Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi


tingkah laku manusia , sehingga komunikasi dikembangkan dan
dipelihara secara terus menerus . komunikasi bertujuan untuk
memudahkan , melancarkan , melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam lingkup
pekerjaan maupun hubungan antar manusia.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kedokteran


dan keperawatan serta perubahan konsep perawatan dari perawatan
orang sakit secara individual kepada perawatan paripurna serta peralihan
dari pendekatan yang berorientasi medis penyakit ke model yang
berfokus pada orang dan bersifat pribadi menyebabkan komunikasi
menjadi lebih penting dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat
dituntut untuk menerapkan model komunikasi yang tepat dan
disesuaikan dengan tahap perkembangan pasien.

Pada orang dewasa , mereka mempunyai sikap , pengetahuan dan


keterampilan yang lama menetap dalam dirinya sehingga untuk merubah
perilakunya sangat sulit , oleh sebab itu perlu kiranya suatu model
komunikasi yang tepat agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan
efektif. Bertolak dari hal tersebut kami mencoba membuat makalah
untuk menerapkan model konsep komunikasi yang tepat pada klien
dewasa.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Komunikasi pada Klien Dewasa ?
2. BagaimanakahSuasanadalam Berkomunikasi dengan Orang
Dewasa ?
3. Bagaimanakah Model Model Konsep Komunikasi dan
Penerapanya pada Klien Dewasa ?
4. Bagaimanakah Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Orang
Dewasa?

C. Tujuan
1. Mengetahuin Komunikasi pada Klien Dewasa
2. Mengetahui Suasana dalam Berkomunikasi dengan Orang Dewasa
3. Mengetahui Model-Model Konsep Komunikasi dan Penerapannya
pada Klien Dewasa
4. Mengetahui Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Orang dewasa

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode literatur
dan penelusuran IT. Pada metode literatur, kami menggunakan beberapa
referensi atau buku-buku/literatur. Sedangkan pada metode penelusaran
IT ini, kami mencari tambahan referensi pada internet.

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Komunikasi Pada Klien Dewasa

Menurut erikson 1985, pada orang dewasa terjadi tahap hidup


intimasi vs isolasi, dimana pada tahap ini orang dewasa mampu belajar
membagi perasaan cinta kasih , minat , masalah dengan orang lain.
Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan
tertentu , bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap
dalam dirinya , sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Juga
pengetahuan yang selama ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum
tentu mudah digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak
sejalan dengan yang lama . tegasnya orang dewasa bukan seperti gelas
kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karenaitu dikatakan bahwa
kepada orang dewasa tudak dapat diajarkan untuk merubah tingkah
lakunya dengan cepat. Orang dewasa belajar kalau ia sendiri ingin
belajar , terdorong akan tidak puas lagi dengan perilakunya yang
sekarang, maka menginginkan suatu perilaku lain di masa mendatang ,
lalu mengambil langkah untuk mencapai perilaku baru itu.
Dari segi psikologis , orang dewasa dalam situasi komunikasi
mempunyai sikap-sikap tertentu yaitu:
1. Komunikasi adalah suatu pengetahuan yang diinginka oleh orang
dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari tetapi
dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih mutakhir.
2. komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus ,
manusia mempunyai perasaan dan pikiran.
3. komunikasi dalam hasil kerjasama antara manusia yang saling
memberi dan menerima , akan belajar banyak , karena pertukaran
pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya
mengenai suatu masalah. (Mundakir, 2006)

B. Suasana Komunikasi

Dengan adanya faktor tersebut yang mempengaruhi efektifitas


komunikasi orang dewasa , maka perhatian dicurahkan pada penciptaan
suasana komunikasi yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang

3
diinginkan . dalam berkomunikasi dengan orang dewasa adalah :
(Mundakir,2006)

1. Suasana hormat menghormati


Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila
pendapat pribadinya dihormati , ia lebih senang kalau ia boleh turut
berpikir dan mengemukakan pikirannya.
2. Suasana saling menghargai
Segala pendapat , perasaan , pikiran , gagasan , sistem nilai yang
dianut perlu dihargai . meremehkan dan menyampingkan harga diri
mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.
3. Suasana saling percaya
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar
adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan.
4. Suasana saling terbuka
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk
mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala
alternatif dapat tergali.

