3x40gr

2. Injeksi intravena Amlodipin

3. Injeksi intravena Ondansetron 2x 8mg

4. Captropil 3x500mg

5. Bisoprolol

6. Albumin

7. Terpasang infus NS 1000cc/24jam

8. Transfusi 2 Labu

25
3.2 Analisa data
Menurut,(nanda, 2015-2017)

DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN


DS. :
Klien mengatakan
merasa tidak nafsu makan
yang terkadang sampai
mual,, tidak naffsu makan
dan minum uga tidak nafsu. Program pengobatan Mual
DO :
Klien terlihat lemas
kesadadran compos metis,
GC456, pemeriksaan TTV :
Bising usus : 7x / menit

DS :
klien mengatkan kalaun
selama dirawat dirumah kelemahan Deficit perawat diri : mandi
sakit tidak pernah mandi
dan hanya ganti baju dan
celana itu kadang sehari
satu kalli
DO :
klien terlihat tirah baring
dan kurang rapi pakaian
bajunya dank klien tercium
aroma yang kurang enak
untuk di hiirup. Klien
mengalami batuk produuktif
dengan ada suara
tammbahan ronchi+

26
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Tannggal Diagnose keperawatan Nama TTD


1 26/02/2019 Mual b/d program pengobatan
1
2 26/02/2019 Deficit perawatan diri : mandi b/d
2 kelemahan

27
3.3 Intervensi/rencana keperawatan

tgl/jam no dx tujuan dan kritria hasil intervensi


(NOC) (NIC)
26/02/19 Dx 1 Mual b/d program pengobatan Manajemen Mual
15:00 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x 24 jam 1.Dorong pasien
diharapkan mual dan muntah : efek untuk belajar strtegis
yang mengganggu pasien dapat mengatasi mual sendiri.
teratasi dengan kriteria hasil :
2.Lakukan
penilaian lengkap
indikator awal Akhir terhadap mual termasuk
1. Asupan 3 5 frenkuensi,durasi,tingkat
cairan keparahan,dan factor
menurun pencetus.
2. Asupan 3 5
makan 3.Evaluasi
berkurang dampak dari pengalaman
3. Kehilangan 3 5 mual pada kualitas hidup
selera (misalnya nafsu
makan makan,aktivitas,prestasi
Keterangan : kerja,tanggu jawab peran
1. Parah dan tidur).
2. Banyak
3. Cukup 4. identifikasi
4. Sedik factor-faktor yang dapat
menyebabkan atau
5. Tidak ada
berkontribusi terhadap
mual (misalnya obat-
obatan dan presedur)

5. kendalikan
factor-faktor lingkungan
yang mungkin
membangkitkan mual
(misalnya,bau yang tidak
menyenangkan dan
stimulus visual yang tidak
menyenangkan)

6. dorong pola
makan dengan porsi
sedikit makanan.

26/02/19 Dx2 Definisi perawatan diri:mandi b/d Bantuan perawatan


kelemahan diri:mandi/kebersihan

Setelah dilakukan tindakan 1.Sediakan


keperawatan selama 3x24 jam lingkungan yang
diharapkan perawatan diri : kebersihan terapeutik dengan

28
pasien dapat teratasi dengan kriteria memastikan,suasana
hasil: rileks,privasi,dan
pengalaman pribadi.
Indikator Awal Akhir
1.Memperta 3 5 2. monitor
hankan kebersihan kebersihan kuku,sesuai
mulut dengan kemampuan
2.Mengeram 3 5 merawat diri pasien.
as rambut
3.Menyisis 5 5 3.Berikan
rambut bantuan sampai pasien
4.Mmempert 3 5 benar-benar mampu
ahankan pernampilan merawat diri secara
yang rapih mandiri.
5.Memperta 3 5
han kebersihan 4. Fasilitas pasien
tubuh atau keluarga untuk
 Keterangan : mandi sendiri,dengan
1.Sangat terganggu tepat.
2.Banyak terganggu
3.Cukup terganggu
4.Sedikit terganggu
5.Tidak terganggu

