Dosen Pembimbing :
Hj. Masamah A. SKM., M.Kes
Disusun Oleh :
1. Intan Lu’lu’ul Fu’adah (P27820118059)
2. Gracia Irnadianis Ivada (P27820118060)
3. Arindha Putri Nurhidayah (P27820118061)
4. Seidatul Aqromiyah (P27820118062)
5. Sukma Wardani (P27820118063)
6. Yordan Abdillah Firdaus (P27820118065)
II REGULER B
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
komunikator atau penyampai berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku
komunikan atau penerima berita kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
Ada pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, yaitu:
1. Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan,
harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambing-lambang tertentu,
mengandung arti, dilakukuan oleh penyampai pesan ditujukan kepada
penerima pesan.
2. Menurut A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
3. Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi
dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi
kepentingan mereka.
4. Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan
lambang-lambang yang mengandung arti.
5. Menurut Human Relation Of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses
lewatnya informasi dan pengertian seseorang ke orang lain.
6. Menurut Oxford Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau
tukar menukar informasi, idea tau sebagainya.
7. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencakup
ekspresi wajah, sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan,
kereta api, telegraf, telepon dan lainnya.
Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa.
Bila stress, diskusi dengan teman sebaya atau keluarganya. Menolak orang yang
berusaha menjatuhkan harga dirinyadengan member support penuh perhatian.
(Nur Himam, 2012:1)
Menurut Egam (1995); menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang
harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal.
1. Sikap berhadapan
Bentuk sikap dimana seseorang harus bertatap muka atau berhadapan
langsung dengan anak (Komunikator siap untuk berkomunikasi).
2. Sikap mempertahankan kontak
Bertujuan menghargai kliendan mengatakan adanya keinginan untuk tetap
berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang diinformasikan
atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang dapat
mengalihkan perhatian dengan lainnya.
3. Sikap membungkuk kepada pasien
Menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu dengan
cara membungkuk sedikit kearah klien.
4. Sikap terbuka
Menunjukkan adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam
member respons pada klien selama komunikasi.
B. PRINSIP KOMUNIKASI PADA REMAJA
1. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi, orang tua ingin
segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada hal-hal yang orang
tua sering lakukan seperti:
a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,
b. Merasa tau lebih banyak dari pada remaja,
c. Cenderung memberi arahan dan nasihat,
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan
apa yang dialami remaja,
e. Tidak memberi kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya,
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang
harus dialkukan terhadap remaja.
2. Kunci Pokok Berkomunikasi Dengan Remaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang
beranjak dewasa seperti:
a. Mendengar Supaya remaja mau berbicara,
b. Menerima dahulu perasaan remaja,
c. Bicara supaya di dengar.
3. Mengenal Diri Remaja
a. Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang
disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya
yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu
meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak
sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana Memahami Perasaan Remaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus meneriam dulu
perasaaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami
masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan
dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya
dirasakan remaja.
4. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat Menghadapi
Masalah Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah
a. Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat
perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak
cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga
membuat anak mereka disalahkan,direndahkan dan disudutkan.
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua
sebagai akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap
perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya
akan mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya,
sehingga anak akan merasa nyaman.
b. Menentukan Masalah Siapa
Ketika menghdapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita
perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena:
1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan
semua masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam
memecahkan masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang
lain.
4) Anak perlu belajar mandiri
Setelah mengetahui masalah siapa yang punya masalah harus
bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Bila masalah itu adalah
masalah remaja maka teknik yang digunakan adalah mendengar aktif.
C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA
Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal dimana perawat
dank lien mengalami pengalaman belajar bersama serta memperbaiki pengalaman
emosional klien. Komunikasi terapeutik mempunyai karakteristik:
1. Tujuan yang spesifik.
2. Saling membagi pikiran, perasaan dan perilaku untuk membentuk
keintiman yang terapeutik dan berorientasi pada masa sekarang (here and
now).
3. Berfokus pada klien dalam memenuhi kebutuhan.
Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu memerhatikan
berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang remaja, cara berkomunikasi
dengan anak remaja, metode berkomunikasi dengan anak remaja. Peran orang tua
dalam membantu proses komunikasi dengan remaja sehingga bias didapatkan
informasi yang benar dan akurat.
a. Pada remaja, pola piker dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa.
b. Bila stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa
diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.
d. Beri support penuh perhatian.
e. Jangan melakukan intrupsi.
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran.
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi).
Suatu hari seorang pemuda yang berusia 16 tahun yang bernama Ramlan mengikuti
balap motor liar di jalan Ciliwung bersama teman-temannya, namun naas Ramlan
mengalami kecelakaan yang menyebabkan kaki dan tangannya luka. Seorang laki-laki
yang tepat melihat kejadian itu langsung membawa Ramlan ke IGD RSWB. Perawat
dan dokter kemudian langsung memberikan penanganan kepada Ramlan. Setelah
diberikan penanganan, kondisi Ramlan membaik dan dia masih ditempatkan di
ruangan IGD karena keluarganya belum datang. Perawat Ana kemudian menghampiri
Ramlan untuk menanyakan kondisinya.