Komunikasi verbal dan nonverbal adalah saling mendukung satu


sama lain. Seperti pada anak-anak , perilaku nonverbal sama pentingnya
pada orang dewasa. Ekspresi wajah , gerakan tubuh dan nada suara
memberi tanda tentang status emosional dari orang dewasa. Tetapi
harus ditekankan bahwa orang dewasa mempunyai kendala pada hal-hal
ini.

Orang dewasa yang dirawat dirumah sakit bisa merasa tidak


berdaya, tidak aman, tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh
yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi
status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan
kapan mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang mengancam
dirinya,dimana orang dewasa tidak berdaya dan cemas, dan ini dapat
terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.

Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks


pasien sebagai orang dewasa oleh profesional , pasien dewasa akan

4
mampu bergerak lebih jauh dari imobilitas bio psikososialnya untuk
mencapai penerimaan terhadap masalahnya.

C. Model Model Komunikasi dan Penerapan Pada Klien Dewasa


1. Model Shanon & Weaver
Suatu model yang menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan suatu
sumber yang berupa sandi atau menciptakan pesan dan
menyampaikan melalui suatu saluran kepada penerima. Dengan kata
lain model shanon & weaver mengasumsikan bahwa sumber
informasi menghasilkan suatu pesan untuk dikomunikasikan dari
seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter)
mengubah pesan menjadi suatu signal yang sesuai dengan saluran
yang digunakan.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan
(noise) yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan
.model shannon weaver dapat diterapkan kepada konsep
komunikasi interpersonal. model ini memberikan keuntungan bahwa
sumber informasi jelas dan berkompeten,pesan langsung kepada
penerima tanpa perantara. Tetapi model ini juga mempunyai
keterbatatasan diantara sumber pesan dan penerima.

Penerapan terhadap komunikasi orang dewasa :

Bila komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa , klien


akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan
karena tanpa adanya perantara yang dapat mengurangi kejelasan
informasi. Tetapi tidak ada hubungan transaksional antara klien dan
perawat , juga tidak ada feedback untuk mengevaluasi tujuan
komunikasi. (Mundakir,2006)

2. Model Komunikasi Leary

5
Refleks dari model komunikasi interaksi dari leary (1950) ini
menggabungkan multidimensionl yang ditekankan pada hubungan
interaksional antara 2 (dua) orang , dimana antara individu saling
mempengaruhi dan dipengaruhi :
Leary mengamati tingkah laku klien, dimana didapatkan
tingkah laku tersebut dipengaruhi lingkungan sekitar. Dari gambaran
model leary ; pesan komunikasi dapat terjadi dalam 2 dimensi : 1)
dominan submission , dan 2) hate-love
Model leary dapat diterapkan dibidang kesehatan karena
dalam bidang kesehatan ada keseimbangan kekuatan antara
profesional dengan klien. Selama beberapatahun pasien akut
ditempatkan pada peran submission dan profesi kesehatan selalu
mendominasi peran dan klien ditempatkan dalam keadaan yang
selalu patuh. Seharusnya dalam berkomunikasi ada keseimbangan
asertif dalam menerima dan memberi anatara pasien dan profesional.

Penerapan pada klien dewasa :

Bila model konsep ini diterapkan pada klien dewasa , peran


dominan oleh perawat hanya mungkin dilakukan dalam keadaan
darurat/akut untuk menyelamatkan kehidupan klien , sehingga klien
harus patuh terhadap segala yang dilakukan perawat. Kita tidak
dapat menerapkan posisi dominan ini pada klien dewasa dalam
keadaan kronik karena klien dewasa mempunyai komitmen yang
kuat terhadap sikap dan pengetahuan yang kuat dan sukar untuk
dirubah dalam waktu yang singkat .peran Love yang berlebihan juga
tidak boleh diterapkan pada orang dewasa , karena dapat mengubah
konsep hubungan profesional yang dilakukan kearah hubungan
pribadi.

Model ini menekankan pentingnya relationship dalam


membantu klien pada pelayanan kesehatan secaa langsung.
Komunikasi therapeutik adalah keterampilan untuk menghadapi

6
stress yang menghambat psikologikal dan belajar bagaiaman
berhubungan efektif dengan orang lain.

