Anda di halaman 1dari 40

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Sptk)

Pada Pasien Waham Dan Perilaku Kekerasan

Tugas ini dikerjakan untuk menyelesaikan penilaian kelompok mata kuliah\keperawatan jiwa II
yang dibimbingoleh bapak Ns. Kurnia Laksana.S.Kep.,M.Kep.

Disusun oleh : Deva Natarumanda (1914314201037)


Enos Umbu Mada Hahar (1914314201043)
M. Farid Firmansya (1914314201054)
Rafika Putri. (1914314201058)
Rama Putra Reynaldy (1914314201059)
Rizki Rahmawati Siswanto (1914314201062)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


S1 KEPERAWATAN
2020/2021
STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

A. Tindakan keperawatan untuk pasien


a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
Dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
Dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
Kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan dari interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang
lalu
3) Mendiskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku
kekerasan
a) mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
dengan pasien
b) Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
psikologis dengan pasien
c) Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara sosial dengan pasien
d) Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
spiritual dengan pasien
e) Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
intelektual dengan pasien
4) Mendiskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan pada saat marah secara:
a) Perilaku pasien dalam bentuk verbal
b) Perilaku pasien terhadap orang lain
c) Perilaku pasien terhadap diri sendiri
d) Perilaku pasien terhadap lingkungan
5) Mendiskusikan bersama pasien akibat dari perilakunya tersebut
6) Mendiskusikan bersama pasien cara mengontrol perilakunya tersebut
secara :
a) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b) Obat
c) Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
7) Latih pasien bagaimana cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik,
yaitu dengan cara :
a) Latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal,kasur
b) Menyusun jadwal tarik nafas dalam dan memukul
bantal,kasur
8) Latih pasien bagaimana cara mengontrol perilaku kekerasan secara
sosial/verbal, yaitu dengan cara :
a) Latih pasien untuk mengungkapkan rasa marah secara verbal, seperti :
menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan
perasaan dengan baik
b) Menyusun jadwal latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal
dengan baik
9) Latih pasien bagaimana cara mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a) Latih pasien untuk mengontrol marah secara spiritual
yaitu dengan cara sholat, berdoa ( menyesuaikan agama
pasien)
b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10) Latih pasien bagaimana cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan patuh meminum obat:
a) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar
(benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar
waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat
dan akibat berhenti minum obat
b) Susun jadwal minum obat secara teratur
11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku Kekerasan
SP 1 Pasien : latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-1

a. Membina hubungan saling percaya


b. Identifikasi Penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta
cara mengontrol secara fisik

ORIENTASI:
“Selamat pagi, perkenalkan nama, saya manda, mbak bisa panngil
saya manda, saya perawat yang dinas di ruanganan ini. Kalau boleh tahu
Nama mbak siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Baik mbak, Bagaimana perasaan mbak saat ini?, Masih ada perasaan kesal
atau marah kah?”
“Baiklah kalau begitu hari ini kita akan berbincang-bincang tentang
perasaan marah mbak ya”
“Berapa lama mbak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10
menit?
“Dimana mbak merasa nyaman ketika berbincang-bincang? Bagaimana
kalau di ruang tamu?”
KERJA:
“Baik pak, jadi apa yang menyebabkan mbak marah?, Apakah sebelumnya
mbak pernah marah? lalu, penyebabnya apa? Samakah dengan penyebab
marah yang sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang membuat
mbak marah”
“Pada saat penyebab marah itu terjadi, seperti mbak merasastress karena
kuliah atau masalah hubungan mbak dengan mantan mbak apa yang mbak
rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah mbak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang mbak lakukan? O..iya, jadi mbak marah-marah,
Memukul tembok dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini
stress dan rasa kesal mbak akan hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian dari
cara yang mbak lakukan? Betul, keluarga dan orang-orang terdekat mbak jadi
takut barang-barang pecah dan tangan mbak terluka karena memukul tembok.
Menurut mbak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah mbak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
” Jadi mbak, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan mbak,
Salah satunya adalahlah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik
disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini mbak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah mbak rasakan maka mbak
segera berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui
mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, mbak sudah bisa melakukannya.
Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini mbak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu
waktu rasa marah itu muncul mbak sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan mbak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
bapak?”
”Iya jadi ada 2 penyebab mbak marah yaitu karena (sebutkan) dan yang mbak
rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta
akibatnya ......... (sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada, mbak iingat-ingat lagi penyebab mbak marah
lalu apa yang mbak lakukan lagi ketika sedang marah yang belum kita bahas
dan jangan lupa latihan tarik napas dalamnya ya mbak. ‘Sekarang kita buat
jadual latihannya ya mbak, berapa kali sehari mbak mau latihan tarik napas
dalam?,
“jam berapa saja mbak?”
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain
untuk mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya mbak, Selamat
pagi”
SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2
a. Evaluasi latihan nafas dalam
b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

