DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Magred Hetharia
2. Maria Paskalia Midalen
3. Naufal Shofiyyulloh MR
4. Niko Febriantoro
5. Seli Stellamaris Tukan
6. Taufik Sudaryanto
7. Yolanda Salisa Awaki
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas
rahmat dan karunia-Nya kami telah dapat menyusun makalah ini yang berjudul
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tim penyusun mengalami banyak
permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan
segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata
Perkuliahan Komunikasi, yaitu Ibu Hilda N. Kondoy, S.ST., MPH yang telah
membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penyusun berterima kasih apabila
ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
seperjuangan khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) nantinya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
2
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak. (2).
Perhubungan.
3
3. Memfasilitasi
Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini
ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima.
4. Biblioterapi
Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah
yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.
5. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan
meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai
keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat
menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.
4
Strategi komunikasi dengan anak usia sekolah
1. Mengembangkan pemahaman sesuai dengan usia anak
2. Menyampaikan rasa hormat dan keaslian(fakta)
3. Menilai dan menggunakan kosakata yang mudah atau akrab
pada tingkat usia
4. Menilai kebutuhan anak dalam hubungan untuk situasi
mendadak
5. Menilai kapasitas anak untuk berhasil menghadapi perubahan
6. Menggunakan komunikasi nonformal dan alternative untuk
verbalisasi
7. Mengembangkan kegiatan melalui pemikiran yang jujur dan
konsisten
8. Menginterpretasikan, syarat-syarat, nonforbal, dan kembali
kepada anak secara lisan
9. Menggunakan humor dan aktif mendengar untuk menjalankan
hubungan yang baik
10. Menggunakan kalimat tidak langsung dalam teknik komunikasi
11. Menggunakan perangkat komunikasi tambahan alternative bagi
anak dengan keahlian khusus (missal: bahasa isyarat).
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Komunikasi pada dasarnya harus memperhatikan kematangan orang atau klien
yang diajak berbicara berdasarkan tingkatan usia, dalam hal ini yaitu
kesempurnaan indra, kesempurnaan dan kematangan otak , kematangan
psikologi sehingga pada akhirnya kita dapat menyesuaikan gaya bahasa,
tekanan suara, dan jenis bahasa yang kita gunakan.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan komunikasi, kita harus bersikap ramah, sopan,
dan mampuh menempatkan diri terhadap orang yang diajak berkomunikasi,
dengan melihat tingkatan usia, sosial, latar belakang,dan budayanya.