3.4 Implementasi

Hari pertama : Tanggal 26 Febuari 2019

29
No Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
Dx 1 26/02/2019 S. klien mengatakan
15:00 1.Mengajarkan klien masih merasakan
untung menangani mual mual dan kadang
sendiri dengan cara sampai muntah,
menghindari makanan yang dan tidak nafsu
buat klien merasa mual. makan terasa
seperti tidak enak.
2.Meminta keluarga
untuk menghindari makanan O. : klien terlihat
yang dapat membuat klien lemas, klien
merasa mual. terlihat pucat,
terlihat makanan
3.Meminta keluarga klien masih tersisa
atau klien untuk tetap banyak, terdapat
memberikan makanan sedikit bisisng usus
tapi sering 7x/menit.
Pemeriksaan
4.Memberitau klien tanda-tanda vital :
dan keluarga mual dan TD : 120/70mmHg,
muntah yang terjadi itu bisa Nadi : 85x/menit
jadi efek dari HD/Cuci Darah. Suhu : 36,5oC
Respiratory : 22x/menit
5.Melakukan A. : masalah teratasi
pemeriksaan tanda-tanda sebagian
vital: 1. Asupan cairan
TD: 130/70mmhg menurun (3)
Nadi:98x/menit 2. Asupan makan
Suhu:36,3®C berkurang (3)
Respiratory 22x/menit 3. Kehilangan
selera makan (3)
P:Lanjutkan intervensi
1,2,3

30
Dx 2 26/02/19

16.20 1. Mengganti sarung S : klien mengatakan


bantal klien yang kotor masih belum mandi dari
habis operasi kemarin
2. Membantu klien sampai sekarang karna
16.25 menjaga privasi dengan takut terkena luka tersebut kalau mandi
cara menutup lingkungan dan hanya diseka saja dengan air pada
sekitarmdengan bagian wajah tanpa menggunakan sabun
meggunakan sketsel. atau pembersih yang lain.

3. Meminta keluarga O : klien masih terlihat tidak rapih, klien


untuk tetap menjaga masih
16.30 kebersihan diri klien terlihat berantakan, klien
dengan cara menggant masih terlihat lemas, kuku klien masih
baju 2x sehari, ataupun panjang dan kotor.
menyeka 2x sehari.
A : masalah teratasi sebagian
4. Meminta keluarga 1. Mempertahankan kebersihan
16.35 untuk tetap memfasilitasi mulut (3)
kebersihan klien. 2. Mengeramas rambut(3)
3. Menyisir rambut (3)
4. Mempertahankanpenampilan
yang rapih (3)
5. Mempertahankan kebersihan
tubuh (3)

P : lanjutkan intervensi
1,2,3,4,dan 5.

31
Hari kedua: Tanggal 27febuari 2019

No Dx Tanggal/jam Implementasi Evaluasi


Dx 1 27/02/19

09.00 1. Menanyakan klien S : klien mengatakan masih


masih mual atau tidak merasakan mual dan
kadang sampai muntah,
09.05 2. Menanyakankepada dan tidak nafsu makan
klien kalau mulai masih terasa seperti tidak enak.
inget tau tidak caranya.
O : klien terlihat lemas,
09.10 3. Meminta keluarga klien terlihat pucat, terlihat
untuk tetap makanan klien masih
menghindari makanan tersisa banyak, terdapat
yang dapat membuat bisisng usus 7x/menit.
klien merasa mual. Pemeriksaan tanda-tanda
vital :
09.15 4. Meminta keluarga atau
klien untuk tetap TD : 120/70mmHg,
memberikan makanan Nadi : 85x/menit
sedikit tapi sering. Suhu : 36,5oC
Respiratory : 22x/menit
09.20 5. Memberitahu klien dan
keluarga mual dan A : masalah terata sebagian
muntah yang terjadi itu 1. Asupan cairan
bisa jadi efek dari menurun (3)
HD/Cuci darah.
2. Asupan makan
11.00 6. Melakukan berkurang (3)
pemeriksaan
tandatanda vital : 3. Kehilanganselera
TD : 130/70mmHg makan (3)
Nadi : 98x/menit
Suhu : 36,3oC P : Lanjutkan intervensi 1,2
Respiratory : dan 3
22x/menit
08.00
7. Kolaborasi dengan
tim medis lainnya
yaitu dokter dengan
memberikan klien
obat ondansentron
sesuai dengan
kebutuhan klien yang
di sarankan dokter

32
Dx 2 27/02/19

08.00 1. Mengganti sarung S : klien mengatakan masih


bantal klien yang belum mandi hanya di seka
kotor. saja karna masih belum
bisa mandi, karna ada luka
08.05 2. Mengganti sprai klien post operasi.
yang kotor.
O : klien masih terlihat
08.10 3. Meminta keluarga tidak rapih, klien masih
untuk menyeka tubuh terlihat berantakan, klien
klien. masih terlihat lemas, kuku
klien masih panjang dan
08.15 4. Membantu klien kotor
untuk tetap menjaga
privasi dengan cara A : masalah teratasi
menutup lingkungan sebagian
sekitar dengan
meggunakan sketsel. 1. Mempertahankan
kebersihan mulut (3)
08.20 5. Meminta keluarga
untuk tetap menjaga 2. Mengeramas rambut(3)
kebersihan diri klien
dengan cara menggant 3. Menyisir rambut (5)
baju 2x sehari,
ataupun menyeka 2x 4. Mempertahankan
sehari. penampilan yang rapih (4)