ORIENTASI
“Selamat pagi mbak, sesuai dengan janji saya tiga jam yang lalu sekarang saya
datang lagi”
“Bagaimana perasaan mbak saat ini, adakah hal yang menyebabkan mbak
marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua ya mbak”
“sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit dan
tempatnya disini di ruang tamu,bagaimana mbak setuju?”
KERJA
“jika ada yang menyebabkan mbak marah dan muncul perasaan kesal,
Berdebar-debar, mata melotot, selain tarik napas dalam mbak juga dapat
melakukan pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Di mana kamar mbak?
Jadi kalau nanti mbak sedang kesal dan ingin marah, mbak bisa langsung ke
kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.
Nah, coba mbak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak
melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah.
Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya ya mbak”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan mbak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”
“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba mbak sebutkan lagi?Bagus!”
“Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari mbak. Untuk Pukul
kasur bantal mau jam berapa mbak? Bagaimana kalau setiap bangun
tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada
keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya mbak. Sekarang
kita buat jadwalnya ya mbak, mau berapa kali sehari mbak latihan memukul
kasur dan bantal serta tarik nafas dalam ini?”
“Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan
belajar bicara yang baik. Mau jam berapa mbak? Baik, jam 9 pagi ya. Sampai
bertemu besok dan selamat beristirahat ya pak”
SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:
a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik.
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
ORIENTASI
“Selamat pagi mbak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu
Lagi jam 9 pagi”
“Bagaimana mbak, sudah melakukan latihan tarik napas dalam dan pukul
kasur bantal?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya
mandiri; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau
diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama
atau mbak mau pindah tempat?”
“Berapa lama mbak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
KERJA
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal,
dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita
marah. Jadi caranya ada 2 ya mbak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang
rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin mbak
bilang penyebab marahnya karena stress dengan tugas dan
kebetulan sedang putus hubungan dengan pacar mbak, lal
mbak merasa kesepian dan meminta teman mbak untuk
menemani tapi semua sedang sibuk dengan tugasnya ya. Coba
mbak minta teman mbak menemani mbak dengan cara yang
baik” teman-teman saya perlu ditemani, bisakah kalian semua
menemani saya karena saya sedang down, kalau sedang ada tugas kita bisa
mengerjakannya bersama di kostku”
2. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain
yang membuat kesal mbak dapat mengatakan:’ Saya jadi
ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?”
“Coba mbak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”
“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari mbak
mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”
Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta tolong ke teman,
mengatakan kesal, dan lain-lain”
“Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?”
“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah mbak yaitu
dengan cara ibadah, apakah mbaksetuju? Mau di mana mbak? Di sini lagi? Baik
sampai nanti ya”
SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
dan sosial/verbal
b. Latihan sholat/berdoa
c. Buat jadual latihan sholat/berdoa
ORIENTASI
“Selamat pagi mbak , sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?”
“Bagaimana mbak , latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa
marahnya”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
yaitu dengan cara ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa mbak lakukan! Bagus. Baik, yang mana
mau dicoba?
“Nah, kalau mbak sedang marah coba mbak langsung duduk dan tarik napas dalam.
Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga,
ambil air wudhu kemudian sholat”.
“mbak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba mbak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan
caranya ”
TERMINASI
Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan mbak. Mau berapa kali
mbak sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan
pasien)
“Coba mbak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak
merasa marah”
“Setelah ini coba mbak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat
adi”
“Besok kita ketemu lagi ya mbak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol
rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa mbak? jam 10 ya?”
“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol
rasa marah bapak, setuju pak?”
SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang
sudah dilatih.
b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar
nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum
obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti
minum obat.
c. Susun jadual minum obat secara teratur

ORIENTASI
“Selamat pagi mbak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi”
“Bagaimana mbak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur
bantal, bicara yang baik serta sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan
secara teratur?. Coba kita lihat cek kegiatannya”.
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang
benar untuk mengontrol rasa marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”
“Berapa lama mbak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”
FASEKERJA (perawat membawa obat pasien)
“mbak sudah dapat obat dari dokter?”
“Berapa macam obat yang mbak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa
mbak minum? Bagus!
“Obatnya ada tiga macam mbak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang merah jambu
ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini
harus mbak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut mbakterasa kering, untuk membantu
mengatasinya mbak bisa minum air putih yang tersedia di ruangan ya”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, mbak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu”
“Nanti di rumah sebelum minum obat ini mbak lihat dulu label di kotak
obat apakah benar nama mbak tertulis disitu, berapa dosis yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah
benar obatnya ya mbak”
“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan
dokter ya mbak, karena dapat terjadi kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya mbak.”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat
yang benar?”
“Coba mbak sebutkan lagijenis obat yang mbak minum! Bagaimana cara
minum obat yang benar?”
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?.
Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya”.
“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana bapak melaksanakan
kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”
1. Tindakan keperawatan untuk keluarga
a. Tujuan
Keluarga mampu merawat pasien di rumah dengan cara yang benar
b. Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,tanda
dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang
lain
4) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
a. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan
tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
b. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada
pasien bila pasien dapt melakukan kegiatan tersebut
secara tepat
c. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus
dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala
perilaku kekerasan
5) Buat perencanaan pulang bersama keluarga
SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien
perilaku kekerasan di rumah
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien
b. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda
dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
c. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang
lain
ORIENTASI
“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Manda saya perawat dari ruangan ini,
saya yang akan merawat mbak Rafika (pasien). Nama ibu siapa,
senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?”
“Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Di mana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”
KERJA
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat mbak Rafika? Apa yang Ibu
lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskan tentang penyebab marahnya mbak Rafika
dan hal-hal yang perlu diperhatikan.”
“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar
akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Yang menyebabkan anak ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa sendiri dan
merasa dicampakkan oleh mantan pacarnya, mbak Rafika juga sedang stress karena
sedang banyak tugas”
Kalau nanti wajah anak ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah,
itu artinya anak ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau
memukul atau bicara kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa
dia lakukan?””
“Nah bu, ibu sudah lihat kan apa yang saya ajarkan kepada anak ibu bila tanda-
tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu mbak Rafika dengan cara mengingatkan
jadual latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal,
spiritual dan obat teratur”. Kalau mbak Rafika bisa
melakukanya jangan lupa di puji ya bu”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat anak
ibu?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk mbak Rafika ya bu”
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah
kita bicarakan tadi langsung kepada mbak Rafika?”
“Tempatnya disini saja lagi ya bu?”
SP 2 Keluarga: Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol
Kemarahan
a. Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah
b. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat
c. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila
pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat
d. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila
pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
ORIENTASI
“Selamat pagi bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk
latihan cara-cara mengontrol rasa marah anak ibu.”
“Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?”
“Berapa lama ibu mau kita latihan?“Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar
saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama”
KERJA
”Nah mbak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah mbak lakukan. Bagus sekali.
Coba perlihatkan kepada Ibu jadwal harian mbak! Bagus!”
”Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan mbak.”
”Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya mbak?”
”Masih ingat pak, bu kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus
dilakukan mbak adalah.......?”
”Ya.. betul, mbak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar
lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan.
Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5
kali, coba ibu temani dan bantu mbak Rafika menghitung latihan ini sampai 5 kali”.
“Bagus sekali, mbak Rafika dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.
“Cara yang kedua masih ingat pak, bu?”
“ Ya..benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam mbak dapat melakukan pukul
kasur dan bantal”.
“Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar mbak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba mbak
lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus
sekali mbsk Rafika melakukannya”. “Cara yang ketiga adalah bicara yang baik
bila sedang marah. Ada dua caranya mbak, coba praktekkan langsung kepada
ibu cara bicara ini:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, saya perlu ditemani
karena saya merasa sendiri, bisakah ibu menemani saya ?”
2. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”

