Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF PADA LANSIA

OLEH

KELOMPOK 4

NAMA NIM

ERIN NARISWATI AISYAH 18012315

EVA DIANA PUTRI 18012316

FARIDA BUDI PRATIWI 18012317

FINNA FEBRIANTI F 18012318

NUR AFNI 18012335

NUR ROHMAH 18012336

NUR LAKSMI 18012337

HESTI FEONIKA 18012339

UNIVERSITAS AN-NUUR PURWODADI

PRODI D3 KEPERAWATAN SEMESTER 5

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah


SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Lansia”. Makalah
ini ditulis berdasarkan pencarian dari berbagai sumber.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada : Bapak Purhadi S.Kep Ns M.Kep selaku dosen
pengampu mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 Universitas An Nuur
Purwodadi

Saya menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat


kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan di
terima dengan senang hati, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca
semuanya.

Akhirnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan


dorongan sehingga terselesaikan makalah ini, sekali lagi saya mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya dan sukses selalu.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
JUDUL .........................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan ......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Lansia...................................................................................
B. Permasalahan Paliatif Care Pada Lansia............................................
C. Klasifikasi Paliatif Care.....................................................................
D. Tindakan Teraupetik Paliatif Care.....................................................
E. Asuhan Keperawatan Paliatif Care....................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia
60tahun ke atas (Hardy Winoto dan Setia Budhi, 1999;8). Pada lanjut usia
akanterjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diriatau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
secara perlahan-lahansehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakanyang terjadi (Constantinides, 1994). Karena
itu, di dalam tubuh akanmenumpuk makin banyak distorsi metabolik
dan struktural disebut penyakitdegeneratif yang menyebabkan lansia akan
mengakhiri hidup dengan episodeterminal (Darmojo dan Martono,
1999;4).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994)
menjaditiga kelompok yakni :1. Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun),
merupakan kelompok yang barumemasuki lansia.2. Kelompok lansia (65
tahun ke atas).3. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia
lebih dari 70tahun.Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan
dialami oleh semuaorang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya
tidak bisa dihindari olehsiapapun. Pada usia lanjut akan terjadi
berbagai kemunduran pada organtubuh. Namun tidak perlu berkecil
hati, harus selalu optimis, ceria danberusaha agar selalu tetap sehat
di usia lanjut. Jadi, walaupunusia sudah lanjut,harus tetap menjaga
kesehatan.Proses menua manusia mengalami perubahan menuju
ketergantunganfisik dan mental. Keluhan yang menyertai proses menua
menjadi tanda adanya penyakit, biasanya disertai dengan perasaan cemas,
depresi atau mengingkaripenyakitnya.Apalagi penyakit stadium
terminal (tinggal menunggu ajal) dalamprediksi secara medis sering
diartikan penderita tidak lama lagi meninggaldunia.Keadaan ini
menyebabkan lansia mengalami kecemasan menghadapi kematian
B. Rumusan Masalah
1. Definisi Lansia
2. Permasalahan Paliatif Care Pada Lansia
3. Klasifikasi Paliatif Care
4. Tindakan Teraupetik Paliatif Care
5. Asuhan Keperawatan Paliatif Care

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Lansia
2. Untuk Mengetahui Permasalahan Paliatif Care Pada Lansia
3. Untuk Mengetahui Klasifikasi Paliatif Care
4. Untuk Mengetahui Tindakan Teraupetik Paliatif Care
5. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Paliatif Care
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi lansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari
proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap
individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara
fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan
kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian
dari proses penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut
ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran
daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum
lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri,
kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua
hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat
menyikapi secara bijak (Soejono, 2000). Penuaan merupakan proses normal
perubahan yang berhubungan dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan
berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir dari rentangkehidupan.
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal
dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.
Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia
mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi
hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan
memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang
normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap
fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya
(Darmojo, 2004).

B. Permasalahan paliatif care pada lansia


Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan
edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi
untu mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga
diobati dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban
ketidaknyaman lansia.

