Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN SEMESTER 2

PROGRAM HIV AIDS

BANDUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi HIV/AIDS adalah masalah kesehatan global yang


membutuhkan perhatian dan upaya serius dalam penanggulangannya.
Berdasarkan data yang ada, jumlah pasien dengan infeksi HIV/AIDS terus
meningkat setiap tahunnya. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas
kesehatan, memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan bagi pasien yang terinfeksi HIV/AIDS.

Dengan demikian, rumah sakit memutuskan untuk menyediakan


program kerja khusus untuk membantu pasien yang terinfeksi HIV/AIDS.
Program kerja ini bertujuan untuk menyediakan layanan konsultasi,
testing, terapi, konseling, dan pendidikan bagi pasien dan keluarga pasien
yang terinfeksi HIV/AIDS.

Program kerja ini akan dilaksanakan oleh tim pelaksana yang terdiri
dari dokter, perawat, konselor, dan tenaga administrasi dan semua
jejaring internal lainya. Tim akan bekerja sama dalam memberikan
pelayanan terbaik bagi pasien dan keluarga pasien yang terinfeksi
HIV/AIDS.

Rumah Sakit Umum Pindad memahami betul pentingnya peran rumah


sakit dalam memerangi penyebaran HIV/AIDS dan infeksi menular
seksual. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk melaksanakan program
kerja yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2022 dan Program Nasional (PROGNAS)
tentang HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan


pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS dan infeksi menular seksual,
serta memberikan layanan kesehatan yang berkualitas dan memenuhi
standar pelayanan kepada pasien yang terkena HIV/AIDS dan infeksi
menular seksual.

Dengan melaksanakan program ini, kami berharap dapat membantu


memerangi penyebaran HIV/AIDS dan infeksi menular seksual serta
meningkatkan kualitas hidup pasien yang terkena. Kami akan bekerja
sama dengan pihak terkait sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2022 dan Program Nasional
(PROGNAS) untuk memastikan program ini berjalan dengan efektif dan
efisien.
BAB II
LATAR BELAKANG

Infeksi HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan yang


sangat serius dan membutuhkan perhatian khusus dari seluruh pihak.
Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien dengan
infeksi HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan
bahwa upaya untuk memerangi infeksi HIV/AIDS masih kurang optimal.

Di Indonesia sendiri, jumlah pasien dengan infeksi HIV/AIDS juga


terus meningkat setiap tahunnya. Meskipun sudah ada beberapa program
yang dilaksanakan untuk memerangi infeksi HIV/AIDS, masih banyak
pasien yang kesulitan menemukan fasilitas kesehatan yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan, memiliki peran


penting dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien yang
terinfeksi HIV/AIDS. Oleh karena itu, rumah sakit memutuskan untuk
menyediakan program kerja khusus untuk membantu pasien yang
terinfeksi HIV/AIDS. Program ini bertujuan untuk memberikan layanan
konsultasi, testing, terapi, konseling, dan pendidikan bagi pasien dan
keluarga pasien yang terinfeksi HIV/AIDS.

Latar belakang program kerja HIV/AIDS di rumah sakit berdasarkan


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2022
adalah untuk memastikan adanya pelayanan yang baik dan memenuhi
standar bagi penderita HIV/AIDS. Rumah sakit memiliki peran penting
dalam pencegahan dan pengendalian penyebaran virus HIV/AIDS,
sehingga pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2022 menekankan pentingnya peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan bagi penderita HIV/AIDS di rumah sakit.
Program ini juga bertujuan untuk memberikan akses informasi dan
edukasi bagi penderita dan masyarakat sekitar rumah sakit tentang
pencegahan dan pengendalian virus HIV/AIDS.

Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan dapat berperan aktif dalam
pelaksanaan program kerja HIV/AIDS sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2022.

Latar belakang diadakan layanan HIV/AIDS di rumah sakit


berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2022 didasarkan pada berbagai teori dan studi yang membahas
tentang pentingnya pelayanan kesehatan bagi penderita HIV/AIDS.
Beberapa teori yang berkaitan dengan ini antara lain :
1. Teori Kesehatan : Konsep kesehatan yang holistik menekankan
bahwa kesehatan merupakan hak setiap individu dan harus terpenuhi
dengan tepat waktu dan layanan yang berkualitas.

2. Teori Pendekatan Holistik : Teori ini menekankan pentingnya melihat


dan memahami masalah kesehatan dalam konteks sosial, ekonomi,
dan kultur.

3. Teori Determinan Kesehatan : Teori ini menekankan bahwa faktor


sosial, ekonomi, dan lingkungan memainkan peran penting dalam
menentukan kesehatan seseorang.

Berdasarkan kajian teori tersebut, diadakannya layanan HIV/AIDS di


rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2022 merupakan langkah penting untuk
memastikan adanya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi penderita
HIV/AIDS, serta untuk memerangi dan mencegah penyebaran virus
HIV/AIDS. Layanan ini juga diharapkan dapat membantu mengurangi
stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS dan memberikan
akses informasi dan edukasi bagi masyarakat tentang pencegahan dan
pengendalian virus HIV/AIDS.
Rumah Sakit Umum Pindad akan berusaha meningkatkan mutu
pelayanan dengan mengutamakan pemberian layanan pengobatan,
asuhan keperawatan secara berkesinambungan salah satunya adalah
melalui pelayanan HIV AIDS.

Pelayanan kesehatan bagi penderita HIV/AIDS meliputi :


1. Pendeteksian Dini dan Diagnosis : memastikan penderita HIV/AIDS
dapat terdeteksi dan didiagnosis secara dini melalui tes dan
pemeriksaan medis yang sesuai.

2. Pengobatan dan Terapi Antiretroviral (ARV) : memberikan pengobatan


dan terapi ARV bagi penderita HIV/AIDS secara gratis dan terus-
menerus sesuai dengan standar nasional.

3. Layanan Pendukung dan Konseling : memberikan layanan pendukung


dan konseseling bagi penderita HIV/AIDS untuk membantu mereka
mengatasi masalah emosional dan mental yang timbul akibat
diagnosis HIV/AIDS.

