Disusun Oleh:
1. Nurlaksmi (18012337)
2. Pramesti Devi Wulandari (18012338)
3. Hesti Feronika (18012339)
4. Ria Fitri Rohmah (18012340)
5. Rina Kurnia Putri (18012341)
6. Sarafiah (18012342)
7. Selfita Mailani (18012343)
8. Selly Renata Putri 918012344)
DIII KEPERAWATAN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini dengan judul
“Makalah Strategi Komunikasi Pada Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah”. Makalah ini
ditulis berdasarkan pencarian dari berbagai sumber.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Wahyu Dewi Hapsari selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Keperawatan di
STIKES AN-NUR Purwodadi.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati, semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca semuanya.
Akhirnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga
terselesaikan makalah ini, sekali lagi kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
dan sukses selalu
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
i
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan..................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi pada anak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
menjaga hubungan dengan anak.melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkan mengambil berbagai data,yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya
digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan
keperawatan.beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi pada anak
antara lain .pihak ketiga,biblioterafi,menulis dan bercerita.
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan
kemampuan mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar. Apa
yang dilakukan oleh anak mencerminkan pikiran anak. Pada usia kedelapan biasanya
anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berpikir terhadap kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana yang
spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang
tidak diketahui. Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari
objek tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan
tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau
mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Berikut cara berkomunikasi dengan anak usia sekolah (7-12 tahun):
a) Berfikir fungsional arah pertanyaan: mengapa, bagaimana, untuk apa
sesuatu dilakukan.
b) Diperlukan:
1. penjelasan yang sederhana disertai alasan
2. berikan kesempatan unukt bertanya
3. bila perlu beri kesempatan untuk mencoba melakukannya.
c) Gunakan beberapa kosa katan anak dalam penjelasan.
d) Buatlah gambar untuk mendemonstrasikan prosedur/anatomi
e) Hargai privasi anak. Mungkin ada topik pembicaraan yang tidak ingin
didiskusikan.
f) Sangat memperhatikan keutuhan tubuh takut terluka perlu pendekatan
sehingga anak dapat mengungkapkan perasaannya kecemasannya turun
1
g) Anak dgn kecemasan tinggi dpt dialihkan dengan:
1. Berbicara
2. Menghadirkan orang dekat kecemasan turun dapat menerima
pendapat orang lain.
h) Anak usia sekolah yang lebih besar mampu berpikir kongkrit dapat
berkomunikasi lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu komunikasi usia pra Sekolah (2,5 Tahun)?
2. Apa usia Sekolah (5- 11 Tahun)?
3. Bagaiman teknik berkomunikasi dengan anak?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi komunikasi?
5. Bagaimana model dokumentasi?
6. Bagaimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan komunikasi teraupetik
pada usia sekolah (melakukan kompres hangat)?
7. Bagimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan komunikasi teraupetik pada
usia pra sekolah?
C. TUJUAN
1. Utuk mengetahui apa itu komunikasi usia pra Sekolah (2,5 Tahun)
2. Untuk mengetahui apa usia Sekolah (5- 11 Tahun)
3. Bagaiman teknik berkomunikasi dengan anak?
4. Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi komunikasi
5. Untuk mengetahui bagaimana model dokumentasi
6. Untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
komunikasi teraupetik pada usia sekolah (melakukan kompres hangat)
7. Untuk mengetahui bagimana strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
komunikasi teraupetik pada usia pra sekolah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Teknik Berkomunikasi Dengan Anak
a) Teknik non verbal
Teknik orang ketiga atau teknik non verbal yaitu mengekpresikan perasaan orang
ketiga seperti, dia, mereka, teknik tersebut mengurangi perasaan terancam anak
bagaimana persaannya? Cara seperti ini memberikan kesempatan untuk setuju atau
bertahan. Neuro lingustik programing(NLP) yaitu teknik yang relatif baru dimana
tujuannya sama yaitu proses komunikasi atau gaya prilaku dimana informasi yang
diterima dan dimengerti oleh individu. Dalam prosesnya kita mengenal dengan 3
prose yaitu: visual(penglihatan), pendengaran dan kinestetik.
