Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STRATEGI KOMUNIKASI PADA ANAK PRA SEKOLAH

DAN USIA SEKOLAH


Dosen Pengampu: Ibu Wahyu Dewi Hapsari, SKM., M.Kes

Disusun Oleh:

1. Nurlaksmi (18012337)
2. Pramesti Devi Wulandari (18012338)
3. Hesti Feronika (18012339)
4. Ria Fitri Rohmah (18012340)
5. Rina Kurnia Putri (18012341)
6. Sarafiah (18012342)
7. Selfita Mailani (18012343)
8. Selly Renata Putri 918012344)

STIKES AN-NUR PURWODADI

DIII KEPERAWATAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini dengan judul
“Makalah Strategi Komunikasi Pada Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah”. Makalah ini
ditulis berdasarkan pencarian dari berbagai sumber.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Wahyu Dewi Hapsari selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Keperawatan di
STIKES AN-NUR Purwodadi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati, semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca semuanya.

Akhirnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga
terselesaikan makalah ini, sekali lagi kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
dan sukses selalu

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

i
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................................JUDUL

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Komunikasi usia pra Sekolah (2,5 Tahun)................................................................3


B. Komunikasi usia Sekolah (5- 11 Tahun)..................................................................3
C. Teknik berkomunikasi dengan anak.........................................................................4
D. Factor yang mempengaruhi komunikasi...................................................................4
E. Model dokumentasi...................................................................................................6
F. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan komunikasi teraupetik pada usia sekolah
(melakukan kompres hangat)....................................................................................6
G. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan komunikasi teraupetik pada usia pra
sekolah.....................................................................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Simpulan..................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi pada anak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
menjaga hubungan dengan anak.melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkan mengambil berbagai data,yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya
digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan
keperawatan.beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi pada anak
antara lain .pihak ketiga,biblioterafi,menulis dan bercerita.
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan
kemampuan mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar. Apa
yang dilakukan oleh anak mencerminkan pikiran anak. Pada usia kedelapan biasanya
anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berpikir terhadap kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana yang
spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang
tidak diketahui. Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari
objek tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan
tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau
mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Berikut cara berkomunikasi dengan anak usia sekolah (7-12 tahun):
a) Berfikir fungsional arah pertanyaan: mengapa, bagaimana, untuk apa
sesuatu dilakukan.
b) Diperlukan:
1. penjelasan yang sederhana disertai alasan
2. berikan kesempatan unukt bertanya
3. bila perlu beri kesempatan untuk mencoba melakukannya.
c) Gunakan beberapa kosa katan anak dalam penjelasan.
d) Buatlah gambar untuk mendemonstrasikan prosedur/anatomi
e) Hargai privasi anak. Mungkin ada topik pembicaraan yang tidak ingin
didiskusikan.
f) Sangat memperhatikan keutuhan tubuh takut terluka perlu pendekatan
sehingga anak dapat mengungkapkan perasaannya kecemasannya turun

1
g) Anak dgn kecemasan tinggi dpt dialihkan dengan:
1. Berbicara
2. Menghadirkan orang dekat kecemasan turun dapat menerima
pendapat orang lain.
h) Anak usia sekolah yang lebih besar mampu berpikir kongkrit dapat
berkomunikasi lebih baik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu komunikasi usia pra Sekolah (2,5 Tahun)?
2. Apa usia Sekolah (5- 11 Tahun)?
3. Bagaiman teknik berkomunikasi dengan anak?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi komunikasi?
5. Bagaimana model dokumentasi?
6. Bagaimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan komunikasi teraupetik
pada usia sekolah (melakukan kompres hangat)?
7. Bagimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan komunikasi teraupetik pada
usia pra sekolah?

C. TUJUAN
1. Utuk mengetahui apa itu komunikasi usia pra Sekolah (2,5 Tahun)
2. Untuk mengetahui apa usia Sekolah (5- 11 Tahun)
3. Bagaiman teknik berkomunikasi dengan anak?
4. Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi komunikasi
5. Untuk mengetahui bagaimana model dokumentasi
6. Untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
komunikasi teraupetik pada usia sekolah (melakukan kompres hangat)
7. Untuk mengetahui bagimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
komunikasi teraupetik pada usia pra sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Usia Pra Sekolah (2,5 Tahun)