4. Perlindungan dan Hak Asasi Manusia : melindungi hak asasi manusia


dan privasi penderita HIV/AIDS dan mencegah diskriminasi terhadap
mereka.

5. Pendidikan dan Sosialisasi : meningkatkan kesadaran dan informasi


tentang HIV/AIDS melalui pendidikan dan sosialisasi bagi masyarakat
luas.

Layanan kesehatan bagi penderita HIV/AIDS harus disediakan oleh


pemerintah dan seluruh unit pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit
maupun di Puskesmas.
BAB III
TUJUAN

A. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari program kerja dan layanan HIV/AIDS di rumah
sakit adalah untuk mencegah dan memerangi penyebaran HIV/AIDS
melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS melalui
pendidikan dan kampanye sensitisasi.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi pasien
dengan HIV/AIDS.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan
diagnosis dan penanganan pasien dengan HIV/AIDS.
4. Mengembangkan dan menyediakan teknologi dan terapi terbaru
untuk penanganan HIV/AIDS.
5. Menjaga privasi dan hak-hak pasien dengan HIV/AIDS.
6. Mencegah diskriminasi dan stigmatisasi terhadap pasien dengan
HIV/AIDS.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. Kegiatan Pokok
1. Pengorganisasian
2. Sosilalisasi
3. Pelaksanaan Kegiatan
4. Monitoring dan Evaluasi
5. Pencatatan dan Pelaporan

B. Rincian Kegiatan :
1. Pengorganisasian :
a. Membentuk tim pelaksana dengan anggota terdiri dari dokter,
perawat, konselor, dan tenaga administrasi.
b. Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing
anggota tim.
c. Menentukan jadwal kerja dan jadwal shift.
d. Menerapkan standar prosedur pencegahan infeksi (SPPI) dan
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi
SPPI.

2. Sosialisasi :
a. Melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada pasien,
keluarga pasien, dan masyarakat.
b. Menyediakan brosur dan material pendidikan tentang infeksi
HIV/AIDS.
c. Menyelenggarakan sesi pelatihan dan pendidikan untuk staf
rumah sakit tentang penyakit HIV/AIDS.

3. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Melaksanakan layanan konsultasi dan testing HIV/AIDS
sesuai jadwal yang ditentukan.
b. Melaksanakan layanan antiretroviral melalui layanan diagnosis
dan pengobatan (PDP).
Diagnosis dan Pengobatan :
1) Melakukan tes HIV pada pasien yang meminta atau
membutuhkan
2) Memberikan layanan pengobatan bagi pasien yang
didiagnosis menderita HIV/AIDS, termasuk pengobatan
antiretroviral
3) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas
pengobatan
c. Melakukan layanan konseling dan dukungan melalui
kegaiatan layanan dan pendampingan.
d. Melaksanakan layanan pendidikan sesuai jadwal yang
ditentukan seperti study club bersama LSM pendamping
e. Sarana dan Fasilitas kegiatan.

4. Monitoring dan Evaluasi :


a. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap
pelaksanaan kegiatan program kerja HIV/AIDS. (kegiatan
monev dilakukan setaip bulan pada saat ada hal tidak terduga,
dan berkala yakni setiap triwulan, semester dan tahunan).
b. Mengidentifikasi masalah dan mencari solusi untuk perbaikan
pelayanan.

5. Pelaporan dan Pencatatan :


a. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan program kerja
HIV/AIDS secara berkala kepada pihak berwenang.
b. Mencatat dan menyimpan data-data pelayanan bagi pasien
dengan infeksi HIV/AIDS.
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

A. Pengorganisasian
1. Menentukan tim pelaksana yang terdiri dari dokter, perawat,
konselor, dan tenaga administrasi serta jejaring internal lainnya.
2. Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota
tim.
3. Menentukan jadwal kerja dan jadwal shift untuk setiap anggota
tim.
4. Menerapkan standar prosedur pencegahan infeksi (SPPI) dan
memastikan bahwa peralatan medis steril digunakan pada setiap
pasien.
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi SPPI :
a. Menerapkan standar prosedur pencegahan infeksi (SPPI).
b. Memastikan bahwa peralatan medis steril digunakan pada
setiap pasien.
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi
SPPI, melalui :
1) Menyediakan standar prosedur pencegahan infeksi (SPPI)
yang jelas dan mudah dipahami oleh staf.
2) Memastikan bahwa peralatan medis steril digunakan pada
setiap pasien.
3) Melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang SPPI kepada
staf secara berkala.
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
implementasi SPPI untuk memastikan bahwa prosedur
tersebut dilakukan secara konsisten dan efektif.
6. Melakukan MCU berkala untuk semua petugas di layanan.
B. Sosialisasi
Untuk melaksanakan sosialisasi program HIV/AIDS di rumah sakit,
berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan :
1. Menentukan tujuan dan sasaran sosialisasi : Identifikasi tujuan
dan sasaran dari sosialisasi, seperti pasien, staf rumah sakit,
masyarakat sekitar, dan lainnya.
2. Menyusun materi sosialisasi : Buat materi yang menarik dan
mudah dipahami untuk mempromosikan program HIV/AIDS.
3. Menentukan metode sosialisasi : Pilih metode yang tepat untuk
menyampaikan informasi, seperti presentasi, diskusi kelompok,
pamflet, dan lainnya.
4. Mengajak mitra dan stakeholder : Kerjasama dengan organisasi
dan lembaga terkait untuk membantu mempromosikan program
HIV/AIDS di rumah sakit.
5. Melakukan sosialisasi secara teratur : Jadwalkan sosialisasi
secara rutin untuk memastikan bahwa informasi diterima oleh
sasaran yang tepat.
6. Evaluasi dan tindak lanjut : Evaluasi hasil sosialisasi dan lakukan
tindak lanjut jika diperlukan.
7. Terus mempromosikan program: Terus mempromosikan dan
menyebarkan informasi mengenai program HIV/AIDS agar terus
diterima dan dipahami oleh masyarakat.
8. Pendidikan dan Pelatihan untuk Staff rumah sakit melalui
sosialisasi kepada petugas bekerja sama dengan bagian diklat,
meliputi :
a. Menyelenggarakan sesi pelatihan dan pendidikan secara
berkala untuk staf rumah sakit tentang penyakit HIV/AIDS
b. Mengintegrasikan pendidikan tentang HIV/AIDS ke dalam
program pelatihan untuk staf baru
c. Memastikan bahwa staf rumah sakit memahami cara
mencegah penularan HIV/AIDS dan mempraktekkan tindakan
pencegahan yang sesuai
d. Melakukan evaluasi setelah pelatihan dan pendidikan untuk
mengetahui efektivitasnya dan memperbaiki program jika
diperlukan.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Melaksanakan layanan konsultasi dan testing HIV/AIDS sesuai
jadwal yang ditentukan.
Untuk melaksanakan layanan konsultasi dan testing HIV/AIDS,
rumah sakit dapat melakukan beberapa hal berikut:
a. Menentukan jadwal konsultasi dan testing HIV/AIDS yang
sesuai dengan kebutuhan dan jumlah pasien.
b. Merencanakan dan menyediakan sumber daya manusia dan
peralatan yang diperlukan untuk layanan konsultasi dan
testing.
c. Menyediakan informasi dan edukasi mengenai HIV/AIDS dan
testing kepada pasien dan masyarakat.
d. Melakukan tindakan konseling dan memberikan hasil tes
kepada pasien.

