Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TREND DAN ISSUE ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK JALANAN


Makalah ini dibuat untuk menyelesaiakan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II
Yang dibina oleh Ns. Andik Suya Kurniawan, M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Deva Natarumanda 1914314201037
2. Rafika Putri 1914314201058
3. Rizki Rahmawati Siswanto 1914314201062
4. Rikson

SEKILAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PRODI S1 KEPERAWATAN
2021/2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................3
PEDAHULUAN....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus..................................................................................6
2.2 Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus..................................................................................7
2.2.1 Autisme...............................................................................................................................7
2.2.2 Retardasi Mental(Tunagrahita)............................................................................................8
2.2.3 ADHD.................................................................................................................................8
2.3 Pengertian Anak Jalanan.......................................................................................................10
2.3.1 Etiologi Anak Jalanan....................................................................................................10
2.3.2 Manifestasi Klinis Anak Jalanan...................................................................................13
2.3.3 Klasifikasi Anak Jalanan...................................................................................................13
2.4 TREND DAN ISSUE............................................................................................................14
2.4.1 Trend Dan Issue Anak Berkebutuhan Khusus...................................................................14
2.4.2 Trend Dan Issue Anak Jalanan..........................................................................................14
BAB III.................................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17

ii
BAB I
PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak menurut world health organization (WHO) adalah sebelum usia 18 tahun dan yang
belum menikah. Dalam The Age Convention on The Right of The Child (1989) anak adalah
mereka yang berumur 18 tahun kebawah. Sedangkan, menurut The Minimum Age Convention
nomor 138 tahun 1973, anak adalah seseorang yang berusia 15 tahun kebawah. Sementara,
UNICEF mendefenisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai 18 tahun.
Anak merupakan anugrah dari Tuhan yang sangat dinantikan kehadirannya, namun tidak
semua anak beruntung dengan mendapatkan kesempurnaan. Terdapat beberapa anak yang
istimewa, berbeda dari yang lain yang harus mendapatkan perhatian khusus. Anak kebutuhan
khusus adalah mereka yang memerlukan penanganan khusus yang berkaitan dengan dengan
kekhususannya ( Fadil, 2010). Sama halnya dengan anak yang normal, anak yang
berkebutuhan khusus juga harus di perhatikan, pertumbuhan dan perkembangan nak sangat
penting bagi anak karena menentukan masa depannya.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mengalami keterbatasan atau
keluarbiasaan baik fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional yang berpengaruh
secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya. Kategori anak berkebutuhan khusus adalah anak tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, anak dengan gangguan pemutusan perhatian
(ADHD), autis, tunaganda, anak lamban belajar (slow learner), anak dengan kesulitan belajar
(learning disability), anak yang mengalami gangguan komunikasi serta anak yang memiliki
potensi kecerdasan diatas rata-rata atau bakat istimewa.

3
1.2 Rumusan masalah
1. Apa Pengertian dari Anak Berkebutuhan Khusus?
2. Apa Saja Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus?
3. Apa pengertian dari Autisme?
4. Apa etiologi dari Autisme?
5. Apa Macam-Macam dari Gangguan Autisme?
6. Apa Pengertian dari Retardasi Mental?
7. Apa Etiologi dari Retardasi Mental?
8. Apa Saja Manifestasi Klinis Retrdasi Mental?
9. Apa Pengertian dari ADHD?
10. Apa Etiologi dari ADHD?
11. Apa saja Manifestasi Klinis ADHD?
12. Apa Pengertian dari Anak Jalanan?
13. Apa Etiologi Anak Jalanan?
14. Apa Saja Manifestasi Klinis Anak Jalanan?
15. Bagaimana Trend dan Issue Anak Jalanan?
16. Bagaimana Trend dan Issue Anak Berkebutuhan Khusus?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Anak Berkebutuhan Khusus
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
3. Untuk mengetahui pengertian dari Autisme
4. Untuk mengetahui etiologi dari Autisme
5. Untuk mengetahui Macam-Macam dari Gangguan Autisme
6. Untuk mengetahui Pengertian dari Retardasi Mental
7. Untuk mengetahui Etiologi dari Retardasi Mental
8. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Retrdasi Mental
9. Untuk mengetahui Pengertian dari ADHD
10. Untuk mengetahui Etiologi dari ADHD

4
11. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis ADHD
12. Untuk mengetahui Pengertian dari Anak Jalanan
13. Untuk mengetahui Etiologi Anak Jalanan
14. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Anak Jalanan
15. Untuk mengetahui Trend dan Issue Anak Jalanan
16. Untuk mengetahui Trend dan Issue Anak Berkebutuhan Khusus