C. Klasifikasi paliatif care


Palliative care / perawatan (terapi) paliatif terbagi menjadi beberapa macam
diantaranya adalah sebagai berikut: 
1. Palliative Care Religius
Agama merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan. Terapi
religious sangat penting dalam memberikan palliative care. Kurangnya
pemenuhan kehidupan beragama, menimbulkan masalah pada saat terapi.
Pengetahuan dasar dari masing-masing agama sangat membantu dalam
mengembangkan palliative care.
Terkadang palliative care spiritual sering disamakan dengan terapi paliatif
religious. Palliative care spiritual bisa ditujukan kepada pasien yang
banyak meyakini akan adanya Tuhan tanpa mengalami ritual suatu agama
dan bisa juga sebagai terapinreligius dimana selain meyakini ritual agama
memiliki tata cara beribadah dalam suatu agama.

Dalam agama islam perawatan paliatif yang bisa diterapkan adalah :


a. Doa dan dzikir
b. Optimisme
c. Sedekah
d. Shalat Tahajud
e. Puasa
2. Terapi Paliatif Radiasi
Terapi paliatif radiasi merupakan salah satu metode pengobatan dengan
menggunakan radiasi / sinar untuk mematikan sel kanker yang akan
membantu pencegahan terhadap terjadinya kekambuhan. Terapi radiasi
dapat diberikan melalui dua cara. Pertama dengan menggunakan cara
radiasi eksterna, dan kedua dengan brakiterapi. Radiasi eksterna adalah
suatu teknik radiasi dimana sumber radiasi berada di luar tubuh pasien.
Radiasi ini menggunakan suatu mesin yang mengeluarkan radiasi yang
ditujukan kea rah sel kanker. Brakiterapi adalah suatu teknik radiasi
dimana sumber radiasi diletakkan di dalam tubuh pasien dekat dengan sel
kanker tersebut. Peran radioterapi pada palliative care terutama adalah
untuk mengatasi nyeri, yaitu nyeri yang disebabkan oleh infiltrasi tumor
local.
3. Terapi Paliatif Kemoterapi
Pemakaian kemoterapi pada stadium paliatif adalah untuk memperkecil
masa tumor dan kanker dan untuk mengurangi nyeri, terutama pada tumor
yang kemosensitif. Beberapa jenis kanker yang sensitive terhadap
kemoterapi dan mampu menghilangkan nyeri pada lymphoma. Myeloma,
leukemia, dan kanker tentis.Pertimbangan pemakaian kemoterapi paliatif
harus benar-benar dipertimbangkan dengan menilai dan mengkaji efek
positif yang diperoleh dari berbagai aspek untuk kepentingan pasien.
4. Pembedahan
Tindakan pembedahan pada perawatan paliatif bermanfaat untuk
mengurangi nyeri dan menghilangkan gangguan fungsi organ tubuh
akibat desakan massa tumor / metastasis. Pada umumnya pembedahan
yang dilakukan adalah bedah ortopedi / bedah untuk mengatasi obstruksi
visceral. Salah satu contoh tindakan pembedahan pada stadium paliatif
adalah fiksasi interna pada fraktur patologis / fraktur limpeding / tulang
panjang.
5. Terapi Musik
Alunan musik dapat mempercepat pemulihan penderita stroke, demikian
hasil riset yang dilakukan di Finlandia. Penderita stroke yang rajin
mendengarkan music setiap hari, menurut hasil riset itu ternyata
mengalami Peningkatan pada ingatan verbalnya dan memiliki mood yang
lebih baik dari pada penderita yang tidak menikmati musik. Musik
memang telah lama digunakan sebagai salah satu terapi kesehatan,
penelitian di Finlandia yang dimuat dalam Jurnal Brain itu adalah riset
pertama yang membuktikan efeknya pada manusia. Temuan ini adalah
bukti pertama bahwa mendengarkan music pada tahap awal pasca stroke
dapat meningkatkan pemulihan daya kognitif dan mencegah munculnya
perasaan negative.
6. Psikoterapi
Gangguan citra diri yang berkaitan dengan dampak perubahan citra fisik,
harga diri dengan citra fungsi sosial, fungsi fisiologis, dan sebagainya
dapat dicegah / dikurangi dengan melakukan penanganan antisipatorik
yang memadai. Tetapi hal ini belum dapat dilaksanakan secara optimal
karena kondisi kerja yang belum memungkinkan.
7. Hipnoterapi
Hipnoterapi merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan,
dan perilaku. Hipnoterapi bisa bermanfaat dalam menerapi banyak
gangguan psikologis-organis seperti hysteria, stress, fobia (ketakutan
terhadap benda-benda tertentu atau keadaan tertentu), gangguan
kecemasan, depresi, perilaku merokok, dan lain-lain.