2. Melaksanakan layanan antiretroviral melalui layanan diagnosis


dan pengobatan (PDP).
Untuk melaksanakan layanan antiretroviral, rumah sakit dapat
melakukan beberapa hal berikut :
a. Menentukan dan menyediakan alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk layanan diagnosis dan pengobatan.
b. Merencanakan dan menyediakan peralatan dan bahan yang
diperlukan untuk diagnosis dan pengobatan.
c. Melakukan diagnosa dan menentukan jenis antiretroviral yang
sesuai bagi pasien.
d. Melakukan pengobatan antiretroviral dan melakukan
monitoring kondisi pasien secara berkala.

Penting untuk dicatat bahwa setiap tindakan yang dilakukan harus


dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan dan standar
operasional yang berlaku, serta melibatkan tenaga medis dan
profesional yang terlatih dalam bidang HIV/AIDS. Pada kegaiatan
penegakan diagnosis dan pengobatan rumah sakit harus
menyediakan hal hal sebagain berikut :
a. Menyediakan alat tes HIV yang berkualitas dan
terpercaya.
b. Menentukan prosedur dan alur diagnostik yang jelas untuk
pasien yang meminta atau membutuhkan tes.
c. Memberikan layanan pengobatan bagi pasien yang
didiagnosis menderita HIV/AIDS, termasuk pengobatan
antiretroviral.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas
pengobatan dan kondisi pasien secara berkala.

3. Melakukan layanan konseling dan dukungan melalui kegaiatan


layanan dan pendampingan.
Layanan dan Pendampingan :
a. Memberikan layanan konseling dan pendampingan
emosional bagi pasien dan keluarga mereka yang menderita
HIV/AIDS.
b. Menyediakan informasi dan akses bagi pasien terkait
layanan dan pendampingan lain yang tersedia.
c. Bekerja sama dengan organisasi masyarakat dan
lembaga lain untuk memastikan pasien mendapatkan layanan
yang mereka butuhkan melalui :
1) Bekerja sama dengan dinas kesehatan dan organisasi
masyarakat dalam hal pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS.
2) Menyediakan data dan informasi kepada pihak terkait
untuk membantu pelaksanaan program yang efektif.
3) Berkolaborasi dengan lembaga lain untuk memastikan
pelaksanaan.
4) program yang sinergis dan efisien.
d. Melaksanakan layanan pendidikan sesuai jadwal yang
ditentukan seperti study club bersama LSM pendamping
e. Sarana dan Fasilitas kegiatan HIV AIDS :
1) Sarana : Alat-alat medis dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk pelayanan program HIV/AIDS, seperti
tes HIV, obat-obatan antiretroviral, dan alat kondom.
2) Fasilitas : Tempat untuk melakukan tes dan pelayanan
kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, dan pusat
kesehatan masyarakat. Fasilitas ini harus memiliki staf
medis yang terlatih dan memadai serta memenuhi standar
kesehatan dan higiene.
3) Pelayanan : Pelayanan yang efektif dan berkualitas
harus disediakan bagi pasien, termasuk konseling dan
edukasi tentang HIV/AIDS, tes, dan pengobatan
antiretroviral.
4) Sosialisasi: Sosialisasi dan edukasi tentang HIV/AIDS
harus dilakukan secara luas untuk membantu mencegah
penyebaran virus dan mengurangi stigma dan diskriminasi
terhadap penderita HIV/AIDS.
5) Koordinasi: Koordinasi dengan berbagai pihak, seperti
pemerintah, organisasi swasta, dan masyarakat, sangat
penting untuk mencapai hasil yang efektif dalam program
HIV/AIDS.
D. Monitoring dan Evaluasi
1. Menentukan indikator kinerja: Buatlah indikator-indikator yang
jelas dan measurable sebagai tolak ukur pelaksanaan kegiatan
program.
2. Menyusun rencana monitoring dan evaluasi : Buatlah jadwal
monitoring dan evaluasi secara berkala, dan pastikan semua
indikator tercakup dalam jadwal tersebut.
3. Melakukan data collection : Kumpulkan data yang relevan dan
berkaitan dengan indikator kinerja program. Data dapat berasal
dari hasil monitoring dan evaluasi, laporan-laporan, maupun
survei.
4. Analisis data : Analisislah data yang dikumpulkan dan evaluasi
kinerja program sejauh mana indikator-indikator tercapai.
5. Identifikasi masalah dan solusi : Identifikasi masalah-masalah
yang muncul selama pelaksanaan program dan berikan solusi
untuk memperbaiki kinerja program.
6. Berkomunikasi hasil : Sampaikan hasil MONEV kepada
stakeholder dan diskusikan bersama bagaimana cara
memperbaiki kinerja program selanjutnya.