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang memiliki keterbatasan atau
keluar biasaan yang dimiliki oleh anak tersebut. Keterbatasan yang dialami oleh anak
berkebutuhan khusus biasanya terletak pada fisik, mental, intelektual, sosial, maupun
emosional. Dapat diketahui bahwa anak berkebutuhan khusus memang banyak memiliki
hambatan dalam kehidupannya dibanding dengan anak normal pada umumnya. Oleh
karena itu perlu adanya perlakuan khusus untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
anak berkebutuhan khusus.
Menurut Asisten Deputi Perlindungan anak berkebutuhan khusus (ABK) Indra
Gunawan, dalam peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia No 10 Tahun 2011, menyatakan: Anak berkebutuhan khusus (ABK)
adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan baik fisik, mental,
intelektual, sosial maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
Kategori anak berkebutuhan khusus adalah anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, anak dengan gangguan pemutusan perhatian (ADHD), autis,
tunaganda, anak lamban belajar (slow learner), anak dengan kesulitan belajar (learning
disability), anak yang mengalami gangguan komunikasi serta anak yang memiliki potensi
kecerdasan diatas rata-rata atau bakat istimewa.
Anak merupakan anugrah dari Tuhan yang sangat dinantikan kehadirannya, namun
tidak semua anak beruntung dengan mendapatkan kesempurnaan. Terdapat beberapa anak
yang istimewa, berbeda dari yang lain yang harus mendapatkan perhatian khusus. Anak
kebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan penanganan khusus yang berkaitan
dengan dengan kekhususannya ( Fadil, 2010). Sama halnya dengan anak yang normal,
anak yang berkebutuhan khusus juga harus di perhatikan, pertumbuhan dan perkembangan
nak sangat penting bagi anak karena menentukan masa depannya.

6
2.2 Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
2.2.1 Autisme
yaitu gangguan perkembangan yang ditandai dengan adanya gangguan pada,
komunikasi, perilaku dan interaksi sosial.
a. Etiologi autism
1) Neurobiologis
Ukuran otak dan kepala individu autis lebih besar dari ukuran normal
2) Gangguan pertumbuhan sel otak pada janin
3) Gangguan auto-imun

b. Macam-macam gangguan perkembangan pada anak autis


1) Gangguan komunikasi :
a) Terlambat bicara
b) Kata-kata tidak bisa dimengerti/ “bahasa planet” c. Menggunakan kata kata
dalam konteks yang tidak sesuai
c) Monoton
d) Mimik datar/ tanpa ekspresi

2) Gangguan interaksi sosial:


a) Menolak / hindari tatapan mata
b) Tidak menoleh jika dipanggil
c) Tidak senang dipeluk
d) Tidak ada usaha berinteraksi dengan orang lain
e) Jika menginginkan sesuatu menarik tangan orang lain
f) Tidak bisa berbagi kesenangan dengan orang lain

3) Gangguan perilaku:
a) Bermain sangat monoton dan stereotipik
b) Senang pada sesuatu yang berputar
c) Dapat terlihat hiperaktif, memukul kepala sendiri
d) Kadang terlihat diam sama sekali, bengong dan tatapan mata kosong

7
2.2.2 Retardasi Mental(Tunagrahita)
Retardasi mental adalah kemampuan mental yg tidak mencukupi, adanya
keterbatasan yang signifikan dalam berfungsi, baik secara intelektual maupun
perilaku adaptif.
a. Etiologi Retardasi Mental
1) Factor prekonsepsi
Kelainan kromosom/ down sindrom
2) Faktor prenatal
Kelainan pertumbuhan otak selama kehamilan (infeksi, toxin, disfungsi
plasenta)
3) Factor postnatal
Infeksi, trauma, gangguan metabolic/hipoglekimia, malnutrisi

b. Manifestasi klinis
1) Gangguan kognitif
2) Lambatnya keterampilan Bahasa
3) Gagal melewati tahap perkembangan utama
4) Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
5) Terlambatnya perkembangan motoric halus dan kasar

2.2.3 ADHD
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau gangguan pemusatan
perhatian disertai hipepraktif. ADHD adalah gangguan neurobiologis yang
menyebabkan kelainan hiperaktifitas, kecenderungan untuk mengalami masalah
pemusatan perhatian, kontrol diri, dan kebutuhan untuk selalu mencari stimulasi yang
mulai ditunjukkan oleh anak sebelum usia 4 tahun, dan hal tersebut menyebabkananak
ADHD akan menunjukkan banyak masalah ketika SD karena dituntut untuk
memperhatikan pelajaran dengan tenang, belajar berbagai ketrampilan akademik, dan
bergaul dengan teman sebaya sesuai aturan.