Pada anak usia ini khususnya 3 tahun anak sudah mampu menguasai 900 kata
dan banyak kata-kata yang digunakan, seperti mengapa, apa, bagaimana, dan
sebagainya. Komunikasi pada usia ini sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahu yang
sangat tinggi, inisiatif tinggi, dan kemampuan bahasanya mulai meningkat. Mudah
merasa kecewa, dan rasa bersalah. Setiap komunikasi harus berpusat tentang dirinya
dan perlu kita ketahui bahwa pada usia ini anak belum faseh berbicara. (BERHMAN).
Pada usia ini cara berkomunikasi dapat dilakukan adalah dengan memberi
tahu apa yang terjadi pada dirinya.memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh
alat pemeriksaan yang akan digunakan.menggunakan nada suara, bicara lambat, jika
tidak menjawab harus diulang lebih jelas lagi. Dengan penggunaan bahasa yang
sederhana. Saat berkomunikasi memberikan mainan pada saat bermain, dengan
maksud anak dengan mudah dapat diajak berkomunikasi. Menghindari konfrontasi
langsung. Bersalaman dengan anak dapat menghilangkan perasaan cemas.

B. Komunikasi Usia Sekolah (5- 11 Tahun)


Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan
kemampuan anak dengan mencetak,menggambar, membuat huruf atau tulisan, dan
apa yang dilakukan oleh anak mencerminkan pikiran anak, dan kemampuan anak
membaca disini sudah muncul. Pada usia kedelapan anak sudah mampu membaca dan
sudah mulai berpikir tentang kehidupan. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia
sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu
menggunakan bahasa yang sederhana namun spesipik. Menurut Jean Peugeut pada
usia 7–11 tahun merupakan tahap konkrit opersional, pada tahap ini sudah mulai
berpikir logis, dan terarah dapat memilih, menggolongkan, dan mampu berpikir dari
sudut pandang orang lain. Sedangkan menurut Erikson usia 6–12 tahun adalah tahap
inferiority dimana anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktifitas.

3
C. Teknik Berkomunikasi Dengan Anak
a) Teknik non verbal
Teknik orang ketiga atau teknik non verbal yaitu mengekpresikan perasaan orang
ketiga seperti, dia, mereka, teknik tersebut mengurangi perasaan terancam anak
bagaimana persaannya? Cara seperti ini memberikan kesempatan untuk setuju atau
bertahan. Neuro lingustik programing(NLP) yaitu teknik yang relatif baru dimana
tujuannya sama yaitu proses komunikasi atau gaya prilaku dimana informasi yang
diterima dan dimengerti oleh individu. Dalam prosesnya kita mengenal dengan 3
prose yaitu: visual(penglihatan), pendengaran dan kinestetik.
Visual (penglihatan) : Saya dapat melihat kondisi anak saya sehat. Pendengaran :
Dari apa yang saya dengar dokter mengatakan anak saya akan sembuh. Kinestetik :
Saya merasa prognosa anak saya menurun,ceritakan kepada saya apa yang kamu lihat
apa yang kamu dengar sampai membuat mu seperti ini.
Fasilitatip responding yaitu mendengar dengan seksama dan membayangkan
kembali perasaaa-perasaan dan isi pernyataan anak,seperti: respon yang empati, tidak
menghakimi, dan meresahkan anak. rumusnya: kamu merasa, karena.......
Bercerita(telly story). Bibliterapy yaitu melibatkan penggunaan buku- buku dalam
rangka proses supportip dan therapeutic.
b) Teknik Verbal
Teknik verbal meliputi Menulis, menggambar, Bermain.

D. Faktor Yang Mempengaaruhi Komunikasi


Dalam proses komunikasi kemungkinan ada hambatan selama komunikasi,
karena selama proses komunikasi melibatkan beberapa komponen dalam komunikasi
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
a. Pendidikan
Dalam komunikasi dengan anak atau orang tua juga perlu diperhatikan
tingkat pendidikan khususnya orang tua karena berbagai informasi akan
mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat
pendidikan yang dimilikinya.
b. Pengetahuan
Faktor pengetahuan dalam proses komunikasi dapat diperlihatkan
apabila seseorang pengetahuan cukup, maka informasi yang disampaikan
4
akan jelas dan mudah diterima oleh penerima kan tetapi apabila
pengetahuan kurang maka akan menghasilkan informasi yang kurang.
c. Sikap
Apabila dalam komunikasi menunjukkan sikap yang baik maka dapat
menunjukkan kepercayaan dari penerima pesan atau informasi. Sikap yang
diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati,
menghargai.
d. Usia
Tumbuh Kembang Faktor usia ini dapat mempengaruhi proses
komunikasi, hal ini dapat ditunjukkan semakin tinggi usia perkembangan
anak kemampuan dalam komunikasi semakin kompleks dan sempurna
yang dapat dilihat perkembangan bahasa anak.
e. Status Kesehatan Anak
Status kesehatan sakit dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini
dapat diperlihatkan ketika anak sakit atau mengalami gangguan psikologis
maka cenderung anak kurang komunikatif atau sangat pasif, dengan
demikian dalam komunikasi membutuhkan kesiapan secara fisik dan
psikologis untuk mencapai komunikasi yang efektif.
f. Sistem Sosial
Sistem sosial yang dimaksud di sini adalah budaya yang ada di
masyarakat, di mana setiap daerah memiliki budaya atau cara komunikasi
yang berbeda. Hal tersebut dapat juga mempengaruhi proses komunikasi
seperti orang Batak engan orang Madura ketika berkomunikasi dengan
bahasa komunikasi yang berbeda dan sama-sama tidak memahami bahasa
daerah maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dan
komunikasi.
g. Saluran
Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses
komunikasi seperti intonasi suara, sikap tubuh dan sebagainya semuanya
akan dapat memberikan pengaruh dalam proses komunikasi, sebagai
contoh apabila kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki suara atau
intonasi jelas maka sangat mudah kita menerima informasi ataupun pesan
yang disampaikan. Demukian sebaliknya apabila kita berkomunikasi