Pada komunikasi ini perlu diterapkan kondisi empati ,


congruen (sesuai dengan situasi dan kondisi), dan penghargaan yang
positif (positive regard). Sedangkan hasil yang diharapkan dari klien
melalui model komunikasi ini adalah adanya saling pengertian dan
koping yang efektif.

Bila diterapkanpada klien dewasa dikondisikan untuk lebih


mengarah pada kondisi dimana individu dewasa berada di dalam
keadaan stress psikologi. (Mundakir,2006)

3. Model Interaksi King

Model king memberikan penekanan pada proses komunikasi


antara perawat-klien. King menggunakan sistem perspektif untuk
menggambarkan bagaimana profesional kesehatan (perawat) untuk
memberikan bantuan kepada klien. Pada dasarnya model ini
meyakinkan bahwa interaksi perawat-klien secara simultan membuat
keputusan tentang keadaan mereka dan tentang orang lain dan
berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi.

Keputusan berperan penting yang merangsang terjadi reaksi.


Interaksi merupakan proses dinamis yang meliputi hubungan timbal
balik antara persepsi, keputusan dan tindakan perawat-klien
.transaksi adalah hubungan relationship yang timbal balik antara
perawat-klien selama berpartisipasi . feedback dala, model ini
menunjukkan pentingnya arti hubungan perawat-klien.

Penerapan terhadap komunikasi klien dewasa:


Model ini sesuai untuk klien dewasa karena
mempertimbangkan faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik klie dewasa
yang pada akhirnya bertujuan untuk menjalani transaksi. Adanya
feedback menguntungkan untuk mengetahui sejauh mana informasi

7
yang disampaikan dapat diterima jelas oleh klien untuk atau untuk
mengetahui ada tidaknya persepsi yang salah terhadap pesan yang
disampaikan. (Mundakir,2006)

4. Model Komunikasi Kesehatan


Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara profesional
kesehatan-klien. 3(tiga) faktor utama dalam proses komunikasi
kesehatan yaitu : 1) relationship, 2) transaksi, dan 3) konteks
Hubungan relationship dikondisikan untuk hubungan
interpersonal bagaimana seorang profesional dapat meyakinkan
orang tersebut. Profesional kesehatan adalah seorang yang memiliki
latar belakang pendidikan kesehatan, training dan pengalaman
dibidang kesehatan. Klien adalah individu yang diberikan pelayanan.
Orang lain (significant order) penting untuk mendukung terjadinya
interaksi khususnya mendukung klien untuk mempertahanka
kesehatan.
Transaksi merupakan kesepakatan interaksi antar partisipan
di dalam proses komunikasi tersebut.
Konteks yaitu komunikasi kesehatan yang memiliki topik
utama tentang kesehatan klien dan biasanya disesuaikan dengan
tempat dan situasi.

Penerapan terhadap komunikasi terhadap klien dewasa :


Model komunikasi ini juga dapat diterapkan pada klien
dewasa , karena profesional kesehatan(perawat) memperhatikan
karakteristik dari klien yang akan mempengaruhi interaksinya
dengan orang lain. Transaksi yang dilakukan terjadi secara
berkesinambungan, tidak statis dan umpan balik. Komunikasi ini
juga melibatkan orang lain yang berpengaruh terhadap kesehatan
klien. Konteks komunikasi disesuaikan dengan tujuan , jenis
pelayanan yang diberikan.
Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa memerlukan
suatu aturan tertentu seperti; sopan santun, bahasa tertentu, melihat
tingkat pendidikan, usia, faktor budaya, nilai yang dianut , faktor