8
a. Etiologi ADHD
1. Faktor Genetik
Kelebihan Y kromosom (XXY) yg menunjukan peningkatan kejadian
hiperaktivitas yang menyertai kemampuan verbal dan performance rendah.
2. Factor Neurologic
Rutter berpendapat bahwa ADHD adalah gangguan fungsi otak, oleh karena itu
didapatkan deficit aktivasi yang disebabkan oleh adanya patologi diarea
prefrontal pada otak. Adanya kerusakan otak merupakan risiko tinggi
terjadinya gangguan psikiatrik termasuk ADHD.
3. Faktor psikososial
Willis dan Lovaas berpendapat bahwa perilaku hiperaktivitas disebabkan oleh
buruknya rangsang pengendalian oleh perintah dari ibu, dan pengaturan
perilaku yang buruk pada anak timbul dari manajemen pengasuhan orang tua
yang buruk

b. Manifestasi klinis ADHD


1. Inantensi
Yaitu anak ADHD menunjukan kesulitan memusatkan perhatian dibandingkan
dengan anak normal
Seperti: perhatiannya mudah beralih
2. Hiperaktivitas
Yaitu menunjukan aktivitas yang sangat berlebihan atau tidak sesuai dengan
tingkat perkembangannya,, baik aktivitas motoric maupun verbal
Seperti: kaki dan tangan tidak dapat tenang
3. Impulsive
Yaitu tidak mampu menghambat tingkah lakunya pada waktu memberikan
respon terhadap tuntutan situasional dibandingkan dengan anak normal pada
umurnya.
Seperti: menjawab sebelum selesai pertanyaan

9
2.3 Pengertian Anak Jalanan
Anak jalanan adalah anak yangmenghabiskan sebagian besar waktunya untuk
melakukan kegiatan hidupsehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau
berkeliaran di jalan dan tempat-tempat umum lainnya.
Direktorat Kesejahteran Anak, Keluarga dan Lanjut Usia,Departemen Sosial
memaparkan bahwa anak jalanan adalah anakyang sebagian besar waktunya
dihabiskan untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat
umum lainnya, usia mereka berkisardari 6 tahun sampain 18 tahun. Adapun waktu
yang dihabiskan di jalan lebih dari 4 jam dalam satu hari. Pada dasarnya anak jalanan
menghabiskan waktunya di jalan demi mencari nafkah, baik dengan kerelaan hati
maupun dengan paksaan orang tuanya.
Anak-anak jalanan sering melakukan tingkah laku yang
meresahkanmasyarakat, salah satu tingkah lakunya yaitu tingkah laku agresi. Perilaku
agresiyang muncul ini disebabkan karena adanya tekanan-tekanan dari lingkungan
danketidak berdayaan serta ketidakmampuan anak untuk menangani permasalahan –
permasalahan yang menimbulkan perasaan frustasi di dalam diri anak, pada anak yang
memiliki tipe kepribadian tertentu yang tidak tahan terhadap perubahan berpotensi
dengan perilaku.

2.3.1 Etiologi Anak Jalanan


Penyebab keberadaan anak jalanan ada 3 macam, yakni faktor pada tingkat
mikro(immediate causes), faktor pada tingkat messo (underlying causes), danfaktor
pada tingkat makro (basic causes).
1. Tingkat Mikro (Immediate Causes)
Faktor pada tingkat mikro ini yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan
keluarganya. Departemen Sosial menjelaskan pula bahwa pada tingkat mikro sebab
yang bisa diidentifikasi dari anak dan keluarga yang berkaitan tetapi juga berdiri
sendiri, yakni:

10
a. Lari dari keluarga, disuruh bekerja baik karena masih sekolah atau sudah putus,
berpetualangan, bermain-main atau diajak teman.
b. Sebab dari keluarga adalah terlantar, ketidakmampuan orang tua menyediakan
kebutuhan dasar, ditolak orang tua, salah perawatan atau kekerasan di rumah,
kesulitan berhubungan dengan keluarga atau tetangga, terpisah dengan orang
tua, sikap-sikap yang salah terhadap anak, keterbatasan merawat anak yang
mengakibatkan anak menghadapi masalah fisik, psikologis dan sosial. Hal ini
dipengaruhi pula oleh meningkatnya masalah keluarga yang disebabkan oleh
kemiskinan pengangguran, perceraian, kawin muda, maupun kekerasan dalam
keluarga.
c. Melemahnya keluarga besar, dimana keluarga besar tidak mampu lagi
membantu terhadap keluarga-keluarga inti, hal ini diakibatkan oleh pergeseran
nilai, kondisi ekonomi, dan kebijakan pembangunan pemerintah.
d. Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak, dimana orang tua sudah
tidak mampu lagi memahami kondisi serta harapan anak-anak, telah
menyebabkan anak-anak mencari kebebasan