5
dengan orang yang memiliki suara yang tidak jelas kita akan kesulitan
menerimapesan atau informasi yang disampaikan.
h. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar area, lingkungan
dalam hal komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa situasi, ataupun
lokasi yang ada. Lingkungan yang baik atau tenang akan memberikan
dampak berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan lingkungan yang
kurang baik akan memberikan dampak yang kurang.

E. Model Dokumentasi
a. Transaksi
Transaksi kesehatan merupakan suatu proses yang berkesinambungan ,dinamis
dan bukan suatu yang statis, dimana terdapat feed back yang continue yang
partisipan mampu untuk menempatkan diri dalam berkomunikasi. Transaksi,
kesepakatan interaksi antar partisipan didalam proses komunikasi meliputi verbal,
nonverbal yang terjadi secara kontinyu, ini menunjukkan bahwa komunikasi tidak
hanya bersifat satu arah dan terdapat umpan balik, ini terkait dengan teori
Erickson dimana anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktifitas.
b. Konteks
Konteks adalah tempat/situasi dimana pelayanan kesehatan diberikan
berdasarkan : tempat/ruang, jenis pelayanan, dan jumlah personel, hal ini
berkaitan dengan peran significant others (keluarga, teman dll.) dan profesional
kesehatan untuk menyiapkan lingkungan yang terapeutik bagi kesembuhan klien.
Hal ini berkaitan dengan proses tumbang yang diungkapkan oleh Erickson yakni
anak sudah mulai berpikir logis dan terarah, dapat memilih, menggolongkan,
mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu berpikir dari sudut pandang orang
lain sedangkan jumlah partisipan yang terlibat dalam komunikasi (group kecil /
interaksi antar individu) akan membantu klien untuk mengekspresikan tentang
perasaan.

F. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Komunikasi Teraupetik Pada Usia


Sekolah (Melakukan Kompres Hangat)
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
6
a. Data Subjektif (DS) : klien mengatakan kepalanya pusing dan badannya
panas
b. Data Objektif (DO) : klien tampak lemah, pucat, suhu tubuh 39C, dan
kulitnya terlihat kemerahan
2. Diagnosa Keperawatan : Hipertemia berhubungan dengan Aktivitas
Berlebihan
3. Tujuan Khusus
Meningkatkan rasa nyaman klien
4. Tindakan Keperawatan Melakukan Kompres Hangat

b. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan SP 1

1. Fase Perkenalan

a. Salam Terapeutik

P : “assalamualaikum, selamat pagi, Adek”

K : “waalaikumsalam, selamat pagi juga,”

b. Perkenalan diri perawat dank lien

P : “Perkenalkan nama saya Brilliant Surya, Adek bisa memanggil saya


kakak Billy, kalau boleh tau nama adek siapa?”

K : “Namaku Putri”

P : “ Oh, dengan adek Putri, sukanya adek dipanggil siapa?”