E. Pencatatan dan Pelaporan


1. Buat sistem pencatatan yang terstruktur dan mudah dipahami,
seperti menggunakan aplikasi atau spreadsheet.atau mengikuti
sistem sesuai arahan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
2. Tentukan format laporan yang akan digunakan dan sesuaikan
dengan kebutuhan pihak berwenang.
3. Assign staff untuk bertanggung jawab dalam mencatat dan
melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan program HIV/AIDS.
4. Sosialisasikan sistem pencatatan dan pelaporan kepada semua
staf yang terlibat dalam program HIV/AIDS, agar mereka dapat
memahami dan memahami bagaimana cara mencatat dan
melaporkan hasil.
5. Pastikan data yang dicatat dan dilaporkan akurat dan up-to-date.
6. Review laporan secara berkala untuk memastikan bahwa data
yang dicatat dan dilaporkan sesuai dengan yang seharusnya.
7. Teruskan melakukan perbaikan pada sistem pencatatan dan
pelaporan sesuai dengan kebutuhan dan masukan dari pihak
berwenang.

BAB VI
SASARAN

A. Pengorganisasian target 100 %


1. Membentuk tim pelaksana dengan anggota terdiri dari dokter,
perawat, konselor, dan tenaga administrasi dan jejaring internal
lainya.
2. Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota
tim.
3. Menentukan jadwal kerja dan jadwal shift.
4. Menerapkan standar prosedur pencegahan infeksi (SPPI) dan
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi
SPPI.
5. MCU berkala semua petugas di rumah sakit.

B. Sosialisasi target 100%


1. Melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada pasien, keluarga
pasien, dan masyarakat.
2. Menyediakan brosur dan material pendidikan tentang infeksi
HIV/AIDS.
3. Menyelenggarakan sesi pelatihan dan pendidikan untuk staf
rumah sakit tentang penyakit HIV/AIDS.

C. Pelaksanaan Kegiatan target 100%


1. Melaksanakan layanan konsultasi dan testing HIV/AIDS sesuai
jadwal yang ditentukan.
2. Melaksanakan layanan antiretroviral melalui layanan diagnosis
dan pengobatan (PDP).
3. Melakukan layanan konseling dan dukungan melalui kegaiatan
layanan dan pendampingan.
4. Melaksanakan layanan pendidikan sesuai jadwal yang ditentukan
seperti study club bersama LSM pendamping.
5. Saranan dan fasilitas layanan kegiatan (SDM, bagunan, dll).

D. Monitoring dan Evaluasi target 100%


1. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap
pelaksanaan kegiatan program kerja HIV/ AIDS. (kegiatan monev
dilakukan setaip bulan pada saat ada hal tidak terduga, dan
berkala yakni setiap triwulan, semester dan tahunan).
2. Mengidentifikasi masalah dan mencari solusi untuk perbaikan
pelayanan.

E. Pelaporan dan Pencatatan target 100%


1. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan program kerja HIV/AIDS
secara berkala kepada pihak berwenang.
2. Mencatat dan menyimpan data-data pelayanan bagi pasien
dengan infeksi HIV/AIDS.
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN JULI-DESEMBER 2023
N JUL AGUS
KEGIATAN R R SEP R OKT R NOV R DES R
O I T
1 Pengorganisasian
Pembentukan /Update Tim
a HIV AIDS dan Tupoksi masing √ √
masing
b MCU Berkala √ √
2 Sosilisasi
Sosialisasi kepada staff RS bekerjsama dengan DIklat dan stakeholder HIV AIDS lainya
Diklat /Internal Program RS √ √
a Pembekalan kepada setiap
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
staff baru (insidentil)
Kegiatan Insidentil /inisiasi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dinas/stakeholder HIV AIDS
Sosialisasi kepada pengunjung bekerjsama dengan PKRS
Penyuluhan √ √ √ √
b
Pengdaan Leaflet/brosur HIV √ √
AIDS secara berkelanjutan
3 Pelaksanaan Kegiatan
Melaksanakan layanan konsultasi dan testing HIV/AIDS
a Layanan VCT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Layanan PITC √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Melaksanakan layanan antiretroviral melalui layanan diagnosis
Layanan PDP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b Layanan Kolaborasi TB-HIV √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Layanan Kolaborasi HIV-
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Hepatitis
Melakukan layanan konseling dan dukungan melalui kegaiatan layanan dan pendampingan
Layanan adherence (ARV,
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
gizi,farmasi)
c Layanan NP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Layanan PPP/Terpajan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Layanan Prep √
Melaksanakan layanan pendidikan sesuai jadwal yang ditentukan seperti
Kolaborasi dengan LSM untuk
d kegiatan study club
Penawaran dampingan KDS
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
untuk semua pasien on ARV
Sarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
SDM √
e
Ruangan Arsip dan Petugas √
RR
4 Monitoring dan Evaluasi
Insidentil
N JUL AGUS
KEGIATAN R R SEP R OKT R NOV R DES R
O I T
Triwulan
Semester
Tahunan
5 Pencatatan dan Pelaporan
Pelaporan Rutin dan berkala oleh petugas RR dan seluruh petugas terkait
Harian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

a Bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Semesteran √
Tahunan
Menyimpan semua berkas kegiatan pelayanan
Penyimpanan terintegrasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b dengan RM
Penyimpanan di unit layanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PDP
Kegiatan Kohorting dan Validasi Data dengan KDS
c Kohorting Data