08.25 6. Meminta keluarga 5. Mempertahankan


untuk tetap kebersihan tubuh (3)
memfasilitasi
kebersihan klien. P : lanjutkan intervens
1,2,3,4 dan 5

33
Hari ketiga : Tanggal 28 februari 2019

No Dx Tangga/jam Implementasi Evaluasi


Dx 1 28/02/19

09.00 1. Menanyakan klien masih S : klien mengatakan masih


mual atau tidak. merasakan mual tetapi
tidak separah sebelumnya,
2. Menanyakan kepada klien hari ini sudah tidak terlalu
09.05 kalau mulai masih inget tau merasa mual sepertinya.
tidak caranya.
O : klien terlihat lemas,
09.10 3. Meminta keluarga untuk klien terlihat pucat,
tetap menghindari makanan terlihat makanan klien
yang dapat membuat klien masih tersisa banyak,
merasa mual. terdapat bisisng usus
7x/menit. Pemeriksaan
4. Meminta keluarga atau tanda-tanda vital :
09.15 klien untuk tetap memberikan TD : 120/70mmHg,
makanan sedikit tapi sering. Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,5oC
5. Memberitahu klien dan Respiratory :22x/menit
09.20 keluarga mual dan muntah
yang terjadi itu bisa jadi efek A : masalah teratasi
dari HD/Cuci Darah. sebagian

11.00 6. Melakukan pemeriksaan 1. Asupan cairan


tandatanda vital : menurun (4)
TD : 130/70mmHg
Nadi : 98x/menit 2. Asupan makan
Suhu : 36,3oC berkurang (4)
Respiratory :
22x/menit. 3. Kehilangan selera
makan (4)
7. Kolaborasi dengan tim
08.00 medis lainnya yaitu dokter P : Hentikan intervensi
dengan memberikan klien klien pulang
obat ondansentron sesuai
dengan kebutuhan klien yang
di sarankan dokter.

34
Dx 2 28/02/19

08.00 1.Mengganti sarung bantal S : klien mengatakan masih


klien yang kotor. belum mandi hanya di seka
saja karna masih belum
08.05 2. Mengganti sprai klien yang bisa mandi, karna ada luka
kotor post operasi.Klien
mengatakan pula kalau
08.10 3. Meminta keluarga dirinya mau pulang jadi
untuk menyeka tubuh klien. mandinya di rumah saja.

4. Membantu klien untuk O : klien masih terlihat


08.15 tetap menjaga privasi dengan tidak rapih, klien masih
cara menutup lingkungan terlihat berantakan, klien
sekitar dengan meggunakan tidak begitu terlihat lemas
sketsel. sudah bisa duduk, kuku
klien sudah pendek dan
5. Meminta keluarga untuk sudah di potong..
08.20 tetap menjaga kebersihan diri
klien dengan cara menggant A : masalah teratasi
baju 2x sehari, ataupun sebagian
menyeka 2x sehari.
1. Mempertahankan
08.25 6. Meminta keluarga untuk kebersihan mulut (3)
tetap memfasilitasi kebersihan
klien. 2. Mengeramas rambut(3)

3. Menyisir rambut (5)

4. Mempertahankan
penampilan yang
rapih (4)

5. Mempertahankan
kebersihan tubuh (3)

P : Hentikan intervensi
klien pulang.

35
BAB IV
PENUTUP

1.1.Kesimpulan
Perawatan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan
bagian dari kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya
kita sebagai manusia untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan
lingkungan kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Perawatan
diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara
fisik maupun psikologis. Kebersihan dan perawatan diri baik dari bagian
tubuh telinga,mata,kulit dan anggota badan lainnya harus tetap dipenuhi
kebutuhan kebersihannya.

1.2.Saran
Sebagai perawat harus bisa memeuhi kebutuhan kebersihan dan
perawatan diri pada pasien supaya tetap sehat dan nyaman.Tindakan
yang akan dilakukan harus berdasarkan prosedur kegiatan tertentu
supaya bisa mencapai tujuan dari konsep pemenuhan kebersihan dan
perawatan diri.

36
DAFTAR PUSTAKA

Ade Herman Surya Direja, 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan diri,
Yogyakarta: Nuha Medika

Adyani, Novita, dkk. 2016. “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi


dengan Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Sekolah Menengah
Pertama. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya”. 4 (2): 161.
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bhs_indonesia/article/view/999 4

Astuti, L. I. (2019). Karya tulis ilmiah gambaran perawatan diri pada pasien
dengan skizofrenia di wisma sadewarsj grhasia daerah istimewayogyakarta.

Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, 2015 Buku Keperawatan diri, 2020-

2021

37
38

Anda mungkin juga menyukai