BANDUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Program kerja ini akan dilaksanakan oleh tim pelaksana yang terdiri
dari dokter, perawat, konselor, dan tenaga administrasi dan semua
jejaring internal lainya. Tim akan bekerja sama dalam memberikan
pelayanan terbaik bagi pasien dan keluarga pasien yang terinfeksi
HIV/AIDS.
Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan dapat berperan aktif dalam
pelaksanaan program kerja HIV/AIDS sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2022.
A. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari program kerja dan layanan HIV/AIDS di rumah
sakit adalah untuk mencegah dan memerangi penyebaran HIV/AIDS
melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS melalui
pendidikan dan kampanye sensitisasi.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi pasien
dengan HIV/AIDS.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan
diagnosis dan penanganan pasien dengan HIV/AIDS.
4. Mengembangkan dan menyediakan teknologi dan terapi terbaru
untuk penanganan HIV/AIDS.
5. Menjaga privasi dan hak-hak pasien dengan HIV/AIDS.
6. Mencegah diskriminasi dan stigmatisasi terhadap pasien dengan
HIV/AIDS.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Kegiatan Pokok
1. Pengorganisasian
2. Sosilalisasi
3. Pelaksanaan Kegiatan
4. Monitoring dan Evaluasi
5. Pencatatan dan Pelaporan
B. Rincian Kegiatan :
1. Pengorganisasian :
a. Membentuk tim pelaksana dengan anggota terdiri dari dokter,
perawat, konselor, dan tenaga administrasi.
b. Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing
anggota tim.
c. Menentukan jadwal kerja dan jadwal shift.
d. Menerapkan standar prosedur pencegahan infeksi (SPPI) dan
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi
SPPI.
2. Sosialisasi :
a. Melakukan sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada pasien,
keluarga pasien, dan masyarakat.
b. Menyediakan brosur dan material pendidikan tentang infeksi
HIV/AIDS.
c. Menyelenggarakan sesi pelatihan dan pendidikan untuk staf
rumah sakit tentang penyakit HIV/AIDS.
3. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Melaksanakan layanan konsultasi dan testing HIV/AIDS
sesuai jadwal yang ditentukan.
b. Melaksanakan layanan antiretroviral melalui layanan diagnosis
dan pengobatan (PDP).
Diagnosis dan Pengobatan :
1) Melakukan tes HIV pada pasien yang meminta atau
membutuhkan
2) Memberikan layanan pengobatan bagi pasien yang
didiagnosis menderita HIV/AIDS, termasuk pengobatan
antiretroviral
3) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas
pengobatan
c. Melakukan layanan konseling dan dukungan melalui
kegaiatan layanan dan pendampingan.
d. Melaksanakan layanan pendidikan sesuai jadwal yang
ditentukan seperti study club bersama LSM pendamping
e. Sarana dan Fasilitas kegiatan.
A. Pengorganisasian
1. Menentukan tim pelaksana yang terdiri dari dokter, perawat,
konselor, dan tenaga administrasi serta jejaring internal lainnya.
2. Menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota
tim.
3. Menentukan jadwal kerja dan jadwal shift untuk setiap anggota
tim.
4. Menerapkan standar prosedur pencegahan infeksi (SPPI) dan
memastikan bahwa peralatan medis steril digunakan pada setiap
pasien.
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi SPPI :
a. Menerapkan standar prosedur pencegahan infeksi (SPPI).
b. Memastikan bahwa peralatan medis steril digunakan pada
setiap pasien.
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap implementasi
SPPI, melalui :
1) Menyediakan standar prosedur pencegahan infeksi (SPPI)
yang jelas dan mudah dipahami oleh staf.
2) Memastikan bahwa peralatan medis steril digunakan pada
setiap pasien.
3) Melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang SPPI kepada
staf secara berkala.
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
implementasi SPPI untuk memastikan bahwa prosedur
tersebut dilakukan secara konsisten dan efektif.
6. Melakukan MCU berkala untuk semua petugas di layanan.
B. Sosialisasi
Untuk melaksanakan sosialisasi program HIV/AIDS di rumah sakit,
berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan :
1. Menentukan tujuan dan sasaran sosialisasi : Identifikasi tujuan
dan sasaran dari sosialisasi, seperti pasien, staf rumah sakit,
masyarakat sekitar, dan lainnya.