2. Tingkat Messo (Underlying Causes)


Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat messo ini yaitu faktor
yang ada di masyarakat. Menurut DepartemenSosial RI (2001: 25-26), pada tingkat
messo (masyarakat), sebab yang dapat diidentifikasi meliputi:
a. Pada masyarakat miskin, anak-anak adalah aset untuk membantu peningkatan
pendapatan keluarga, anak-anak diajarkan bekerjayang menyebabkan drop
out dari sekolah.
b. Pada masyarakat lain, urbanisasi menjadi menjadi kebiasaan dananak-anak
mengikuti kebiasaan itu.
c. Penolakan masyarakat dan anggapan anak jalanan sebagai calon criminal
d. Ikut-ikutan teman
e. Bermasalah dengan tetangga atau komunitas

11
f. Ketidakpedulian komunitas di sekitar tempat tinggal anak atauadanya
toleransi dari mereka terhadap keberadaan anak-anak dijalanan menjadi
situasi yang sangat mendukung bertambahnya anak-anak untuk turut ke jalan.

3. Tingkat Makro (Basic Causes)


Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat makro yaitu faktor yang
berhubungan dengan struktur makro.
a. Ekonomi, adalah adanya peluang pekerjaan sektor informal yangtidak terlalu
membutuhkan modal keahlian, mereka harus lama dijalanan dan meninggalkan
bangku sekolah, ketimpangan desa dankota yang mendorong urbanisasi. Migrasi
dari desa ke kota mencari kerja, yang diakibatkan kesenjangan pembangunan
desakota, kemudahan transportasi dan ajakan kerabat, membuat banyak keluarga
dari desa pindah ke kota dan sebagian dari mereka terlantar, hal ini
mengakibatkan anak-anak merekaterlempar ke jalanan.
b. Penggusuran dan pengusiran keluarga miskin dari tanah/rumah mereka dengan
alasan “demi pembangunan”, mereka semakin tidak berdaya dengan kebijakan
ekonomi makro pemerintah yang lebih memguntungkan segelintir orang.
c. Pendidikan, adalah biaya sekolah yang tinggi, perilaku guru yangdiskriminatif,
dan ketentuan-ketentuan teknis dan birokratis yang mengalahkan kesempatan
belajar. Meningkatnya angka anakputus sekolah karena alasan ekonomi, telah
mendorong sebagian anak untuk menjadi pencari kerja dan jalanan mereka
jadikan salah satu tempat untuk mendapatkan uang.
d. Belum beragamnya unsur-unsur pemerintah memandang anak jalanan antara
sebagai kelompok yang memerlukan perawatan (pendekatan kesejahteraan) dam
pendekatan yang menganggap anak jalanan sebagai trouble maker atau pembuat
masalah(security approach / pendekatan keamanan).
e. Adanya kesenjangan sistem jaring pengamanan sosial sehingga jaring
pengamanan sosial tidak ada ketika keluarga dan anak menghadapi kesulitan.
f. Pembangunan telah mengorbankan ruang bermain bagi anak (lapangan, taman,
dan lahan-lahan kosong). Dampaknya sangat terasa pada daerah-daerah kumuh

12
perkotaan, dimana anak-anak menjadikan jalanan sebagai ajang bermain dan
bekerja.
g. Korban penculikan merupakan salah satu faktor yangmenyebabkan anak-anak
berada di jalanan. Kasus penculikan yang
h. menimpa anak-anak untuk dijadikan sebagai anak jalanan hampirterjadi setiap
tahun. Tampaknya kasus ini luput dari perhatian mengingat jumlah kasusnya
memang tidak besar.

