Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN FINGER PAINTING UNTUK MEMBANTU


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRA
SEKOLAH (4-5 TAHUN)

DISUSUN OLEH:

NAMA : Soska Yolanda

NIM : 21131201

SIKLUS : Keperawatan Anak

DOSEN PEMBIMBING:

PROFESI NERS

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


T.A 2021/2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN FINGER PAINTING UNTUK MEMBANTU


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRA
SEKOLAH (4-5 TAHUN)

Sup Pokok Pembahasan : Terapi bermain finger panting untuk


membantu perkembangan motorik halus pada anak usia Pra sekolah (4-5 Tahun)
Penyaji : Soska yolanda
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : 9 November 2021
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Di Rumah Anak

A. Latar Belakang
Anak adalah harapan masa depan bangsa dan investasi kemajuan
sebuah negara di masa mendatang (KPPA, 2019). Komitmen pemerintah
pada tahun 2030, yakni mencapai target Sustainable Development Goals
atau SDG’s khususnya terkait pembangunan bidang kesehatan, dalam hal
ini pembangunan kesehatan dan perkembangan anak. Pembangunan
perkembangan anak berarti berbicara pertumbuhan dan perkembangan
anak (Kertayana, 2009).
Salah satu aspek perkembangan adalah perkembangan motorik
halus yang melibatkan otot halus serta koordinasi mata, tangan dan jari-
jari tangan, keterampilan ini membutuhkan kecermatan yang tinggi
(Aquarisnawati, Mustami’ah and Riskasari, 2011). Keterampilan gerakan
motorik halus pada anak usia prasekolah mulai berkembang dimana anak
mulai dapat menggambar dan menulis, mewarnai, melukis, dan
mengancingkan baju (Soetjiningsih, 2012).
Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan
hanya di satu ranah perkembangan saja, atau lebih. Sekitar 5 hingga 10%
anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. diperkirakan
sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan
perkembangan umum (Medise, 2013). Anak yang memiliki keterlambatan
motorik halus akan mengalami kesulitan dalam mengeksplorasi
lingkungan (Collins, 2009). Menyebabkan Anak dapat mengalami
hambatan belajar, malas menulis, kurangnya kreativitas, akibatnya anak
merasa rendah diri, peragu dan sering was-was menghadapi lingkungan
(Hurlock, 2011). Lebih lanjut anak dapat mengalami gangguan konsentrasi
saat anak telah duduk di sekolah dasar (Aquarisnawati, Mustami’ah and
Riskasari, 2011). Beberapa aktifitas bermain sekaligus belajar yang dapat
dilakukan pada anak di rentang usia prasekolah untuk meningkatkan
keterampilan motorik halus seperti bermain puzzle, memotong,
menggunting, tempel-menempel gambar, menjahit, melipat kertas atau
Finger Painting, mewarnai, menggambar dengan jari (finger painting), dan
bermain lilin mainan atau plastisin (Sulistyawati, 2014).
Orangtua bisa memberikan stimulus yang menyenangkan bagi
anak, salah satunya mewarnai, aktifitas mewarnai menjadi sangat menarik
bagi anak. Finger painting merupakan teknik melukis secara langsung
tanpa menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari-
jari tangannya secara langsung. Di dalam kegiatan finger painting, anak
dengan bebas menuangkan imajinasi yang akan diwujudkannya (Pamadhi
and Sukardi, 2008).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain finger painting, diharapkan dapat
meningkatkan perkembangan motorik halus anak pra sekolah (4-5
tahun).
2. Tujuan Kusus
a. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan
yang normal.
b. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan
fantasi.
c. Dapat mengebangkan kreatifitas melalui pengalaman
bermain yang tepat.
d. Agar dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress
karena sakit.

C. Sasaran
Sasaran ditujukan pada anak pra sekolah umur 4-5 tahun yang
berada disekitar lingkungan rumah.
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan Penyuluhan

Topik Kegiatan : Terapi Bermain finger panting untuk membantu


perkembangan motorik halus pada anak usia Pra sekolah (4-5 Tahun)
1. Sasaran : Anak Usia pra sekolah Umur 4-5 Tahun
2. Metode : Ceramah dan demonstrasi
3. Media Dan Alat : Alat dan bahan untuk demonstrasi
4. Tempat : Di Ruang Tamu Rumah Orang Tua Anak
5. Waktu : 08.00- 08.30 WIB (30 Menit)
6. Pengorganisasian :
 Penanggung Jawab : Soska yolanda
 Pendemonstrasian : Soska yolanda
7. Seting tempat
Ket : : Presenter/ Pendemonstrasi