D. Tindakan teraupeutik paliatif care


1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been
Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan
kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI
adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life,
yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan,
dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan
adalag sebagai berikut :
a. Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
b. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
d. Lansia turut memilih kebijakan (choice)
e.  Memberikan perawatan di rumah (home care)
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the
aging)
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
j. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help
care and family care)
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya kesehatan,
yaituPromotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan
kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat
terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
1) Mengurangi cedera
2) Meningkatkan keamanan di tempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan  dari kualitas udara yang buruk
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
5) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
1) Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh
pencegahan primer : program imunisasi, konseling, dukungan
nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah,
menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.
2) Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder:
kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, skrining :
pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.
3) Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit
dan cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala
dengan memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk
mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih
berfungsi.
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF PADA LANSIA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. T
Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tidak Menetap
Status Perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Tidak Sekolah
Pekerjaan : Wiraswasta
Lama Bekerja : 20 tahun
Sumber Informasi : Klien dan Status Rekam Medik
Tanggal Masuk Panti : 01 Desember 2012
Tanggal Pengkajian : 09 Mei 2016
Alasan Dibawa Ke Panti : Klien tidak mempunyai tempat tinggal
tetap

II. STRUKTUR KELUARGA

Hubungan
No Nama Umur JK Pekerjaan Keterangan
dgn klien
1 Tn. G 81 Laki-laki Suami Dosen Meninggal
2 Ny. T 75 Perempuan - Wiraswasta -
3 Tn. S 47 Laki-laki Anak Karyawan -
Bank

III. GENOGRAM
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Garis keturunan

IV. RIWAYAT PENYAKIT


1. Keluhan Utama
Nyeri pada kaki sebelah kanan
2. Apa yang dipikirkan saat ini
Klien mengatakan tidak memikirkan apa-apa, namun klien
mengatakan dia tidak punya uang. Klien mengatakan senang tinggal
dipanti.
3. Siapa yang dipikirkan saat ini
Klien mengatakan kadang-kadang dia memikirkan anaknya
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat melakukan pengkajian, klien mengatakan nyeri pada kaki
sebelah kanan sejak 4 tahun yang lalu. P=Nyeri pada saat
bergerak/beraktivitas, Q=Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R=Pada kaki
sebelah kanan, S=Skala nyeri 6 (0-10), T=Nyeri sewaktu-waktu 5
menit sekali. Klien tampak meringis dan klien tampak memegang kaki
sebelah kanan.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan dahulu pernah mengalami sakit hipertensi, klien
mengatakan sekarang tidak hipertensi lagi karena klien mengkonsumsi
obat dari poliklinik yaitu Captopril dan klien sering mengkonsumsi
mentimun
6. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan dikeluarga ada yang mengalami sakit jantung yaitu