Visual (penglihatan) : Saya dapat melihat kondisi anak saya sehat. Pendengaran :
Dari apa yang saya dengar dokter mengatakan anak saya akan sembuh. Kinestetik :
Saya merasa prognosa anak saya menurun,ceritakan kepada saya apa yang kamu lihat
apa yang kamu dengar sampai membuat mu seperti ini.
Fasilitatip responding yaitu mendengar dengan seksama dan membayangkan
kembali perasaaa-perasaan dan isi pernyataan anak,seperti: respon yang empati, tidak
menghakimi, dan meresahkan anak. rumusnya: kamu merasa, karena.......
Bercerita(telly story). Bibliterapy yaitu melibatkan penggunaan buku- buku dalam
rangka proses supportip dan therapeutic.
b) Teknik Verbal
Teknik verbal meliputi Menulis, menggambar, Bermain.
5
dengan orang yang memiliki suara yang tidak jelas kita akan kesulitan
menerimapesan atau informasi yang disampaikan.
h. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar area, lingkungan
dalam hal komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa situasi, ataupun
lokasi yang ada. Lingkungan yang baik atau tenang akan memberikan
dampak berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan lingkungan yang
kurang baik akan memberikan dampak yang kurang.
E. Model Dokumentasi
a. Transaksi
Transaksi kesehatan merupakan suatu proses yang berkesinambungan ,dinamis
dan bukan suatu yang statis, dimana terdapat feed back yang continue yang
partisipan mampu untuk menempatkan diri dalam berkomunikasi. Transaksi,
kesepakatan interaksi antar partisipan didalam proses komunikasi meliputi verbal,
nonverbal yang terjadi secara kontinyu, ini menunjukkan bahwa komunikasi tidak
hanya bersifat satu arah dan terdapat umpan balik, ini terkait dengan teori
Erickson dimana anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktifitas.
b. Konteks
Konteks adalah tempat/situasi dimana pelayanan kesehatan diberikan
berdasarkan : tempat/ruang, jenis pelayanan, dan jumlah personel, hal ini
berkaitan dengan peran significant others (keluarga, teman dll.) dan profesional
kesehatan untuk menyiapkan lingkungan yang terapeutik bagi kesembuhan klien.
Hal ini berkaitan dengan proses tumbang yang diungkapkan oleh Erickson yakni
anak sudah mulai berpikir logis dan terarah, dapat memilih, menggolongkan,
mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu berpikir dari sudut pandang orang
lain sedangkan jumlah partisipan yang terlibat dalam komunikasi (group kecil /
interaksi antar individu) akan membantu klien untuk mengekspresikan tentang
perasaan.
1. Fase Perkenalan
a. Salam Terapeutik
K : “Namaku Putri”
c. Menyepakati pertemuan
P : “ Kalau begitu, boleh gak kakak Billy mau cerita-cerita?”
K : “iya, boleh kak”
P : “Putri ingin kita cerita-cerita dimana?
K : “disini saja kak Billy”
d. Melengkapi identitas
P : “Baiklah Putri, kan Billy adalah mahasiswa Poltekkes Keperawatan
Surabaya yang bertugas diruangan ini. Kak Billy perawat yang akan
7
membantu merawat Putri. Hari ini sampai 2 hari yang akan datang, saya
shif pagi mulai dari jam 07.00 sampai jam 14.00 WIB. Kalau boleh tahu,
Putri sekolah dimana? Udah kelas berapa?”
K : “Putri sekolah di SD Karang Rejo 1, masih kelas 3 SD kak Billy”
e. Mejelaskan peran perawat dan klien
P : “putri, kak Billy yang akan merawat Putri selama disini tentunya
dengan orang tua Putri juga. Kak Billy harap Putri mau nurut ya sama kak
Billy?
K : “iya kak”
f. Menjelaskan tanggun jawab perawat dan klien
P : “Putri pengen cepet sembuh kan?
K : “iya kak Billy”
P : “nah, maka dari itu adek nurut ya kalo disuruh minum obat, biar cepet
sembuh dan bisa main lagi sama teman-
teman”
g. Harapan perawat dan klien
P : “Putri, kak Billy kan pengennya Putri cepat sembuh jadi kalau Putri ada
merasa sakit, Putri bilang saja sama kak Billy ya?”
K : “iya kak”
h. Kebiasaan
P : “Putri tidak usah khawatir, kalau Putri mau cerita-cerita, nanti Putri
bias memanggil kak Billy di Ruang perawat ya?”