“Cara berikutnya adalah kalau mbak sedang marah apa yang harus dilakukan?”
“Baik sekali, mbak Rafika coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak
reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air
wudhu kemudian sholat”.
“mbak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk
meredakan kemarahan”.
“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya mbak, bu agar pikiran mbak Rafika
jadi tenang, tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah”
“mbak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat?
Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?
Wah bagus sekali!”
“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang mbak dapatkan, ibu tolong
selama di rumah ingatkan mbak Rafika untuk meminumnya secara teratur dan jangan
dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”

TERMINASI
“Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan
cara-cara mengontrol marah langsung kepada mbak Rafika?”
“Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”
“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi anak ibu dalam melaksanakan jadwal
latihan yang telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk
mbak Rafika bila dapat melakukan dengan benar ya Bu!”
“Karena mbak Rafika sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi
Ibu bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas mbak Rafika selama di
rumah nanti.”
“Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga.”

SP 3 Keluarga: Menjelaskan perawatan lanjutan bersama keluarga


a. Buat perencanaan pulang bersama keluarga

ORIENTASI
“Selamat pagi mbak bu, karena ibu dan keluarga sudah menetahui cara-cara `yang
sebelumnya telah kita bicarakanya. Sekarang Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang tentang perawatan lanjutan untuk keluarga ibu. Apakah sudah
dipuji keberhasilannya?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual kegiatan dan perawatan lanjutan di
rumah, disini saja?”
“Berapa lama mbak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“mbak, bu, jadwaal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadual aktivitas
maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal mbak Rafika !”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
mbak Rafika selama di rumah. Kalau misalnya mbak Rafika menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, maka ibu konsul kan ke
dokter atau di bawa kerumah sakit ini untuk dilakukan pemeriksaan ulang pada anak ibu
ya.”
TERMINASI
“ Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja yang perlu
diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau gejala, kontrol; ke rumah sakit). Saya rasa
mungkin cukup sampai disini dan untuk persiapan pulang pasien lainya akan segera saya
siapkan”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN (SPTK) PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-1
1. Fase Prainteraksi
A. Kondisi : Ketika Tn.F merasa bahwa dirinya adalah keturunan nabi, ia meyakini bahwa
dirinya dapat menyembuhkan bebagai macam penyakit dengan cepat. Tn.F
selalu mengatakan bahwa “aku adalah keturunan nabi”, sujudlah kepadaku
karena sama saja kamu menyembah tuhanmu”, ketika mengatakannya
dengan nada tegas, wajahnya tegang dan mata melotot.
B. Diagnosa : Waham kebesaran
C. Tujuan : 1. Klien dapat BHSP
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
3. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas
D. Tindakan Keperawatan : SP 1 (pasien)
1. Mengidentifikasi kebutuhan klien
2. Klien bicara konteks realita
3. Latih untuk memenuhi kebutuhannya klien
4. Masukkan jadwal kegiatan klien
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak”
“Bagaimana kabar bapak pada pagi ini? hari ini bapak nampak segar sekali yaa?
bapak sudah sarapan pagi apa belum? Apa bapak masih ingat dengan menu
makanan yang bapak makan tadi pagi ?”
“Bapak, perkenalkan nama saya Perawat Deva Natarumanda, bisa dipanggil
Perawat manda ”.Nama Lengkap bapak siapa kalau boleh tau ? kalo bapak lebih
suka dipanggil dengan panggilan siapa ? O… suka dipanggil dengan nama bapak F,
baiklah kalau begitu.”
“Saya disini Mahasiswa Keperawatan PPNI Malang pak, saya bertugas selama 1
minggu, dan pasti bapak akan sering bertemu dengan saya nanti.”
b. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan bapak pada pagi hari ini ?”
“ Bagaimana awal cerita bapak kok sampai bisa di bawa kesini?” Coba pelan-pelan
bapak ceritakan kepada saya.
c. Kontrak
- Topik
“Bapak, bagaimana kalau kita berbincang - bincang tentang perasaan bapak
pada saat ini?” tapi sebelum kita berbincang – bincang, apakah ada hal yang
bapak tanyakan terlebih dahulu atau keluhan saat ini?”
- Waktu
“Apakah bapak bersedia berbincang – bincang dengan waktu kurang lebihnya
15 menit ?”
- Tempat