Catatan : R = Realisasi
BAB VIII
PELAPORAN DAN EVALUASI

No Jenis Kegiatan Keterangan Kendala Tindak Lanjut


1 Pengorganisasian
a Pembentukan /Update Tim HIV AIDS dan Tupoksi masing Terealisasi sebagian (sudah ada - Tidak ada petugas khusus Tim atau Skep Tim PROGNAS di gabungkan
masing rekomedasi PIC dari Bidkep untuk program
PC keperawatan) - Prioritas jobdesk layanan
b MCU Berkala Terealisasi - -
2 Sosialisasi
Sosialisasi kepada staff RS bekerjsama dengan DIklat dan stakeholder HIV AIDS lainya
Diklat /Internal Program RS
Sharing knowledge Terealisasi
Jauhi penyakitnya bukan orang nya
Refresh program TB HIV Terealisasi
Pembekalan kepada setiap staff baru (insidentil) Terealisasi Tidak di lakukan dalam kegiatan formal Pembekalan berkala berlangsung di unit masing masing
27 juni 2023 Terealisasi Penguatan di Tim melaui PIC masing maisng unit untuk
Refresh program TB HIV sosialisasi berkelanjutan
Kegiatan berlanjut di unit masing masing di pimpin oleh
Tim /PIC unit internal tim
Kegiatan Insidentil /inisiasi dinas/stakeholder HIV AIDS
24-28 July Terealisasi Tim PDP
Sosilaisasi SIHA 2.1 offline
24 july- 4 agustus Terealisasi Tim Tes HIV dan IMS
a
3 agustus 2023 Terealisasi Peserta Tim Offline dan Tim Online
Pemnatapan SIHA 2.1 (untuk implementasi di Faskes)
Senin, 04 September 2023 Sosialisasi Diagnosis Dini HIV Pada Terealisasi Seluruh jejraing Tim HIV AIDS dan PPIA
Bayi <18 Bulan Bagi Tenaga Kesehatan
1 November 2023 Terealisasi SOP SIHA 2.1
Implementasi SIHA 2.1
Agustus 2023 Terealisasi MOU KDS
Update MOU dengan KDS Female plus
12 Sep 2023 Terealisasi Kuota VL RS Pindad periode Okt-Desember 2023
Kegiatan PME VL (Kegiatan VL Pada pasien PDP periode Okt-Des)
11 Sep 2023 Terealisasi Pengajuan oleh Farmasi
Sosialisasi pengadaan arv anak
(02/10/2023) Terealisasi Perubahan beberapa Hal terkait rehnik dalam
Zoom Update SIHA 2.1 penginputan di dalam SIHA 2.1 untuk semua unit terkait
No Jenis Kegiatan Keterangan Kendala Tindak Lanjut
26/9/23 Share SOP alur Laboratorium HIV AIDS dan IMS. Terealisasi sebagian dan Belum semua SOP yang di minta dinas SOP alur laboratorium HIV dan IMS
bertahap terkonsep sesuai arahan dinkes
03/10/23SOP SKRINING TBC PADA PASIEN ODHIV Terealisasi SOP Skrining TBC pada ODHA
05/10/23 Sosilisasi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS Sosilisasi terealisasi Belum bisa di implementasikan:Arv Belum bisa implemnetasi terkait pengobatan arv pada
pada anak angkatan 1 belum tersedia anak (belum ada kesepaktanan antara sesama dokter
anak)
Masih memerlukan pelatihan spesifik
11/10/23 Sosialisasi Surat Pemberitahuan Tatalaksana Terealisasi Implementasi di pelyanan
Pemeriksaan Terduga TBC di Kota Bandung (TB HIV)
12/10/23 Validasi ARK VL Terealisasi Implementasi VL ARK oleh RR
Peserta Rositoh
13/10/23 Validasi VL LAB Terealisasi Belum bisa semuanya kareana tekait Kegiatan cek VL 2023 dan target semua ODHA di
Peserta Hersa kondisi pasien yang belum eligible Layanan PDP
17/10/23 Layananan HIV dapat Laptop untuk program Rp 15 jt On Call RS Pindad menjadi RS dengan pelaporan data
ACER Travelmate P214 Core-i7 terbaikdan terdisplin sehingga mendapatkan fasilitas
laptop
18-20 OKTOBER 2023EVALUASI APLIKASI SISTEM SIHA 2.1 Terealisasi Penyesuaian di Pengadaan logistik dan pengajuan
Peserta Nimas program MMD
Selasa 24 okt 2023 mulai pukul 08.00-sd selesai workshop Mpok Terealisasi Untuk implementasi :
untuk layanan PDP kolaborasi Tim HIV AIDS dengan Tim SUrvailance RS
dalam kegiatan monitoring kasus Mpox pada ODHA
SOP Layanan Tes HIV, mobile klinik VCT dan IMS Terealisasi SOP layanan Tes HIV update
SOP mobile VCT dan IMS
30/10/23 Sosilisasi Vaksin untuk ODHA dengan Mpox Tereaisasi list data pasien LSL untuk pengajuan Vaksin Mpox
6 nov 2023 Terealisasi Pengisisan Link ajuan vaksin Hep B
Sosilisasi Vaksin Hep B untuk nakes Peserta :
Kolaborasi Tim Hepatitis dan PDP
6 /11/23 Terealisasi Belum semua RS bisa Rencana masuk projek 2024
Sosialisasi tentang Prep :Link juknis Prep mengimplementasikan program layanan
ini karena layanan Prep memilki pro dan
kontra dalam implemnetasinya
7/11/23 Terealisasi Melengkapi data link ajuan vaksin Hep B bagi nakes
Sosialisasi hepatitis B bagi nakes
8/11/23 Sosialisasi "Phase out Nevirapine dan MMD, secara Terealisasi Masih jadi pembahasan internal Rencana Implemnetasi arv anak (masuk projek 2024