: Anak

: Meja/ fasilitas

8. Uraian Tugas
Presenter/ pendemonstrasi : Memberikan penyuluhan,
mendemonstrasikan tindakan kepada anak, membuka dan menutup
kegiatan.
9. Rencana kegiatan

No KEGIATAN MAHASISWA MEDIA WAKTU

1. Persiapan: Peralatan bermain 5 menit


 Menyiapkan ruangan
 Menyiapkan alat
 Menyiapkan peserta
2. Orientasi: Peralatan bermain 5 menit
a. salam terapeutik:
 Beri salam pembuka
 Memperkenalkan diri
 Evaluasi validasi yaitu
menanyakan perasaan klien
saat ini
b. kontrak: Menjelaskan waktu/ durasi/
tempat serta tujuan kegiatan.
3. Tahap kerja: Peralatan bermain 15 menit
 Anak diminta mengambil
kertas gambar dan cat air
 Kemudian bantu anak
meletakkan cat air ke dalam
wadah kecil
 Bantu anak untuk persiapkan
tempat membuat finger
painting
 Dampingi anak membuat
finger painting
 .selanjutnya lihat hasil yang
dibuat anak.
4. Terminasi: 5 menit
Evaluasi:
 Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti terapi bermain.
 Memberi pujian atas keberhasilan
anak.
Tindak lanjut:
Menganjurkan klien untuk melakukan finger
painting
Memberi salam penutup.

F. Rencana Evaluasi
1) Evaluasi struktur
 Persiapan alat atau media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini isinya tepat dan
alatnya dapat digunakan sebagaimana mestinya.Alat dan bahan
yang digunakan berupa kertas dan set cat air.
2) Evaluasi proses penyuluhan
 Penyuluhan tentang terapi bermain Finger painting pada anak
pra sekolah usia 4-5 tahun
 Didalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi yang
baik antara penyuluh dengan peserta.
 Peserta diharapkan, mengingat kegiatan penyuluhan akan
sangat bermanfaat dalam perkembangan motorik halus serta
kreatifitas anak.
 Sasaran diharapkan tidak bosan saat menerima materi dan tidak
meninggalkan tempat sebelum acara ditutup.
3) Evaluasi hasil penyuluhan
a. Jangka pendek
 100% anak dapat berpartisipasi dalam kegiatan terapi bermain.
 100% anak dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
 100% anak dapat melukis dengan kertas finger painting.
b. Jangka panjang
Meningkatkan kemampuan motorik halus serta melatih
keterampilan kreatifitas pada anak pra sekolah umur 4-5 tahun.

Lampiran materi

TERAPI BERMAIN FINGER PAINTING UNTUK MEMBANTU


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRA
SEKOLAH (4-5 TAHUN)

A. Pengertian Kreativitas Anak Usia Dini


James J.Gallagher dalam Yeni Rachmawaty mengatakan bahwa
“kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu
berupa gagasan atau produk baru, atau mengkombinasikan antara
keduanya yang akhirnya akan melekat pada dirinya”. Sementara itu
Supardi mengungkapkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada, dan merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya
eskalasi dalam kemampuan berpikir yang ditandai oleh suksesi,
diskontinuitas, diferensiasi, integrasi antara setiap tahap perkembangan”.
Kreativitas adalah “kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru.Pendapat lain menyebutkan bahwa kreativitas adalah “kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir
serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan”.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat dipahami bahwa kreativitas
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta
kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Sesuatu yang baru disini
bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi
dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu maka
kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu
dikembangkan sejak usia dini.

B. Ciri- Ciri Kreatifitas Anak Usia Dini


Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami ciri-
cirinya.Upaya menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan
kreativitas yang hanya mungkin dilakukan jika kita memahami terlebih
dahulu sifat-sifat kemampuan kreatif dan lingkungan yang turut
mempengaruhinya.Supriadi mengatakan bahwa “ciri-ciri kreativitas dapat
dikelompokkan dalam kategori kognitif dan non kognitif. Ciri-ciri kognitif
di antaranya orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi.Sedangkan
ciri non kognitif di antaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif.
Kedua ciri-ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang tidak tunjang dengan
kepribadian kreatif tidak menghasilkan apapun.
Menurut Piers Adama yang dikutip oleh Muhammad Asrori bahwa
karakteristik anak yang memiliki kreativitas adalah:
a. Memiliki dorongan yang tinggi.
b. Memiliki keterlibatan yang tinggi
c. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
d. Memiliki ketekunan yang tinggi
e. Cenderung tidak puas terhadap kemampuan
f. Penuh percaya diri
g. Memiliki kemandirian yang tinggi
h. Bebas dalam mengambil keputusan
i. Menerima diri sendiri
j. Senang humor
k. Memiliki intuisi yang tinggi
l. Cenderung tertarik kepada hal-hal yang kompleks.

