Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Tentang
‘‘Komunikasi Pada Remaja Dengan Kasus Anemia’’
Dosen Pembimbing: Sukmawati S,Kep.Ns.M.Pd

                                                                                                          
Disusun Oleh:

Kelompok3
1. Kaka bachtiar akbaril azim
2. Sri wahyuningsih
3. Sulastri
4. Zar’ah susanti

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KEMENKES
KESEHATAN MATARAM PROGRAM STUDI D-III
KEPERAWATAN BIMA TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
  

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan karunia serta anugerah-Nya yang tidak ternilai kepada kita
semua sehingga Makalah Komunikasi yang berjudul “Komunikasi Pada
Remaja Dengan Kasus Anemia” untuk memenuhi tugas mata kuliah
komunikasi dapat diselesaikan dengan baik.

Syalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar


Muhammad SAW yang telah mampu membuka lembaran kehidupan yang
lebih baik dan bermanfaat.

Kami sadar dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan,


oleh karena itu akami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Bima, Februari 2023


Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................       i
KATA PENGANTAR.......................................................................................      ii
DAFTAR ISI......................................................................................................    iii
BAB I      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...............................................................................      1
1.2  Rumusan Masalah..........................................................................      1
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................      2
BAB II     PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Teori Komunikasi pada Remaja...................................      3
2.2  Proses Prinsip Komunikasi pada Remaja.......................................      4
2.3  Komunikasi Terapeutik pada Remaja ...........................................      5
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Remaja.................      6
2.5   Teknik Komunikasi pada Remaja .................................................      6
2.6   Hambatan dalam Komunikasi pada Remaja..................................      8
BAB III   PENUTUP
3.1  Simpulan .......................................................................................    12
3.2  Saran .............................................................................................    12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah


Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan untuk
melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja untuk setiap
anak terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak remaja mulai
mengalami beberapa hal dalam hidupnya seperti mengembangkan identitas mereka
sendiri secara individu. Adanya perubahan biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan
dari teman sebayanya mengalami ketertarikan pada lawan jenis, dll. Sementara orang tua
juga mulai merasakan besarnya kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap
pergaulannya maupun perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik
untuk mengatasinya?
Disaat ini, salah satu cara terbaik adalah orang tua. Orang tua berkomunikasi dengan
anak remaja. Komunikasi yang efektif dengan anak-anak sangat penting dilakukan karena
akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik meski pun
saat ini sering terjadi pertengkaran antara orang tua dengan anak ataupun komunikasi
yang tidak nyambung. Sebagai orang tua ada beberapa cara yang lebih baik yang dapat
dilakukan dari informasi mengenai remaja yang sedang bermasalah dengan komunikasi.
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan membahas “Teori
Komunikasi pada Remaja”.

1.2  Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian Komunikasi pada remaja ?
2. Bagaimana proses prinsip komunikasi pada remaja ?
3. Bagaimana Komunikasi Terapeutik pada Remaja?
4. Bagaimana Teknik Komunikasi pada Remaja?
5. Apa hambatan dalam Komunikasi pada Remaja?

1.3  TujuanPenulisan 
1. Mengetahui pengertian komunikasipadaremaja.
2. Mengetahui proses prinsip komunikasipadaremaja.
3. Mengetahui Komunikasi Terapeutik pada Remaja
4. Mengetahui Teknik Komunikasi padaRemaja 
5. Mengetahui hambatan dalam Komunikasi pada Remaja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
komunikator atau penyampai berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku
komunikan atau penerima berita kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.

Ada beberapa pengertian komunikasi yang di kemukakan oleh beberapa para ahli, yaaitu :
1. Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan
pesan yang disampaikan melalui lambang - lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan
oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
2. Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
3. Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi dalam mengirim
dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.
4. Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-
lambang yang mengandung arti.
5. Menurut Human Relation of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya
informasi dan pengertian seseorang ke orang lain.
6. Menurut Oxtord Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar
informasi, ide atau sebagainya.
7. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencangkup ekspresi wajah,
sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon dan
lainnya.

Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke
dewasa.Bila stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya dan keluarganya.
Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya dengan memberi support penuh
perhatian.(Nur Himam, 2012:1)

2.2    Prinsip Komunikasi pada Remaja

1.    Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja


Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi.Dalam berkomunikasi,
orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada hal-hal yang orang
tua sering lakukan, seperti :
a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,
b. Merasa tau lebih banyak dari pada remaja,
c. Cenderung memberi arahan dan nasihat,
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami
remaja,
e. Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya,
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan
terhadap remaja.
2.    Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang beranjak
dewasa seperti :
a. Mendengar supaya remaja mau berbicara,
b. Menerima dahulu perasaan remaja,
c. Bicara supaya didengar.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara berbicara dan
caramendengar

3.    Mengenal Diri Remaja


a. Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan
karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara.Agar
komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan
mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana memahami perasaan remaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan dan
ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa
nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih
mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.

4.    Membuat Remaja mau berbicara pada orang tua saat menghadapi masalah dan membantu
remaja menyelesaikan masalah.
a. Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak
terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak membedakan
antara anak dan perilakunya sehingga membuat anak merasa disalahkan, direndahkan
dan di sudutkan.
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat
perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat
terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak,
mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasa nyaman.
b. Menentukan masalah siapa
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu
mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :
1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan
masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain
4) Anak perlu belajar mandiri
Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah harus
bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah masalah remaja
maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif.
2.3    Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu memperhatikan
berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang remaja, cara berkomunikasi
dengan anak remaja, metode berkomunikasi dengan anak remaja. Peran orang tua dalam
membantu proses komunikasi dengn remaja sehingga bisa di dapatkan informasi yang
benar dan akurat.
a. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar
keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya
d. Beri support penuh perhatian
e. Jangan melakukan intrupsi
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)

2.4    Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Remaja


a. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara
efektif.
b. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara
efektif
c. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi.Bila komunikan bersifat pasif/tertutup
maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
d. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
e. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke
komunikan dengan baik.
f. Lingkungan

2.5    Teknik Komunikasi pada Remaja


Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga
hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja yang selanjutnya dapat diambil
dalam menentukan masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan dalam
berkomunikasi dengan remaja, antara lain :
1.         Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan kepercayaan
diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan
orang tua secara langsung yang sedang berada disamping anak. Selain itu dapat
digunakan dengan cara memberikan komentar tentang sesuatu.
2.         Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui
tulisan.
3.         Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau respon
anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu
mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons
terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan
jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak
remaja tersebut.
4.         Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan
keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
5.         Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau mengetahui
perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan
yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja.
6.         Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada
anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan
anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7.         Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,
marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang jengkel, marah dan
diam.