“Supaya kita lebih enak untuk mengobrolnya, bagaimana kalau kita
berbincang -bincang di teras depan saja?” apa bapak setuju ?”
3. Fase Kerja
“Dulu kalau boleh tau bapak bekerja dimana? O.. bapak dulu seorang penjahit ya,!
(Wahh hebat sekali ya bapak, saya juga ingin seperti bapak bisa menjahit ).”
(jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham
tidak ada. Perawat perlu memperhatikan bahwa klien sangat penting. Karena dengan
begitu klien merasa diperhatikan, diperdulikan sehingga klien akan mengungkapkan
perasaannya). ( Berikan pujian pada setiap kegiatan positif yang sudah dilakukan
klien). ( Berikan pujian kepada kemampuan klien yang realistis). (Diskusikan
kebutuhan klien apa aja hal yang tidak terpenuhi selama di rumah sakit atau
dirumah)
“apa keinginan bapak saat ini yang belum bapak lakukan selama di rumah dan di sini?”
4. Terminasi
a. Evaluasi klien (subyektif)
“Baiklah bapak, karena waktu 15 menit kita sudah selesai, sekarang
bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?”
b. Evaluasi perawat (objektif)
(Klien menceritakan hal – hal yang selama ini dialami oleh klien, dan
menceritakan kebutuhannya yang belum terpenuhi)
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana bapak masih ingin melanjutkan cerita bapak?”
d.Kontrak
- Topik
“ Nanti kita akan bertemu lagi untuk berbincang – bincang dan melakukan hsl-
hal yang ingin bapak lakukan, bagaimana bapak? Apakah bapak setuju?”
“kalau begitu kita membuat jadwal kegiatan bapak di sini yaa”.
- Waktu
“ Enaknya kita nantinya berbincang – bincang lagi jam berapa pak? Baiklah
kalau begitu, kita akan berjumpa lagi besok ya pak, jam 08.00 WIB.”
- Tempat
“ Dimana kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana kalau di tempat yang
sama seperti kemarin ? apa bapak bersedia ?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)PADA KLIEN
WAHAM

Pertemuan : Ke-2
1. Fase Pra interaksi
A. Kondisi klien : Klien merasa senang berbincang-bincang dan merasa dirinya lebih
nyaman dan mulai berfikir positif kembali.
B. Diagnosa Keperawatan : waham Kebesaran
C. Tujuan : 1. Klien dapat berkata dengan realita
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
D. Tindakan Keperawatan
SP 2 : 1. Evaluasi kegiatan yang lalu ( SP1)
2. Identifikasi potensi / kemampuan yang dimiliki klien
3. Pilih dan latih potensi klien
4. Kemampuan yang dimiliki klien
5. masukan dalam jadwal kegiatan klien
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak? Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, saya datang
lagi untuk membicarakan kegemaran atau kesukaan bapak”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini ? Bapak masih ingat apa yang akan kita
bicarakan pada pagi hari ini ?”
c. Kontrak
- Topik
Baiklah, sesuai janji kita, hari ini kita berbincang-bincang tentang kegiatan
yang ingin bapak lakukan”
- Waktu
“bagaimana kalo kita berbincang – bincangnya selama 20 menit? A p a
b a p a k s e t u j u ? Selama itu kita juga akan melakukan beberapa hal- hal
yang ingin bapak lakukan?”
-Tempat
“Supaya kita lebih enak mengobrol , bagaimana kalau kita berbincang –
bincang di teras depan saja? Seperti janji kita kemarin”
3. FaseKerja
“Bagaimana bapak, apa yang ingin bapak lakukan hari ini?”oww bapak ingin
menjahit, baiklah pak kita coba untuk melakukan menjahit yaa.”
“Selain menjahit, kegiatan apa yang ingin bapak lakukan ?”mendesain ya, baiklah itu
kita bisa lakukan juga bapak yaa ”
“bapak, jika boleh tau apa bapak menginginkan sesuatu hal, sebaiknya jangan
dipendam sediri , coba dilakukan saja ”
“Ketika bapak dalam kesulitan jangan malu – malu ataupun sungkan untuk meminta
bantuan kepada orang terdekat bapak yaa, karena insyaallah orang terdekat bapak
akan membantu bapak.”
4.Terminasi
a. Evaluasi klien (subyektif)
“Baiklah pak, karena waktu 20 menit kita sudah selesai, sekarang bagaimana
perasaan bapak sekarang setelah kita berbincang-bincang tadi dan banyak
melakukan beberapa hal yang ingin bapak lakukan?”
b. Evaluasi perawat (objektif)
“ Klien menceritakan hal – hal kebutuhannya yang belum terpenuhi dan
mencoba melakukannya?”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana bapak , apakah bapak ingin melanjutkan kegiatan bapak besok lagi?”
d. Kontrak
- Topik
“ Besok kita akan bertemu lagi untuk berbincang – bincang dan melakukan
beberapa hal-hal lain yang ingin bapak lakukan, bagaimana pak? Apa bapak
bersedia yaaa ?”
“kalau begitu kita tulis jadwalnya kegiatan bapak disini ya pak”.
-Tempat
“ Dimana besok kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana kalau di taman
depan pak ?” apakah bapak bersedia ?
- Waktu
“ Enaknya kita besok berbincang – bincang lagi jam berapa pak? Bagaimana
kalau pukul 08.00 WIB.” Apa bapak setuju ?
STRATEGI PEALAKSANAAN TINDAKAN KEPARAWATAN (SPTK)PADA KLIEN
WAHAM