ayah klien dan sakit typhus yaitu ibu klien

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 78x / menit
Respirasi : 20x / menit
Temperature : 36,2C
Berat Badan : 150 cm
Tinggi Badan : 45 kg
2. Head Toe-Toe
a. Kepala
Rambut klien tampak beruban, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
tida ada benjolan
b. Mata
Bentuk simetris, konjugtiva anemis, sklera tidak ikterik, ketajaman
penglihatan menurun, tidak memakai alat penglihatan (kacamata).
Visus mata menurun/kabur. Pada mata bagian kanan klien dapat
melihat dengan jarak 3/60 m. Sedangkan pada mata kiri 4/60 m.
Lapang pandang klien normal terbukti mata klien mengikuti
gerakan sisi pemeriksaan kearah lateral tengah, median, superior
dan interior.
c. Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada peradangan, tidak
ada secret, tidak teraba nyeri tekan pada hidung. Penciuman klien
baik.
d. Mulut dan tenggorokan
Mulut tampak bersih, mukosa bibir lembab, klien tampak
mengalami kesulitan dalam mengunyah, tidak ada kesulitandalam
menelan, fungsi menelan baik.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada peradangan, tidak ada
nyeri tekan pada bagian belakang telinga (mastoideus), tidak ada
benjolan, pendengaran klien baik.
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada lesi, tidak ada
peningkatan vena jugularis.
g. Dada
 Paru-paru:
Inspeksi: bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi
Palpasi: tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan,
pergerakan dada simetris
Perkusi: suara sonor di dada
Auskultasi: tidak ada kelainan suara nafas, suara nafas vesikuler
 Jantung
Inspeksi: tidak tampak ictus cordis
Palpasi: pulsasi pada dinding torak teraba
Perkusi: bunyi jantung redup pada saat diperkusi
Auskultasi: bunyi jantung S1 dan S2 tunggal
h. Abdomen
Inspeksi: tidak terlihat adanya benjolal
Auskultasi: bising usus 10x/menit
Perkusi: terdengar bunyi timpani
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
i. Genetalia
Klien berjenis kelamin perempuan, klien mengatakan tidak ada
nyeri pada daerah alat reproduksi. Klien mengatakan sudah
manopouse.
j. Ekstremitas
 Ekstremitas atas: klien mengatakan kedua tangannya masih kuat
dalam melakukan aktivitas
 Ekstremitas bawah: klien mengatakan kedua kaki mengalami
nyeri, terutama kaki sebelah kanan. Klien mengatakan kaki
terasa lemah dan terkadang terasa kram. Klien tampak
bergerak/berjalan lambat, klien tampak memakai tongkat saat
berjalan.
Skala otot:
5555 5555
4444 4444
Keterangan:
1 : Lumpuh total
2 : Ada gravitasi
3 : Dapat mengerakan dengan bantuan
4 : Dapat melawan gravitasi
5 : Dapat menahan tekanan ringan
6 : Dapat menahan tekanan berat

Skala aktivitas klien 1, klien beraktivitas (berjalan) dengan


menggunakan alat(tongkat).
Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Dengan alat
2 : Dengan bantuan keluarga
3 : Dengan bantuan keluarga dan alat
4 : Sangat tergantung
k. Integumen
Kebersihan kulit cukup baik, warna kulit kuning langsat, kulit
lembab, tidak ada alergi pada kulit, tidak ada penyakit kulit, turgor
kulit baik kembali dalam waktu  2 detik, tidak ada lesi, kulit sudah
keriput.
VI. PENGKAJIAN
1. Psikososial Dan Spiritual
a. Psikososial
Klien tampak kurang bersosialisasi dengan teman satu panti.
Namun klien berhubungan baik dengan pengasuh dan mahasisiwa
praktek. Klien kooperatif saat diajak bicara dan memberikan
umpan balik yang baik sesuai dengan yang sedang dibicarakan
kepadanya.
b. Spiritual
Klien tampak beribadah, melakukan sholat 5 waktu sendiri
dikamarnya
2. Fungsional Klien
Bantuan Bantuan
No Kegiatan Mandiri
sebagian Penuh
1 Mandi 
2 Berpakaian 
3 Pergi ke toilet 
4 Berpindah tempat 
5 BAK Dan BAB 
6 Makan dan minum 

Klasifikasi:
A: Mandiri, untuk 6 fungsi
B: Mandiri, untuk 5 fungsi
C: Mandiri, kecuali untuk mandi dan 1 fungsi lain
D: Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakaian dan 1 fungsi lain
E: Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan 1
fungsi lain
F: Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakaian, pergi ke toilet berpindah
tempat dan 1 fungsi lain
G: Tergantung untuk 6 fungsi

Klien termasuk dalam kategori A: mandiri untuk 6 fungsi,


karena klien dalam beraktifitas meskipun menggunakan tongkat.
3. Status Kognitif / Afektif
a. Short Portable Mental Status Quctioncre ( SPMSQ)
Benar Salah No Pertanyaan Jawaban

 1 Tanggal berapa hari ini ?

 2 Hari apa sekarang ? Senin

3 Apa nama tempat ini ? PSTW Budi



Sejahtera

 4 Dimana alamat anda ?

 5 Berapa umur anda ? 75 tahun

 6 Kapan anda lahir ?

 7 Siapa Presiden Indonesia ? Jokowi

8 Siapa Presiden Indonesia SBY



sebelumnya ?

 9 Siapa nama kecil anda ? Tinah

10 Kurang 3 dari 20 dan tetap


pengurangan dan tetap
 pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara
menurun ?
Interpretasi :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : Funsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Quctioncre


(SPMSQ) didapatkan hasil, Benar= 6, Salah= 4.

b. Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan


Mini Mental Status Exam (MMSE)

Aspek Nilai Nilai


No Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan
benar?
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orientasi 5 4 Dimana sekarang kita
berada?