Perawat Ana : "Dik, perkenalkan saya perawat Ana Susanti, Adik bisa panggil saya
suster Ana. Saya perawat yang bertugas pada malam ini. Jika boleh tahu nama Adik
siapa?”
Ramlan : “Nama saya Ramlan Raharjo suster, suster panggil saja Ramlan”
Perawat Ana : “Maaf Dik Ramlan, bisa dijelaskan lagi maksud dari kata masih
begini-begini saja itu apa?”
Ramlan : “Begini sus, tangan dan kaki saya masih sedikit sakit, tetapi saya
rasakan sudah lebih membaik setelah diberi tindakan tadi”
Perawat Ana : “Saya mengerti yang anda rasakan Dik Ramlan. Nah bagaimana kalau
kita berbincang-bincang mengenai masalah Adik, dan mengenai kronologis
kecelakaannya. Apakah Dik Ramlan bersedia?”
Perawat Ana : “Dik Ramlan bisa menceritakannya kepada saya, saya akan berusaha
semampu saya untuk membantu” (Mempertahankan kontak mata, sedikit
membungkuk, bersikap terbuka)
Ramlan : “Baiklah saya bersedia suster Ana”
Perawat Ana : “Nah kalau begitu kita disini akan berbincang-bincang selama kurang
lebih 20 menit ya Dik Ramlan?”
Perawat Ana : “Nah Dik Ramlan sekarang bisa ceritakan dengan saya, kenapa bisa
terjadi kecelakaan? Saya akan mendengarkannya dengan baik”
Ramlan : “Hmm… Anu suster, tadi itu saya balapan motor dengan
teman-teman saya, nah pas tikungan ban motor saya kepleset dan akhirnya saya
seperti ini” (Menggaruk-garuk kepala)
Perawat Ana : “Jadi Dik Ramlan ini kecelakaan gara-gara balapan motor?”
Ramlan : “Ya beginilah anak muda suster, biar dibilang gaul gitu loh”
Perawat Ana : “Nah, terus apakah orang tua Dik Ramlan mengetahui kalau Adik
sering ikut balapan?”
Ramlan : “Mereka itu sangat jarang di rumah suster, mereka sibuk sendiri
dengan pekerjaan mereka”
Ramlan : “Ya saya cari kesibukan juga dong, mendingan saya kumpul dengan
anak motor daripada saya dirumah sumpek sendiri”
Perawat Ana : “Jadi apakah Dik Ramlan sering ikut balapan karena orang tua Adik
jarang memperhatikan Adik?”
Ramlan : “Iya bisa dibilang begitu suster, Apalagi mereka itu galak, kerjaannya
ceramahi saya terus. Ya saya jadi kurang betah di rumah”
Perawat Ana : “Iya, saya mengerti apa yang Dik Ramlan rasakan. Kalau saya
perhatikan Adik dari tadi bisa tersenyum menjawab pertanyaan saya, tapi saya rasa
ada yang Adik pikirkan”
Ramlan : “Ya tentang tadi itu suster, nanti kalau mereka datang pasti akan
marah-marah”
Perawat Ana : “Mengenai masalah itu, nanti saya akan bicarakan dengan orang tua
Adik ya, jadi tidak usah cemas dulu, sementara kita tunggu kedatangan dari orang tua
Dik Ramlan, tadi sudah dihubungi pihak rumah sakit”
Perawat Ana : “Nah berdasarkan apa yang Adik jelaskan tadi, saya bisa pahami
kalau masalah Dik Ramlan itu sebenarnya karena jarang berkomunikasi dan mendapat
perhatian dari orang tua, apakah benar seperti itu?”
Perawat Ana : “Iya mungkin itu penyebab adik merasa kurang nyaman di rumah,
tetapi kalau saya boleh berikan pemahaman, yang perlu Dik Ramlan ingat adalah
orang tua Adik itu sibuk bekerja untuk mecukupi kebutuhan adik juga. Itu karena
mereka sayang dengan adik. Tapi nanti saya juga akan beritahukan kepada orang tua
adik agar memberikan sedikit waktu untuk memberikan perhatian ke adik ya. Nah
kalau boleh saya sarankan, adik lebih baik berhenti ikut balapan liar, karena seperti
yang adik rasakan sekarang gak enak kan rasanya?”
Perawat Ana : “Nah sebaiknya Dik Ramlan melakukan hal-hal yang positif
mumpung masih muda, seperti mengembangkan hobi yang adik miliki, bermain
musik, belajar yang giat, siapa tahu adik bisa berprestasi, tentunya akan
membanggakan orang tua dan secara otomatis mereka pasti akan lebih perhatian
dengan adik”
Saat Perawat Ana dan Ramlan sedang berbincang-bincang, kemudian akhirnya Ibu
Ramlan datang dan menemui Ramlan.