Pertemuan : Ke 3
1. Fase Prainteraksi
A.Kondisi : Klien merasa senang berbincang-bincang dengan Perawat Manda dan merasa ada
memperhatikan dan memperdulikan klien tersebut.

B.Diagnosa keperawatan: Waham Kebesaran


C. Tujuan : 1. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
2. Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan yang dimiliki
D.Renacana Tindakan Keperawatan :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & 2)
b. Memilih kemampuan yang lain untuk dilakukan klien
c. Pilih dan latih kemampuan lain yang dimiliki klien
d. Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar untuk klien
e. Masukkan dalam jadwal

2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak?” “sesuai kesepakatan kita kemarin, saya datang lagi
untuk bertemu dengan bapak”

b.Evaluasi Validasi
“Bapak sampai sejauh mana menjahitnya? Boleh saya lihat pak ?”
c. Kontrak
-Topik
“Baiklah bapak , sekarang bagaimana jika hari ini kita berbincang- bincang
tentang hoby atau kegemaran yang bapak miliki”
-Waktu
“Kira-kira bapak ingin berbincang – bincang tentang hoby atau kegemaran
bapak berapa menit ?”
“Bagaimana kalau 15 menit, apa bapak setuju ?”
-Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang – bincang tentang hoby bapak?”
3. Fase Kerja
“Apa saja hoby yang bapak miliki sekarang ?, saya catat juga ya pak, terus apa lagi
selain itu hoby bapak?”
“Bagus sekali ternyata bapak hebat sekali ya, tidak banyak lho orang yang
mempunyai hoby seperti yang bapak miliki sekarang”.(beri pujian tentang apa yang di
ungkapkan oleh klien ).
“Kalau boleh tau dapatkah bapak ceritakan kepada saya, kapan pertama kali bapak
memilih hoby itu? “Siapa yang dulu mengajarkan hoby itu kepada bapak, di mana?”
“Dapatkah bapak perlihatkan kepada saya bagaimana bapak melakukan hoby itu
dengan baik?”
“Bagus sekali ternyta bapak hebat banget, saya ingin sekali mempunyai bakat seperti
bapak?”
“Sekarang kita buat jadwal ke gi at an untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali
sehari/seminggu bapak mau melakukan hoby atau kegemaran bapak itu?”
“Lalu apa yang bapak harapankan dari kemampuan yang bapak
miliki ini sekarang ?” “Apakah ada yang lain kegemaran bapak yang
lain selain itu tadi?”
“Baiklah bapak , bapak sekarang waktunya minum obat yaa. Bagaimana pak, apa
bapak ingat dengan warna obatnya? Sekarang bapak saya bantu untuk cara
mengambilkan obatnya yaa.”
4.Terminasi
a. Evaluasi klien (subyektif)
“Bagaimana parasaan bapak setelah kita berbincang – berbincang tentang hoby dan
kemampuan bapak tadi?”
b. Evaluasi perawat (obyektif)
“Klien menceritakan dan mengungkapkan hal-hal yang dialami oleh klien, dan
menceritakan semua kemampuan dan hobi yang selama ini telah dimiliki”
4. Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini bapak melakukan kegiatan bapak sesuai dengan yang bapak lakukan tadi
pagi ya. Bapak bisa memasukkanya dalam jadwal kegiatan kontrak bapak ini.”
5. Kontrak
-Topik
“Pertemuan selanjutnya kita membicarakan kegiatan yang bisa bapak optimalkan
secara rutin ya ”
-Waktu
“Kalau begitu, bapak punya pandangan jam berapa nanti kita bercincang - bincang?,
bagaimana kalau seperti kemarin pukul 08.00 WIB?” Apa bapak setuju.?”
“Iya sudah ya bapak, terima kasih untuk waktunya tadi pagi , sampai jumpa lagi besok
pagi ?”
-Tempat
“Dimana kita akan bertemu untuk mengobrol, bagaimana kalau ditempat kemarin
pak?”
STRATEGI PEALAKSANAAN TINDAKAN KEPARAWATAN (SPTK)PADA KLIEN
WAHAM

Pertemuan : Ke 4
1. Fase Prainteraksi
A. Kondisi : Klien mulai relaks saat berinteraksi dengan perawat dan dapat melakukan
apayang diperintah perawat
B.Diagnosa keperawatan: Waham Kebesaran
C. Tujuan : 1. Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan yang dimiliki
D.Tindakan Keperawatan :
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & 2)
b. Memilih kemampuan yang lain untuk dilakukan klien
c. Pilih dan latih kemampuan lain yang dimiliki klien
d. Masukkan dalam jadwal klien

2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak?” “Sebelum kegiatan kita mulai, saya bisa lihat jadwal
kegiatan harian bapak yaa ?”