 Negara Indonesia
 Provinsi Kalsel
 PSTW Budi Sejahtera
 Wisma Melati
2 Registrasi 3 3 Sebutkan Nama 3 Objek
(Oleh pemeriksa) 1 detik
untuk mengatakan masing-
masing objek. Kemudian
tanyakan kepada klien
ketiga objek tadi (untuk
disebutkan)
 Objek
 Objek
 Objek
3 Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai
dan dari angka 100 kemudian
Kalkulasi dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
 93
 86
 79
 72
 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk
mengulangi ketiga objek
pada no 2 (registrasi) tadi.
Bila benar 1 poin untuk
masing-masing objek
5 Bahasa 9 9 Tunjukan pada klien suatu
benda dan tanyakan
namanya pada klien
 (misalnya jam tangan)
 (Missal pensil)

Minta klien untuk


mengulang kata berikut :
“tak ada jika, dan atau
tetapi” bila benar nilai 1
poin

 Pertanyaan benar 2
buah : tak ada tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri
atas 3 langkah “Ambil
kertas ditangan anda, lipat
dua dan taruh dilantai”.

 Ambil kertas ditangan


Anda
 Lipat dua
 Taruh dilantai

Perintahkan pada klien


untuk hal berikut (bila
aktivitas sesuai perintah
nilai 1 poin)

 “tutup mata anda”

Perintahkan pada klien


untuk menulis satu kalimat
dan menyalin gambar
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
TOTAL NILAI 30 27

Didapat Hasil 18 dari aspek kognitif klien termasuk dalam kategori


24 – 30 (tidak ada gangguan kognitif)

c. Pengkajian Keseimbangan Untuk Klien Lansia (Adaptasi dan


Dimodifiksi Dari Tinneti ME. Ginter dan SF, 1998)
1. Pergerakan posisi dan gerakkan keseimbangan
a. Bangun dari kursi
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi
mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak
kebagian kursi terlebih dahulu, tidak stabil saat berdiri
 Nilai = 1
b. Duduk Dari Kursi
Menjatuhkan diri dari kursi, tidak duduk di tengah kursi
 Nilai = 1
c. Menahan Dorongan Pada Sternum
Klien menggerakkan kaki, memegang obyek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya.
 Nilai = 0
d. Mata Tertutup
Sama seperti diatas (periksa kepercayaan klien tentang infut
penglihatan untuk keseimbangan)
 Nilai = 0
e. Perputaran Leher
Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan : kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau
keadaan tidak stabil
 Nilai = 0

f. Gerakkan Menggapai Sesuatu


Tidak mampu menggapai dengan bahu fleksi sepenuhnya
sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil,
memegang sesuatu untuk dukungan
 Nilai = 0
g. Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil obyek-obyek
kecil (misalnya pulpen) dari lantai memegang obyek untuk
bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiple
 Nilai = 1
2. Kompenen Gaya Berjalan atau Gerakkan
a. Klien berjalan memegangi objek untuk dukungan
Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan ragu-
ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan
 Nilai = 1
b. Klien berjalan kaki tidak naik dari lantai secara konsisten
(menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu
tinggi (  5 cm)
 Nilai = 1
c. Kontinuitas langkah kaki tidak stabil, mulai mengangkat satu
kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai.
 Nilai = 1
d. Kesimetrisan langkah bergelombang dari sisi ke sisi
 Nilai = 1
e. Penyimpangan jalur pada saat saat berjalan tidak dalam garis
lurus
 Nilai = 1
f. Dalam berbalik klien mencari berhenti terlebih dahulu dan
memegangi objek untuk dukungan.
 Nilai = 1

Dari hasil pengkajian keseimbangan klien lansia (Adaptasi dan


Dimodifiksi Dari Tinneti ME. Ginter dan SF, 1998)
interprestasi hasil resiko jatuh klien 6-10= Resiko jatuh sedang.
VII. ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Klien mengatakan nyeri pada Proses Nyeri
kaki sebelah kanan sejak  4 tahun Inflamasi Kronis

P= Nyeri pada saat bergerak/

beraktivitas

Q= Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R= Pada kaki sebelah kanan

S= Skala nyeri 6 (0-10)

T= Nyeri sewaktu – waktu  5 menit

sekali

DO :

