Anda di halaman 1dari 7

RESUME JURNAL

Dokumen ini saya buat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan HIV AIDS
Dibina oleh : Ns. Kurnia Laksana. S.Kep., M.Kep.

Oleh :
Rama Putra Reynaldy / 1914314201059

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


S1 KEPERAWATAN
2021-2022
A universal testing and treatment intervention to improve HIV control: One-year results
from intervention communities in Zambia in the HPTN 071 (PopART) cluster-randomised
trial

Dari jurnal yang saya dapatkan untuk intervensi dari HIV AIDS disini menggunakan
intervensi PopART yang terdiri dari putaran tahunan tes HIV berbasis rumah yang diberikan oleh
penyedia layanan HIV komunitas (ChiPs) yang juga mendukung hubungan dengan perawatan,
retensi ART, dan layanan lainya. Penyediaan ART dijelaskan dalam jurnal tersebut secara skala
luas sekarang diakui sebagai intervensi pencegahan kunci untuk oengendalian HIV, dalam uji coba
HPTN 052 yang tertera didalam jurnal juga menunjukkan secara definitif bahwa inisiasi ART dini
mengurangi penularan HIV sekitar 96% dan dari situ juga dijelaskan bahwa retensi dan kepatuhan
yang cukup baik dapat mencapai tingkat penekanan virus yang tinggi.
Dalam gambar tabel yang tertera di dalam jurnal dijelaskan bahwa paket intervensi
PopART meliputi :
1. Putaran tahunan tes HIV sukarela dirumah oleh penyedia layanan kesehatan (chip)
2. Promosi kesehatan, referal aktif dan atau retensi dalam dukungan perawatan dari ChiPs
sebagai berikut :
- Penyunatan sukarela pria medis (VMMC)
- Pencegahan penularan ibu ke anak (PMCT)
- Pengobatan dan perawatan HIV semua orang positif HIV
- Peningkatan kesehatan seksual dan layanan TB
- Penyediaan kondom
3. Status imunisasi yang disediakan di pusat kesehatan setempat
Dari jurnal tersebut untuk melakukan pemeriksaan ada dua metode yang harus dilaporkan
melalui ChiPs, yaitu :
1. Metode laboratorium
Peserta chip yang awlanya diskrining untuk infeksi HIV dengan tusukan jari
menggunakan tes Alere Determin HIV 1-2. Peserta dengan hasil non-reaktif tidak memiliki
pengujian lebih lanjut, untuk peserta yang memiliki hasil reaktif akan melakukan pengujian
lebih lanut dengan tes HIV Uni-Gold. Jika hasilnya sesuai peserta akan dirujuk untuk
perawatan, jika hasilnya tidak sesuai pengujian akan diulang, apabila hasil masih sumbang
chips akan kembali dilakukan 2 minggu kemudian untuk pengujian lanjutan. Jika hasil
masih tidak sesuai lagi sampel darah vena akan dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium
untuk oengujian lebih lanjut menggunakan tes cepat.
2. Pertimbangan etis
Selama kunjungan chips ke rumah rumah, semua orang dewasa diminta persetujuan
lisan untuk mengambil bagian dalam intervensi PopART, termasuk pengumpulan data
pada CHiP EDC. Dan mereka yang menyetujui tes HIV cepat memberuikan persetujuan
tertulis sesuai dengan prosedur perawatan kesehatan standar untuk konseling dan tes HIV.
(Hayes et al., 2017)
The Future of Digital Games for HIV Prevention and Care