b.Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan hoby atau kegemaran bapak ?”
c. Kontrak
-Topik
“Baiklah pak, sesuai janji kita membicarakan kegiatan bapak untuk optimalkan sacara
rutin, selain melakukan beberapa kegemaran bapak atau hoby bapak ”
-Waktu
“Bagaimana kalau berbincangnya kita mulai 15 menit, apa bapak setuju ?”
-Tempat
“Bagaimana kalau ditaman belakang pak ?. Agar lebih relaks” Apakah bapak bersedia ?”
3. Fase Kerja
“Bagaimana bapak, apakah bapak sudah melakukan tugas atau kegiatan yang sudah
diajarkan ini ?” “Baiklah bapak, sudah bagus sekali. Dipertahankan ya pak perkembangan
ini ?”
“Bapak kemarin sudah diajarkan konteks realita dan kemarin kita sudah melakukan
kegiatan menjahit, beberapa hobi juga dan bapak sudah melakukan kegiatan itu ya bapak.”
“Apa bapak bisa melakukan kegiatan yang lain pak ? Seperti menyapu dan lain
sebagainya ?.Coba bapak tunjukkan kepada saya bagaimana cara bapak untuk menyapu
halaman ini. Biasanya dalam kehidupan sehari-hari bapak melakukannya dirumah atau tidak
pak ?”.
“Bagus sekali pak sudah bisa menyapu halaman ini sampai bersih ya bapak, kalau bisa
kegiatan ini harus dilakukan setiap hari ya pak pagi dan sore yaa. Kegiatan ini saya masukkan
jadwal harian bapak ya.”
4.Terminasi
a. Evaluasi subyek
“Bagaimana parasaan bapak setelah kita membicarakan kegiatan yang bisa bapak
optimalkansecara rutin ini ?”
b. Evaluasi obyektif
“Coba bapak sebutkan kembali apa saja kemampuan bapak , hoby dan aktifitas yang
bisa bapak lakukan.?”

“ Baiklah pak, bapak sudah bagus sekali menyebutkan tindakan apa saja tadi yang bapak
lakukan.”
4.Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini bapak melakukan kegiatan sesuai dengan yang bapak lakukan tadi. Kegiatan
bapak nanti akan di masukkan kedalam jadwal harian bapak”
5. Kontrak
-Topik
“Nanti saya akan bicara dengan keluarga bapak cara merawat bapak dirumah”:
-Waktu
“Bapak punya pandangan ingin jam berapa untuk berbincang – bincang besok pagi ?
bagaimana kalau seperti ini juga?”“Ya sudah ya pak, terima kasih untuk waktunya, sampai
jumpa besok pagi ya pak ?”
-Tempat
“Dimana kita akan bertemu lagi, bagaimana kalau ditempat ini juga?”
STRATEGI PEALAKSANAAN TINDAKAN KEPARAWATAN (SPTK)PADA KLIEN
WAHAM

Pertemuan : Ke 5
1.Fase Pra Interaksi
A. Kondisi : Ketika keluarga klien menjenguk klien di RS, keluarga klien mengatakan bahwa
klien Tn.F banyak mengurung diri dikamar, kadang mondar mandir di depan kamar, dan
kadang – kadang menunjukkan ekspresi senang dan kadang sedih. Diharapkan klien
mendapat dukungan dari keluarga untuk proses kesembuhan klien. Klien sudah tenang, lebih
banyak berinteraksi
B. Diagnosa : Waham Kebesaran
C. Tujuan : Klien dapat dukungan keluarga
D. Tindakan keperawatan SP1 Keluarga :
1. Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien
2. Menjelaskan proses terjadinya waham
3. Menjelaskan tentang cara merawat klien atau pasien waham
4. Latih (stimulasi) cara merawat klien
5. RTL keluarga/jadwal untuk merawat klien