8
psikologi ,dll, sehingga perawat harus memperhatikan hal-hal
tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman. Pada komunikasi orang
dewasa diupayakan agar perawat menerima pasien sebagaimana
manusia seutuhnya dan perawat harus dapat menerima setiap orang
berbeda satu dengan yang lain.
Berdasarkan pada hal tersebut diatas, model konsep
komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan pada klien dewasa
adalah model komunikasi interaksi king dan model komunikasi
kesehatan. Karena pada kedua model komunikasi ini menunjukkan
hubungan relationship yang memperhatikan karakteristik dari klien
dan melibatkan pengirim dan penerima, serta adanya umpan balik
untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengarui
tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik sehingga perawat perlu
untuk menguasai tehnik dan model konsep komunikasi yang tepat
untuk setiap karakteristik klien .
a. Orang dewasa memiliki pengetahuan , sikap dan
keterampilan yang menetap dalam dirinya yang sukar untuk
dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu model
komunikasi yang tepat agar tujuan dapat tercapai.
b. Model konsep komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa
adalah model interaksi king dan model komunikasi kesehatan
yang menekankan hubungan relationship yang saling
memberi dan menerima serta adanya feedback untuk
mengevaluasi apakah informasi yang disampaikan sesuai
dengan tujuan yag ingin dicapai . (Mundakir,2006)

D. Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Orang Dewasa


Adapun strategi pelaksanaan komunikasi pada orang dewasa yaitu :
(nunung nursanah,2010)
1. Pra interaksi
Pra interaksi merupakan masa persiapan sebelum
berhubungan dan berkomunikasi dengan klien perlu mengevaluasi

9
diri tentang kemampuan yang dimiliki. Jika telah siap, maka perlu
membuat rencana interaksi dengan klien.
a. Evaluasi diri
Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan klien?
Bagaimana respon selanjutnya jika klien diam, menolak,marah
atau inkoheren?
Adakah pengalaman interaksi dengan klien yang
negatif/buruk/tidak menyenangkan?
Jika ada lakukan dengan koreksi dengan cara membaca cara-cara
berhubungan dengan klien. Konsultasi dengan pembimbing
klinik, diskusi dengan teman sekelompok.
Bagaimana tingkat kecemasan saya? Jika cemas ringan, lakukan
interaksi. Jika cemas sedang, usahakan sampai dapat mengatasi
kecemasan.
b. Interaksi
Berikut perlu di tetapkan tahapan hubungan berikutnya:
Mengkaji/observasi/pemantauan/tindakan keperawatan
terminasi?
c. Rencana interaksi
Teknik komunikasi apa yang akan diterapkan,kaitkan dengan
tujuan melakukan hubungan dengan klien. Hal ini berhubungan
dengan tahapan hubungan yang akan dilakukan.
Teknik observasi apa yang perlu dilakukan selama
berhubungan dengan klien.

2. Fase perkenalan atau Orientasi


a. Fase perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang pertama kita lakukan
pertama kali bertemu dengan klien. Hal yang perlu dilakukan
adalah :
1) memberi salam
selamat pagi, selamat siang, selamat sore, malam atau
sesuai dengan latar belakang social budaya yang disertai
dengan mengulurkankan tangan untuk berjabat tangan.
2) memperkenalkan diri perawat

10
Nama saya perawat Santi, saya senang dipanggil perawat
Santi!
3) Mengenalkannama klien
Nama Bapak atau Ibu, saudara atau saudari atau senang
dipanggil apa?
4) Menyepakati Pertemuan
Bunyi kesepakatan tentang pertemuan terkait dengan
kebersediaan klien untuk bercakap-cakap (tempat bercakap-
cakap dan lama percakapan).
Contoh komunikasi :
bagaimana kalau kita bercakap-cakap.
Ayo kita bercakap-cakap!
Dimana kita duduk? (sebutkan)
Ayo kita duduk disana. (sebutkan)
Jika di klinik/rumah sakit langsung katakan silahkan
duduk!.
Jika dikamar klien, saudara langsung duduk disamping
klien.
5) Menghadapi kontrak
Pada pertemuan awal perlu melengkapi penjelasan identitas
saudara sehingga saat interaksi klien percaya pada perawat
Contoh komunikasi :
Saya perawat yang bekerja di .saya yang akan merawat
selama 3 hari. (contoh bila nama kesenangan nya
Angel).
Dimulai saat ini sampai dengan .., saya datang jam
07.00 dan pulang jam 14.00.
Klien menyepakati tujuan interaksi :
Saya akan membantu Angel untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
Kita bersama-sama menyelesaikan masalah yang
dihadapi Angel.
6) Memulai percakapan awal
Pada awalnya focus percakapan adalah pengkajian keluhan
utama atau alasan masuk rumah sakit. Kemudian
dilanjutkan dengan hal-hal yang terkait dengan keluhan