Dalam jurnal tersebut dinyatakan bahwa game digital dengan cepat menjadi alat penting
untuk meningkatkan perilaku kesehtaan dan mendukung penyampaian perawatan dan pendidikan.
Tentunya dengan intervensi berbasis teknologi ini juga dinyatakan adanya peningkatan menangani
hasil spesifik HIV, seperti tes HIV dan kepatuhan terhadap antiretroviral, intervensi yang
memanfaatkan prinsip dan fitur permainan digital, khususnya gamifikasi.
Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa intervensi HIV menggunakan teknologi yaitu
gamifikasi. Gamifikasi adalah teknik yang bertujuan untuk mereplikasi tarikan mootivasi
instrinsik dari permainan video game dengan menggunakan elemen desain game dalam konteks
non-game. Ada dua intervensi yang disoroti dalam jurnal tersebut yang menggabungkan banyak
fitur gamifikasi yang didefinisikan :
1. Sekutu epik
Sekutu epik adalah aplikasi smartphone berbasis teori yang memanfaatkan gamifikasi
untuk meningkatkan keterlibatan dalam perawatan HIV, penggunaan ART, kepatuhan, dan
penekanan virus diantara laki-laki muda HIV positif yang berhubungan seks dengan laki-
laki (YMSM) dan perempuan transgender (TW) yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Dalam aplikasi tersebut juga dijelaskan didalam jurnal bahwa bisa mendapatkan medali
pencapaian untuk perilaku tertentu dalam menjalankan aplikasi tersebut, misalnya hari
kepatuhan ART berturut-turut, membaca artikel pengetahuan harian, dan memperoleh
token. Token tersebut dapat digunakan untuk memainkan salah satu dari mini games yang
ada untuk menghibur uanh tidak terkait dengan kepatuhan pengobatan.
2. Kesehatan M Powerment (HMP)
Hmp adalah ponsel yang dioptimalkan, intervensi berbasis internet yang dirancang untuk
mengurangi perilaku beresiko seksual diantara YMSM hitam HIV positif dan HIV negatif
dengan memberikan informasi, sumber daya, umpan balik yang disesuaikan, dan
menungkinkan interaksi sosial antara pengguna.
Wikipedia mendefinisikan video game sebagai “permainan elektronik yang melibatkan
interaksi dengan antarmuka penggunaan untuk menghasilkan umpan balik visual pada perangkat
video seperti layar TV atau monitor komputer”. Video game dapat menawarkan peluang unik
untuk mempengaruhi perubahan perilaku dengan menciptakan skenario yang memotivasi secara
intrinsik dan lingkungan berbasis cerita yang menarik perhatian sesorang dengan cara imersif dan
menghibur.
Dalam jurnal tersebut dinyatakan bahwa feelin dan rekan termasuk yang pertama
mengembangkan videogame untuk mengatasi resiko HIV. main maju adalah bukti intervensi
videogame yang berfokus pada penggurangan resiko dan pencegahan HIV diantara anak laki-laki
dan perempuan minoritas ras/etnis.

(Hightow-Weidman et al., 2017)


Efectiveness of interventions for changing HIV related risk behaviours among key
populations in low-income setting: A MetaAnalysis, 2001–2016

Dalam jurnal tersebut dijelaskan metode dalam intervensi HIV adalah item pelaporan
pilihan untuk tinjauan sistematis dan meta analisis (PRISMA). Intervensi perilaku kunci yang
secara khusus ditujukan untuk mencegah HIV dan AIDS yang menargetkan Penasun, TG, LSL,
dan WPS adalah intervensi peer-driven dan HTS, yang didasarkan pada elemen dari beberapa teori
perilaku (teori pembelajaran sosial, teori tindakan beralasan, teori difusi inovasi, teori pendidikan
partisipasif, dan model kepercayaan kesehatan.
Intervensi perilaku tersebut telah membaawa beberapa peluang untuk memodifikasi
perilaku :
1. Mengurangi jumlah pasangan seksual
2. Meningkatkan kepatuhan pengobatan diantara orang yang hidup dengan HIV
3. Peningkatan jumlah jarum bersih dikalangan penasun
4. Meningkatkan penggunaan kondom yang benar dan konsisten
Dan dari proses itu tadi dinyatakan dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat HIV
dan AIDS.

(Deuba et al., 2020)


A combination intervention strategy to improve linkage to and retention in HIV care
following diagnosis in Mozambique: A clusterrandomized study

Dari jurnal diatas intervensi studi menggunakan 2 kriteria yaitu :


1. Standar perawatan
Peserta difasilitasi kesehatan yang diacak untuk menerima SOC dikelola sesuai dengan
pedoman kementrian kesehatan yang berlaku. Dijelaskan bahwa orang yang didiagnosa
dengan HIV menerima konseling pasca tes VCT dan dirujuk secara lisan ke layanan HIV,
pasien datang ke resepsionist fasilitas untuk menjadwalkan konsultasi klinis perawatan
HIV kemudian dirujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan jumlah CD4, kimia dan
hematologi. Kemudian dijelaskan bahwa diadakan pertemuan 2-4 minggu kemudian
setelah diadakanya pemeriksaan tersebut, kelayakan ART ditentukan pada konsultasi klinis
pertama berdasarkan jumlah CD4 350sel/mm dan atau WHO stadium 3/4. Mereka yang
memenuhi syarat untuk ART menerima setidaknya 1 sesi konseling individu sebelum
memulai pengobatan, untuk pasien yang memenuhi syarat ART memiliki interval waktu
antara pendaftaran dalam perawatan HIV dan inisiasi ART diperkirakan 1-2 bulan pada
saat penelitian dimulai. Peserta yang memulai ART diminta untuk kembali setiap 2 minggu
untuk bulan pertama, pada 2 bulan, pada 6 bulan, dan setiap 6 bulan setelahnya. Pasien
yang tidak memenuhi syarat ART diinstruksikan untuk kembali pada 6 bulan untuk
evaluasi klinis berulang dan pengujian laboratorium.
2. Strategi intervensi kombinasi
Dari strategi kombinasi difasilitasi untuk kelompok intervensi, kami memperkenalkan 4
intervensi berbasis bukti yang menyederhanakan alur klinik dan mendorong hubungan dan
retensi dalam perawatan. Intervensi inimenargetkan beberapa sistem kesehatan, struktural,
dan hambtan perilaku yang diketahui di seluruh rangkaian perawatan HIV, dan disesuaikan
dengan kenyataan di lapangan termasuk norma praktik, ruang fisik, dan staf yang tersedia
difasilitas kesehatan.