K : “ Panggil Putri aja”

c. Menyepakati pertemuan
P : “ Kalau begitu, boleh gak kakak Billy mau cerita-cerita?”
K : “iya, boleh kak”
P : “Putri ingin kita cerita-cerita dimana?
K : “disini saja kak Billy”
d. Melengkapi identitas
P : “Baiklah Putri, kan Billy adalah mahasiswa Poltekkes Keperawatan
Surabaya yang bertugas diruangan ini. Kak Billy perawat yang akan

7
membantu merawat Putri. Hari ini sampai 2 hari yang akan datang, saya
shif pagi mulai dari jam 07.00 sampai jam 14.00 WIB. Kalau boleh tahu,
Putri sekolah dimana? Udah kelas berapa?”
K : “Putri sekolah di SD Karang Rejo 1, masih kelas 3 SD kak Billy”
e. Mejelaskan peran perawat dan klien
P : “putri, kak Billy yang akan merawat Putri selama disini tentunya
dengan orang tua Putri juga. Kak Billy harap Putri mau nurut ya sama kak
Billy?
K : “iya kak”
f. Menjelaskan tanggun jawab perawat dan klien
P : “Putri pengen cepet sembuh kan?
K : “iya kak Billy”
P : “nah, maka dari itu adek nurut ya kalo disuruh minum obat, biar cepet
sembuh dan bisa main lagi sama teman-
teman”
g. Harapan perawat dan klien
P : “Putri, kak Billy kan pengennya Putri cepat sembuh jadi kalau Putri ada
merasa sakit, Putri bilang saja sama kak Billy ya?”
K : “iya kak”
h. Kebiasaan
P : “Putri tidak usah khawatir, kalau Putri mau cerita-cerita, nanti Putri
bias memanggil kak Billy di Ruang perawat ya?”
K : “iya kak Billy”
i. Tujuan hubungan
P : “Putri, misalnya kakak melakukan suatu tindakan pengobatan ke Putri,
Putri harus percaya bahwa apa yang kakak lakukan untuk kesembuhan
Putri. Jadi putri harus percaya ya sama kakak Billy?”
K:”iya kak Billy”
j. Pengkajian keluhan utama
P : “kalau boleh tau, apa yang dirasakan sama Putri sekarang?”
K : “kepala putri pusing kak, terus badan Putri juga panas”
P : “memangnya sebelum sakit Putri ngapain aja? Waktu disekolah Putri
jajan apa aja ?

8
K : “Putri habis ada olahraga, terus habis itu Putri langsung minum es.”
P : “oh begitu, jadi Putri Kecapeanya habis ada pelajaran Olahraga?”
K : “ iya kak Billy”
k. Kontrak yang akan datang
1) Topik
P : “baik Putri, karena badan Putri masih panas, nanti kakak kompres
ya, biar badannya gak panas lagi?”
K : “iya kak Billy”
2) Waktu
P : “Putri maunya di kompres jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00
WIB?”
K : “iya boleh kak”
3) Tempat
P : “nanti Putri maunya di kompres dimana? Bagaimana kalau disini
saja? Biar Putri tidak perlu keluar dari kamar?”
K : “iya kak “
4) Validasi Kontrak
P : “baik kalu begitu, kakak permisi dulu ya. Kakak akan menyiapkan
alat-alat untuk mengompres Putri. Kakak akan kembali 30 menit lagi
karena sekarang sudah pukul 08.30 WIB”
K : “iya kak, putri tunggu”

2. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

P : “ Pagi Putri ketemunlagi sama kakak?”

K :” iya kak pagi juga kakak Billy ?”

b. Validasi data

P : “ ada yang sakit tidak selama kakak tinggal tadi “

K :”enggak kak Billy, biasa aja kak”

P :”tadi waktu di tinggal kak Billy,Putri ngapain aja”

9
K :”tadi maenan HP sama mama”

c. Mengingatkan kontrak topic

P :”bagaimana masih ingat tidak kita tadi ngomongin apa?”

K :”ingat, tadi kakak mau ngompres Putri”

P :”tadi jam berapa janjian mengompres?

K :”jam 09.00 WIB”

P :”terus tadi dimana kita mau mengompresnya?”

K :”disini kak soalnya biar enggak keluar-keluar dari kamar”

P :”wah Putri hebat ya ingat semua”

K :”terima kasih kak”

3. Fase Kerja

a. Persiapan alat

1) Kom kecil berisi air hangat

2) Perlak pengalas

3) Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu

4) Sampiran bila perlu

5) Selimut bila perlu

b.Langkah kerja

1) Dekatkan alat-alat ke klien

2) Pasang sampiran bila perlu

3) Cuci tangan

4) Pasang pengalas pada area yang akan dikompres

10
P:”Putri, kak Billy pasang pengalasnya dulunya, biar nanti kalau ada air
yang menetes tidak mengenai bantal Putri,”

K:” iya kak Billy”

5) Masukkan waslap/kain kasa kedalam air hangat lalu diperas sampai lembab
6) Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres

P:” permisi ya Putri, waslapnya kak Billy taruh di dahinya Putri ya biar
badannya Putri tidak panas lagi”

K:”iya kak”

7) Celupkan waslap kedalam air lagi jika waslap sudah mulai kering

P:”waslapnya ini harus dicelupkan lagi ke air biar waslapnya tidak kering
Putri”

8) Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun

9) Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila sudah selesai

10) Cuci tangan

11) Dokumentasikan

4. Fase Terminasi

a. Evaluasi hasil dan evaluasi subjektif

P :”Putri , bagaimana keadaannya setelah di kompres?”