Ibu Ramlan : “Ya ampun anakku, kamu tidak apa-apa kan?” (Cemas)
Perawat Ana : “Selamat malam Ibu. Saya perawat Ana. Kondisi anak ibu tidak
apa-apa, dia hanya mengalami luka lecet di tangan dan kaki saja, kalau boleh saya
tahu nama ibu siapa?”
Ibu Ramlan : “Syukurlah Ramlan tidak kenapa-kenapa, nama saya Susi sus. Le leee,
kamu itu kenapa toh lee..? Kok bisa seperti ini?”
Perawat : “Begini Ibu Susi, tadi saya sudah berbincang-bincang dengan Dik
Ramlan, adik ini ikut balapan motor dengan temannya dan akhirnya kecelakaan”
Ibu Ramlan : “Ya ampuun Ram, ibu kan sudah sering peringati jangan ikut balapan
lagi, untung saja kamu tidak terjadi apa-apa”
Perawat Ana : “Begini Ibu susi, Adik Ramlan ini ikut balapan karena dia ingin
mencari perhatian dari lingkungannya, karena menurut dia di rumah dia tidak pernah
diperhatikan. Kalau boleh saya tahu bagaimana kebiasaan ibu dan keluarga di rumah
dengan Ramlan?”
Ibu Ramlan : “Saya di rumah dengan suami saya memang jarang bertemu lama
dengan Ramlan karena saya dan suami sibuk dengan pekerjaan, tapi sesekali saya
juga sering menegurnya kalau ada kelakuan dia yang menurut saya aneh. Tapi saya
sangat sayang dengan anak saya ini”
Perawat : “Iya saya mengerti dengan keadaan ibu. Anak usia remaja seperti
Ramlan ini terkadang perlu pengawasan yang lebih Bu Susi, karena mereka pada usia
ini sangat memerlukan pendampingan, karena jika dibiarkan tanpa pengawasan
takutnya anak salah memilih pergaulan”
Ibu Ramlan : “Iya suster, mulai sekarang mungkin saya akan lebih memberikan
waktu untuk memperhatikan Ramlan agar tidak terjadi hal seperti ini lagi”
Perawat Ana : “Iya bagus sekali komitmen Ibu Susi kalau begitu, nah akan lebih
baik lagi jika Ibu sering berkomunikasi dengan Ramlan bu”
Perawat Ana : “Nah seperti ini ibu, pada usia remaja sebaiknya anak dianggap
seperti sahabat, artinya Ibu perlu melibatkan, mendengarkan dan menghargai
pendapat dia dan mengarahkan hal-hal yang kurang baik, seperti itu Ibu”
Ibu Ramlan : “Iya suster saya akan membiasakan hal seperti itu”
Ramlan : “Ibu Ramlan minta maaf ya selama ini banyak merepotkan ibu”
Ibu Ramlan : “Iya Ram, Ibu juga minta maaf sering tidak memperhatikan kamu”
Perawat Ana : “Nah Dik Ramlan seperti itu seharusnya ya, harus berbakti kepada
orang tua. Bagaimana perasaann adik sekarang?”
Ramlan : “Terimakasih suster, sekarang saya sudah lega, akhirnya hal yang
saya tidak bisa sampaikan sekarang sudah diketahui ibu saya langsung”
Perawat Ana : “Iya, selanjutnya adik bisa lebih terbuka lagi dengan orang tua ya”
Perawat Ana : “Nah Dik Ramlan masih ingat tentang pesan saya tadi?”
Ramlan : “Tentu sus, saya harus lebih terbuka dengan orang tua dan melakukan
hal yang positif dan harus bisa berprestasi”
Perawat Ana : “Iya bagus sekali, nah kalau Ibu Susi bagaimana?”
Ibu Ramlan : “Iya sus, saya dan suami akan lebih meluangkan waktu dan
membangun komunikasi yang baik dengan Ramlan”
Perawat Ana : “Iya seperti itu ya bu. Nah adik sementara bisa istirahat dulu sekarang,
nanti adik dipindahkan ke ruangan agar diberi perawatan hingga sembuh ya. Nah
untuk Ibu Susi nanti bisa ikut saya sebentar untuk mengurus administrasi ya bu”
Ibunya
Perawat Ana : “Nah Dik Ramlan sekarang saya akan ke ruangan perawat dulu
bersama Ibu adik ya, nanti kalau sudah selesai saya akan kembali dan mengantar adik
ke ruangan ya”
Perawat Ana : “Iya sama-sama Dik Ramlan, Saya pamit ya, mari Ibu Susi ikut saya
sebentar”
Ilustrasi:
Perawat dan ibunya Ramlan kemudian menuju ruangan perawat untuk menyelesaikan
administrasi