2. Menyusun materi sosialisasi : Buat materi yang menarik dan
mudah dipahami untuk mempromosikan program HIV/AIDS.
3. Menentukan metode sosialisasi : Pilih metode yang tepat untuk
menyampaikan informasi, seperti presentasi, diskusi kelompok,
pamflet, dan lainnya.
4. Mengajak mitra dan stakeholder : Kerjasama dengan organisasi
dan lembaga terkait untuk membantu mempromosikan program
HIV/AIDS di rumah sakit.
5. Melakukan sosialisasi secara teratur : Jadwalkan sosialisasi
secara rutin untuk memastikan bahwa informasi diterima oleh
sasaran yang tepat.
6. Evaluasi dan tindak lanjut : Evaluasi hasil sosialisasi dan lakukan
tindak lanjut jika diperlukan.
7. Terus mempromosikan program: Terus mempromosikan dan
menyebarkan informasi mengenai program HIV/AIDS agar terus
diterima dan dipahami oleh masyarakat.
8. Pendidikan dan Pelatihan untuk Staff rumah sakit melalui
sosialisasi kepada petugas bekerja sama dengan bagian diklat,
meliputi :
a. Menyelenggarakan sesi pelatihan dan pendidikan secara
berkala untuk staf rumah sakit tentang penyakit HIV/AIDS
b. Mengintegrasikan pendidikan tentang HIV/AIDS ke dalam
program pelatihan untuk staf baru
c. Memastikan bahwa staf rumah sakit memahami cara
mencegah penularan HIV/AIDS dan mempraktekkan tindakan
pencegahan yang sesuai
d. Melakukan evaluasi setelah pelatihan dan pendidikan untuk
mengetahui efektivitasnya dan memperbaiki program jika
diperlukan.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Melaksanakan layanan konsultasi dan testing HIV/AIDS sesuai
jadwal yang ditentukan.
Untuk melaksanakan layanan konsultasi dan testing HIV/AIDS,
rumah sakit dapat melakukan beberapa hal berikut:
a. Menentukan jadwal konsultasi dan testing HIV/AIDS yang
sesuai dengan kebutuhan dan jumlah pasien.
b. Merencanakan dan menyediakan sumber daya manusia dan
peralatan yang diperlukan untuk layanan konsultasi dan
testing.
c. Menyediakan informasi dan edukasi mengenai HIV/AIDS dan
testing kepada pasien dan masyarakat.
d. Melakukan tindakan konseling dan memberikan hasil tes
kepada pasien.
BAB VI
SASARAN
a Bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Semesteran √
Tahunan
Menyimpan semua berkas kegiatan pelayanan
Penyimpanan terintegrasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b dengan RM
Penyimpanan di unit layanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PDP
Kegiatan Kohorting dan Validasi Data dengan KDS
c Kohorting Data
Catatan : R = Realisasi
BAB VIII
PELAPORAN DAN EVALUASI
Indikasi :
1. Kolaborasi dengan TB HIV dan HIV-Hepatitis, belum optimal. Proyek
one-stop service dapat memfasilitasi kolaborasi ini dengan lebih baik,
meningkatkan penjaringan dan monitoring pasien.
2. Laporan menyebutkan kendala dalam tes HIV pada pasien TB dan
sistem pelaporan SIHA dan SITB yang terpisah. One-stop service
dapat mengatasi ini dengan mengintegrasikan layanan dan sistem
pelaporan, memudahkan pencatatan dan pengambilan keputusan.
3. Laporan menyebutkan rencana penguatan pada pemahaman petugas,
SOP TB HIV, dan integrasi SIHA dan SITB. Ini sejalan dengan tujuan
one-stop service, yaitu meningkatkan kompetensi petugas dan
efisiensi layanan.
4. Hal yang bisa mendukung implementasi ini adalah :
a. Penguatan peran konselor di layanan. Keterlibatan konselor sangat
penting dalam one-stop service untuk pendampingan dan edukasi
pasien secara menyeluruh.
b. Kolaborasi monev TB HIV. Proyek one-stop service perlu
melibatkan monitoring dan evaluasi bersama untuk memastikan
keberhasilan kolaborasi.
