Anda di halaman 1dari 7

Tokoh:

1. Tazkiyah A.N.A Ustadzah


2. A. Heuna Ega Wijaya Suami Daila
3. Adelia Wiranto Putri Tetangga
4. Anda Mar Atussholihah Istri Sirih
5. Anggita Rachma Putri Perawat 1
6. Anindia Putri Yudha Y Perawat 2
7. Annisatul Ulfiati Rifa’i Dokter
8. Auliya Alfatika Widodo Ibu Anda
9. Bintoro Krisdyanto Bapak Daila
10. Daila Rahayu Man Dewi Istri Ega
11. Dian Citra Prihatini Tetangga
12. Duwitayati Latifah Pembaca narasi

ROLE PLAY KEPERAWATAN JIWA

TENTANG “KONFLIK DALAM PERNIKAHAN DAN CARA PENCEGAHAN STRESS”

Narasi:

Disuatu desa hiduplah sepasang suami istri yang baru saja menikah selama 3 bulan, yang
lalu mereka menikah dengan bahagia karena sang istri sedang hamil muda.

Penasaran dengan cerita selanjutnya? Langsung saja kita saksikan bersama – sama drama serial
keluarga berikut.

Setting tempat: Ruang makan

Daila : “Ya, mau diambilin makan apa?”

Ega : “Terserah buna saja, apa yang buna masak, pasti ayah makan.”
Daila : “Ah... ayah bisa saja. Bunakan jadi malu.” (tersipu malu)

Setalah acara makan selesai, sang ayah berpamitan untuk berangkat bekerja.

Ega : “Buna sayang... Ayah pergi kerja dulu ya. Buna baik – baik ya dirumah.”

Daila : “iya ayah hati – hati ya dijalan. Buna juga mau pergi beli sayu dulu kedepan
kompleks.”

Sesampainya ke tempat sayur di depan kompleks, ternyata sudah banyak ibu – ibu yang
belanja sambil berbincang – bincang. Dan tiba – tiba...

Citra : “Eh, bu Daila. Tumben kok mau belanja disini? Pak Ega kemana? Kok nggak
nganterin kan biasanya belanja di mall.”

Daila : “Iya bu Citra, kebetulan pak Ega hari ini sedang pergi kerja ke kantor.”

Adel : “Oh, begitu ya. Tapi tadi saya ketemu pak Ega di perempatan jalan lagi nurunin
ibu hamil di RS kayak mesra banget. Itu siapanya bu Ega ya bu?”

Seketika bu Ega terkejut dan berusaha menutupi kecurigaannya.

Daila : “Oh mungkin itu temen sekantornya bu. Coba nanti saya tanyakan kalau beliau
sudah pulang.”

Adel : “duh masa iya sih bu Ega? Tapi mesra sekali loh tadi.”

Untuk mengakhiri pembicaraan ini akhirnya bu Ega segera berpamitan.


Daila : “Ah saya percaya kok bu sama suami saya. Mari ibu – ibu saya pulang duluan
ya.

Sesampainya dirumah, bu Ega masuk ke dalam rumah dengan wajah yang malang.

Bintoro : “Loh nak, kok cepet sekali belanjanya? Kokmukanya kelihatan murung begitu
ada apa?

Daila : “Itu loh pak, ibu – obu kompleks tadi bilang katanya memergoki mas Ega lagi
nganterin ibu – ibu hamil di RS perempatan deket kompleks itu. Masa iya itu beneran bu Ega?

Bintoro : “Hush, kamu ngomong apa lo nak? Harusnya kamu itu bersyukur punya suami
kaya mas Ega sudah ganteng, kerja keras, sayang sama kamu. Harusnya kamu itu percaya sama
Ega bukan malah curiga seperti itu.”

Daila : “Iya pak, saya akan berusaha berfikir positif kepada mas Ega.”

Jam menunjukkan pukul 22.00 Ega belum pulang kerumah. Sesampainya dirumah
didapatinya sang istri sedang menunggunya ketiduran di sofa.

Ega : “bun, buna kok tidur disini? Nanti badannya sakit semua loh.”

Daila : “Eh ayah sudah pulang? Tumben kok pulang telat? Padahal buna nungguin ayah
dan pengen bilang sama ayah.”

Ega : “Bentar ya bun, ayah mandi dulu.”

Setelah Ega masuk ke kamar mandi, tidak sengaja Daila menemukan sepucuk surat yang
jatuh dari tas Ega. Seketika itu suratnya dibaca dan dia menangis tersedu – sedu. Beberapa saat
kemudian Anda datang kerumah dengan ibunya dan berniat untuk meminta pertanggungjawaban
kepada Ega.

Anda : “(mengetuk pintu) mas Ega... mas Ega.”

Daila langsung membuka pintu dan berkata

Daila : “Maaf mbak ada urusan apa ya mencari mas Ega?”

Alfa : “Anak saya istrinya mas ega dan dia sudah mengandung anak mas Ega, mana
mas Ega?”