11
utama. Jika mungkin melengkapi format pengkajian proses
Keperawatan.
Contoh komunikasi untuk mengkaji keluhan utama.
Untuk melengkapi identitas saudara :
Apa yang terjadi dirumah sampai Angel dibawa kemari?
Apa yang Angel rasakan sampai datang kemari?
Apa yang Angel susahkan saat ini?
Apa masalah yang Angel rasakan saat ini?
Jika klien menjawab, lanjutkan eksplorasi sesuai dengan
format pengkajian terutama hal-hal terkait dengan keluhan
utama.

Jika klien tidak menjawab :


Saya tidak dapat membantu jika Angel tidak mau
menceritakan hal yang Angel hadapi.Tampaknya Angel
belum mau cerita, kita duduk saja bersama.(10 menit).

7) Menyepakati Masalah klien


setelah pengkajian, jika mungkin pada akhir wawancara
sepakati masalah atau kebutuhan klien.
Contoh komunikasi:
Dari percakapan kita tadi tampaknya Yanti.(sesuai
dengan kesimpulan masalah /kebutuhan yang dimiliki
klien). Gunakan bahasa yang yang dimengerti klien,
misalnya:
TampaknyaYanti tidak nafsu makan karena nyeri pada ulu
hati (untuk masalah Gastritis).
Tampaknya Yanti kelihatan sesak napas (untuk masalah
Asma).

b. Fase orientasi
Fese Orientasi dilaksakan pada awal setiap pertemuan
kedua dan seterusnya. Tujuan fase orientasi adalah memvalidasi
kekurangan data,rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien

12
saat ini. Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan
bersama klien.
1) Memberi Salam
sama dengan fase perkenalan
2) Memvalidasi Keadaan Klien
bagai mana keadaan Yanti hari ini?
cobayanti ceritakan prasaan hari ini!
adakah hal yang terjadi,selama kita tidak bertemu? Coba
ceritakan!
3) Mengingat Kontrak
setiap berinteraksi dengan klien dikaitkan dengan kontrak
pada pertemuan sebelumnya.
Yanti masih ingatkah jam brapa kita bertemu?
sesuai dengan janji kita yang lalu akan bertemu pada jam
(sesuai perjanjian).
Yanti masih ingatkah apa topic pembicaraan kita.
sesuai dengan perjanjian yang lalu saya akan memberikan
suntikan lagi.
sesuai dengan perjanjian kita tadi,sekarang yanti akan saya
bantu latihan secara efektif.

c. Fase kerja
1) Meningkatkan pengertian dan pengenalan klien akan dirinya,
prilaku,prasaan, dan pikirannya,tujuan ini sering disebut juga
tujuan kognitif.
Contoh:
apa yang menyebabkan yanti cemas?
apa tanda atau gejala yang yanti rasakan saat cemas?
kapan saja yanti merasakan cemas?
Apa yang yanti rasakan saat merasa cemas?
2) Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan klien secara mandiri menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Tujuan ini sering disebut juga tujuan afektif
dan psikomotor.
Contoh:1

13
apa yangyanti lakukan saat cemas?
apa yang yanti lakukan saat jantung berdebar-debar?
apakah dengan masalah itu masalah yanti bias selesai?
apa kira-kira cara lain yang lebih baik?
bagaimana kalau kita bicarakan beberapa cara baru?
3) Melaksanakan terrapin atau tekhnikal keperawatan.
Contoh:
Bagaimana rasa nyeri yanti?
saya bantu untuk mencoba cara mengurangi rasa nyeri.
Pertama: Yanti dapat mengalihkan pikiran pada
pengalaman yang menyenangkan, atau membaca, atau
mendengar music, atau bercakap-cakap.
Kedua: Latihan napas dalam-dalam. (beri contoh)
Ketiga: mengusap daerah tertentu. (beri contoh)
Mari kita coba.(Bantu klien melakukannya,beri pujian
jika dapat melakukan)
Bagaimana perasaan ibu?
Nah, ibu dapat mencobanya pada saat nyeri, namun jika
tidak berhasil panggil perawat.
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan
Contoh:
Sesuai dengan anji kita tadi pagi,saya akan memberi
penjelasan tentang cara merawat tali pusat banyi baru lahir.
Jelaskan tentang merawat tali pusat banyi baru lahir
(jelaskan dengan alat bantu [lembar balik atau leaflet atau
booklet]).
Ada pertanyaan Bu?Ada yang kurang jelas?
Ibu dan keluarga boleh mencoba melakukannya di rumah,
terimakasih.
5) Melaksanakan kolaborasi
Contoh:
Bu,sekarang sudah pukul 12.00,saatnya ibu mendapat
suntikan.
Ibu,miring ke sebelah kiri.
Sedikit sakit Bu (katakan ada saat akan menyuntik),tarik
napas dalam Bu,ya,sudah.
Bagaimana Bu?
6) Melaksanakan observasi dan monitoring