- Klien tampak meringis


- Klien tampak memegang kaki
sebelah kanan

2. DS: Penurunan Hambatan


Kekutan Mobilitas
- Klien mengatakan kaki terasa lemah Otot Fisik
- Kaki klien terkadang kram

DO :

- Klien tampak bergerak/berjalan

lambat

- Klien tampak memakai tongkat saat

berjalan
- Umur = 75 tahun

- Skala otot 5555 5555

4444 4444

Ekstremitas atas skala otot 5=kekuatan


penuh

Ekstremitas bawah Skala otot 4=


kekuatan kurang

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri kronis b/d proses inflamasi
2. Hambatan mobilitas fisik b/d nyeri persendian
IX. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
No Keperawata Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
n
1. Nyeri Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
Kronis b/d keperawatan selama 1x 8 jam secara komprehensif,
Proses diharapkan nyeri teratasi, termasuk lokasi,
Inflamasi kriteria hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
Indikator IR ER
faktor prespitasi
-melaporkan adanya 3 4 2. Observasi reaksi
nyeri nonverbal dari
3 4 ketidaknymanan
-luas bagian tubuh yg 3. Ajarkan teknik
terpengaruh 3 4 nonfarmakologi
-frekuensi nyeri 3 4 - teknik relaksasi nafas
-pernyataan nyeri dalam
Ekspresi nyeri pada - atur posisi nyaman
wajah - masase lembut
4. Monitor penerimaan kien
Ket: tentang manajemen nyeri
1. Kuat 5. Kolaborasi dengan tim
2. Berat medis dan obat yaitu
3. Sedang natrium diklofenak
4. Ringan
5. Tidak ada

2 Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu klien untuk


Mobilitas keperawatan selama 1 x 8 jam menggunakan tongkat saat
b/d diharapkan mobilitas fisik berjalan dan cegah terhadap
Penurunan dalam rentang normal. cedera
kekuatan Kriteria hasil : 2. Ajarkan klien tentang
otot teknik ambulasi
Indikator IR ER
3. Kaji kemampuan klien
-keseimbangan tubuh 3 4 dalam mobilisasi
3 4 4. Dampingi klien dan bantu
-posisi tubuh 3 4 saat mobilisasi dan bantu
-gerakan otot 3 4 penuhi adls
3 4 5. Berikan alat bantu jika
-gerakan sendi klien memerlukan
-kemampuan 3 4 6. Ajarkan klien bagaimana
berpindah merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
-ambulasi=
berpindah
Ket:
1. Tidak mandiri
2. Dibantu orang dan alat
3. Dibantu orang
4. Dibantu alat
5. Mandiri penuh

X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa
No Keperawat Implementasi Evaluasi
an
1 Nyeri 1. Melakukan pengkajian S : Klien mengatakan nyeri pada kaki
Kronis b/d nyeri secara sebelah kanan
Proses komprehensif termasuk
Inflamasi lokasi, karakteristik, -P= Nyeri pada saat
durasi, frekuensi, kualitas beraktifitas/bergerak
dan faktor prespitasi -Q = Nyeri seperti ditusuk-tusuk
H/P = Nyeri saat -R = Pada kaki sebelah kanan
bergerak / beraktifitas
-S = Skala nyeri 6 (0-10) sedang
Q= nyeri seperti ditusuk-
tusuk -T = sewaktu –waktu  5 menit sekali

R=Pada harus sebelah O : -klien tampak meringis


Indikator kanan IR ER
-klien tampak memegangi kakinya
-Melaporkan adanyaS=Skala
nyeri nyeri
3 4
6 (0-10)
-Luas bagian tubuhT=Nyeri
yang 3sewaktu-waktu
4
terpengaruh A: Masalah belum teratasi
hilang timbul  5 menit
-Frekuensi nyeri
2. Mengobservasi
3 4 reaksi
-Panjangnya episode nyeri
3 4
-Pernyataan nyeri
3 4
-Ekspresi nyeri pada wajah
3 4
nonverbal dari P : Lanjutkan Intervensi
ketidaknyamanan