C. Kondisi yang Dapat Menghambat dan Meningkatkan Kreativitas


Anak
Andang Ismail mengungkapkan tentang sikap orang tua atau
pendidik yang tidak mendukung dalam peningkatan dan pengembangan
kreativitas anak ialah sebagai berikut:
 Banyak menanyakan kepada anak “kenapa begini?, kenapa
begitu?”
 Selalu memberikan penekanan mengenai sikap
 Menganggap anak sebagai manusia anak kecil yang tidak
tahu apa-apa
 Memberikan pengawasan yang ekstra ketat
 Selalu mencela karya anak
 Melarang anak berisik
 Melarang anak bermain kotor-kotoran
 Selalu memberikan fasilitas yang sudah jadi (konsumtif)
 Anak diberikan kesibukan yang berlebihan, sehingga tidak
memiliki kesempatan untuk meregangkan otot-ototnya dari
kelelahan
 Selalu dimarahi ketika melakukan kesalahan meskipun
sepele
 Sering diolok-olok
D. Hakikat Permainan finger painting
Berbicara tentang permainan anak-anak sesungguhnya sama saja
dengan mempermasalahkan salah satu cara bagaimana anak diberi
kesempatan untuk mendewasakan diri dalam lingkungannya. Menurut
Andang Ismail, permainan bukan hanya terkait dengan alat-alat
permainan, kawan bermain, tempat bermain, dan lingkungan hidup, tetapi
terdapat hal-hal yang cakupannya lebih luas dari itu.33 Akan tetapi
berbeda konsep yang diungkapkan oleh Raisatun Nisak tentang permainan
itu sendiri. Raisatun mengungkapkan : “Secara sederhana, karakter
permainan memang sebatas main-main, tidak berfungsi apapun, dan tidak
berguna. Biasanya permainan bertujuan menghibur anak agar senantiasa
bahagia.Karakter seperti itu membuat permainan mempunyai fungsi
sebagai alat untuk memuaskan anak dalam menjalani kehidupannya.
Dari pendapat di atas, penulis dapat ambil kesimpulan yakni
melalui permainan anak-anak dapat berkenalan dengan orang-orang dan
hal-hal yang mengelilinginya atau sekitarnya sehingga menjadi
akrab.Perlahan namun pasti, anak-anak berkembang menjadi anggota
masyarakatnya. Menurut Andi Yudha, mengatakan bahwa “Pada anak-
anak, kegiatan bermain, belajar dan bekerja adalah suatu system yang
tidak terpisahkan. Bermain merupakan cara efektif bagi anak-anak untuk
menghadapi masa depan. Sebab dengan bermain anak-anak dapat terarah
dari segi pengetahuan motorik, emosi, sosial, intelektual, juga
kreativitasnya.

E. Media finger painting dengan kertas


Finger painting adalah lukisan jari, demikian karena melukisnya
dengan jari menggunakan bahan bahan cair cat air atau tinta. Secara
singkat dapat dipahami bah kegiatan finger painting lebih mengarah pada
pengembangan aspek motorik anak.
Adapun kegunaan dan manfaat jika anak diajarkan finger painting
secara konsisten sejak usia dini adalah:
a. Anak akan semakin akrab dengan konsep-konsep karena pada saat
bunda atau seorang guru menerangkan warna dan melukis anak akan
mampu menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide,
gagasan di luar kebiasaan).
b. Bermain finger painting akan mengembangkan kreativitas anak,
melukis diatas kertas dengan jari adalah latihan efektif untuk
mengembangkan kreativitas anak.
c. Mengembangkan citra diri dan bakat anak secara intens.
d. Mengembangkan berfikir logis dan analitis anak walaupun masih
dalam tahap awal yang sederhana.
e. Mengembangkan persepsi visual dan spasial yang lebih kuat.
f. Mendapatkan pengetahuan yang lebih kuat yang lebih banyak tentang
warna dan lukisan di lingkungan mereka, karena bentuk lukisan yang
dibuat dapat dipilih oleh kita dengan bentuk-bentuk dan dapat
dijadikan sebagai media pengenalan mewarnai dengan jari.
g. Memperkuat ikatan emosi antara oang tua dan anak, bermain finger
painting disertai komunikasi yang menyenangkan ini akan membangun
ikatan yang sungguh baik antara anak dan orang tua atau guru pendidik
dan anak didik.

Anda mungkin juga menyukai