2.6    Hambatan dalam Komunikasi pada Remaja


Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan
interaksi dengan sesama.Kita pada suatu waktu merasakan komunikasi yang kita lakukan
menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan yang kita diterima.Hal
ini terjadi karena setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam menelah komunikasi
yang disampaikan.
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu:
1.         Hambatan Fisik :
a. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap
dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi
porses komunikasi yang berlangsung.
b. Gangguan. Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang
jauh, dan lain sebagainya.
c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta).
Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya yang
dialami oleh seorang Remaja. Terimalah mereka apa adanya. Mereka pasti memiliki
potensi unggul lain yang perlu digali. Sebagai perawat, kita harus siap menerima
kenyataan tersebut seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi dengan
remaja tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang mereka dapat pahami.
d. Teknik bertanya yang buruk.
Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan sanggup menggali
pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan orang lain. Oleh
karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain. Bahwa setiap
individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.
e. Teknik menjawab yang buruk.
Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena komunikator tidak
mampu menjawab dengan baik.Pertanyaan bukannya dijawab, melainkan
dibiarkan.Pertanyaan justru dijawab tidak tepat.Salah satu teknik menjawab yang
buruk adalah komunikator tidak memberikan kesempatan individu menyelesaikan
pertanyaan lalu langsung di jawab oleh komunikator.
f. Kurang menguasai materi.
Ini faktor yang sangat jelas.Begitu kita tidak menguasai materi, itulah hambatan
komunikasi.Kompetensi profesional salah satu maknanya adalah menguasai materi
secara mendalam bahkan ditambahkan lagi, meluas.
g. Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran dapat optimal jika
tidak menyiapkan perencanaan dengan baik
2.         Hambatan Psikologis
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang
ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi.Informasi
yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
Seringkali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai dengan ide,
gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat berhubungan dengan ide
kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang kurang benar.
c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi.Jika ada seorang remaja
yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita
atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang.Hendaklah berpikir baik atau
positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator curiga pada
komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.
f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran komunikasi
pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran.Kita harus jujur.Jangan
bohong. Jujurlah jika memang tidak tahu
g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses pembelajaran,
sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu diperlukan kerjasama,
keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja. Cegahlah
sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan ketika
kita berbicara dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi dengan seorang
remaja.mampu, tetapi ada hambatan psikologi.
3.         Semantik :
a. Persepsi yang berbeda.
b. Kata yang berartilain bagi orang yang berbeda.
c. Terjemahan yang salah.
d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.
(Nailul Himmah, 2013:03)
BAB III
PENUTUP

A.   Simpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam melakukan
komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek
diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi, tahapan
komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.
Seperti pada anak dan remaja dalam berkomunikasinya sedang membentuk jati
dirinya, dia akan lebih diam dengan orang yang dianggapnya tidak sama dengan dia.
Masa remaja merupakan masa-masa panjang yang dialami seorang anak. Saat remaja
mereka mulai mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun non fisik dalam
kehidupan mereka.

B.   Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan makalah ini yaitu :
1.    Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan remaja lebih efektif karena telah mengetahui
bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan remaja, serta mengetahui hambatan
yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi dengan remaja
2.    Mahasiswa mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara berkomunikasi, tahapan
komunikasi serta faktor yang menghambat komunikasi pada anak dan remaja.
3.    Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Himam, Nur. “Komunikasi pada Anak dan


Remaja”.keperawatan19.blogspot/2012/12/komunikasi-pada-anak-remaja-bab-i.html(20
Mei 2014)

Himmah, Nailul. “Hambatan pada Komunikasi”.


Nailul-nailul.blogspot.com/2012/08.Hambatan-dalam-komunikasi.html(20 Mei 201

http://www.scribd.com/doc/250012222/Role-Play-Kelompok-Gina#scribd
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

I.                   Tahap Pre-Interaksi


1.      Mengumpulkan data tentang klien : Ditinjau dari catatan medis/catatan keperawatan
         Kondisi klien adalah Anemia
         Diagnosa Keperawatan mengalami 5L
         Tujuan khusus adalah setelah dilakukan penkes pasien dapat memahami penyakit anemia yang
dialami dan mengerti cara menanganinya
         Tindakan keperawatannya adalah menjelaskan bagaimana kondisi pasien dilihat dari tekanan
darah
         DS : klien mengatakan lemas
         Klien mengatakan pusing
         DO: Klien tampak lemas
         Wajah tampak pucat
         Telapak tangan pucat
         TTV: suhu: 36 oC
         Nadi: 74x/menit
         TD    : 100/60 mmHg
2.      Mengeskplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan
Saya siap berinteraksi dengan klien (Ny. X) dengan pendidikan kesehatan pada klien
3.      Membuat rencana pertemuan dengan klien
Saya telah membuat kontrak untuk melakukan penkes hari ini pukul 08.00 WIB
II.                Tahap Orientasi
Disebuah RSU tepatnya diruangan cempaka,terdapat seorang pasien perempuan berusia 19
tahun bernama Ny.X beliau sudah dua hari dirawat di rumah sakit itu dengan keluhan pusing
dan cepat lelah.