ONLINE/ DARING, khususnya dokter layanan PDP dan petugas tim kolaborasi dengan Tim PPIA dan Heaptitis)
pengelola farmasi,
15/11/23 Perubahan skep batasan usia anak Terealisasi Terjadi kebingungan di layanan Di buatkan upadate
mengenai usia batasan anak Skep kebijakan
antara program dan BPJS Batasan uisa anak secara WHO (untuk penyeseuain
dengan BPJS) dan ajuan tatalaksana anak sesuai
program
Rabu, 29 November 2023PERTEMUAN KOORDINASI DAN Terealisasi Pembahsaan terkait Stigma dan Diskriminasi yang
KONSULTATIF DENGAN STAKEHOLDER ” JIP Pserta PP HIV AIDS terjadi di fasyankes masing masing
No Jenis Kegiatan Keterangan Kendala Tindak Lanjut
Sosilisasi lanjutan SOP Terealisasi SOP Layanan Tes HIV
SOP mbile VCT dan IMS
1 des 2023 HAS 2023 Terealisasi Di fasilitasi oleh Tim PKRS
05/12/23 Terealisasi Faskes memfasilitasi SDM dalam kegiatan tersebut:
Penelitian oleh Tim enumerator dari kemenkes 1. Survey layanan melibatkan para petugas : 3 non
nakes, 3 nakes non PDP, 1 petugas PDP
2. FGD antar faskes
6 des 2023 Refreshing Mentor PDP - one stop service Terealisasi Masuk projek 2024
https://drive.google.com/drive/folders/12W1moF5EuJzL606zHC
ws6NDn-Ay8ShKc
18 Desember 2023 Terealisasi Rencana :
Pertemuan penguatan peran Konselor di layanan 1. Mengaktifkan kembali konselor di layanan Akan ada
2. pelatihan konselor oleh RS Rotinsulu
Rapat Tim TW 4 Terealisasi Kolaborasi tim Prognas
21 Des 2023 Terealisasi Saat ini layanan TB dan HIV berjalan Projek 2024 one stop service (kolaborasi TB HIV )
Kolaborasi monev TB HIV masing masing sehingga kegiatan Tes 1. Penguatan pada pemahaman petugas layanan
HIV pada pasien TB tidak berjalan 2. Penguatan SOP TB HIV
maksimal karena masih di temukan 3. Penguatan Sistem SIHA dan SITB
kasus kasus TB yang belum di tes HIV
dan sistem pelaporan SIHA dan SITB
masih menjadi pemisah temuan data
Masih banyak pasien yang menolak
tes HIV di layanan TB (padahan sudah
ada sop sebelumnya pasien TB wajib
Tes HIV)
b Sosialisasi kepada pengunjung bekerjsama dengan PKRS
Penyuluhan Terealisasi Sosialisasi hari HAS 2023
Pengdaan Leaflet/brosur HIV AIDS secara berkelanjutan Terealisasi Dapat leaflet dari KPA
3 Pelaksanaan Kegiatan
Melaksanakan layanan konsultasi dan testing HIV/AIDS
a Layanan VCT Terealisasi
Layanan PITC Terealisasi
Melaksanakan layanan antiretroviral melalui layanan diagnosis
Layanan PDP Terealisasi
b
Layanan Kolaborasi TB-HIV Terealisasi Penjaringan TB anak belum maksimal
Layanan Kolaborasi HIV-Hepatitis Terealisasi Monitoring kasus + tidak terfolow up
Melakukan layanan konseling dan dukungan melalui kegaiatan layanan dan pendampingan
Layanan adherence (ARV, gizi,farmasi) Terealisasi
Layanan NP Terealisasi Belum semua klien bersedia test HIV
c
pada pasangan nya
Layanan PPP/Terpajan Terealisasi
Layanan Prep Belum Harus ada pelatihan tersendiri Pengajuan pelatihan
No Jenis Kegiatan Keterangan Kendala Tindak Lanjut
Melaksanakan layanan pendidikan sesuai jadwal yang ditentukan seperti
Kolaborasi dengan LSM untuk kegiatan study club Belum Belum ada klien yang bersedia
d
dilibatkan
Penawaran KDS untuk semua pasien on ARV Terealisasi
Sarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
e SDM Belum Jumlah pasien belu memenuhi target
Ruangan Arsip dan Petugas RR Belum
4 Monitoring dan Evaluasi
Insidentil
Triwulan Terealisasi
Semester Terealisasi
Tahunan
Pencatatan dan Pelaporan
a Pelaporan Rutin dan berkala oleh petugas RR dan seluruh petugas terkait
Harian Terealisasi
Bulanan Terealisasi
Semesteran Terealisasi
Tahunan
b Menyimpan semua berkas kegiatan pelayanan
Penyimpanan terintegrasi dengan RM Terealisasi Terlalu banyak formulir Rencana less paper
Link excel
(masih mengikuti kebijakan pusat)
Penyimpanan di unit layanan PDP Terealisasi Terlalu banyak berkas dan formulir Rencana less paper sudah mulai ada
baku HIV AIDS Link ARK
SIHA 2.1
c Kegiatan Kohorting dan Validasi Data dengan KDS
Kohorting Data Terealisasi Update akan di lakukan setiap bulan
Ringkasan pelaporan program HIV/AIDS RS Pindad tahun 2023
Adapun beberapa kegiatan yang belum tercapai di tahun 2023 adalah
1. Pengorganisasian
Skep Tim Kolaborasi Tim Prognas
2. Pelaksanaan Kegiatan
Layanan Prep
Kegiatan Kolaborasi dengan LSM untuk kegiatan study club
3. Sarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan untuk ruangan arsip
program