K : “iya kak Billy”
i. Tujuan hubungan
P : “Putri, misalnya kakak melakukan suatu tindakan pengobatan ke Putri,
Putri harus percaya bahwa apa yang kakak lakukan untuk kesembuhan
Putri. Jadi putri harus percaya ya sama kakak Billy?”
K:”iya kak Billy”
j. Pengkajian keluhan utama
P : “kalau boleh tau, apa yang dirasakan sama Putri sekarang?”
K : “kepala putri pusing kak, terus badan Putri juga panas”
P : “memangnya sebelum sakit Putri ngapain aja? Waktu disekolah Putri
jajan apa aja ?
8
K : “Putri habis ada olahraga, terus habis itu Putri langsung minum es.”
P : “oh begitu, jadi Putri Kecapeanya habis ada pelajaran Olahraga?”
K : “ iya kak Billy”
k. Kontrak yang akan datang
1) Topik
P : “baik Putri, karena badan Putri masih panas, nanti kakak kompres
ya, biar badannya gak panas lagi?”
K : “iya kak Billy”
2) Waktu
P : “Putri maunya di kompres jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00
WIB?”
K : “iya boleh kak”
3) Tempat
P : “nanti Putri maunya di kompres dimana? Bagaimana kalau disini
saja? Biar Putri tidak perlu keluar dari kamar?”
K : “iya kak “
4) Validasi Kontrak
P : “baik kalu begitu, kakak permisi dulu ya. Kakak akan menyiapkan
alat-alat untuk mengompres Putri. Kakak akan kembali 30 menit lagi
karena sekarang sudah pukul 08.30 WIB”
K : “iya kak, putri tunggu”
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Validasi data
9
K :”tadi maenan HP sama mama”
3. Fase Kerja
a. Persiapan alat
2) Perlak pengalas
b.Langkah kerja
3) Cuci tangan
10
P:”Putri, kak Billy pasang pengalasnya dulunya, biar nanti kalau ada air
yang menetes tidak mengenai bantal Putri,”
5) Masukkan waslap/kain kasa kedalam air hangat lalu diperas sampai lembab
6) Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres
P:” permisi ya Putri, waslapnya kak Billy taruh di dahinya Putri ya biar
badannya Putri tidak panas lagi”
K:”iya kak”
7) Celupkan waslap kedalam air lagi jika waslap sudah mulai kering
P:”waslapnya ini harus dicelupkan lagi ke air biar waslapnya tidak kering
Putri”
11) Dokumentasikan
4. Fase Terminasi
P :” Putri juga tampak lebih enakan ya badannya, oleh sebab itu Putri masih inget
K :”ingat kak, kalau badan Putri panas lagi, Putri harus minta tolong mama
11
b. Rencana tindak lanjut
P :” begini ya putri ? mengompres ini di lakukan untuk menurunkan suhu tubuh
Putri biar tidak panas lagi.”
K :”jadi kalau aku panas minta mama untuk mengompres saja ya kak Billy.”
c. Salam terapeutik
P :”baiklah Putri, karena kakak Billy sudah selesai merawat dan memberi kompres
Putri, kak Billy permisi dulu ya, terima kasih sudah mau nurut sama kakak Billy
untuk minum obatnya, cepat sembuh ya Putri “
K :” iya kakak makasih juga”
2. Evaluasi / validasi :
a. bagaimana kabar ibu dan adik ?
b. tampaknya adik sedang bermain ?
12
d. Warnanya? Bagus sekali. Yang terakhir benda apa ayo? Warnanya? Bagus
100 . sekarang saya akan bicara sama ibu. Putra ibu pintar sekali lho, apa
sudah ibu lakukan pada anak ibu bagus sekali. saya pesan pertumbuhan dan
perkembanganya terus dirangsang sehingga dapat menjadi optimal dan tetap
sehat.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Komunikasi pada anak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
menjaga hubungan dengan anak.melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkan mengambil berbagai data,yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya
digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan
keperawatan.beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi pada anak
antara lain .pihak ketiga,biblioterafi,menulis dan bercerita.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
https://ajenangelina.com
https://www.academia.edu
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id
https://www.academia.edu>komunikasi
15