H/ Klien tampak
meringis, memegangi
kakinya

3. mengajarkan tentang
teknik nonfarmakologi

-teknik relaksasi nafas


dalam

H/ Klien menarik nafas


dalam

saat terasa sakit Tarik


nafas tahan 2-3 detik
kemudian hembuskan

-Mengatur posisi nyaman

H/ memberikan posisi
nyaman

H/ memberikan posisi
nyaman untuk klien

-masase lembut

-memijat-mijat untuk
mengurangi rasa sakit

4. Memonitor
penerimaan klien tentang
manajemen nyeri

H/ klien tamoak
kooperatif melakukan
manajemen nyeri

2. Hambatan 1. Membantu klien untuk S: Klien mengatakan tubuh terasa lemah


Mobilitas menggunakan tongkat
Fisik b/d saat berjalan dan
mencegah terhadap
cedera O: -klien tampak bergerak/beraktivitas

H/ Klien menggunakan -klien tampak gemetar saat berjalan


tongkat saat berjalan
- klien tampak memakai tongkat saat
2. Mengajarkan teknik berjalan
ambulasi

H/ Mengangkat tubuh
pelan-pelan dan A : Masalah belum teratasi
berpegangan pada
tongkat
Indikator I ER
3. Mengkaji kemampuan R
klien dalam mobilisasi
-keseimbangan tubuh 4
H/ Klien dapat
melakukan mobilisasi -Posisi tubuh 4
dengan berpegangan
-gerakan tubuh 4
pada dinding secara
pelan-pelan -gerakan sendi 4

4. Mendampingi dan -kemampuan berpindah 4


membantu klien saat
mobilisasi dalam -ambulasi 4
membantu memenuhi berpindah
kebutuhan ADLs

H/ Mendampingi klien
saat mobilisasi dan
membantu klien P: Lanjutkan Intervensi
mengambilkan makanan
saat jam makan siang

5. Memberikan alat bantu


jika klien memerlukan

H/ Memberikan tongkat
untuk berjalan

6. Mengajarkan klien
bagaimanaa merubah
posisi dan memberikan
bantuan
-Miring kanan kiri saat
berbaring/berduduk
XI. CATATAN PERKEMBANGAN
Selasa, 10 Mei 2016

No No Dx Kep Catatan Perkembangan Paraf


1 Nyeri Kronis S: Klien mengatakan masih nyeri pada kaki
b/d Proses sebelah kanan
Inflamasi
O: -klien tampak meringis
-Klien tampak memegangi kakinya

A : Masalah belum teratasi

Indikator IR ER
-Melaporkan adanya nyeri 3 4
-Luas bagian tubuh yang 3 4
terpengaruh
-frekuensi nyeri 3 4
-panjangnya episode nyeri 3 4
-ekspresi nyeri pada wajah 3 4

P: Lanjutkan Intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Ajarkan tentang teknik nonfarmarkologi
relaksasi, posisi, nyaman, masase

I : 1. Melakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif
2. mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Mengajarkan tentang teknik nonfarmakologi:
relaksasi, posisi, nyaman, masase

E : Klien mengatakan masih terasa nyeri pada kaki


kanannya
2 Hambatan S : klien mengatakan tubuh masih terasa lemah
Mobilitas
Fisik b/d O : -klien tampak bergerak/beraktivitas lambat
Penurunan -klien tampak gemetar saat berjalan
kekuatan otot -klien tampak memakai tongkat saat berjalan

A : Masalah belum teratasi

Indikator IR ER
-keseimbangan tubuh 3 4
3 4
-posisi tubuh 3 4
-gerakan tubuh 3 4
-gerakan sendi 3 4
-kemampuan berpindah 3 4
-ambulasi berpindah

P : lanjutkan intervensi

I : 1. Membantu klien untuk menggunakan tongkat


saat berjalan
2. Mendampingi dan membantu klien saat
mobilisasi dan membantu klien memenuhi
kebutuhan ADLs
3. Memberikan alat bantu jika klien
membutuhkan

E : Klien mengatakan tubuh masih terasa lemah

Rabu, 11 Mei 2016

No No Dx Kep Catatan Perkembangan Paraf


1 Nyeri Kronis S: Klien mengatakan masih nyeri pada kaki
b/d Proses sebelah kanan
Inflamasi
O: -klien tampak meringis
-Klien tampak memegangi kakinya

A : Masalah belum teratasi

Indikator IR ER
-Melaporkan adanya nyeri 3 4
-Luas bagian tubuh yang
terpengaruh 3 4
-frekuensi nyeri
-panjangnya episode nyeri 3 4
-ekspresi nyeri pada wajah 3 4
3 4