Tepat pada pukul 08.00 WIB seorang perawat datang ke ruangan tersebut.

Perawat : Assalammualaikum, selamat pagi mbak.


Klien : Waalaikumussalam, pagi sus.
Perawat : Bagaimana tidurnya semalam?
Klien : Alhmdullillah nyenyak sus
Perawat : Wah baik, Alhamdulillah kalau begitu. Perkenalkan mbak nama saya suster
Yuliza Purnaranti. Apakah benar ini dengan mbak X ?
Klien : iya sus, nama saya X.
Perawat : Cantik sekali namanya sama seperti orangnya hehe. Oh iya, sebelumnya mbak
senang dipanggil apa supaya lebih akrab ?
Klien : Ah suster bisa saja. Panggil saja saya mbak.
Perawat : Oke baiklah, hari ini saya perawat yang bertugas untuk merawat mbak dari pukul
08.00-14.00 siang nanti, jadi apabila ada keluhan atau masalah dapat
menginformasikan kepada saya
Klien : siap sus
Perawat : Bagaimana keadaan mbak sekarang? Apakah sudah lebih baik dari kemarin ?
Klien :Alhmdullillah sus agak sedikit membaik, namun saya masih sering merasakan
pusing.
Perawat : Pusing gimana mbak?
Klien : Begini sus, saya sering cepat lelah, kalau bangun tidur atau kalau sudah mau
berdiri suka pusing.
Perawat : Oh ya, itu merupakan beberapa tanda kalau mbak kekurangan darah.
Klien : oh begitu ya sus.
Perawat : baik mbak, sesuai dengan perjanjian kita kemarin, saya akan memberikan
pendidikan kesehatan mengenai Anemia selama 10 menit. Apakah kita bisa
mulai?
Klien : oh iya silahkan sus
III.             Tahap Kerja

Perawat : Baiklah, sebelumnya saya akan mengukur tekanan darah mbak, bersedia kan?
Klien : Iya tentu silahkan sus
Perawat : ( mengukur tekanan darah). Mbak, tekanan darah nya 100/60 mmHg, rendah
tekanan darahnya.
Klien : Lalu bagaimana sus?
Perawat : Baiklah saya akan jelaskan kondisi ibu bersamaan dengan pendidikan kesehatan
yang saya janjikan tadi mba kita mulai sekarang ya
Klien : Iya silahkan
Perawat : (perawat menjelaskan mengenai definisi, penyebab, gejala, pencegahan, serta
pengobatan atau penyembuhan terhadap penyakit Anemia)
Klien : (mendengarkan, serta merespon)

IV.             Tahap Terminasi

Perawat : Baik mba, saya rasa pemberian pendidikan kesehatan ini sudah cukup. sekarang
bagaimana perasaan mba setelah diberi pendidikan kesehatan ini ?
Klien : Iya sus, saya sekarang lebih paham apa itu Anemia dan cara penyembuhannya.
Perawat : Baik, jika mba sudah paham dengan apa yang saya jelaskan, coba tolong jelaskan
kembali kepada saya apa saja penyebab, gejala, pencegahan serta pengobatan pada
anemia yang mba ketahui.
Klien : (menjelaskan kembali kepada perawat)
Perawat : Iya betul sekali, mba selain cantik pinter juga yah langsung bisa mengulang apa
yang saya jelaskan tadi.
Klien : Suster bisa aja, terima kasih.
Perawat : Iya sama-sama, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi ?
Klien : Tidak sus, saya rasa sudah cukup
Perawat :Baik jika begitu, nanti jam 10.00 saya akan kembali lagi untuk mengganti influsan,
Perawat : aselamat beristirahat, semoga lekas sembuh.
Klien : Oh iya baik sus, terima kasih
Perawat : Mari mba, assalammualaikum

Anda mungkin juga menyukai