Rekomendasi :
Diskusikan dengan tim program HIV/AIDS dan pemangku kepentingan
terkait untuk menggali potensi dan tantangan proyek one-stop service.
Alokasikan sumber daya yang dibutuhkan, termasuk pelatihan, teknologi,
dan SDM tambahan.
Dengan perencanaan dan persiapan yang matang, proyek one-stop
service berpotensi meningkatkan efektivitas dan efisiensi program
HIV/AIDS di RS Pindad serta memperbaiki kualitas layanan bagi pasien.
1. Projek Layanan ARV anak dan Profilaksis anak
Implementasi layanan ARV anak di RS Pindad masih dalam tahap
perencanaan. Beberapa hal yang perlu dikaji ulang sebelum
implementasi, antara lain :
a. Kesiapan SDM : Perlu dipastikan bahwa petugas layanan memiliki
kompetensi dan keterampilan yang memadai untuk memberikan
layanan ARV anak.
b. Kesiapan sarana dan prasarana : Perlu dipastikan bahwa RS
Pindad memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukung layanan ARV anak, seperti : ruang konsultasi, ruang
pemeriksaan, ruang obat, dan ruang konseling.
c. Kesiapan pembiayaan : Perlu dipastikan bahwa RS Pindad
memiliki anggaran yang memadai untuk mendukung layanan ARV
anak, termasuk pengadaan obat dan alat kesehatan.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk implementasi layanan
ARV anak di RS Pindad, antara lain :
a. Pelatihan petugas: Perlu dilakukan pelatihan petugas layanan
untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam
memberikan layanan ARV anak.
b. Pengadaan sarana dan prasarana: Perlu dilakukan pengadaan
sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung layanan
ARV anak, seperti: ruang konsultasi, ruang pemeriksaan, ruang
obat, dan ruang konseling.
c. Pembiayaan: Perlu dilakukan kajian pembiayaan untuk
memastikan ketersediaan anggaran yang memadai untuk
mendukung layanan ARV anak, termasuk pengadaan obat dan
alat kesehatan
d. Manfaat
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan program HIV/AIDS
Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga. Serta
meningkatkan citra RS Pindad sebagai rumah sakit yang ramah
HIV/AIDS
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN RR
4. Layanan PPIA/PMTCT
a. Laporan PPIA offline dan online
b. Laporan Triple eliminasi (HIV,Hep B dan Sifilis)
c. Laporan temuan kasus Hepatitis B pada ibu hamil dan monitoring
bayi (SIHEPI online)
d. Laporan sifilis pada ibu hamil di SIHA ofline dan offline
e. Laporan kegiatan skrining TB di SITB
Menyetujui
Kepala Rumah Sakit Pindad
LAMPIRAN KEGIATAN
b. Layanan PDP:
Grafik Profil Layanan PDP
Menolak ARV0
LTFU0
Meninggal2
Odha di PPK20
Odha di TPT11
jumlah pasien pdp Semester21
Jumlah pasien pdp On ARV 59
Kunjungan ODHA POLI PDP 350
Kunjungan ODHA ICD 514
survailans24
Pasien Tes HIV semua layanan 2368
0 500 1000 1500 2000 2500
ODHA on PPK
20
ODHA on TPT
11
Survailans TB HIV9
15
R NR
Pasein ODHA IMS Lainya Sifilis
25
24
23
22
20
15
10
2
0 1
NR R NR R
Pasien PDP HCV HBsAg
119
120
100
80
60
40
20
3 2 1
0
Bumil Tes HIV Bumil +HIV Bumil On ARV Rujuk
P et u gas Ter p aj an N o n R e a k ti f R e a k ti f
10 9
8
4 3
2
0
Jumlah Pasien yang di Notif Reaktif Non Reaktif
2. Data bukti pelaporan SIHA ke DKK semester 2 2023
3. Data pengajuan logistic semester 2 2023
4. Laporan kegiatan monev rapat tim TW 3 dan 4 2023
5. Laporan kegiatan pertemuan inisiasi DKK terlampir
6. Kegiatan Sosilaisasi SOP dan sharing knowledge terlampir
7. Pengajuan Nota dinas terlampir