P: Lanjutkan Intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Ajarkan tentang teknik nonfarmarkologi
relaksasi, posisi, nyaman, masase

I: 1. Melakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif
2. mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. mengajarkan tentang teknik nonfarmakologi:
relaksasi, posisi, nyaman, masase
E : Klien mengatakan masih terasa nyeri pada kaki
kanannya
2 Hambatan S : klien mengatakan tubuh masih terasa lemah
Mobilitas
Fisik b/d O : -klien tampak bergerak/beraktivitas lambat
Penurunan -klien tampak gemetar saat berjalan
kekuatan otot -klien tampak memakai tongkat saat berjalan

A : Masalah belum teratasi

Indikator IR ER
-keseimbangan tubuh 3 4
3 4
-posisi tubuh 3 4
-gerakan tubuh 3 4
-gerakan sendi 3 4
-kemampuan berpindah 3 4
-ambulasi berpindah

P : lanjutkan intervensi
I : 1. Membantu klien untuk menggunakan tongkat
saat berjalan
2. Mendampingi dan membantu klien saat
mobilisasi dan membantu klien memenuhi
kebutuhan ADLs
3. Memberikan alat bantu jika klien
membutuhkan

E : Klien mengatakan tubuh masih terasa lemah

Kamis, 12 Mei 2016

No No Dx Kep Catatan Perkembangan Paraf


1 Nyeri Kronis S: Klien mengatakan masih nyeri pada kaki
b/d Proses sebelah kanan
Inflamasi
O: -klien tampak meringis
-Klien tampak memegangi kakinya

A : Masalah sebagian teratasi

Indikator IR ER
-Melaporkan adanya nyeri 3 4
-Luas bagian tubuh yang 3 4
terpengaruh
-frekuensi nyeri 3 4
-panjangnya episode nyeri 3 4
-ekspresi nyeri pada wajah 3 4

P: Lanjutkan Intervensi 1 dan 4


1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Memonitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri

I : 1. Melakukan pengkajian nyeri secara


komprehensif
2. mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. mengajarkan tentang teknik nonfarmakologi:
relaksasi, posisi, nyaman, masase
E : Klien mengatakan masih terasa nyeri pada kaki
kanannya
2 Hambatan S : klien mengatakan tubuh masih terasa lemah
Mobilitas
Fisik b/d O : -klien tampak bergerak/beraktivitas lambat
Penurunan -klien tampak gemetar saat berjalan
kekuatan otot -klien tampak memakai tongkat saat berjalan

A : Masalah sebagian teratasi

Indikator IR ER
-keseimbangan tubuh 3 4
3 4
-posisi tubuh 3 4
-gerakan tubuh 3 4
-gerakan sendi 3 4
-kemampuan berpindah 3 4
-ambulasi berpindah

P : Lanjutkan intervensi

I : 1. Membantu klien untuk menggunakan tongkat


saat berjalan
2. Mendampingi dan membantu klien saat
mobilisasi dan membantu klien memenuhi
kebutuhan ADLs
3. Memberikan alat bantu jika klien
membutuhkan

E : Klien mengatakan tubuh masih terasa lemah


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian
dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh
setiap individu.
Palliative care / perawatan (terapi) paliatif terbagi menjadi
beberapa macam diantaranya yakni Palliative Care Religius, terapi paliatif
radiasi, terapi paliatif kemoterapi, pembedahan, terapi music, psikoterapi
dan hipnoterapi. Tindakan teraupetik paliatif care yani azaz dan
pendekatan.
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya
kesehatan, yaituPromotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh
darisempurna. Oleh karena itu kelompok kami meminta kritik dan saran
yangmembangun dari pembaca.Semoga makalah yang kami buat dapat
bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Iqi, Iqbal. 2008. Promosi Kesehatan, dalam http://iqbal-iqi.blogspot.com, diakses


tanggal 9 September 2020

Kapalawi, Irwandi. 2007. Tantangan Bidang Promosi Kesehatan Dewasa Ini,


dalam Irwandykapalawi.wordpress.com, diakses tanggal 10 September 2020

Tawi, Mirzal. 2008. Pemberdayaan Masyarakat dalam Promosi Kesehatan,


diambil dari http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/pemberdayaan-
masyarakat-dalam-promkes, diakses tanggal 10 September 2020

Anda mungkin juga menyukai