2. Fase orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi pak/ibu. Perkenalkan nama saya etik, saya Mahasiswa Keperawatan
PPNI dari Malang. Pak/ibu saya bertugas selama 1 minggu di sini , ibu dan bapak akan sering
bertemu dengan saya nanti. Dan saya yang merawat Tn.F selama ada dis sini.Nama bapak
ibu siapa ya kalau boleh tau?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaannya bapak dan ibu hari ini?”
“Kalau boleh tau bagaimana a w a l ceritanya sampai Tn.F dibawa kesini, coba bapak atau
ibu ceritakan kepada saya?”
c. Kontrak
- Topik
“Bagaimana ibu kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah Tn.F dan cara merawat
Tn.F ?”
- Tempat
“Supaya kita lebih enak mengobrolnya ini , bagaimana kalau kita berbincang-bincang di
ruang tamu ini?”
- Waktu
“Apakah bapak dan ibu bersedia kita berbincang-bincang tentang bagaimana cara merawat Tn.
F disini saya memerlukan waktu 15 menit untuk menjelaskanya ?”
3. Fase Kerja
“Pak/ibu, apa masalah yang bapak dan ibu rasakan selama merawat Tn.F?”
“Apa yang sudah ibu/bapak lakukan dalam menghadapai sikap anak Tn.F. Ketika klien
berbicara mata klien melotot, sering tampak tegang kalau berbicara dan kadang-kadang
kacau, ketika marah dengan nada tinggi.
“Untuk itu di sini saya akan menjelaskan semua bagaimana sikap dan cara menghadapinya
Tn.F dan setiap kali Tn.F melakukan tindakan tadi ya ,”
“Bapak dan ibu hal yang Pertama jika sedang berbincang – bincang dengan Tn.F, sebaiknya
lebih memperhatikan wajah Tn.F agar dia merasa di hargai, d ime n ge rt i dan bisa
mengendalikan wahamnya ya bu . dan nanti pada saat bapak dan ibu mengobrol sebaiknya
mengindari nada tinggi,dan tidak keras-keras ya bu nada suaranya.” Dan hal Keduanya,
sebaiknya cara ini dilakukan oleh semua keluarga atau kerabat yang lainya yang nantinya
berinteraksi dengan Tn.F ”.“Bapak dan ibu dapat berberbincang – bincang dengan Tn.F
tentang kebutuhan apa saja yang di inginkan Tn.F.”
“Bagaimana kalau di coba sekarang, apa bapak ibu bersedia ?”
“Selain itu juga, Tn.F perlu minum obat agar pikiranya menjadi tenang, tidurnya pun juga
nantinya tenang.”
“Obatnya ada tiga macam ya bu, yang pertama warna oarange namanya CPZ gunanya obat
ini agar Tn.F nantinya bisa tenang, yang keduawarna putih ini namanya THP gunannya obat
ini supaya klien rileks, dan yang ketiga warna merah jambu ini namanya HLP gunanya obat
ini agar pikiran Tn.F lebih tenang. Semua obat ini harus di minum secara teratur 3 kali sehari
pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam ya bu.Jangan dihentikan pengobatan sebelum bapak/ibu
berkonsultasi dengan Dokter karena dapat menyebabkan Tn.F kambuh lagi ya.”
“Tn. D sudah mempunyai jadwal untuk meminum obat ini.Jika dia minta obat sesuai jadwal
berikan kata pujian.”
4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Baiklah bapak/ibu, bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita membicarakan tentang
merawat Tn.F di rumah nantinya?”
b. Evaluasi objektif
“Setelah ini coba bapak dan ibu melakukan semua yang sudah saya jelaskan tadi ya bu.”
c. Rencana tindak lanjut
“Bagaimana apa bapak dan ibu ingin melanjutkan cerita ibu/bapak?”
d. Kontrak
- Topik
“Baiklah pak/bu, bagaimana kalau lain kali saya datang lagi kesini lagi untuk membicarakan
dan mencoba melakukan langsung cara merawat Tn. F sesuai dengan pembicaraan kita tadi?”
-Waktu
“Enaknya kita besok berbincang-bincang lagi jam berapa pak,bu? Kalau sama seperti hari ini
bagaimana pak,bu? Baiklah, jadi kita akan berjumpa besok lagi pak,bu pukul 08.00 WIB?”
- Tempat
“Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi di tempat yang sama?”
Apa bapak dan ibu bersedia?.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)PADA KLIEN
WAHAM
Pertemuan : Ke 6
1. Fase Pra Interaksi
a. Kondisi : Keluarga klien mengatakan sudah ada perubahan terhadap kondisi
klien yang berbicara seperti biasa seperti sebelum terjadi waham.
Ketika berbicara tidak lagi bernada tinggi dan tidak lagi membentak –
bentak.
b. Diagnosa : Waham Kebesaran
c. Tujuan : 1. Keluarga dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien
2. Klien dapat dukungan keluarga

d. Tindakan Keperawatan : SP 2 (Keluarga)


a) Keluarga mengevaluasi kemampuan SP 1
b) Latih keluarga cara merawat (langsung kepada klien)
c) Menyusun Rencana Tindak Lanjut keluarga untuk klien

2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Pak/ Bu, sesuai janji kita kemarin kita sekarang bertemu kembali
ya bu/pak .”
b. Evaluasi/ Validasi
“ Pak/ Bu bagaimana dengan kegiatan kita kemarin yang sudah saya ajarkan
untuk Tn. F ?”
“ Apakah Bapak/ Ibu masih ingat dengan apa yang kemarin saya bilang tentang
cara-cara merawat Tn.F ?”
c. Kontrak
• Topik
“ Baiklah, kalau begitu Pak/ Bu kita akan mengevaluasi kembali ya bu/pak
kegiatan kemarin.”
• Waktu
“ Bagaimana kalau kita berbincang – bincang untuk mengevaluasinya hanya waktu15 menit
saja?” apa bapak/ibu bersedia.”

• Tempat
“ Bapak/ Ibu kita melakukannya di mana biar enak ?”
“ Bagaimana Pak/ Bu kalau kita langsung ke Tn.F saja, Tn. F ada di taman
sekarang.”
3. Fase Kerja
“ Nah, coba Bapak/ Ibu praktikkan lagi bagaimana cara melakukan
perawatan kepada Tn.F ? Baiklah bagus sekali bu/pak.”
“ Sekarang coba praktikkan juga cara memberikan pujian kepada klien
kemampuan yang dimiliki Tn.F Bagus sekali pak/ibu.”
“ Sekarang Bapak/ Ibu c o b a bagaimana memotivasi Tn.F agar minum
oba dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadwal harianya pak/bu.”
“ Bagus sekali, ternyata Bapak/ Ibu sudah paham ya bagaimana cara
merawat Tn.F .”“Baiklah bu/pak, jadi sekarang bapak dan ibu bisa
mempraktikkan juga di rumah.”
“Coba sekarang Bapak/ Ibu ulangi lagi tindakan apa saja tadi yang kita lakukan .
Bagus sekali ya bu/pak.”