14
Bu,sesuai keadaan suhu Ibu yang tinggi maka setiap dua jam
saya mengukur suhu, nadi, dan pernapasan Ibu.
Sekarang saya akan ukur suhu Ibu diketiak.Kemudian
perawat meletakan thermometer di ketiak klien, dan katakan
pada klien:
dijepit ya Bu!
Saya ambil ya Bu, sekarag Ibu istirahat lagi, nanti dua jam
lagi saya dating.

d. Fase Terminasi
1) Terminasi sementara
Terminasi sementara yaitu merupakan akhir dari setiap
pertemuan perawat dank lien. Terminasi terbagi menjadi
dua, yaitu:
a) evaluasi hasil
coba yang disebutkan hal-hal yang sudah kita
bicarakan.
apa saja yang telah Yantim dapat dari percakapan
tadi?
b) Tindak Lanjut
bagaimana kalua Yanti lakuakn nanti diruangan?
yang mana Yang ingin Yanti coba?
c) Kontrak yang akan datang
Waktu :
Kapan kita ketemu lagi?
bagai mana kalau nanti jam.kita bertemu lagi?
kita akan bertemu lagi besok pagi.
Topic :
apa saja yang akan kita bicarakan hari ini,nanti
atau besok.
2) Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika klien akan pulang dari rumah
sakit atau saudara selesai praktek dirumah sakit.
a) Evaluasi hasil
coba sebutkan kemampuan yang didapat setelah
dirawat disini?

15
apa saja yang telah diketahui selama dirawat
disini?
b) Tindak lanjut
Apa rencana kegiatan yantidirumah?
Apa gejala dan tanda yang perlu diperhatikan
dirumah?
c) Kontrak yang akan datang

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Dari segi psikologis , orang dewasa dalam situasi komunikasi


mempunyai sikap-sikap tertentu yaitu:
a. Komunikasi adalah suatu pengetahuan yang diinginka oleh
orang dewasa itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari tetapi
dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih mutakhir.
b. komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual
sekaligus , manusia mempunyai perasaan dan pikiran.
c. komunikasi dalam hasil kerjasama antara manusia yang saling
memberi dan menerima , akan belajar banyak , karena
pertukaran pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan
tanggapannya mengenai suatu masalah.

16
2. Suasana dalam berkomunikasi dengan orang dewasa yaitu :
a. Suasana hormat menghormati
b. Suasana saling menghargai
c. Suasana saling percaya
d. Suasana saling terbuka
3. Ada 4 jenis Model Konsep Komunikasi pada Klien Dewasa yaitu :
a. Model Shanon & Weaver
b. Model Komunikasi Leary
c. Model Interaksi King
d. Model Komunikasi Kesehatan
4. Strategi pelaksanaan terdiri dari 4 fase yaitu :
a. Fase pra-interaksi
b. Fase perkenalan/orientasi
c. Fase kerja
d. Fase terminasi

B. Saran
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, pengetahuan
mahasiswa dapat bertambah luas tentang Komunikasi pada Orang Dewasa,
semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan untuk mempelajari
dan memahami mata kuliah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam Pelayanan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ns. Nunung Nurhasanah, S. kep.2010.ilmu komunikasi dalam konteks keperawatan.

Jakarta Cv. Trans info media

18

Anda mungkin juga menyukai