Untuk tahun 2024, RS Pindad akan mengusung beberapa projek,


antara lain:
1. Pengorganisasian
Pembentukan skep kolaborasi Tim Prognas
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Implementasi layanan Prep
b. Kolaborasi dengan LSM untuk kegiatan study club
c. Impelemntasi layanan One Stop service
d. Implementasi layanan arv anak
3. Peningkatan sarana dan fasilitas pelaksanaan kegiatan
a. Ruangan arsip
b. SDM konselor HIV AIDS
c. SDM Dokter layanan PDP yang stanby di tempat

Pengkajian ajuan program 2024:


1. Pengorganisasian
Perlu dibentuk skep tim kolaborasi Tim PROGNAS untuk memastikan
kelancaran pelaksanaan program
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Perlu dikaji ulang implementasi layanan Prep agar dapat berjalan
dengan maksimal
b. Perlu ditingkatkan kolaborasi dengan LSM untuk kegiatan study
club
c. Projek layanan one stop service :

Indikasi :
1. Kolaborasi dengan TB HIV dan HIV-Hepatitis, belum optimal. Proyek
one-stop service dapat memfasilitasi kolaborasi ini dengan lebih baik,
meningkatkan penjaringan dan monitoring pasien.
2. Laporan menyebutkan kendala dalam tes HIV pada pasien TB dan
sistem pelaporan SIHA dan SITB yang terpisah. One-stop service
dapat mengatasi ini dengan mengintegrasikan layanan dan sistem
pelaporan, memudahkan pencatatan dan pengambilan keputusan.
3. Laporan menyebutkan rencana penguatan pada pemahaman petugas,
SOP TB HIV, dan integrasi SIHA dan SITB. Ini sejalan dengan tujuan
one-stop service, yaitu meningkatkan kompetensi petugas dan
efisiensi layanan.
4. Hal yang bisa mendukung implementasi ini adalah :
a. Penguatan peran konselor di layanan. Keterlibatan konselor sangat
penting dalam one-stop service untuk pendampingan dan edukasi
pasien secara menyeluruh.
b. Kolaborasi monev TB HIV. Proyek one-stop service perlu
melibatkan monitoring dan evaluasi bersama untuk memastikan
keberhasilan kolaborasi.

Pengembangan Proyek One-Stop Service :


1. Definisi layanan terpadu : Tentukan layanan apa saja yang akan
diintegrasikan dalam one-stop service, seperti: konsultasi, tes
HIV/AIDS dan TB, pengobatan ARV, konseling, dan layanan terkait
lainnya.
2. Model pelayanan : Rancang model pelayanan yang efektif dan efisien,
seperti alur pasien, penugasan petugas, dan penggunaan teknologi
informasi.
3. Pelatihan petugas : Latih petugas layanan untuk memahami konsep
one-stop service dan prosedur pelayanan terpadu.
4. Standarisasi SOP : Buat SOP terpadu yang mencakup alur
pelayanan, dokumentasi, dan manajemen kasus untuk HIV/AIDS, TB,
dan layanan terkait.
5. Integrasi sistem informasi : Kembangkan atau sesuaikan sistem
informasi yang dapat mengintegrasikan data pasien HIV/AIDS, TB,
dan layanan terkait untuk memudahkan pelaporan dan monitoring.

Rekomendasi :
Diskusikan dengan tim program HIV/AIDS dan pemangku kepentingan
terkait untuk menggali potensi dan tantangan proyek one-stop service.
Alokasikan sumber daya yang dibutuhkan, termasuk pelatihan, teknologi,
dan SDM tambahan.
Dengan perencanaan dan persiapan yang matang, proyek one-stop
service berpotensi meningkatkan efektivitas dan efisiensi program
HIV/AIDS di RS Pindad serta memperbaiki kualitas layanan bagi pasien.
1. Projek Layanan ARV anak dan Profilaksis anak
Implementasi layanan ARV anak di RS Pindad masih dalam tahap
perencanaan. Beberapa hal yang perlu dikaji ulang sebelum
implementasi, antara lain :
a. Kesiapan SDM : Perlu dipastikan bahwa petugas layanan memiliki
kompetensi dan keterampilan yang memadai untuk memberikan
layanan ARV anak.
b. Kesiapan sarana dan prasarana : Perlu dipastikan bahwa RS
Pindad memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukung layanan ARV anak, seperti : ruang konsultasi, ruang
pemeriksaan, ruang obat, dan ruang konseling.
c. Kesiapan pembiayaan : Perlu dipastikan bahwa RS Pindad
memiliki anggaran yang memadai untuk mendukung layanan ARV
anak, termasuk pengadaan obat dan alat kesehatan.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk implementasi layanan
ARV anak di RS Pindad, antara lain :
a. Pelatihan petugas: Perlu dilakukan pelatihan petugas layanan
untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam
memberikan layanan ARV anak.
b. Pengadaan sarana dan prasarana: Perlu dilakukan pengadaan
sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung layanan
ARV anak, seperti: ruang konsultasi, ruang pemeriksaan, ruang
obat, dan ruang konseling.
c. Pembiayaan: Perlu dilakukan kajian pembiayaan untuk
memastikan ketersediaan anggaran yang memadai untuk
mendukung layanan ARV anak, termasuk pengadaan obat dan
alat kesehatan

Dengan persiapan yang matang, diharapkan implementasi layanan


ARV anak di RS Pindad dapat berjalan dengan lancar dan dapat
memberikan manfaat bagi pasien anak.
Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk implementasi layanan
ARV anak di RS Pindad :
a. Kolaborasi dengan pihak terkait: RS Pindad dapat berkolaborasi
dengan pihak terkait, seperti: Dinas Kesehatan Kota Bandung,
Rumah Sakit lain, dan organisasi masyarakat sipil, untuk
mendapatkan dukungan dalam implementasi layanan ARV anak.
b. Pengembangan SOP: RS Pindad dapat mengembangkan SOP
layanan ARV anak yang sesuai dengan standar yang berlaku.
c. Pemantauan dan evaluasi: RS Pindad perlu melakukan
pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan
efektivitas dan efisiensi layanan ARV anak.
d. Perlu dilakukan pengadaan sarana dan fasilitas yang memadai
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
2. Sarana dan fasilitas
Kajian pengajuan sarana dan fasilitas
a. Ruangan arsip
Saat ini RS Pindad belum memiliki ruangan arsip untuk kegiatan
pencatatan dan pelaporan serta penyusunan konsep program
semuanya masih bergabung di layanan sehingga menhambat
pelayanan VCT.

b. SDM konselor HIV/AIDS


Jumlah konselor HIV/AIDS yang ada saat ini masih belum
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan layanan. Sehingga tidak
semua pasien bisa di lakukan konseling VCT, serta menghindari
burnout jobdesk petugas terkait.

c. SDM dokter layanan PDP yang stanby di tempat


Saat ini, dokter layanan PDP di RS Pindad tidak selalu stanby di
tempat. Hal ini dapat menghambat proses layanan PDP, terutama
untuk pasien yang membutuhkan konsultasi atau pemeriksaan
segera.

d. Manfaat
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan program HIV/AIDS
Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga. Serta
meningkatkan citra RS Pindad sebagai rumah sakit yang ramah
HIV/AIDS
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN RR

Kegiatan pelaporan program HIV/AIDS memiliki jadwal yang bervariasi.