2.3.2 Manifestasi Klinis Anak Jalanan


1. Orang dengan tubuh yang kotor sekali,
2. Rambutnya seperti sapu
3. Pakaiannya compang-camping dengan membawa bungkusan besar yang berisi
macam-macam barang
4. Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri
5. Sukar diajak berkomunikasi

2.3.3 Klasifikasi Anak Jalanan


Anak jalanan dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu antara lain:
1. Children On The Street, yakni anak anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di
jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka.
Sebagian penghasilan mereka ddijalan diberikan kepada orang tuanya. Fungsi anak
jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi
keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak
dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang tuanya
2. Children Of The Street, yakni anak- anak yang berpatisipasi penuh di jalanan, baik
secara social maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai
hubungan dengan keluarganya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu
3. Children From Families Of The Street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga
yang hidup dijalanan. Walaupun anak-anak ini mempunyai kekeluargaan yang
cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang-ambing dari satu tempat ke tempat
yang lain dengan segala risikonya

13
2.4 TREND DAN ISSUE
2.4.1 Trend Dan Issue Anak Berkebutuhan Khusus
1. Pandangan masyarakat bahwa Anak berkebutuhan khusus menjadi beban keluarga
karena keterbatasan fisiknya
2. Anak berkebutuhan khusus terancam tidak bisa sekolah
Sebagian dari seluruh sekolah pada umumnya tidak menerima anak berkebutuhan
khusus, karena berpendapat bahwa dengan keterbatasan fisiknya menjadi alasan
untuk tidak bisa melakukan kegiatan sekolah seperti anak normal biasanya
3. Nasib anak berkebutuhan khusus di masa pandemic
Anak berkebutuhan khusus seperti autisme harus melakukan terapi minimal 2x
dalam seminggu, agar pertumbuhan dan perkembangannya baik. Namun saat
pandemic tidak bisa melakukan terapi diluar. Tetapi orang tua dengan sabar
mengganti peran dokter dan terapis dengan bantuan panduan virtual
4. Anak berkebutuhan khusus sangat rentan dengan tindakan bullying
Karena keterbatasan fisiknya, ABK sangat rentan dengan tindakan bullying. Anak
normal dengan mudahnya merendahkan atau melakukan tindakan diluar norma
5. Anak berkebutuhan khusus sangat sensitif.
Untuk bisa berbicara dengan ABK, membutuhkan bahasa dan komunikasi yang
berbeda, tentunya dengan suara yang lembut
6.

2.4.2 Trend Dan Issue Anak Jalanan


1. Anak jalanan rentan aksi kejahatan dan kekerasan seksual
kerentanan anak mendapat berbagai kekerasan di jalanan oleh orang dewasa, diyakini
menjadi salah satu faktor karena kurangnya pola pengasuhan baik dari orang tua
2. Anak jalananan, di stigma masyarakat sebagai anak yg nakal atau preman kecil

14
Memiliki stigma yang melekat, anak jalanan selalu diibaratkan dengan preman kecil,
anak nakal, bahkan mereka sering dijadikan alat untuk melakukan kejahatan
3. Anak jalanan yang menjadi sumber penularan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)
termasuk HIV/AIDS
Dikenal dengan pribadi yg nakal, anak jalanan di stigma menjadi sumber penularan
IMS karena melakukan perilaku seperti penggunaan jarum suntik secara berlebihan,
seks bebas, narkoba
4. Anak jalanan di stigma dengan pribadi yg acak-acakan dan kotor, karena hidup
dijalanan. Hidup dijalanan membuat anak jalanan dipandang sebagai pribadi yg kurang
menjaga kebersihan karena kurangnya perawatan diri.
5. Anak jalanan suka meminta minta uang dijalanan atau lampu merah
6. Anak jalanan rentan sebagai pelaku kejahatan seperti mencopet atau mencuri
7. Anak jalanan minim pendidikan

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak merupakan anugrah dari Tuhan yang sangat dinantikan kehadirannya, namun
tidak semua anak beruntung dengan mendapatkan kesempurnaan. Terdapat beberapa
anak yang istimewa, berbeda dari yang lain yang harus mendapatkan perhatian khusus.
Anak kebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan penanganan khusus yang
berkaitan dengan dengan kekhususannya. Sama halnya dengan anak yang normal, anak
yang berkebutuhan khusus juga harus di perhatikan, pertumbuhan dan perkembangan
nak sangat penting bagi anak karena menentukan masa depannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A., & Akemat. (2010). Model praktek keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Stuard, G. W. (2013), Principles and Practice of Psychiatric Nursing (9 ed.).Missouri:


Mosby,inc

Hidayat, Aziz Alimul.2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:Salemba Medika

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anaka Berkebutuhan Khusus. Bandung:Refka Aditana

Handojo. (2009). Autisme Pada Anak. Jakarta:Bhuana Ilmu Populer

17

Anda mungkin juga menyukai