Daila : “Aku ini istri sahnya mas Ega.” (pingsan)

Bintoro : “Loh ini ada apa? Kenapa Daila sampai pingsan seperti ini?”

Ega : “Pak ayo langsung kita bawa ke RS.”

Akhirnya Daila, Bintoro dan bapak Daila pergi ke Rumah Sakit tanpa memperdulikan
Anda dan ibunya yang sedang bertamu dirumah. Namun Anda dan ibunya masih bersihkeras
untuk menunggu didepan rumah Ega sampai mereka pulang.

Anin : “Ini tadi bagaimana ceritanya sampai ibu bisa pingsan?”

Bintoro : “Anak saya shock dan kaget makannya dia pingsan sus.”

Tiba – tiba Daila merintih kesakitan sambil memegang perutnya lalu dokterpun datang.

Dokter : “Ibu tenang dulu ya, saya akan periksa kandungan ibu.”
Setelah itu dokter memanggil keluarga Daila untuk masuk ke dalam ruangan.

Dokter : “Maaf sebelumnya saya harus mengatakan ini, kandungan ibu daila sudah tidak
bisa dipertahankan lagi pak, mas.”

Bintoro : “Innalilahi, beneran dok?”

Doter : “Iya pak, saya akan melakukan tindakan terlebih dahulu untuk membersihkan
janin yang ada dalam kandungannya. Silahkan kalian menunggu disini sampai selesai.

Setelah lama menuggu proses tindakan, akhirnya keluarga diperkenankan masuk dan
menjenguk bu Daila. Bu Daila pun merasakan shock dan kaget saat itu. Walapun begitu kondisi
bu Daila tidak bermasalah dan dapat langsung dibawa pulang.

Setelah mereka pulang, mereka mendapati Anda dan ibunya masih berdiam diri di depan
rumah tersebut. Seketika Daila dibawa ke kamar dan ayah Daila menemui mereka di depan.

Bintoro : “Kenapa kalian masih disini, sebaiknya anda pulang sekarang.”

Anda : “Saya mau meminta pertanggung jawaban dari Ega, saya hamil anak dia.”

Ibu Anda : “Ya saya sebagai ibu juga tidak ingin anak saya melahirkan bayi tanpa ada siapa
ayahnya.”

Ega : “Baik saya akan tanggung jawab tapi saya tidak dapat melanjutkan pernikahan
sirih ini, saya akan membiayai seluruh kebutuhan anak ibu sampai lahir, namun nanti setelah
lahir saya akan bercerai dengan Anda.”

Seketika mereka langsung menangis dan shock mendengar kata – kata Ega dan
merekapun langsung pulang kerumah.
Keesokan harinya bu ustadz yang merupakan tetangga ibu Daila mendengar berita
tersebut lalu beliau datang kerumahnya untuk menjenguknya.

Tazkiyah : “Assalamualaim Wr. Wb.”

Ega : “Waalaikumsalam Wr. Wb.” (sambil membukakan pintu). Mari bu silahkan


masuk.”

Bu ustadz menemui Daila yang berada di dalam kamar, dengan kondisi dia sedang
menangis.

Tazkiyah : “Bagaimana keadaan bu Daila sekarang?”

Daila : “alhamdulillah bu tazkiyah, saya baik baik saja cuman terkadang pusing,
mungkin karena banyak pikiran akhir akhir ini “

Tazkiyah : “apakah ada masalah keluarga bu, sampai bu Daila sering pusing seperti itu. Jika
memang ada masalah selalu istighfar dan dibicarakan baik baik , jangan dipikir terlalu dalam bu.

Daila : “saya sudah tidak tahan lagi dengan apa yang dilakukan mas ega dibelakang
saya bu, bagaimana saya bisa ikhlas, sedangkan mas ega bermain apa dibelakang saya. Ditambah
lagi saya yang keguguran gara gara kejadian kemarin, saya terlalu memikir berat, dan
sebelumnya saya selalu begadang untuk menunggu mas ega pulang(sambil menangis)”

Kemudian ega datang menemui daila dan bu tazkiyah dikamarnya

Tazkiyah : “pak ega, bu daila sekarang saya meminta untuk mengikhlaskan bayi nya,
sekarang bapak lebih fokus untuk menjaga bu daila”

Daila : “bagaimana dengan wanita itu mas?”

Ega : “aku akan menceraikan anda tetapi aku akan menafkahi anak dari anda dek,
sudahlah aku tidak akan melihat masalalu dan tolong maafkan kesalahan ku yang telah lalu dan
tidak akan ku ulangi lagi. Aku ingin menjadi keluarga sakinah”
Daila : “iya aku percaya sama mas ega”

Akhirnya mereka saling berdamai dan daila dan ega sedang merencanakan program
kehamilan lagi, dan anda sudah menerima semua kenyataan ini. Happy ending.

Anda mungkin juga menyukai