4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana Bapak/ Ibu apakah sekarang sudah mulai bisa merawat Tn. F sendiri?”
b. Evaluasi Obyektif
“ Bagaimana apakah bisa Bapak/ Ibu melakukan yang kita pelajari bersama tadi? Baiklah
kalau sudah bisa ya bu.”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nantinya Bapak/ Ibu juga bisa mengajari anggota keluarga yang lain ya bu/pak, sehingga
nantinya mempermudah dan dapat membantu Bapak/ Ibu merawat Tn. F. Terima kasih atas
waktunya Bapak/ Ibu.”
d. Kontrak
- Topik
“ Bagaimana Bapak/ Ibu apakah besok kita bertemu lagi dan kita akan mencoba lagi cara
perawatan Tn.F sampai bapak/ Ibu lancar melakukannya.”
-Waktu
“Bagaimana kalau besok bertemu lagi dijam yang sama
seperti kemarin?.”
“ Baiklah ibu dan bapak, besok kita berjumpa lagi pukul 08.00 WIB.”
-Tempat
“ Bagaimana kalau kita bisa bertemu lagi ditempat seperti kemaren bu/pak?”
Apakah ibu dan bapak bersedia ?.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK) PADA KLIENWAHAM

Pertemuan : Ke 7
1. Fase prainteraksi
A. Kondisi : Keluarga pasien mengatakan bahwa klien dapat berkomunikasi
dengan baik, tidak marah – marah lagi. Ketika pasien berbicara sudah tidak bernada
tinggi, mata juga tidak melotot ketika berbicara dengan keluarganya dan kerabat
yang lainnya . Diharapkan klien mendapat dukungan dari keluarga untuk proses
kesembuhan klien. Klien sudah tenang, lebih banyak berinteraksi
B. Diagnosa : Waham kebesaran

C. Tujuan :Klien dapat berhubungan dengan realitas.


D. Rencana Tindakan Keperawatan : SP3 (Keluarga)
1. Mengevaluasi Kemampuan Keluarga
2. Mengevaluasi Kemampuan Pasien

Fase 2. Orientasi
d. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Pak/ Bu, sesuai janji kita kemarin kita sekarang bertemu lagi ya
bu/pak .”
e. Evaluasi/ Validasi
“ Pak/ Bu bagaimana dengan kegiatan kita kemarin yang sudah saya ajarkan
untuk Tn.F?”
“ Apakah Bapak/ Ibu ingat dengan apa saja yang saya ajarkan kemarin?”
f. Kontrak
• Topik
“ Baiklah bu/pak, kalau begitu kita mengevaluasi kegiatan kemarin saja ya.”
• Waktu
“ Bagaimana kalau kita mengevaluasinya dengan waktu 15 menit ?”

• Tempat
“ Bapak/ Ibu kita melakukannya di mana?”
“ Bagaimana Pak/ Bu kalau kita langsung ke Tn. D saja, Tn F ada di taman
sekarang.” Apa bapak dan ibu bersedia.?
Fase 3. Kerja

“S e k a r a n g coba Bapak/ Ibu praktikkan bagaimana cara


menghadapi Tn.F ?Baiklah bagus sekali bu/pak.”
“Sekarang coba bapak dan ibu bagiamana cara mengalihkan
perhatian Tn.F untuk menghindari tindakan-tindakan yang akan di
lakukan klien. Iya bu/pak bagus sekali ya.
“Bagaimana kalau di coba sekali lagi ? Dan jangan lupa Bapak/Ibu
selalumemberikan klien motivasi dan hal-hal yang baik/positif,ya
Bapak/Ibu?”
“ Sekarang Bapak/ Ibu tunjukkan bagaimana cara memotivasi
Tn.F agar minum obat dengan tepat waktu dan melakukan
kegiatan positifnya sesuai jadwal hariannya.”
“ Bagus sekali bu/pak, ternyata Bapak/ Ibu sudah mengerti cara
perawatan Tn.F .” “Baiklah, jadi sekarang ibu dan bapak bisa
mempraktikkan juga di rumah.”
“Coba sekarang Bapak/ Ibu ulangi lagi tindakan apa saja yang kita
lakukan tadi. Bagus sekali bu/pak.”
“Jangan lupa ya bapak dan ibu selalu kontrol untuk melihat
perkembangan Tn.F ya ?”
“Tn.F sudah banyak sekali peningkatan sebelum Tn.F dapat dibawa
pulang, Tn.F akan di evaluasi lebih lanjut agar kondisinya tidak
lagi kambuh.”

Fase 4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah berbincang-bincang dengan saya
tentang cara perawatan Tn.F di rumah?”

b. Evaluasi Obyektif
“ Apakah bapak dan ibu sudah melakukan yang kita pelajari bersama tadi?
Baiklah.”
c.Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini coba Bapak/Ibu mengingat jadwal yang sudah dibuat untuk
keluarga yangada di rumah ya ? Dan lakukanlah sesuai dengan saya jelaskan
dan tolong untuk membantu Tn.F untuk meminum obatnya sesuai yang saya
ajarkan ya bu/pak jangan sampai tidak tepat waktu”
“Dan jangan lupa selalu kontrol ?Jika obatnya sesudah habis Bapak/Ibu bisa
kesini lagi untuk konsultasi kembali kepada dokter.”
“Baiklah kalau begitu, saya kira cukup kita berbincang- bincangnya,
ada yang perlu di tanyakan lagi Pak/Bu?”“Iya sama-sama. Waalaikum
salam

Anda mungkin juga menyukai