Pelaporan ekternal meliputi data program, capaian dan kinerja kegiatan,
diwajibkan setiap tanggal 30-6 bulan berjalan. Sementara itu, pelaporan
logistik obat dan alat kesehatan dilaksanakan setiap tanggal 15 dan 30
bulan berjalan Adapun pelaporan internal, yang ditujukan untuk evaluasi
dan perbaikan program secara menyeluruh, dilakukan setiap tanggal 1-2
bulan berjalan. Adapun pelaporan melalui SIHA, SITB,SIHEPI dan Excel
Bantu yang diberikan oleh Dinas Provinsi, yakni meliputi:
1. Pencatatan dan Pelaporan layanan tes HIV AIDS (VCT dan PITC),
terealisasi 100% :
a. Laporan KTS
b. Laporan TIPK
c. Laporan Survailans ODHA offline dan online
d. Laporan Notifikasi Pasangan offline dan online
e. Laporan Data Register ODHA offline dan online
f. Laporan Validasi SIHA
g. Laporan Alat dan Bahan

2. Pencatatan dan Pelaporan Layanan IMS (terealisasi 100%) :


a. Laporan IMS offline dan online
b. Laporan Kunjungan Ibu Hamil Ke ANC(K1)
c. Laporan Validasi IMS
d. Laporan Alat dan Bahan

3. Layanan PDP/CST (Terealisasi 100%)


a. Laporan ARK
b. Laporan LBPHA 1 dan LBPHA 2
c. Laporan Notifikasi Pasangan
d. Laporan Reg ART dan Pra ART
e. Laporan EWI
f. Laporan KOHORT (online)
g. Laporan PP INH
h. Laporan Prep

4. Layanan PPIA/PMTCT
a. Laporan PPIA offline dan online
b. Laporan Triple eliminasi (HIV,Hep B dan Sifilis)
c. Laporan temuan kasus Hepatitis B pada ibu hamil dan monitoring
bayi (SIHEPI online)
d. Laporan sifilis pada ibu hamil di SIHA ofline dan offline
e. Laporan kegiatan skrining TB di SITB

5. Layanan kolaborasi TB HIV : Pencatatan Pelaporan melaui kegiatan


SIHA dan SITB dan melaui formulir kegiatan Kolaborasi TB HIV.
6. Layanan Kolaborasi HIV Hepatitis : Melalui SIHEPI dan Excel bantu
Laporan Hepatitis B.
7. Layanan NAPZA (Tidak ada pelaporan lagi info dari tim BNN).

Bandung, 5 Januari 2024

Mengetahui Hormat Saya


Wadir yanmed dan kep Katim HIV AIDS

Arum Susilowati Subhari.dr Gilda Anindita Mahari,dr

Menyetujui
Kepala Rumah Sakit Pindad

Dyah Sita Laksmi,dr

LAMPIRAN KEGIATAN

1. Profil kujungan pengunjung layanan semester 2-2023


a. Grafik Layanan Tes HIV AIDS (VCT dan PITC)
2500
2368
2000
1500
1000
500
0
24 a2r
an ns
0
uk ju
k0 a2l e0n
yan ila Lu ruj ru gg her
a va RV k in ko
l r
ol
a an en In
ua su kA uh m
m uju en ng
se r m na
IV pe
esH
T
n
s ie
Pa

b. Layanan PDP:
Grafik Profil Layanan PDP
Menolak ARV0
LTFU0
Meninggal2
Odha di PPK20
Odha di TPT11
jumlah pasien pdp Semester21
Jumlah pasien pdp On ARV 59
Kunjungan ODHA POLI PDP 350
Kunjungan ODHA ICD 514
survailans24
Pasien Tes HIV semua layanan 2368
0 500 1000 1500 2000 2500

Grafik Profil Layanan ARV


600
514
500
400 350
300
200
100 24 24 2 0 0 2
0
IC
D DP ns V ar uk k al
IP ila AR Lu uj ru
ju gg
HA L va On RV k r in
OD PO r
ol
a an en
HA
su pd
p kA uh m
an ju en ng
un
g OD s ie
n ru m na
unj ga
n
pa pe
K un h
nj la
Ku m
Ju

Grafik Profil Kolaborasi TB HIV

ODHA on PPK
20

ODHA on TPT
11

Survailans TB HIV9

TB test HIV (SIHA) 206

TB test HIV (SITB) 217

TB on OAT (SITB) 348

Pasien Tes HIV semua layanan 2368

0 500 1000 1500 2000 2500

Profil Kolaborasi HIV-IMS lainya (sifilis)


24

15

R NR
Pasein ODHA IMS Lainya Sifilis

Profil Kolaborasi HIV-Hepatitis


30

25
24
23
22
20

15

10

2
0 1
NR R NR R
Pasien PDP HCV HBsAg

Grafik Profil Kolaborasi HIV-PPIA


140

119
120

100

80

60

40

20
3 2 1
0
Bumil Tes HIV Bumil +HIV Bumil On ARV Rujuk

Grafik Profil Kolaborasi HIV-PPI HIV


5

P et u gas Ter p aj an N o n R e a k ti f R e a k ti f

Grafik Profil Notifikasi Pasangan


14
12
12

10 9
8

4 3
2

0
Jumlah Pasien yang di Notif Reaktif Non Reaktif
2. Data bukti pelaporan SIHA ke DKK semester 2 2023
3. Data pengajuan logistic semester 2 2023
4. Laporan kegiatan monev rapat tim TW 3 dan 4 2023
5. Laporan kegiatan pertemuan inisiasi DKK terlampir
6. Kegiatan Sosilaisasi SOP dan sharing knowledge terlampir
7. Pengajuan Nota dinas terlampir

Anda mungkin juga menyukai