(Elul et al., 2017)


A State of the Science on HIV Prevention Over 40 Years Among Black and Hispanic/
Latinx Communities

Dalam jurnal ini membahas intervensi pencegahan HIV berbasis komunitas dan multilevel
:
1. Intervensi berbasis komunitas
Dalam intervensi ini diambil adalah DEBI yaitu intervensi yang disebarluaskan ke dalam
praktik masyarakat, salah satunya dengan contoh DEBI bekerja sama dengan Dr. Loretta
Jemmott dalam intervensi siter to sister. Sister to sister adalah intervensi perilaku
pengurangan resiko satu-satu yang singkat untuk wanita afrika dan amerika yang aktif
secara seksual berusia 18-45 tahun yang disampaikan selama kunjungan rutin medis.
Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, keyakin, kepercayaan diri, dan keterampilan
perempuan untuk membantu mengurangi resiko PMS terutama HIV.
2. Intervensi multilevel
Dalam intervensi pencegahan HIV bertingkat telah mentargetkan proses sosial dan
kekuatan struktural, salah satu intervensi multilevel paling awal yang diketahui untuk
mnegatasi pengaruh determinan sosial dan politik pada kesenjangan HIV adlah studi
partisipatifberbasis komunitas. intervensi multikomponen yang merupakan produk dari
mengintegrasikan konseling dan layanan risiko komprehensif (CRCS) dengan pendekatan
berbasis teori penentuan nasib sendiri (SDT) untuk konseling dan keterlibatan klien. Selain
komponen yang berfokus pada klien dari.
Fitur utamanya adalah fokusnya yang bersamaan dalam membantu staf perawatan
kesehatan dengan memahami cara mereka beroperasi sebagai bagian dari lingkungan sosial yang
mempengaruhi bagaimana klien termotivasi untuk terlibat dalam perilaku kesehatan yang
ditargetkan, seperti kepatuhan terhadap HIVPrPP. CRCS, misalnya, berfokus pada konseling
perilaku intensif dan manajemen kasus klien. Sebaliknya, integrasi SDT dengan CRCS mencakup
fokus sosioekologis yang juga menargetkan perilaku staf fasilitas perawatan kesehatan dengan
cara yang diteorikan untuk memperkuat dan mempertahankan efek tingkat individu.

(Ramos et al., 2021)


DAFTAR PUSTAKA

Deuba, K., Sapkota, D., Shrestha, U., Shrestha, R., Rawal, B. B., Badal, K., Baird, K., &
Ekström, A. M. (2020). Effectiveness of interventions for changing HIV related risk
behaviours among key populations in low-income setting: A Meta-Analysis, 2001–2016.
Scientific Reports, 10(1), 1–13. https://doi.org/10.1038/s41598-020-58767-0
Elul, B., Lamb, M. R., Lahuerta, M., Abacassamo, F., Ahoua, L., Kujawski, S. A., Tomo, M., &
Jani, I. (2017). A combination intervention strategy to improve linkage to and retention in
HIV care following diagnosis in Mozambique: A cluster-randomized study. PLoS Medicine,
14(11), 1–20. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002433
Hayes, R., Floyd, S., Schaap, A., Shanaube, K., Bock, P., Sabapathy, K., Griffith, S., Donnell,
D., Piwowar-Manning, E., El-Sadr, W., Beyers, N., Ayles, H., & Fidler, S. (2017). A
universal testing and treatment intervention to improve HIV control: One-year results from
intervention communities in Zambia in the HPTN 071 (PopART) cluster-randomised trial.
PLoS Medicine, 14(5), 1–22. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002292
Hightow-Weidman, L. B., Muessig, K. E., Bauermeister, J. A., LeGrand, S., & Fiellin, L. E.
(2017). The future of digital games for HIV prevention and care. Current Opinion in HIV
and AIDS, 12(5), 501–507. https://doi.org/10.1097/COH.0000000000000399
Ramos, S. R., Nelson, F. L. E., Jones, S. G., Ni, F. Z., & Turpin, R. N. R. E. (2021). Years
Among Black and Hispanic /. 32(3), 253–263.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5651998/
https://journals.plos.org/plosmedicine/article?id=10.1371/journal.pmed.1002292
https://www.nature.com/articles/s41598-020-58767-0
https://journals.plos.org/plosmedicine/article?id=10.1371/journal.pmed.1002433
https://journals.lww.com/janac/fulltext/2021/06000/a_state_of_the_science_on_hiv_prevention_
over_40.3.aspx

Anda mungkin juga menyukai