K :” enakkan aja kak badan Putri”

P :” Putri juga tampak lebih enakan ya badannya, oleh sebab itu Putri masih inget

tidak yang kakak ajarkan?”

K :”ingat kak, kalau badan Putri panas lagi, Putri harus minta tolong mama

untuk membantu mengompres putri”

P :”betul, Putri pinter deh”

11
b. Rencana tindak lanjut
P :” begini ya putri ? mengompres ini di lakukan untuk menurunkan suhu tubuh
Putri biar tidak panas lagi.”
K :”jadi kalau aku panas minta mama untuk mengompres saja ya kak Billy.”
c. Salam terapeutik
P :”baiklah Putri, karena kakak Billy sudah selesai merawat dan memberi kompres
Putri, kak Billy permisi dulu ya, terima kasih sudah mau nurut sama kakak Billy
untuk minum obatnya, cepat sembuh ya Putri “
K :” iya kakak makasih juga”

G. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Komunikasi Teraupetik Pada Usia Pra


Sekolah
1. Fase Perkenalan
a. Selamat pagi/assalamu’alaikum bu kenalkan nama saya Suster Sri Atun,
b. Saya perawat RSUD, ibu namanya siapa? hai Adik ! Suster.Ingin kenalan,
nama adik siapa?

2. Evaluasi / validasi :
a. bagaimana kabar ibu dan adik ?
b. tampaknya adik sedang bermain ?

3. Kontrak :(Topik, Waktu dan Tempat)


a. Ibu. Saya ingin berbincang-bincang tentang “bagaimana menjadi anak yang
sehat” bersama ibu dan adik sambil bermain disini, mau ya…? Bu kita akan
berbincang-bincang sekitar 20-30 menit, bersedia bu?
Tujuannya agar ibu mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak ibu.

4. KERJA : (Langkah-langkah Tindakan Keperawatan)


a. Bagaimana perkembangan anak ibu ? apakah anak ibu senang main di luar
rumah ? jenis permainannya apa yang paling disukai ? apakah anak ibu suka
ikut-ikutan melakukan pekerjaan rumah yang sederhana, misalnya menyapu,
atau merapihkan mainan setelah bermain? Apa yang ibu lakukan jika anak ibu
sakit, apakah diberikan obat yang beli di warung atau kemana dibawa
berobatnya ? Menggunakan jaminan kesehatan atau membayar sendiri ?
b. Apakah sudah mengenal warna-warna. Sekarang suster mau tanya sama
Adik,” sudah sekolah apa belum?” Kalau sudah kelas berapa? Dimana?
c. Cita-citanya ingin jadi apa? Oh ya suster. membawa mainan dari kertas
berwarna-warni nanti coba adik sebutkan warnanya. Mulai ya, yang pertama
ini seperti hewan apa? warnanya apa ? pintar. Yang ini seperti hewan apa ?
warnanya apa? Baguss. Sekarang yang ketiga benda apa ini?

12
d. Warnanya? Bagus sekali. Yang terakhir benda apa ayo? Warnanya? Bagus
100 . sekarang saya akan bicara sama ibu. Putra ibu pintar sekali lho, apa
sudah ibu lakukan pada anak ibu bagus sekali. saya pesan pertumbuhan dan
perkembanganya terus dirangsang sehingga dapat menjadi optimal dan tetap
sehat.

5. Terminasi Evaluasi (Subyektif dan Obyektif).


a. Bagaimana perasaan ibu dan adik setelah bincang-bincang dengan
suster,senang atau tidak ? Coba sebutkan benda apa saja yang tadi suster
tunjukkan? Bagus. Adik sudah pandai menyebutkan macam-macam benda dan
warnanya

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Komunikasi pada anak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
menjaga hubungan dengan anak.melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkan mengambil berbagai data,yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya
digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan
keperawatan.beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi pada anak
antara lain .pihak ketiga,biblioterafi,menulis dan bercerita.

B. Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

https://ajenangelina.com

https://www.academia.edu

https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id

https://www.academia.edu>komunikasi

15

Anda mungkin juga menyukai